Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PERBEDAAN DALAM BUDAYA

NILAI DAN NORMA

Nilai membentuk landasan budaya. Nilai menyediakan kontes dimana norma norma
suatu masyarakat dibentuk dan dibenarkan. Nilai bias jadi termasuk sikap masyarakat
terhadap konsep-konsep, seperti kebebasan individu, demokrasi, kebenaran, keadilan,
kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab bersama, dan sebagainya.

Norma adalah aturan social yang mengatur tindakan orang orang terhadap satu sama
lain. Norma dapat dibagi lebih lanjut menjadi dua kategori utama : folkways dan adat istiadat.
Folkways adalah konvensi yang ditemukan dalam kehidupan sehari hari. Umumnya,
folkways adalah tindakan dengan signifikansi moral yang kecil. Adat istiadat adalah norma
yang dipandang sebagai pusat fungsi masyarakat dan kehidupan sosialnya. Mereka memiliki
signifikansi jauh lebih besar dari pada folkways. Melanggar adat istiadat dapat membawa
konskuensi yang serius. Adat istiadat termasuk dalam faktor faktor seperti dakwaan
terhadap pencurian, perzinahan, dan kanibalisme.

BUDAYA, MASYARAKAT, DAN NEGARA-NEGARA

Kami mendefinisikan masyarakat sebagai sekelompok orang yang memiliki


seperangkat nilai dan norma yang sama, yaitu orang orang yang terkait dengan kebudayaan
umum. Tidak ada korepondensi satu satu yang ketat antara masyarakat dan Negara bangsa.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU BUDAYA

Nilai nilai dan norma budaya tidak langsung muncul secara utuh. Mereka adalah
produk evolusi dari sejumlah faktor, termasuk filsafat olitik dan ekonomi yang berlaku,
struktur sosial masyarakat, dan agama yang dominan, bahasa dan pendidikan.

1
Struktur Sosial

Struktur Sosial masyarakat mengacu pada organisasi social dasar. Meskipun struktur social
terdiri atas berbagai aspek, terdapat dua dimensi yang sangat penting ketika menjelaskan
perbedaan antarbudaya.

Individu Dan Kelompok

Kelompok adalah gabungan dua atau lebih individu yang memiliki kesamaan
identitas dan berinteraksi satu sama lain dalam cara terstruktur atas dasar seperangkat
harapan tentang prilaku masing masing individu. Kehidupan social manusia adalah
kehidupan kelompok. Individu terlibat dalam keluarga, kelompok kerja, kelompok social,
kelompok relasi, dan sebagainya.

Individu adalah penyusunan paling dasar dari suatu organisasi social. Hal ini
tercermin tidak hanya dalam organisasi politik dan ekonomi masyarakat, tetapi juga dalam
cara orang melihat dirinya sendiri dan berhubungan dengan orang lain dalam tatanan social
maupun bisnis.

STRATIFIKASI SOSIAL

Semua masyarakat memiliki tingkatan hierarkis dalam kategori sosial itulah yang disebut
sebagai strata sosial. Meskipun setiap masyarakat memiliki stratifikasi dalam derajat tertentu,
stratifikasi masyarakat berbeda dalam dua hal. Pertama, perbedaan yang berkaitan dengan
tingkat mobilitas antarstrata sosial. Kedua, perbedaan yang berhubungan dengan pentingnya
tingkat strata sosial dalam konteks bisnis.

Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial merujuk pada sejauh mana individu dapat berpindah dari strata mana mereka
dilahirkan. Sistem stratifikasi yang paling kaku adalah sistem kasta. Sistem Kasta adalah
sistem stratifikasi dimana posisi sosial ditentukan oleh keluarga di mana seseorang lahir dan
perubahan tingkatan itu biasanya tidak mungkin dilakukan sepanjang hidupnya.

2
Sistem Kelas sosial merupakan bentuk dari stratifikasi sosial yang tidak terlalu kaku di mana
mobilitas ini dimungkinkan. Ini adalah bentuk stratifikasi terbuka di mana posisi sosial
seseorang yang diperoleh melalui kelahiran dapat diubah melalui prestasi atau
keberuntungannya sendiri.

Walaupun banyak masyarakat yang menerapkan sistem kelas, mobilitas sosial dalam suatu
sistem kelas bervariasi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.

Signifikansi

Dari perspektif bisnis, stratifikasi masyarakat adalah signifikan jika memengaruhi


pengoperasian organisasi bisnis. Di Negara seperti Inggris, bagaimanapun, relatif kurangnya
mobilitas kelas dan perbedaan antarkelas telah mengakibatkan munculnya kesadaran kelas.
Kesadaran Kelas mengacu pada suatu kondisi di mana orang cenderung menganggap diri
mereka seperti latar belakang kelas mereka, dan hal ini membentuk pola hubungan mereka
dengan anggota kelas lain.

SISTEM AGAMA DAN ETIS

Agama dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kepercayaan dan ritual yang diakui bersama
yang berkaitan dengan sesuatu yang dianggap suci. Sistem Etis mengacu pada seperangkat
prinsip moral atau nilai-nilai yang digunakan untuk memandu dan membentuj perilaku
seseorang. `Sebagian besar sistem etis di dunia adalah produk dari agama.

Hubungan antaragama, etika, dan masyarakat adalah halus dan kompleks. Di antara ribuan
agama di dunia hari ini, terdapat empat agama yang mendominasi yaitu Kristen, Islam,
Hindu, Buddha.

KEKRISTENAN

Kristen adalah agama yang paling banyak penganutnya di dunia. Sebagian besar orang
Kristen tinggal di Eropa dan Amerika. Kekristenan tumbuh dari Yudaisme. Sebuah divisi
agama pada abad ke-11 menyebabkan terbentuknya dua organisasi Kristen utama Gereja

3
Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Pada abad ke-16, Reformasi kembali menyebabkan
perpecahan dengan Roma, hasilnya adalah protestan. Sifat Protestan yang nonkonformis
telah memfasilitasi munculnya berbagai denominasi di bawah naungan Protestan (misalnya,
Baptis, Methodist, dan Calvinis).

Implikasi Ekonomi; Kristen: Etika Kerja Protestan

Sebagian sosiolog berpendapat bahwa dari ketiga cabang utama agama Kristen
Katolik, Ortodoks, dan Protestan yang terakhirlah yang memiliki implikasi ekonomi yang
paling penting. Pada 1904, seorang sosiolog Jerman, Max Weber, membuat hubungan antara
etika protestan dan semangat kapitalisme yang kemudian dengan cepat menjadi terkenal.
Weber berteori bahwa ada hubungan antara protestan dan munculnya kapitalisme modern.
Dia beragumen bahwa etika protestan menekankan pentingnya kerja keras dan penciptaan
kekayaan ( untuk kemuliaan Tuhan ) dan berhemat ( berpantang dari kesenangan dunia ).
Namun, keyakinan asketis mereka menyarankan bahwa daripada mengonsumsi kekayaan ini
dengan menuruti kesenangan duniawi, mereka harus berinvestasi dalam pengembangan
kapitalisasi. Menurut Weber, jenis sistem nilai tersebut diperlukan untuk memfasilitasi
perkembangan kaptalisme.

Protestan juga telah mendorong perkembangan kapitalisme dengan cara yang lainnya.
Dengan melepaskan diri dari dominasi hierarkis kehidupan keagamaan dan sosial yang
mewarnasi sejarah gereja katolik, Protestan memberi individu kebebasan yang secara
signifikan lebih banyak untuk mengembangkan hubungan mereka sendiri dengan Tuhan.
Penekanan pada kebebasan beragama mungkin telah membuka jalan bagi penekanan
berikutnya pada kebebasan ekonomi dan politik individu dan perkembangan individualism
sebagai filsafat ekonomi dan politik.

ISLAM

Dengan sekitar 1 Miliar pemeluk, Islam adalah agama terbesar kedua di dunia.
Sejarah perkembangan islam dimulai pada 610 Masehi. Muslim merupakan mayoritas di
lebih dari 35 negara di dunia.

4
Islam memiliki akar di dua agama, Yudaisme dan Kristen. Seperti Kristen dan
Yahudi, islam adalah agama monoteisme. Prinsip utama islam adalah bahwa hanya ada satu
Tuhan yang benar, Tuhan Yang Maha Kuasa. Menurut islam, keuntungan duniawi dan
kekuasaan yang sementara adalah ilusi. Mereka yang mengejar kekayaan di bumi dapat
mereka peroleh, tetapi mereka yang menahan diri dari ambisi duniawi untuk mencari nikmat
Allah, mungkin mendapat balasan yang lebih besar masuk surga. Prinsip utama islam
lainnya termasuk (1) menghormati dan menghargai orang tua, (2) menghormati hak-hak
orang lain, (3) menjadi murah hati, tetapi tidak menjadi pemboros, (4) menghindari
pembunuhan, (5) tidak melakukan perzinahan, (6) berurusan secara adil dan merata dengan
orang lain,(7) menjaga kemurnian hati dan pikiran, (8) menjaga harta anak yatim, (9)
berperilaku rendah hati dan bersahaja.

Fundamentalisme Islam

Di dunia barat, fundamentalisme islam dikaitkan oleh media dengan militant, teroris,
dan gejolak kekerasan. Kekerasan yang dikaitkan oleh media barat sebagai fundamentalisme
islam dilakukan oleh minoritas kecil dan radikal fundamentalis yang mengatasnamakan
agama untuk memajukan tujuan politik mereka sendiri dengan kekerasan.

Munculnya fundamentalisme tidak memiliki penyebab khusus. Hal itu adalh respons
terhadadap tekanan sosial yang diciptakan dalam masyarakat islam tradisional dengan
bergerak ke arah modernisasi dan akibat pengaruh ide-ide barat.

Di beberapa Negara Muslim, fundamentalis telah mendapat kekuasaan politik dan


telah menggunakan kekuasaanya untuk mencoba membuat hokum Islam sebagai hukum
Negara. Ada alasan baik untuk ini dalam Islam, Islam tidak membuat perbedaan. Islam juga
merupakan sumber hokum, panduan untuk negarawan, dan pengawas dari perilaku sosial.

Implikasi Ekonomi Islam

Prinsip ekonomi islam melarang pembayaran atau penerimaan bunga, yang dianggap
riba. Alquran dengan jelas mengutuk bunga, yang disebut riba dalam Bahasa arab, sebagai
eksploitatif dan tidak adil.

5
Bank Konvensional membuat keuntungan dari spread (selisih antara harga jual dan
beli) antra suku bunga yang harus dibayar kepada para deposan dan tingkat bunga yang lebih
tinggi yang mereka peroleh dari peminjam. Karena bank syariah tidak dapat membayar atau
menerima bunga, maka bank islam bereksperimen dengan dua metode yaitu mudarabah dan
murabahah. Kontak mudarabah, ketika sebuah bank islam meminjamkan uang untuk bisnis,
bank mengambil pembagian keuntungan yang diperoleh dari investasi.

Metode kontak murabahah, adalah yang paling banyak digunakan di kalangan bank
syariah di dunia. Dalam kontrak murabahah, ketika sebuah perusahaan ingin membeli
sesuatu menggunakan pinjaman, perusahaan memberitahu bank setelah negosiasi harga
dengan produsen peralatan.

HINDUISME

Hindu memiliki sekitar 750 juta pengikut, sebagian besar dari mereka bertempat
tinggal di anak benua India. Hinduisme bermula di Lembah Indus India lebih dari 4.000 tahun
lalu, sehingga dapat dikatakan sebagai agama besar tertua di India. Tidak seperti islam dan
kristen, pendiriannya tidak terkait dengan orang tertentu. Juga tidak memiliki kitab suci resmi
seperti Alkitab atau Alquran, meskipun banyak naskah kuno dan kitab suci yang
berhubungan dengan agama. Dengan prinsipnya sendiri, Hindu dapat dijuluki lebih sebagai
cara hidup daripada agama. Hindu percaya bahwa kekuatan moral dalam masyarakat
membutuhkan penerimaan tanggung jawab tertentu, yang disebut darma. Hindu percaya pada
reinkarnasi atau kelahiran kembali menjadi tubuh yang berbeda, setelah kematian. Hindu
juga percaya pada karma. Karma seseorang dipengaruhi oleh cara dia hidup. Hindu percaya
bahwa seorang individu pada akhirnya dapat mencapai moksa, keadaaan kesempurnaan
spiritual lengkap yang membuat reinkarnasi tidak lagi diperlukan.

Implikasi Ekonomi Hindu

Max Weber, seorang yang terkenal karena menguraikan pada etos kerja Protestan,
juga berpendapat bahwa prinsip asketis yang tertanam dalam agama Hindu tidak mendorong
jenis aktivitas kewirausahaan dalam mengejar penciptaan kekayaan yang kita temuka dalam

6
Protestanisme. Menurut Weber, nilai-nilai tradisional hindu menekankan bahwa individu
harus dinilai bukan oleh prestasi material mereka, tetapi dengan prenstasi spriritual mereka.
Hindu menganggap mngejar kesejahteraan materi sebagai membuat pencapaian moksa lebih
sulit. Mengingat penekanan pada gaya hidup asketis, Weber berpikir bahwa hindu yang taat
akan lebih kecil kemungkinannya terlibat dalam aktivitas kewirausahaan tidak seperti
Protestan yang kuat.

Mahatma Gandhi, pemimpin nasionalis yang terkenal dan spiritual India, tentu
merupakan perwujudan dari asketisme Hindu. Tealh dikemukakan bahwa nilai-nilai
asketisme Hindu dan kemandirian yang Gandhi anjurkan memiliki dampak negatif pada
perkembangan ekonomi pascakemerdekaan India. Akan tetapi, satu hal yang harus disikapi
dengan hati-hati untuk tidak teralu banyak membaca argumen Weber. India modern adalah
masyarakat kewirausahaan yang sangat dinamis dan jutaan pengusaha bekerja keras
membentuk tulang punggung ekonomi negara yang menyebabkan perekonomian negara
berkembang pesat.

Secara historis, pengamat barat, khususnya selama masa kolonial , telah membentuk
kesan bahwa agama hindu didukung dengan sistem kasta di India. Namun, ajaran Hindu
dalam arti aslinya tidak menyatakan seperti itu. Saru hal yang harus diperhatikan bahwa
meskipun sistem kasta telah dihapuskan di India, sistem kasta masih menempatkan bayangan
panjang atas kehidupan India. Hal ini berkaitan dengan isu-isu yang berkaitan dengan
kekuasaan polotik dan konflik kelas di India dari pada asal usul agama.

BUDDHA

Buddhisme didirikan di India pada abad ke-6SM oleh Siddharta Gautama, seorang
pangeran India yang meninggalkan kekayaannya untuk mengejar gaya hidup asketis dan
kesempurnaan spiritual. Siddharta mencapai nirwana, tetapi memutuskan untuk tetep berada
di bumi untuk mengajarkan pengikutnya bagaimana mereka juga dapat mencapai keadaan
pencerahan spiritual ini. Buddhisme memiliki 350 juta pengikut, yang kebanyakan
ditemukan di Asia Tengah dan Tenggara, Cina, Korea, dan Jepang. Menurut agama Budha,

7
penderitaan berasal dari keinginan atas kesenangan. Siddharta menawarkan Jalan Mulia
Beruas Delapan sebgai rute untuk transformasi. Delapan Jalan tersebut menekankan benar
dalam melihat, berpikir, ucapan, tindakan, hidup, berusaha, perhatian dan meditasi.

Implikasi Ekonomi Buddhisme

Penekanan pada penciptakaan kekayaan yang tertanam di Protestan tidak


ditemukan dalam Buddhisme. Masyarakat Buddhis belum menempatkan jenis penekanan
sejarah dan budaya yang sama pada perilaku kewirausahaan seperti yang dinyakan Weber
dapat ditemukan pada Protestan Barat.

KONFUSIANISME

Konfusianisme didirikan pada Abad ke-5 Sm oleh Kung-Fu-tzu, lebih umum


dikenal sebagai konfusius. Konfusianisme mengajarkan pentingnya mencapai keselamatan
pribadi melalui tindakan yang tepat. Meskipun bukan agama, ideologi konfusianisme telah
menjadi sangat tertanam dalam budaya negara selama berabad-abad. Konfusianisme
dibangun dengan kode-kode etis yang komrehensif sebagai pedoman dasar untuk
berhubungan dengan orang lain. Perilaku moral dan etis yang tinggi dan loyalitas kepada
orang lain adalah pusat prinsip konfusianisme. Tidak seprti agama, konfusianisme hanya
sedikit mengatakan tentang konsep Yang Maha Tinggi atau kehidupan setelah kematian.

Implikasi Ekonomi Konfusianisme

Beberapa akademisi berpendapat bahwa konfusianisme mungkin memiliki


implikasi ekonomi yang dalam seperti pendapat Weber tentang Protestan, meskipun mereka
memiliki sifat yang berbeda. Dalam hal ini, tiga nilai utama sistem etika konfusianisme
adalah kesetiaan, kewajiban timbal balik, dan kejujuran dalam berhungan dengan orang lain.

8
Dalam oraganisasi modern berdasarkan pada budaya Konfusianisme, loyalitas yang
mengikat karyawan dengan pimpinan oraganisasi, mereka dapat mengurangi konflik antara
manajemen dan karyawan. Kerjasama antar manajemen dan karyawan dapat dicapai dengan
biaya yang lebih rendah dalam budaya di mana sistem nilai menekankan keutamaan loyalitas.

Namun, dalam budaya konfusianisme, loyalitas kepda atasan seseorang, seperti


loyalitas pekerja untuk manajemen, bukan loyalitas buta. Konsep kewajiban timbal balik
adalah penting. Etika konfusianisme menekankan bahwa atasan berkewajiban untuk
menghargai loyalitas bawahan mereka dengan menganugerahkan berkat mereka.

Konsep ketiga yang ditemukan dalam etika Konfusianisme adalah pentingnya setia
pada kejujuran. Ketika perusahaan mematuhi etika konfusianisme, mereka dapat saling
percaya untuk tidak melanggar ketentuan-ketentuan perjanjian kerjasama. Dengan demikian,
biaya untuk mencapai kerjasam antar perusahaan mungkin lebih rendah di masyarakat,
dibanding dengan masyarakat di mana kepercayaan kurang meresap.

BAHASA

1. Bahasa Verbal

Fungsi bahasa tidak lebih dari sekedar untuk memungkinkan orang berkomunikasi satu sama
lain. Sifat bahasa juga mempengaruhi cara kita memandang dunia.

Karena bahasa membentuk cara orang memandang dunia, bahsa juga dapat
membantu mendefinisikan budaya. Negara-negara dengan lebih dari satu bahsa sering
memiliki lebih dari satu kebudayaan.

Yang paling banyak digunakan di dunia adalah bahasa inggris. Namun, meskipun
bahasa inggris digunakan secara luas, belajar bahsa lokal menghasilakan keuntungan yang
cukup besar. Kebanyakan orang lebih memilih untuk berkomunikasi dengan bahsa mereka
sendiri dan mampu berbicara bahasa lokal dapat membangun hubungan, yang mungkin
sangat penting untuk kesepakatan bisnis.

9
2. BAHASA TIDAK TERUCAP

Bahasa tidak terucap mengacu pada komunikasi nonverbal. Bagaimanapun juga, banyak
isyarat nonverbal yang terikat dengan kultural. Kegagalan untuk memahami isyarat
nonverbal dari budaya lain dapat menyebabkan kegagalan komunikasi. Misalnya,
kebanyakan orang Amerika dan Eropa menggunakan mengacungkan ibu jari untuk
menunjukkan bahwa oke atau baik, di Yunani dianggap cabul.

Aspek lain dari komunikasi nonverbal adalah ruang pribadi, yang merupakan ukuran
jarak yang nyaman antara Anda dan orang yang sedang Anda ajak bicara.

PENDIDIKAN

Pendidikan formal memainkan peran penting dalam masyarakat. Pendidikan formal adalah
media melalui mana individu belajar banyak bahasa, konsep, dan ketrampilan matematika
yang sangat diperlukan dalam masyarakat modern. Pendidikan formal juga menggantikan
peran keluarga dalam menyosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat ke dalam
diri anak muda.

Dalam perspektif bisnis internasional, salah satu aspek penting pendidikan adalah
perannya sebagai penentu keunggulan kompetitif nasional.

Tingkat pendidikan umum suatu negara juga merupakan indeks yang baik dari jrnis
produk yang mungkin dijual di negara tersebut dan jenis materi promosi yang harus
digunakan.

KEBUDAYAAN DAN TEMPAT KERJA

Penting bagi bisnis internasional yang beroperasi di Negara yang berbeda untuk
mempertimbangkan bagaiman budaya masyarakat mempengaruhi nilai-nilai yang ditemukan
di tempat kerja.

10
Studi yang paling terkenal bagaimana budaya berkaitan dengan nilai-nilai di tempat
kerja dilakukan oleh Geert Hofstede. Hofstede merangkum perbedaan lintas budaya dengan
empat dimensi yaitu

1. Dimensi jarak kekuasaan

Dimensi ini fokus pada bagaimana masyarakat menyikapi bahwa setiap orang tidak sama
dalam kemampuan fisik dan intelektual. Menurut Hofstede, budaya jarak kekuasaan tinggi
ditemukan pada Negara-negara yang membiarkan kesenjangan tumbuh dari waktu ke waktu
menjadi ketidaksetaraan kekuasaan dan kekayaan. Budaya jarak kekuasaan rendah
ditemukan di Negara yang mencoba mengecilkan kesenjangan sejauh mungkin.

2. Dimensi penghindaran ketidakpastian

Hofstede mengukur sejauh mana budaya dapat menyosialisasikan anggota mereka untuk
menerima situasi yang tidak pasti. Anggota budaya penghindaran ketidakpastian tinggi
menempatkan premi asuransi, pola karier, tunjangan, regulasi, instruksi dan insentif yang
jelas sebagai sesuatu penghindaran terhadap ketidakpastian. Sedangkan anggota budaya
penghindaran ketidakpastian rendah lebih siap untuk mengambil risiko besar.

3. Dimensi individualisme versus kolektivisme

Dimensi ini memfokuskan pada hubungan antara individu dan rekan-rekannya. Dalam
masyarakat individualis, hubungan antara individu longgar, prestasi dan kebebasan kerja
sangat dihargai. Dalam masyarakat kolektif, hubungan antara individu ketat dan kepentingan
kolektif harus diutamakan.

4. Dimensi maskulinitas versus femininitas

Dimensi ini memuat hubungan antara gender dan peran kerja. Dalam budaya maskulin, peran
seks dibedakan secara tajam. Dalam budaya feminine, Peran seks kurang tajam dan sedikit
diferesiansi antara pria dan wanita.

11
Pada penelitian terakhir, Hofstede menambahkan satu dimensi budaya lagi yaitu
Dimensi Konfusianis yaitu sikap terhadap waktu, ketekunan, memerintah menggunakan
status, menyelamatkan muka, menghormati tradisi dan memberi hadiah serta bantuan.

Bagi manajer yang ingin menggunakan penelitian Hofstede sebagai referensi


untuk mencari tahu bagaimana budaya mempengaruhi tempat kerja, sebaiknya lebih berhati-
hati. Penelitian Hofstede memperoleh beberapa kritikan seperti inkonsistensi pada tingkat
teori dan metodologi serta bahwa ia mengidentifikasi budaya dengan negara-negara
berdasarkan pada anggapan bahwa dalam setiap bangsa ada budaya nasional yang seragam.

PERUBAHAN BUDAYA

Budaya tidak konstan melainkan berubah dari waktu ke waktu. Beberapa studi
menyatakan bahwa kemajuan ekonomi dan globalisasi merupakan faktor penting dalam
perubahan sosial. Globalisasi membuat masyarakat penganut kolektivisme berubah menjadi
individualis. Budaya masyarakat juga dapat berubah karena mereka menjadi kaya karena
kemajuan ekonomi mempengaruhi sejumlah faktor lain, yang pada gilirannya mempengaruhi
budaya. Misalnya, peningkatan urbanisasi dan peningkatan kualitas serta ketersediaan
pendidikan yang keduanya merupakan fungsi dari kemajuan ekonomi dan keduanya dapat
menyebabkan penurunan penekanan pada nilai-nilai tradisional.

IMPLIKASI UNTUK MANAJER

Tiga implikasi penting untuk bisnis internasional dari perbedaan budaya adalah:

1. Kebutuhan untuk mengembangkan literasi lintas budaya

Sebelum melakukan bisnis di Negara berbeda, kita harus mengetahui bagaimana bisnis
dijalankan di Negara tersebut. Mulai dari cara negoisasi, peraturan pemerintah, sistem gaji,
struktur organisasi, dan sebagainya agar bisnis yang akan kita jalankan bisa berjalan lancar.

12
2. Hubungan antar budaya dengan keunggulan kompetitif

Sistem nilai dan Norma di suatu Negara mempengaruhi biaya melakukan bisnis di Negara
itu yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membangun keunggulan
kompetitifnya. Hubungan budaya dengan keunggulan kompetitif penting untuk
menunjukkan pesaing bisnis dalam satu Negara dan memiliki implikasi penting dalam
pemilihan Negara untuk mendapat fasilitas produksi dan melakukan bisnis.

3. Hubungan antara budaya dengan etika dalam pengambilan keputusan

13

Anda mungkin juga menyukai