Anda di halaman 1dari 4

138.

Auditor wajib menyatakan opini tidak wajar jika, setelah mendapatkan bukti audit yang
cukup dan tepat, auditor menyimpulkan bahwa salah saji, secara individu atau secara
agregat, adalah material dan pervasif ke laporan keuangan.

139.Auditor wajib tidak memberikan opini jika, tidak mampu untuk mendapatkan bukti
audit yang cukup dan tepat yang menjadi dasar opini auditor menyimpulkan bahwa jika setiap
salah saji tidak terdeteksi, dapat menyebabkan material dan pervasif ke laporan keuangan Jika,
setelah menerima perikatan, auditor menyadari bahwa manajemen telah memberlakukan
pembatasan ruang lingkup audit, yang cenderung menghasilkan opini wajar atau tidak
memberikan opini atas laporan keuangan, auditor wajib meminta manajemen menghapuskan
pembatasan.
Jika menyatakan opini audit yang dimodifikasi, auditor juga wajib memodifikasi judul untuk
menyesuaikan dengan jenis opini yang dikemukakan.
Paragraf penjelas dan hal-hal lain dalam laporan auditor
140. Jika auditor mempertimbangkan sesuatu hal yang disajikan atau diungkapkan dalam
laporan keuangan yang cukup penting, untuk menarik perhatian pengguna,
tetapi terdapat bukti yang cukup dan tepat bahwa hal tersebut bukan salah saji yang
material dalam laporan keuangan, auditor harus memasukkan paragraf penjelas dalam
laporan auditor. Paragraf Penjelas wajib hanya mengacu pada informasi yang disajikan
atau diungkapkan dalam laporan keuangan.
141.Paragraf penjelas wajib:
Langsung dimasukkan setelah opini;
Menggunakan judul “Penekanan pada Hal-Hal Tertentu” atau judul lain yang
tepat;
Memasukkan referensi yang jelas terhadap hal yang ditekankan dan
menunjukkan pengungkapan relevan yang sepenuhnya mendeskripsikan hal yang
dapat ditemukan dalam laporan keuangan; dan
Menunjukkan opini auditor yang tidak dimodifikasi dalam kaitannya dengan hal
yang ditekankan.
142.Jika auditor mempertimbangkan hal tersebut penting untuk dikomunikasikan, selain
hal yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan serta
menurut pertimbangan auditor relevan terhadap pemahaman para pengguna terhadap
audit, tanggung jawab auditor atau laporan auditor, dan hal tersebut tidak dilarang oleh
hukum atau regulasi, maka hal tersebut dapat dibuat dalam paragraf baru dengan judul “Hal
Lain” atau judul lain yang tepat. Paragraf ini wajib langsung muncul setelah opini dan
semua paragraf penjelas.
143.Jika auditor berharap untuk memasukkan salah satu maupun keduanya dari
paragraf dalam laporan auditor, auditor seharusnya mengomunikasikan ekspektasi dan
susunan kata dari paragraf tersebut kepada TCWG. Auditor juga mungkin disyaratkan
atau memutuskan untuk memberitahu pihak lain, seperti misalnya badan legislatif,
selain daripada TCWG.
144.Mandat atau ekspektasi dari audit entitas organisasi kemahasiswaan mungkin saja
memperluas kondisi-kondisi tersebut menjadi relevan untuk memasukkan paragraf penjelas
(memperhatikan agar suatu hal secara tepat diungkapkan dalam laporan keuangan) atau
paragraf Hal Lain (memperhatikan informasi yang tidak diungkapkan dalam laporan
keuangan).
Informasi komparatif – angka yang sesuai dan laporan keuangan komparatif
145.Informasi komparatif mengacu kepada jumlah dan pengungkapan yang dimasukkan
dalam laporan keuangan sehubungan dengan satu atau lebih periode sebelumnya.
Auditor wajib menentukan apakah laporan keuangan yang memiliki informasi
komparatif disyaratkan oleh kerangka dasar pelaporan keuangan yang dapat
diaplikasikan, dan apakah informasi tersebut sudah diklasifikasikan secara tepat. Untuk
menyelesaikannya, auditor wajib mengevaluasi apakah:
Informasi komparatif sesuai dengan jumlah dan pengungkapan lain yang
disajikan pada periode sebelumnya atau ketika sudah disajikan kembali secara
tepat, dan
Kebijakan akuntansi yang tercermin dalam informasi komparatif konsisten
dengan yang diaplikasikan pada periode ini, atau jika terdapat perubahan
kebijakan akuntansi, apakah perubahan tersebut sudah dibukukan secara tepat
serta disajikan dan diungkapkan dengan cukup.
146.Jika auditor menyadari, selama periode berjalan, kemungkinan terdapat salah saji
material dalam informasi komparatif, auditor wajib menjalankan prosedur audit
tambahan yang dibutuhkan pada kondisi tersebut untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat ketika terdapat salah saji material.
147.Informasi komparatif dapat berbentuk angka yang sesuai dan termasuk sebagai bagian
integral dari laporan keuangan periode berjalan dan dimaksudkan untuk dibaca hanya
dalam kaitannya dengan jumlah dan pengungkapan lainnya yang berkaitan dengan
periode berjalan. Ketika angka yang sesuai disajikan, opini auditor tidak harus merujuk
kepada informasi tersebut dalam keadaan:
Jika laporan auditor yang diterbitkan periode sebelumnya,
termasuk opini wajar dengan pengecualian, opini tidak memberikan pendapat,
atau opini tidak wajar, dan jika hal yang memunculkan modifikasi belum
mendapatkan penyelesaian, auditor wajib menyatakan opini wajar dengan
pengecualian atau opini tidak wajar dalam laporan auditor atas laporan keuangan
periode berjalan, dimodifikasi sehubungan dengan angka yang termasuk di
dalamnya;
Jika auditor memperoleh bukti audit bahwa : salah saji material ada dalam laporan
keuangan periode sebelumnya yang diterbitkan dengan opini wajar tanpa
pengecualian, dan jika angka yang sesuai belum disajikan kembali dengan benar
atau pengungkapan yang tepat belum dibuat, auditor wajib mengungkapkan opini
wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar dalam laporan auditor atas
laporan keuangan periode berjalan; dan
Jika laporan keuangan periode sebelumnya tidak diaudit, auditor harus
menyatakan dalam paragraf mengenai hal lain bahwa angka tersebut tidak
diaudit.
Auditor wajib mempertimbangkan kondisi ini menggunakan tahun berjalan untuk
tujuan perbandingan dan pertimbangan materialitas untuk tahun berjalan. Jika laporan
keuangan komparatif disajikan, opini auditor wajib merujuk kepada setiap periode
dimana mereka disajikan dan dimana opini audit dinyatakan. Ketika pelaporan atas
laporan keuangan periode sebelumnya berhubungan dengan periode audit saat ini, dan
jika opini auditor saat ini atas laporan keuangan periode sebelumnya berbeda dari
opini audit yang sebelumnya dinyatakan, auditor wajib mengungkapkan alasan
substantif mengenai perbedaan dalam paragraf mengenai hal lain.

Pertimbangan khusus – audit atas laporan keuangan dipersiapkan sesuai dengan kerangka
kerja bertujuan khusus
148.Auditor diharuskan untuk menentukan akseptabilitas kerangka kerja pelaporan
keuangan yang sudah diterapkan saat menyiapkan laporan keuangan.
149.Saat merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan
khusus, auditor wajib menentukan kondisi perikatan membutuhkan pertimbangan
khusus untuk dapat mengaplikasian SA.
150.Saat membentuk opini dan melaporkan laporan keuangan yang bertujuan khusus,
auditor wajib patuh pada persyaratan yang sama seperti pada laporan keuangan yang
bertujuan umum. Laporan audit pada laporan keuangan yang bertujuan khusus wajib:
Mendeskripsikan tujuan dari laporan keuangan yang disusun; dan
Membuat referensi terkait tanggung jawab manajemen untuk menentukan bahwa
kerangka kerja pelaporan keuangan dapat diterima pada kondisi dimana manajemen
mempunyai pilihan menggunakan kerangka kerja dalam menyusun laporan
keuangan.
151.Auditor wajib memasukkan paragraf penjelas yang memberi peringatan kepada
pengguna mengenai fakta bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
kerangka kerja bertujuan khusus dan karenanya, laporan keuangan tersebut tidak cocok
untuk tujuan lain.

Anda mungkin juga menyukai