Anda di halaman 1dari 2

1. Kenapa waktu dalam perjalanan bisa terasa mabuk ?

Karena tubuh, mata, dan telinga mengirimkan sinyal yang bertentangan ke otak. Misalnya
saat kita berada di dalam mobil. Telinga bagian dalam merasakan adanya goncangan, tetapi mata
kita tidak bisa melihat atau karena mata kita melihat gerakan seperti visual realit simulasi saat
perjalanan tetapi tubuh kita tidak merasa. Oleh karena itu, otak kita mendapat 2 sinyal yang
berbeda dari indera kita sehingga menyebabkan motion sickness. Mabuk di perjalanan adalah
masalah umum pada orang yang bepergian menggunakan mobil, kereta api, pesawat terbang dan
juga perahu atau kapal. Motion sickness dapat muncul tiba-tiba, dengan perasaan mual dan
berkeringat dingin. Hal ini kemudian dapat menyebabkan pusing, mual dan muntah. Otak
seseorang mendapat sinyal adanya gerakan dari mata, telinga, otot, dan sendi. Ketika mendapat
sinyal yang tidak cocok, seseorang bisa terkena motion sickness. Penyakit ini merupakan
gangguan yang terjadi pada telinga bagian dalam (labirin) yang mengatur keseimbangan, dan
disebabkan karena gerakan yang berulang, seperti gerak ombak di laut, pergerakan mobil,
perubahan turbulensi udara di pesawat, dll. Di telinga bagian dalam (yang juga disebut labirin),
motion sickness mempengaruhi keseimbangan.

Adanya suatu gerakan dirasakan oleh otak melalui tiga jalur yang berbeda dari sistem
saraf yang mengirimkan sinyal dari telinga bagian dalam (motion sensing, akselerasi, dan
gravitasi), mata (visi), dan jaringan yang lebih dalam dari permukaan tubuh (proprioceptors).
Ketika tubuh bergerak dengan sengaja, misalnya, ketika kita berjalan, informasi dari semua tiga
jalur dikoordinasikan oleh otak kita. Tetapi, jika gerakan tidak disengaja, misalnya terguncang-
guncang saat mengendarai mobil, otak kesulitan mengkoordinasikan informasi dari ketiga jalur
tersebut. Akibatnya, timbul gejala-gejala motion sickness. Ketika ada gerakan yang tidak
disengaja dari tubuh, seperti yang terjadi saat berkendara di mobil, otak tidak mengkoordinasikan
input, dan dianggap ada discoordination atau konflik antara masukan dari tiga jalur. Ini adalah
hipotesis bahwa konflik antara input menjadi penyebab terjadinya motion sickness. Sebagai
contoh, ketika kita sedang duduk menonton sebuah gambar yang menggambarkan adegan
bergerak, jalur visi kita memberitahu otak kita bahwa ada gerakan, tapi telinga kita dan otak kita
mengatakan bahwa tidak ada gerakan. Jadi, ada konflik di otak, dan beberapa orang akan
mengalami motion sickness. Tanpa motion-sensing organ telinga bagian dalam, motion sickness
tidak terjadi, hal ini menunjukkan bahwa telinga bagian dalam sangat berpengaruh terhadap
terjadinya motion sickness. Input visual tampaknya menjadi kurang penting, karena orang buta
dapat terkena penyakit ini. Telinga bagian dalam (labirin) memantau arah gerak, seperti berputar
atau maju-mundur, perpindahan dari sisi ke sisi, dan gerakan naik-turun. Mata mengamati
dimana tubuh berada dalam suatu ruang (misalnya, terbalik, sisi kanan atas, dll) dan juga arah
gerakan. Reseptor tekanan kulit seperti kaki menyentuh tanah. Otot dan sendi reseptor sensorik
melaporkan bagian tubuh yang bergerak. Sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
memproses semua informasi dari sistem-sistem tersebut untuk membuat persepsi.

Refrensi

Benson, Alan et.al. Motion sickness : Medical Aspects of Harsh Environments.

Anda mungkin juga menyukai