PENGUKURAN LABA
A. Konsep Laba
Laba merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha. Laba merupakan
pengukuran atas perubahan kekayaan pemegang saham (perubahan nilai) maupun
merupakan estimasi laba masa depan. Laba akuntansi / laba yang dilaporkan berbeda dari
laba ekonomi. Laba akuntansi yang berdasarkan akuntansi akrual, besarnya
tergantung dari kebijakan penyusutan untuk kondominium.
- Konsep Laba Ekonomi
Laba ekonomi = arus kas + perubahan nilai wajar aktiva. Laba ini mencakup
komponen yang sudah direalisasi (arus kas) maupun yang belum (laba atau rugi
kepemilikan). Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Laba ekonomi
merupakan indikator dasar kinerja perusahaan yaitu mengukur dampak keuangan seluruh
kejadian pada suatu periode secara komprehensif. Laba Permanen merupakan rata-rata
laba stabil yang ditaksir dapat diperoleh perusahaan sepanjang umurnya. Pada
kenyataannya, laba permanen dapat berubah saat prospek laba jangka panjang perusahaan
diubah. Laba permanen mencerminkan fokus jangka panjang. Karenanya laba permanen
seringkali disebut sebagai kemampuan laba yang berkelanjutan atau terus menerus.
Kegunaan laba permanen timbul karena hubungannya yang langsung dengan konsep &
nilai perusahaan. Laba permanen merupakan proporsi langsung dari nilai perusahaan.
- Konsep Laba Akuntansi
Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Meskipun laba
akuntansi mencakup baik aspek laba ekonomi maupun laba permanen, namun laba ini
bukan merupakan pengukuran laba secara langsung seperti kedua laba lainnya.
Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan beban untuk
menghitung laba. Beban diakui saat terjadinya kejadian ekonomi yang terkait, bukan saat
keluarnya kas.
b. Implikasi Analisis
Standar akuntansi mewajibkan pengukuran laba alternatif sehingga pemakai laporan
keuangan dapat mengidentifikasi komponen laba yang berkelanjutan dan yang tidak.
Laba memiliki 2 peranan penting yang berbeda : untuk mengukur perubahan bersih pada
ekuitas dan untuk memberikan estimasi kekuatan laba yang berkelanjutan.
Pendapatan Komprehensif
Pendapatan komprehensif merupakan pengukuran laba baris terbawah. Tapi Perusahaan
diperkenankan melaporkan pendapatan komprehensif pada laporan perubahan ekuitas
bukan pada laporan L/R. Beberapa pemakai laporan keuangan masih mengkhawatirkan
bahwa memperkenankan perubahan ekuitas tanpa melalui laporan L/R akan mengurangi
keandalan laba akuntansi. Jadi, Perusahaan diharuskan untuk melaporkan pengukuran
pendapatan komprehensif sebagai tambahan atas laba bersih.
c) Perubahan Akuntansi
Perusahaan dapat mengubah metode akuntansi dan asumsi yang mendasari laporan
keuangan karena beberapa alasan. atau untuk mempercantik laporan keuangan, terutama
melakukan manajemen laba. Standar akuntansi membedakan empat bentuk perubahan
akuntansi:
1) Perubahan prinsip akuntansi,
Terjadi saat perusahaan berpindah dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum
ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Perusahaan mengungkapkan
informasi berikut pada CALK saat terjadi perubahan prinsip akuntansi :
Dampak prinsip baru terhadap laba bersih maupun laba sebelum pos luar biasa
untuk periode terjadinya perubahan, termasuk dampak pada laba per saham.
Dampak pro forma (seolah-olah jika) dari aplikasi perubahan akuntansi re-
troaktif terhadap laba bersih & laba sebelum pos luar biasa untuk tahun-tahun
dimana laporan keuangan disajikan.
2) Perubahan estimasi akuntansi
Akuntansi akrual membutuhkan estimasi beberapa hal seperti masa manfaat
aktiva, biaya garansi, keusangan persediaan, asumsi pensiun, dan piutang tak
tertagih. Estimasi akuntansi merupakan perkiraan berdasarkan kondisi masa depan
yang tidak diketahui
3) Perubahan entitas pelaporan
Perubahan entitas pelaporan berasal dari berbagai cara, termasuk :
POS KHUSUS
Pos khusus atau special item mengacu pada transaksi dan kejadian yang tidak
biasa atau tidak sering terjadi, tetapi bukan keduanya. Pos ini dilaporkan sebagai baris
terpisah pada laporan laba rugi sebelum laba dari usaha yang masih berlangsung. Pos
khusus ini merupakan pos tidak rutin yang tidak dapat memenuhi kriteria untuk dapat
ddigolongkan sebagai pos luar biasa. Saat terjadi, pos ini memiliki dampak yang
signifikan terhadap laba yang dilaporkan, sering kali merubah tahun yang
menguntungkan menjadi merugi. Umumnya pos ini merupakan pos laba yang sifatnya
sementara dari operasi yang masih berlanjut. Ada 2 kategori pos khusus terbesar yaitu
penurunan nilai aktiva jangka panjang dan beban restrukturisasi
1. Penurunan nilai aktiva
Aktiva jangka panjang mengalami penurunan nilai saat nilai wajar (nilai pasar
atau nilai digunakan setelah digunakan dalam perusahaan) lebih kecil dibanding
dengan nilai tercatat (nilai buku pada neraca). Penurunan nilai aktiva terjadi karena
banyak hal, yaitu mencakpenurunan nilai pasar aktivaa, penurunan tingkat
permintaan atas produk aktiva tersebut, keusangan teknologi dan perubahan strategi
dalam usaha perusahaan.
SFAS 121 menjelaskan dua tahap untuk menentukan penuruna nilai. Pertama,
penurunan nilai diakui saat nilai aktiva tercatat lebih kecil ddari taksiran arus kas
masa depan yang tidak didiskonto. Kedua, ketika kondisi pertama dipenuhi,nilai
kerugian dihitung dari selisih antara nilai tercatat aktiva dengan nilai wajarnya, yaitu
sebesar taksiran arus kas masa depan yang didiskontokan jika nilai wajar aktiva tidak
dapat ditentukan berdasarkan nilai pasar.
2. Beban restrukturisasi
Beban restrukturisasi umumnya terkait dengan perubahan utama dalam usaha dan
strategi perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti reorganisasi yang eksetensif
termasuk divestasi unit usaha, penghentian perjanjian kontrak, penghentian lini
produk, pengurangan karyawan, perubahan manajemen dan penghapusan nilai
aktiva. Perusahaan biasanya membuat cadangan biaya untuk program restrukturisasi.
Cadangan ini dibentuk melalui akun beban restrukturisasi, yang seluruhnya
dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan dalam pos khusus.
3. Analisis Pos Khusus
Pentingnya pos khusus disebabkan oleh frekuensi pelaporan pos khusus yang
makin meningkat, serta dampaknya terhadap laba bersih masa lalu, saat ini dan masa
depan.
Pembeli membayar penjual atau wajib membayar penjual (tidak tergantung pada
apakah barang dapat dijual kembali).
Kewajiban pembeli terhadap penjual tidak berubah meskipun terjadi pencurian atau
kerusakan produk.
Jika kondisi tersebut tidak dipenuhi, pendapatan penjualan dan biaya penjualan
diakui tetapi dikurangi untuk mencerminkan taksiran pengembalian dan beban terkait;
jika tidak terpenuhi, pengakuan pendapatan ditangguhkan.
Pendapatan Francise
Standar akuntansi untuk franchisor, penjualan franchise diakui ketika seluruh jasa
dan yang material dan kondisi yang terkait dengan penjualan sebagian besar telah
dilakukan atau dipenuhi oleh franchisor.
Pendapatan kontrak
GAAP mewajibkan perusahaan untuk menggunakan metode persentase penyelesaian
(percentage-of-completion-method) jika taksiran biaya untuk menyelesaian suatu kontrak
dan kemajuan ke arah penyelesaian kontrak dapat diestimasi dengan layak. Estimasi laba
umumnya dilakukan dengan mencatat bagian dari taksiran laba total berdasarkan rasio
antara biaya yang terjadi hingga saat itu dibagi dengan taksiran biaya total.Metode
estimasi lainnya yang diterima adalah berdasrkan jumlah unit yang diselesaikan, estimasi
ahli, atau unit yang diserahkan.
BEBAN TANGGUHAN
Beban tangguhan (deferred charge) merupakan biaya yang telah terjadi yang
ditangguhkan karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada periode masa depan.
Perbedaan antara beban ditangguhkan dan aktiva tak berwujud kadang tidak jelas. Pada
sebagian besar kasus, biaya yang berasal dari aktivitas operasi diklasifikasikan sebagai
beban ditangguhkan, semntara biaya yang berasal dari aktivitas investasi diklasifikasi
sebagai aktiva tak berwujud.
Motivasi biaya ditangguhkan adalah agar dapat mengaitkan biaya dengna manfaat
yang diharapkan. Jika suatu biaya terjadi pada periode kini akan memberikan manfaat
pada periode mendatang yaitu dengan menambah pendapatan atau mengurangi biaya,
maka perusahaan menangguhkan biaya tersebut hingga periode masa depan.
BIAYA BUNGA
Bunga merupakan kelebihan kas yang dibayarkan atau ditagih atas jumlah uang
(pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan. Bunga yang dimaksud ini merupakan
kompensasi atas penggunaan uang. Bunga ditentukan dengan faktor yang terpenting yaitu
resiko kredit (uang tak dapat dibayar) dari peminjam. Beban bunga ditentukan oleh
tingkat bunga, pokok pinjaman dan jangka waktu.
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk pendanaan
melalui utang termasuk obligasi, amortisasi diskonto atau premium.
1. Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aktiva yang dibangun atau
diproduksi oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Tujuan kapitalisasi bunga adalah:
- Mengukur biaya akuisisi aktiva dengan lebih akurat
- Mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktiva.
2. Menganalisis Bunga
Beberapa analis berpendapat bahwa bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu
dikapitalisasikan. Kapitalisasi bunga tercakup dalam biaya aktiva dan menjadi beban
melalui penyusutan dan amortisasi. Untuk menilai dampak kapitalisasi bunga terhadap
laba bersih, analis juga harus mengetahui jumlah kapitalisasi bunga saat ini yang
dibebankan pada laba melalui penyusutan dan amortisasi.
PAJAK PENGHASILAN
1. Akuntansi Pajak Penghasilan
Akuntansi dan standar pelaporan pajak penghasilan mewajibkan pendekatan aktiva dan
kewajiban. Terutama pajak tangguhan ditentukan terpisah untuk setiap komponen
membayar pajak untuk setiap wilayah pajak. Penentuan tersebut dilakukan dengan
prosedur berikut:
Mengidentifikasi jenis dan jumlah perbedaan temporer serta sifat dan jumlah setiap
bentuk kerugian operasi dan kredit pajak dibawa ke depan termasuk sisa periode
yang dibawa ke periode berikutnya.
Mengukur kewajiban pajak tangguhan total untuk perbedaan temporer kena pajak
dengan menggunakan tarif pajak berlaku.
Menghitung aktiva pajak tangguhan total untuk perbedaan temporer yang
menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan dan kerugian operasional yang dibawa
ke periode berikut dengan menggunakan tarif pajak berlaku.
Mengukur aktiva pajak tangguhan untuk setiap jenis kredit pajak yang dibawa ke
periode berikutnya.
Mengurangi aktiva pajak tangguhan sebesar cadangan penilaian.