Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan
peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi
Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan . Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan
kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya kerja di laboratorium.Telah banyak terjadi
kecelakaan ataupun menderita luka baik yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun
gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta
kerusakan terhadap fasilitas - fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum yang sangat
mahal harganya. Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya
dapat dihindari dan diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti
prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Suatu Percobaan yang dilakukan sering kali menggunakan berbagai bahan kimia
baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya, peralatan gelas yang mudah pecah,
dan instrumen khusus yang kesemuanya itu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat ataupun terjadi kesalahan pada saat
peracikan bahan yang akan digunakan. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian
atau kecerobohan Praktikan, tentu saja hal ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan
bahkan dapat mencelakai orang yang berada disekitarnya. Keselamatan kerja di
laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan
kesehatan, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, dan ini berlaku dalam semua aspek
pekerjaan. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan kerja
yang sangat ingin kita hindari. Walaupun petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja sudah

1
tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang
agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari
bahan-bahan kimia terutama bahan kimia yang mudah bereaksi, atau yang dapat
menyebabkan bahaya lain seperti kebakaran, iritan, keracunan, atau penyebab bahaya
penyakit dalam lainnya. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis jenis
bahan kimia agar siapapu yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-
hati dalam penggunaannya dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya jika
sampai terjadi kecelakaan akibat kesalahan penggunaan bahan tersebut. Selain itu yang
harus diperhatikan juga adalah limbah bekas bahan kimia sisa percobaan harus dibuang
dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara
menggunakan peralatan yang umum digunakan dalam laboratorium juga sangat perlu
untuk diketahui oleh para Praktikan baik petunjuk praktis maupun petunjuk khususnya
untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin akan terjadi ketika bekerja di Laboratorium.
Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan setiap individu Praktikan dan khususnya para
asisten agar dapat bekerja sama dalam bertanggung jawab untuk menjaga Kesehatan dan
keselamatan kerja dalam sebuah Praktikum di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses Praktikum secara menyeluruh.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-
undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Diantara sarana

2
kesehatan, Laboratorium Kesehatan merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas
kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar.
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia,
ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan
teknologi laboratorium, maka resiko yang dihadapi petugas laboratorium semakin
meningkat. Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan
kimia yang merupakan bahan toxic, korosif, mudah meledak dan terbakar serta bahan
biologi. Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat alat yang mudah pecah,
berionisasi dan radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase yang mematikan, dan
melakukan percobaan dengan penyakit yang dimasukan ke jaringan hewan percobaan.
Oleh karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam bekerja hendaknya
dilaksanakan oleh semua Institusi yang turut andil dalam semua kegiatan di Laboratorium.

1.2 Tujuan

Untuk Mengetahui pedoman Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


pada saat melakukan pratikum khususnya Praktikum kimia organik.

3
BAB II

PERMASALAHAN

Bagaimana Penerapan Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada


saat melakukan pratikum khususnya Praktikum kimia organik ?.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A.Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum Kita terlebih dahulu


harus mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan bahan yang digunakan pada saat Praktikum, proses atau cara kerja
yang aman di laboratorium, tempat Praktikun & lingkungannya serta cara-cara melakukan
Praktikum yang akan dilaksanakan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses yang
dibenarkan dan sesuai dengan prosedur yang harus dilakukan pada saat melakukan
Praktikum di laboratorium .
Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup & meningkatan produksi & produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien

Selain itu, dalam keselamatan kerja juga terdapat kesehatan kerja (Occupational
health). Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi
kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan
(akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis
(sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama.
Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan
masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan

5
tingkat produktivitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya.
Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan
Laboratorium.
Tujuan kesehatan kerja adalah:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
Lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental
maupun kesehatan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan
oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan
Bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan


lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan,
penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan
kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan
interaktif tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
Beban kerja: fisik maupun mental.
Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising,
panas, debu, parasit, dan lain-lain.

Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang
optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan
menurunkan produktifitas kerja.
Sedangkan Kecelakaan merupakan suatu kejadian di luar kemampuan manusia,
disebabkan oleh kekuatan dari luar, terjadi dalam sekejap menimbulkan kerusakan
terhadap jasmani maupun rohani (WHO). Setiap laboratorium dengan segala desain dan

6
aktifitasnya memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan. Dalam laboratorium diupayakan
untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan kerja adalah kejadian atau peristiwa yang terjadi secara acak dan tidak
terduga dan terjadi diluar prosedur atau rencana praktikum dan merupakan sesuatu yang
tidak diharapkan terjadi pada saat Praktikum sedang berlangsung. Oleh karena dalam
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan ataupun perencanaan sebelumnya, kita
diharapkan harus lebih berhat hati agar kejadian seperti ini tidak terjadi dalam sebuah
Praktikum. Kecelakaan kerja memiliki resiko yang sangat berbahaya baik bagi praktikan
maupun lingkungan sekitar.
Kecelakaan di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :


1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang
dapat terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Sumber Kecelakaan
a.Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan
proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan

b.Petunjuk kegiatan laboratorium tidak jelas dan kurang pengawasan

c.Kurangnya bimbingan terhadap siswa/ mahasiswa yang sedang bekerja di

7
laboratorium

d.Tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan pelindung untuk kegiatan

e.Tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati

f.Tidak menggunakan perlengkapan pelindung atau menggunakan

peralatan/ bahan tidak sesuaig.Tidak berhati-hati dalam kegiatan

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :

1. Terpeleset , biasanya karena lantai licin.


Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium.
Akibat :
- Ringan : memar
- Berat fraktura, dislokasi, memar otak, dll.
Pencegahan :
- Pakai sepatu anti slip
- Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar
- Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak
rata konstruksinya.
- Pemeliharaan lantai dan tangga
2. Mengangkat beban
Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila mengabaikan
kaidah ergonomi.
Akibat : cedera pada punggung
Pencegahan :
- Beban jangan terlalu berat
- Jangan berdiri terlalu jauh dari beban
- Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah
tungkai bawah sambil berjongkok
- Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

8
3. Resiko terjadi kebakaran
(sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala
(flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu:
oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Akibat :
- Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
kematian.
- Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
- Konstruksi bangunan yang tahan api
- Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
- Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
- Sistem tanda kebakaran:
Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan
segera
Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis
- Jalan untuk menyelamatkan diri
- Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
- Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

Setiap laboratorium hendaknya memiliki utility untuk:


1.Kebakaran (Detektor Asap, Sprinkle, Alarm)

2.Kebocoran Gas (Detektor Gas)

3.Pertolongan Pertama Pada Kecelakanan

Tanggung jawab Keselamatan Laboratorium


1.Lembaga/staff laboratorium bertanggungjawab terhadap fasilitas, yaitu:

perlengkapan, pemeliharaan dan keamanan

2.Dosen/guru bertanggungjawab terhadap petunjuk kegiatan dan keselamatan

laboratorium

9
3.Siswa/mahasiswa bertanggung jawab dalam mempelajari sifat bahan dan akibat
dari suatu proses yang ditimbulkan serta penggunaan peralatan keselamatan
laboratorium.

Pelayanan Preventif.

Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit
menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat
kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan
tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.

Tindakan Preventif
1.Desain dan Penataan ruangan harus memenuhi persyaratan

2.Mengetahui lokasi dan perlengkapan darurat

3.Menggunakan perlengkapan keselematan pada saat bekerja

4.Memahami sifat bahan dan memahami kemungkinan bahaya yang terjadi


5.Memberikan tanda/ peringatan pada bahan/alat dalam kegiatan tertentu

6.Bekerja dengan izin dan prosedur yang benar

7.Membuang sisa kegiatan sesuai prosedur pada temapat yang disediakan

8.Membersihkan sisa bahan yang tercecer

Kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur dalam UU antara lain :

PASAL 86
1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai nlai agama
2)Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselanggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

10
3)Perlindungan sebaga mana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku

PASAL 87
1)Setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan system manajemen perusahaan

2)Ketentuan mengenai penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah

B. Hal hal yang perlu di perhatikan saat berada di


Laboratorium

1) Alat Perlindungan Diri

Alat pelindung diri atau APD adalah suatu alat / pengaman yang berguna untuk
melindungi atau meminimalisir kecelakaan yang terjadi. Alat perlindungan diri meliputi :

(a) Alat pelindung Mata (Kaca Mata)

Penggunaan kaca mata pelindung sangat penting dalam melakukan suatu pekerjaan
tertentu , Karena penggunaan pelindung mata sering dianggapsepele mungkin, ada
beberapa dari para pekerja yang lalai tidak menggunakan pelindung mata, padahal
penggunaan pelindung mata sangatlah penting Karena dapat mengurangi kecelakaan pada
para pekerja, sering terjadi beberapa kecelakaan pada mata akibat dari menyepelekan
penggunakan pelindung mata. Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang
mutlak yang harusdikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini
dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan
bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari:
Kaca mata pelindung
Goggle
Pelindung wajah

11
Walaupun telah banyak model, jenis, dan bahan dari perlindungan mata tersebar
dipasaran hingga saat ini, Anda tetap harusberhati-hati dalam memilihnya, Karena bias saja
tidak cocok dan tidak cukup aman melindungi mata dan wajah Anda dari kontaminasi
bahan kimia yang berbahaya.

Gambar Kaca Mata

(b) Alat Pelindung Pernapasan

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia
adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang
dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya
harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker,
yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi,
dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter
pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut
memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka
filter tersebut harus diganti.Dari informasi mengenai beberapa APD diatas, maka setiap
pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai APD yang sesuai sebelum
bekerja dengan bahan kimia. Selain itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis
bahan kimia yang ditangani. Semua hal tersebut tentunya mempunyai dasar, yaitu
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Ungkapan mengatakan bahwa "Lebih
baik mencegah daripada mengobati". APD merupakan solusi pencegahan yang paling
mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia.

12
Gambar Masker

(c) Respirator

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia
adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang
dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya
harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker,
yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi,
dan batas paparan. . Alat Pelindung PernafasanBerguna untuk melindungi pernafasan
terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat
racun, korosi ataupun rangsangan.Masker untuk melindungi debu / partikel-partikel yang
lebih besar yang masuk kedalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-
pori tertentu. Bergantung pada jenis dan kadar pencemar, ada beberapa jenis respirator :

Respirator pemurni udara

Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan


toksinitas rendah sebelum memasuki sistim pernafasan, alat pembersihnya terdiri dari filter
untuk menangkap debu dari udara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap dan
kabut. Jenis fiter atau kanister yang dipakai bergantung pada jenis kontaminan yang
ada.Kontaminan debu dapat disaring dengan fiter mekanik. Semakin halus filter, semakin
kecil ukuran debu yang dapat diambil. Kain verban yang biasa dipakai para pekerja, hanya
efektif untuk partikel debu yang besar, dan tentu saja tidak bermanfaat untuk
kontaminasigas atau uap beracun. Untuk as dan uap beracun dipakai kanister yang dapat

13
menyerapgas-gas tersebut secara kimia atau fisika. Dengan sendirinya kanister kan berbeda
dalam menyerap gas atau uap. Kemampuan ini dibedakan dengan warnanya antaralain :

Gas asam : putih

Gas asam sianida : putih dengan strip hijau

Gas klor : putih dengan stri kuning

Uap Organik : hitam

Gas amonia : hijau

Gas karbon monoksida : biru

Gas asam dan uap organik : kuning

Gas asam, uap organik dan amonia : cokelat

Kanister-kanister tersebut dapat di copot dan dipasang kembali sesai dengan


kebutuhan. Karena kanister mengandung bahan penyerap, maka umur/ daya pakai juga
bergantung pada lama pemakaian dan besarnya kadar kontaminan. Meskipun pemakaian
kanister terbatas umur pakainya, tetapi cukup praktis dan aman sehingga banyak dipakai
secara rutin. Tetapi peralatan ini tidak dapat mengatasi adanya difesiensi (pengurangan)
oksigen. Untuk itu dipakai pelindung pernapasan kedua dengan pemasok (supply) uadara
atau oksigen.

Respirator dengan pemasok udara

Peralatan ini mirip peralatan pernapasan untuk para penyelam, dimana disediakan
udara untuk membantu pernafasan. Alat ini diperlukan pada lingkungan yang terpolusi
berat, seperti adanya gas aspiksian (N2 metan CO2) atau aspiksian kimia (NH3, CO, HCN)
pada kosentrasi tinggi. Pemasokudara pernapasan berupa udara tekan, dapat dipakai selama
30 menit sampai 1 jam dan udara atau oksigen cair untuk perlindungan antara 1-2 jam.

14
Gambar Jenis jenis Filter Masker (Respirator) beserta kegunaannya :

RC201 : untuk debu kadar tinggi (Dust)

RC202 : uap/gas organik, kabut dan asap dengan kandungan


racun rendah (organics vapours, mists, and fumes of low toxicity)

RC203 : cat semprot dan uap/gas organik dengan kandungan


racun rendah (for spray painting and organic vapours of low
toxicity

15
RC206 : organik dan anorganik uap/gas dan gas asam dengan
kandungan racun rendah (For organic, inorganic vapours and
acid gases of low toxicity

RC209 : Untuk pestisida

(d) Alat Pelindung TELINGA

Telinga merupakanorgan vital dari manusia yang sangat berguna dan sensitive.
Sebagai organ tubuh yang vital, telinga tidak luput dari resiko kerusakan akibat kerja.
Umumnya kerusakan fungsi telinga sebagai alat pendengaran adalah permanent. Sehingga
proses rehabilitasinya bisa dikatakan sangat kecil kemungkinannya. Oleh Karena itu
perlindungan terhadaporgan yang satu ini sangat diperlukan untuk mencegah rusaknya
fungsi pendengaran akibat linkungan kerja.

Kebisingan yang melebihi ambang pendengaran dan berlangsung dalam waktu


yang cukuplama serta berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang
menetap, gangguan pendengaran yang terjadi akibat terpapar kebisingan dikenal sebagai
gangguan pendengaran akibat bising.

16
Upaya untuk melindungi pekerja yang terpapar kebisingan dapat dilakukan dengan:
Mengurangi tingkat kebisingan yang timbul dari peralatan atau lingkungan kerja
serta Melindungi pekerja dengan alat pelindung diri untuk telinga(ear plug, ear muff
dll) Kebisingan yang timbul diarea kerja, biasanya bersumber dari suara mesin, adanya
aliran dalam dengan tekanan tinggi, adanya bocoran pada pipa atau peredam suara.

Gambar Alat Pelindung Telinga

(e) Alat Pelindung BADAN

Hal ini dimaksudkan agar bagian tubuh pekerja terlindungi dari segala
kemungkinan terluka atau kecelakaan ketika bekerja. Selain dari itu menggunakan
wearpack bertujuan untuk menyeragamkan pekerja dan memberikan identitasjabatan.Baju
yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas
laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki
laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan
kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika Anda menggunakan jas laboratorium diantaranya :
o Kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak
terpasang dan ukuran dari jaslaboratorium pas dengan ukuran badan
pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari
tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya.
o Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia,
lepaslah jas tersebut secepatnya.

17
Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jump suits.
Apron seringkali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan ini biasanya terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang
terbuat dari plastik, tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-
bahan kimia yang dapat terbakar bila dipicu oleh elektrikstatis, Karena apron jenis ini
dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.Jump suits atau dikenal dengan sebutan baju
parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi(mis., ketika
menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang sangat
banyak)..Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu member
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap
lembab, dan radiasi.

Gambar Jas Lab.

(f) Alat Pelindung KAKI

Dalam sebuah praktikum pemilihan penggunaan sepatu sangatlah penting, Karena


dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang akan menciderai kaki para pekerja. Disini kita
harus selektif dan menggunakan sepatu yang mempunyai ujung yang sangat keras dan alas
yang tebal itu dimaksudkan agar kaki saat praktikum telindungi dari kecelakaan yang akan
terjadi seperti halnya benda tajam yang dapat menciderai kaki praktikan, tumpahan bahan
kimia yang mengenai kaki, dan lain sebagainya.

18
Gambar Sepatu

(g) Alat pelindung tangan

Perlindungan tangan merupakan alat pelindung yang kontak langsung dengan


kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila Anda terpapar bahan
kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya
melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga
dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda
yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.Bahan kimia dapat dengan
cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai jika tidak dipilih bahannya dengan benar
berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan
pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung
tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas
bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium,
diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur
tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau
alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut
dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang
terbuat dari karet alam baik apabila Anda bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi
tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.

19
Gambar sarung tangan

2) Bahan kimia

Hampir setiap bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja
dengan bahan kimia bila tahu cara yang tepat untuk menggunakan dan cara menanggulangi
keadaan darurat akibat salah penggunaan bahan berbahaya tersebut. Yang dimaksud
berbahaya ialah dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan,
menyebabkan sakit atau luka, merusak, menyebabkan korosi dsb. Jenis bahan kimia
berbahaya dapat diketahui dari label yang tertera pada kemasannya dan dalam
penggunaannya tidak sembarangan, harus ada pengawasan dari orang yang ahli dalam
bidang ini.
Dari data pada label tersebut, kita dapat mengetahui tingkat bahaya bahan kimia
dapat diketahui dan upaya penanggulangannya pun dapat dan harus diketahui oleh mereka
yang menggunakan bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang terdapat dua atau tiga tanda
bahaya pada satu jenis bahan kimia, itu berarti kewaspadaan orang yang bekerja dengan
bahan tersebut harus lebih ditingkatkan. Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah
kelompok bahan oksidator seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-bahan ini bila
bereaksi dengan bahan organik dapat menghasilkan ledakan. Logam alkali seperti natrium,
mudah bereaksi dengan air menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan. Gas
metana, pelarut organik seperti eter, dan padatan anorganik seperti belerang dan fosfor
mudah terbakar, maka ketika menggunakan bahan-bahan tersebut, hendaknya dijauhkan
dari api.

20
Bahan kimia seperti senyawa sianida, mercuri dan arsen merupakan racun kuat,
harap bahan-bahan tersebut tidak terisap atau tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam
anorganik bersifat oksidator dan menyebabkan peristiwa korosi, maka hindarilah jangan
sampai asam tersebut tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. Memang penggunaan
bahan-bahan tersebut di laboratorium pendidikan Kimia tidak berjumlah banyak, namun
kewaspadaan menggunakan bahan tersebut perlu tetap dijaga Peralatan dan cara kerja.
Selain bahan kimia, peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan bahaya bila cara
menggunakannya tidak tepat. Contoh sederhana yaitu cara memegang botol reagen, label
pada botol tersebut harus dilindungi dengan tangan, karena label bahan tersebut mudah
rusak kena cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan isi botol tersebut.

Beberapa catatan mengenai laboratorium yang menyimpan bahan-bahan kimia


Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau kaleng yang sesuai
dan tahan lama. Sebaiknya di simpan di tempat-tempat yang kecil dan
cukup untuk pemakaian sehari-hari.
Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan dalam gudang
bahan kimia yang khusus/ gudang dalam tanah misalnya.
Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk menentukan
apakah bahan-bahan tersebut masih dapat digunakan atau tidak, dan
perbaikan label yang biasanya rusak. Bahan-bahan yang tak dapat
digunakan lagi harus dibuang/ dimusnahkan secara kimia.Semua bahan
harus diberi tanda-tanda khusus, diberi label dengan semua keterangan yang
diperlukan misalnya.:
o nama bahan
o tanggal pembuatan
o jumlah (isi)
o asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)
o tinhgkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv, higroskopis dll)
o keterangan-keterangan yang perlu (presentase, simbol kimianya dan
lain-lain)

21
Tabel Simbol simbol yang sering digunakan untuk menandai jenis jenis
bahan kimia secara internasional :

Simbol Nama simbol dan Bahayanya


Toxic : Sedikit saja masuk ke tubuh dapat
menyebabkan kematian atau sakit keras

Flammable : Bahan yang mudah terbakar

Corrosive : bahan yang dapat merusak


kayu, besi, dsb.

Irritant : Sedikt saja masuk ke tubuh


dapat membakar
kulit, selaput lendir atau sistem
pernapasan

22
Oxidising Agent : Bahan yang dapat
menghasilkan panas bila bersentuhan
dengan bahan lain terutama bahan-bahan
yang mudah terbakar

Explosive : Bahan yang mudah meledak


bila kena panas, api atau sensitif terhadap
gesekan atau
goncangan

Radioactive : Bahan-bahan yang bersifat


radioaktif

POISON : Bahan-bahan yang bersifat


racun

Danger for environment : berbahaya bagi


lingkungan

23
Peringatan tegangan tinggi

Area dilarang menyalakan api

3) Peralatan Kimia

Selain Bahan Kimia, dalam Laboratorium juga terdapat peralatan yang terbuat dari
gelas, bahan gelas tersebut mudah pecah dan pecahannya dapat melukai tubuh. Khususnya
bila memasukkan pipa gelas kedalam propkaret, harus digunakan sarung tangan untuk
melindungi tangan dari pecahan kaca. Pada proses pemanasan suatu larutan, harus
digunakan batu didih untuk mencegah terjadinya proses lewat didih yang menyebabkan
larutan panas itu muncrat kemana-mana. Juga ketika menggunakan pembakar spiritus atau
pembakar bunsen, hati-hati karena spiritus mudah terbakar, jadi jangan sampai tumpah ke
atas meja dan selang penyambung aliran gas pada bunsen harus terikat kuat, jangan sampai
lepas. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai cara penggunaan alat alat
yang terbuat dari gelas tersebut. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk
mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaanya. (Ginting, 2000).
Dibawah ini adalah beberapa alat yang sering digunakan di Laboratorium beserta
fungsinya :

24
Bahan pembuat dan
No Nama Alat Gambar
Fungsi Alat

Untuk mengukur volume


larutan tidak memerlukan
1 Gelas ukur tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah
tertentu.

Untuk mengukur volume


larutan dengan tingkat
2 Pipet ukur
ketelitian yang tinggi (0,01
mm).

Untuk mengukur volume


Pipet larutan sesuai dengan
3
gondok ketentuan yang ada pada
pipet.

Digunakan untuk
4 Pipet tetes memindahkan beberapa
tetes zat cair.

25
Sebagai pasangan antara
pipet ukur dan pipet
gondok yang disertai
5 Ball pipet
dengan tanda untuk
menghisap() dan untuk
mengeluarkan larutan().

Untuk mengukur suhu


6 Termometer (temperatur) ataupun
perubahan suhu.

Untuk menampung bahan


sementara, selain itu juga
7 Beaker glass
sebagai tempat
memanaskan larutan.

26
Untuk mengetahui
Viskometer
8 viskositas atau kekentalan
ostwalt
suatu larutan.

Untuk mengukur berat


9 Piknometer
jenis sampel atau cairan.

Untuk mengukur
viskositas atau kekentalan
10 Viscotester
suatu larutan yang lebih
kental.

27
Neraca Untuk menimbang sampel
11
analitik atau padatan kimia.

Tempat membuat larutan


12 Erlenmeyer dan tempat larutan titran
saat malakukan Titrasi

Untuk penyangga
pembakar spirtus
13 Kaki tiga

28
Untuk menjepit
Klem
14 erlenmeyer dan lain-lain.
universal

Untukl destilasi larutan


15 Kondenser

Labu Untuk destilasi larutan


16
destilasi

29
Indikator Untuk identifikasi
17
universal keasamaan larutan/zat dan
lainnya.

Menghaluskan zat yang


Mortal dan masing bersifat
18
alu padat/kristal

Untuk membakar zat atau


Pembakar
19 memanasi larutan
spirtus

30
Penjepit
tabung
reaksi Untuk menjepit tabung
reaksi.
20

Rak tabung Tempat tabung reaksi


21
reaksi

Untuk pengaliran air ke


Selang
22 kondensor
kondenser

31
Spatula
23
plastik Pengambil zat kristal

Pengambil zat yang tidak


Spatula bereaksi dengan logam.
24
logam

Merangkai peralatan
Statif dasar praktikum
25
persegi

32
Untuk mereaksikan zat
Tabung
26
reaksi

Kertas
27
saring Untuk menyaring larutan.

4) Langkah-langkah praktis

Sebagai asisten di laboratorium, yang bertugas membimbing mahasiswa untuk


bekerja dengan baik dan aman, maka perlu persiapan sebelum bekerja. Asisten perlu
datang lebih awal untuk memeriksa lokasi dan cara pakai alat bantu keselamatan kerja.
Selanjutnya asisten harus mengetahui jenis bahan kimia dan peralatan yang akan
digunakan pada percobaan hari tersebut dan cara menanggulangi bila terjadi kecelakaan
karena bahan atau peralatan tersebut. Disini kehadiran asisten mendampingi mahasiswa
yang sedang bekerja merupakan tugas mulia dalam menjaga keselamatan kerja. Pada akhir
praktikum, biasakanlah menutup kran air dan gas, mematikan listrik dan api serta mencuci
tangan dan meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih. Ini dilakukan oleh asisten
agar menjadi panutan bagi mahasiswa.

33
5) Larangan larangan saat berada di Laboratorium

1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.


2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.
3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja, jenis
percobaan,
jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.
4. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
6. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah pertanyaan
pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam memahami percobaan.
8. Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut percobaan
yang dilakukan.
9. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
10. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
12. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
13. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan
praktikum.
14. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
15. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat pertolongan
secepatnya.

6) Peralatan P3K
a) Plester
b) Pembalut berperekat
c) Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
d) Perban gulung
e) Perban segitiga

34
f) Kain kasa
g) Pinset
h) Gunting
i) Peniti,

C.Teknik kerja di Laboratorium


Dibawah ini akan dijelaskan beberapa teknik dan prosedur yang harus dilakukan
pada saat melakukan Praktikum di Laboratorium :

a) Hal pertama yang perlu dilakukan

1. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.

b) Bekerja aman dengan bahan kimia

1. Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.


2. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.
3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.
4. Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau
gatal).

c) Memindahkan bahan Kimia

1. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
4. Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah
kontaminasi.

35
d) Memindahkan bahan Kimia cair

1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus telapak tangan memegang
botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.
3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak memercik.

e) Memindahkan bahan Kimia padat

1. Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.


2. Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.
3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan
tersebut.

f) Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi

1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.


2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagiuan atas larutan.
3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai
orang lian maupun diri sendiri.

g) Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia

1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.
2. Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk mencegah pemanasan
mendadak.
3. Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air. Maksimum
seperampatnya.

h) Keamanan kerja di laboratorium

1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.


2. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.

36
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10 Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah

praktikum selesai.

D. Penanggulangan keadaan darurat


Sebelum melakukan Praktikum, kita harus mengetahui bagaimana cara
penanggulangan atau tindakan pertama yang perlu kita lakukan saat terjadi kecelakaan.
Berikut ini adalah tindakan dasar yang harus diketahui :

a. Terkena bahan kimia


1. Jangan panik.
2. Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
3. Lihat data MSDS.
4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).
5. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6. Bawa ketempat yang cukup oksigen.
7. Hubungi paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit).

b. Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu teman anda.
4. Hindari mengunakan lift.

37
5. Hindari mengirup asap secara langsung.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci).
7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
8. Hubungi pemadam kebakaran.

Bahan kimia yang mudah terbakar yaitu bahan bahan yang dapat memicu
terjadinya kebakaran. Terjadinya kebakaran biasanya disebabkan oleh 3 unsur utama yang
sering disebut sebagai segitiga API :
Keterangan :
A : Adanya bahan yang mudah terbakar
P : Adanya panas yang cukup
I : Adanya ikatan Oksigen di sekitar bahan.

Segitiga Api merupakan pengetahuan tambahan bagi kita untuk mengetahui


bagaimana kebakaran dapat terjadi. Dari segitiga api kita dapat mengetahui bahwa Api
dapat menyala bila terdapat bahan yang mudah terbakar, adanya panas yang cukup yang
dapat memicu terjadinya kebakaran, serta adanya Oksigen yang mendukung terbentuknya
pembakaran.Kebakaran dalam Laboratorium banyak terjadi karena pemanasan, ekstrasi,
atau Destilasi pelarut organic. Prinsip utama dalam penanggulangan kebakaran adalah
bahwa api sebelum membesar harus segera dapat dipadamkan. Semakin besar api semakin
sukar dikuasai karena suhu yang lebih tinggi akan mempercepat prosese kebakaran. Selagi
api masih kecil harus segera dipadamkan dengan kain atau sarung basah atau selimut basah
(fire blanket).
Pencegahan standar yang dapat dilakukan antara lain :

1. Menurunkan suhu bahan yang terbakar


2. Mengurangi kontak dengan Oksigen
3. Mengurangi radikal penyebab reaksi berantai

Bergantung pada jenis api yang terjadi, berbagai macam pemadam

kebakaran yang dapat dipakai adalah :

38
AIR

Mudah diperoleh dengan cepat. Dalam pemadaman, air berfungsi sebagai


pendingin dan menyelimuti bahan dari O2 oleh adanya uap air yang terbentuk. Air
amat baik untuk memadamkan api

kelas A yaitu kebakaran kertas, kayu, karet, dan sebagainya. Tetapi


pemadaman air berbahaya untuk :
Kelas B : kebakaran pelarut organic karena justru akan membesarkan atau
memperluas kobaran api. Kecuali pelarut organic tersebuk lebih berat air
atau larut dalam air.
Kelas C : kebakaran akibat listrik karena akan menimbulkan hubungan
jarak pendek. Kecuali apabila listrik dipadamkan lebih dahulu.
Kelas D : kebakaran logam-logam Alkali seperti Na dan K, karena akan
memperbesar reaksi kebakaran.

BUSA

Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi mengisolasi bahan dan
oksigen. Pemadam kebakaran jenis busa cukup efektif untuk Api kelas A dan B,
tetapi berbahaya untuk api kelas C dan D.

Bubuk Kering (dry Powder)

Bubuk Kering adalah bubuk halus campuran bahan kimia seperti Na2CO3,
K2CO3, KCl, (NH4)3PO4 dan sebagainya yang mudah mengalir apabila yang
mudah mengalir apabila disemprotkan. Dalam pemadaman api, bahan tersebut
berfungsi sebagai:

o Melindungi bahan dari O2


o Melindungi bahan dari radiasi panas
o Menyerap radikal pembentuk reaksi rantai

39
Jenis pemadam ini amat baik untuk api kelas A, B dan D, tetapi tidak efektif
untuk tempat yang berangin atau diluar. Selain itu, api dapat timbul kembali
(reignition) setelah dipadamkan.

Gas CO2

Gas CO2 bertekanan tinggi, dengan efektif dapat dipakai untuk pemadaman
segala jenis kebakaran api (A, B, C dan D). hal ini karena terjadi gas tersebut
yang lebih berat dari udara dapat menutupi atau mengisolasi bahan yang terbakar
dari O2. namun kelemahannya adalah dapat terjadi penyalaan kembali.

Halon

Halon adalah senyawa hidrokarbonyang terhalogenasi (umumnya turunan


metana dan etana). Jenis pemadam kebakaran ini berfungsi sebagai :

o Pembentuk selimut inert yang mengisolasi bahan dari O2


o Penyerap yang efektif terhadap radikal-radikal penyebab reaksi
berantai

Sebagaimana gas CO2, halon dapat dipakai pemadaman api kelas A, B,


C dan D. Mempunyai volume yang lebih kecil sehingga lebih praktis
daripada CO2. Secara singkat penggunaan pemadam kebakaran dapat dilihat
dari table berikut :

Pemadam Kebakaran
Bahan Terbakar
Kelas
Api Bubuk
contoh Halon
Air Busa Kering CO2

Kertas, Kayu,
A Ya Ya Ya Ya Ya
Karet dan Kain

Benzena, Eter,
B Heksana, dan Tidak Ya Ya Ya Ya
Minyak cat

40
Listrik dan
C Tidak Tidak Ya Ya Ya
Motor

Logam alkali (Na


D Tidak Tidak Ya Ya Ya
dan K)

c. Gempa bumi
Pada saat terjadi gempa bumi sebaiknya kita melakukan Prosedur
berikut :
1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.

E. Bahan kimia B3
Bahan kimia jenis B3 (berbau, berbahaya, beracun) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (highly flammable)
d. Mudah menyala (flammable)
e. Amat sangat beracun (extremely toxic)
f. Sangat beracun (highly toxic)
g. Beracun (moderately toxic)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
k. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
l. Karsinogenik (carcinogenic)
41
m. Teratogenik (teratogenic)
n. Mutagenik (mutagenic)

F. Lemari Asam

Lemari asam ini digunakan untuk tempat mereaksikan berbagai jenis reaksi kimia,
terutama dalam mereaksikan zat-zat yang berbahaya, beracun, maupun dalam mereaksikan
zat-zat yang menghasilkan zat lain yang mengeluarkan gas berbahaya, hingga percikan api.

Lemari asam tidak boleh dijadikan sebagai tempat penyimpanan bahan kimia, karena
jika kita sedang bekerja dan didalam lemari asam tersebut terdapat berbagai jenis bahan
kimia, kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat reaksi yang salah semakin berpeluang.
Oleh karena itu, lemari asam selain harus mendapatkan perawatan rutin, juga harus
digunakan sesuai dengan kebutuhannya.

Persyaratan Lemari Asam yang aman


o Bersih dari kotoran, debu dan uap
o Memiliki lampu berwarna putih
o Memiliki Blower
o Terhubung dengan sumber air
o Memiliki sumber gas serta salurannya yang tahan api
o Pintu vertikal yang tidak jatuh saat dirubah rubah, serta untuk pintu
horizontal, pintu mudah dibuka
o Memiliki alarm kerusakan bila terjadi kerusakan fungsinya
o Berfungsi pada kondisi tertutup pada semua bagian
o Memiliki tinggi meja yang memadai
o Memiliki sumber listrik yang aman
o Selalu terawat

42
G. TNT (Trinitrotoluene)

Trinitrotoluene (TNT, atau Trotyl) adalah kristalin aromatic hydrocarbon berwarna


kuning pucat yang melebur pada suhu 354 K (178 F, 81 C). Trinitrotoluene adalah bahan
peledak yang digunakan sendiri atau dicampur, misalnya dalam Torpex, Tritonal,
Composition B atau Amatol. TNT dipersiapkan dengan nitrasi toluene C6H5CH3; rumus
kimianya C6H2(NO2)3CH3, dan nama IUPAC nya adalah 2,4,6-trinitrotoluene.

Trinitrotoluena
2,4,6-trinitrotoluene
Nama IUPAC
Rumus kimia C7H5N3O6

Massa molekul 227.131 g/mol

Sensitivitas shock Insensitive

Sensitivitas friksi Insensitive

Kepadatan 1.654 g/cm


Kecepatan ledak 6,900 m/s

RE factor 1.00
Titik lebur 81C
Suhu autoignisi Decomposes at 295C

Penampilan Pale yellow crystals.


Nomor CAS 118-96-7

PubChem 8376
SMILES CC1=C(C=C(C=C1[N+](=O)[O-])
[N+](=O)[O-])[N+](=O)[O-]

43
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil Makalah yang saya buat ini, dapat Saya simpulkan bahwa:

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan & proses Praktikum, tempat Praktikun & lingkungannya serta
cara-cara melakukan Praktikum.
Bahan kimia dapat dkelompokkan menjadi : POISON Radioactive Explosive
Oxidising Agent Irritant Corrosive Flammable Toxic.
Lemari asam merupakan tempat menyimpan bahan kimia yang bersifat asam atau
memiliki kadar keasaman yang tinggi.
Trinitrotoluene (TNT, atau Trotyl) adalah kristalin aromatic hydrocarbon berwarna
kuning pucat dan merupakan bahan peledak yang digunakan sendiri atau dicampur.
Filter masker mempunyai fungsi yang berbeda, yang dapat dilihat dari warna filter
masing masing filter.

4.2 SARAN

Disarankan kepada Praktikan , dosen, dan peneliti agar dapat mematuhi prosedur
keselamatan kerja yang telah Saya tulis dalam makalah ini. Semoga bermanfaat
bagi yang membaca.
Setiap laboratorium hendaknya memiliki utility untuk:
1.Kebakaran (Detektor Asap, Sprinkle, Alarm)

2.Kebocoran Gas (Detektor Gas)

3.Pertolongan Pertama Pada Kecelakanan

44
DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-aplikasi/manajemen-laboratorium-
kimia/keselamatan-kerja-laboratorium/, di akses tanggal 16 maret 2011 pukul 20:45
WIB

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/06/keselamatan_laboratorium.pdf

di akses tanggal 16 maret 2011 pukul 19:00 WIB

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3232604&page=5 , di akses tanggal 16 maret


2011 pukul 20:00

http://en.wikipedia.org/wiki/Special:Search?search=lemari+asam&sourceid=Mozilla-
search, di akses tanggal 16 maret 2011 pukul 21:00

45

Anda mungkin juga menyukai