PENDAHULUAN
1
tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang
agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari
bahan-bahan kimia terutama bahan kimia yang mudah bereaksi, atau yang dapat
menyebabkan bahaya lain seperti kebakaran, iritan, keracunan, atau penyebab bahaya
penyakit dalam lainnya. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis jenis
bahan kimia agar siapapu yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-
hati dalam penggunaannya dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya jika
sampai terjadi kecelakaan akibat kesalahan penggunaan bahan tersebut. Selain itu yang
harus diperhatikan juga adalah limbah bekas bahan kimia sisa percobaan harus dibuang
dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara
menggunakan peralatan yang umum digunakan dalam laboratorium juga sangat perlu
untuk diketahui oleh para Praktikan baik petunjuk praktis maupun petunjuk khususnya
untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin akan terjadi ketika bekerja di Laboratorium.
Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan setiap individu Praktikan dan khususnya para
asisten agar dapat bekerja sama dalam bertanggung jawab untuk menjaga Kesehatan dan
keselamatan kerja dalam sebuah Praktikum di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses Praktikum secara menyeluruh.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-
undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Diantara sarana
2
kesehatan, Laboratorium Kesehatan merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas
kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar.
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia,
ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan
teknologi laboratorium, maka resiko yang dihadapi petugas laboratorium semakin
meningkat. Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan
kimia yang merupakan bahan toxic, korosif, mudah meledak dan terbakar serta bahan
biologi. Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat alat yang mudah pecah,
berionisasi dan radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase yang mematikan, dan
melakukan percobaan dengan penyakit yang dimasukan ke jaringan hewan percobaan.
Oleh karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam bekerja hendaknya
dilaksanakan oleh semua Institusi yang turut andil dalam semua kegiatan di Laboratorium.
1.2 Tujuan
3
BAB II
PERMASALAHAN
4
BAB III
PEMBAHASAN
Selain itu, dalam keselamatan kerja juga terdapat kesehatan kerja (Occupational
health). Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi
kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan
(akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis
(sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama.
Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan
masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan
5
tingkat produktivitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya.
Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan
Laboratorium.
Tujuan kesehatan kerja adalah:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
Lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental
maupun kesehatan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan
oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan
Bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang
optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan
menurunkan produktifitas kerja.
Sedangkan Kecelakaan merupakan suatu kejadian di luar kemampuan manusia,
disebabkan oleh kekuatan dari luar, terjadi dalam sekejap menimbulkan kerusakan
terhadap jasmani maupun rohani (WHO). Setiap laboratorium dengan segala desain dan
6
aktifitasnya memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan. Dalam laboratorium diupayakan
untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan kerja adalah kejadian atau peristiwa yang terjadi secara acak dan tidak
terduga dan terjadi diluar prosedur atau rencana praktikum dan merupakan sesuatu yang
tidak diharapkan terjadi pada saat Praktikum sedang berlangsung. Oleh karena dalam
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan ataupun perencanaan sebelumnya, kita
diharapkan harus lebih berhat hati agar kejadian seperti ini tidak terjadi dalam sebuah
Praktikum. Kecelakaan kerja memiliki resiko yang sangat berbahaya baik bagi praktikan
maupun lingkungan sekitar.
Kecelakaan di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.
Sumber Kecelakaan
a.Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan
proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan
7
laboratorium
8
3. Resiko terjadi kebakaran
(sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala
(flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu:
oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Akibat :
- Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
kematian.
- Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
- Konstruksi bangunan yang tahan api
- Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
- Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
- Sistem tanda kebakaran:
Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan
segera
Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis
- Jalan untuk menyelamatkan diri
- Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
- Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.
laboratorium
9
3.Siswa/mahasiswa bertanggung jawab dalam mempelajari sifat bahan dan akibat
dari suatu proses yang ditimbulkan serta penggunaan peralatan keselamatan
laboratorium.
Pelayanan Preventif.
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit
menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat
kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan
tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.
Tindakan Preventif
1.Desain dan Penataan ruangan harus memenuhi persyaratan
PASAL 86
1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai nlai agama
2)Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselanggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
10
3)Perlindungan sebaga mana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku
PASAL 87
1)Setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan system manajemen perusahaan
Alat pelindung diri atau APD adalah suatu alat / pengaman yang berguna untuk
melindungi atau meminimalisir kecelakaan yang terjadi. Alat perlindungan diri meliputi :
Penggunaan kaca mata pelindung sangat penting dalam melakukan suatu pekerjaan
tertentu , Karena penggunaan pelindung mata sering dianggapsepele mungkin, ada
beberapa dari para pekerja yang lalai tidak menggunakan pelindung mata, padahal
penggunaan pelindung mata sangatlah penting Karena dapat mengurangi kecelakaan pada
para pekerja, sering terjadi beberapa kecelakaan pada mata akibat dari menyepelekan
penggunakan pelindung mata. Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang
mutlak yang harusdikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini
dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan
bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari:
Kaca mata pelindung
Goggle
Pelindung wajah
11
Walaupun telah banyak model, jenis, dan bahan dari perlindungan mata tersebar
dipasaran hingga saat ini, Anda tetap harusberhati-hati dalam memilihnya, Karena bias saja
tidak cocok dan tidak cukup aman melindungi mata dan wajah Anda dari kontaminasi
bahan kimia yang berbahaya.
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia
adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang
dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya
harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker,
yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi,
dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter
pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut
memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka
filter tersebut harus diganti.Dari informasi mengenai beberapa APD diatas, maka setiap
pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai APD yang sesuai sebelum
bekerja dengan bahan kimia. Selain itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis
bahan kimia yang ditangani. Semua hal tersebut tentunya mempunyai dasar, yaitu
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Ungkapan mengatakan bahwa "Lebih
baik mencegah daripada mengobati". APD merupakan solusi pencegahan yang paling
mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia.
12
Gambar Masker
(c) Respirator
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia
adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang
dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya
harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker,
yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi,
dan batas paparan. . Alat Pelindung PernafasanBerguna untuk melindungi pernafasan
terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat
racun, korosi ataupun rangsangan.Masker untuk melindungi debu / partikel-partikel yang
lebih besar yang masuk kedalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-
pori tertentu. Bergantung pada jenis dan kadar pencemar, ada beberapa jenis respirator :
13
menyerapgas-gas tersebut secara kimia atau fisika. Dengan sendirinya kanister kan berbeda
dalam menyerap gas atau uap. Kemampuan ini dibedakan dengan warnanya antaralain :
Peralatan ini mirip peralatan pernapasan untuk para penyelam, dimana disediakan
udara untuk membantu pernafasan. Alat ini diperlukan pada lingkungan yang terpolusi
berat, seperti adanya gas aspiksian (N2 metan CO2) atau aspiksian kimia (NH3, CO, HCN)
pada kosentrasi tinggi. Pemasokudara pernapasan berupa udara tekan, dapat dipakai selama
30 menit sampai 1 jam dan udara atau oksigen cair untuk perlindungan antara 1-2 jam.
14
Gambar Jenis jenis Filter Masker (Respirator) beserta kegunaannya :
15
RC206 : organik dan anorganik uap/gas dan gas asam dengan
kandungan racun rendah (For organic, inorganic vapours and
acid gases of low toxicity
Telinga merupakanorgan vital dari manusia yang sangat berguna dan sensitive.
Sebagai organ tubuh yang vital, telinga tidak luput dari resiko kerusakan akibat kerja.
Umumnya kerusakan fungsi telinga sebagai alat pendengaran adalah permanent. Sehingga
proses rehabilitasinya bisa dikatakan sangat kecil kemungkinannya. Oleh Karena itu
perlindungan terhadaporgan yang satu ini sangat diperlukan untuk mencegah rusaknya
fungsi pendengaran akibat linkungan kerja.
16
Upaya untuk melindungi pekerja yang terpapar kebisingan dapat dilakukan dengan:
Mengurangi tingkat kebisingan yang timbul dari peralatan atau lingkungan kerja
serta Melindungi pekerja dengan alat pelindung diri untuk telinga(ear plug, ear muff
dll) Kebisingan yang timbul diarea kerja, biasanya bersumber dari suara mesin, adanya
aliran dalam dengan tekanan tinggi, adanya bocoran pada pipa atau peredam suara.
Hal ini dimaksudkan agar bagian tubuh pekerja terlindungi dari segala
kemungkinan terluka atau kecelakaan ketika bekerja. Selain dari itu menggunakan
wearpack bertujuan untuk menyeragamkan pekerja dan memberikan identitasjabatan.Baju
yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas
laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki
laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan
kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika Anda menggunakan jas laboratorium diantaranya :
o Kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak
terpasang dan ukuran dari jaslaboratorium pas dengan ukuran badan
pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari
tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya.
o Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia,
lepaslah jas tersebut secepatnya.
17
Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jump suits.
Apron seringkali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan ini biasanya terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang
terbuat dari plastik, tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-
bahan kimia yang dapat terbakar bila dipicu oleh elektrikstatis, Karena apron jenis ini
dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.Jump suits atau dikenal dengan sebutan baju
parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi(mis., ketika
menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang sangat
banyak)..Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu member
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap
lembab, dan radiasi.
18
Gambar Sepatu
19
Gambar sarung tangan
2) Bahan kimia
Hampir setiap bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja
dengan bahan kimia bila tahu cara yang tepat untuk menggunakan dan cara menanggulangi
keadaan darurat akibat salah penggunaan bahan berbahaya tersebut. Yang dimaksud
berbahaya ialah dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan,
menyebabkan sakit atau luka, merusak, menyebabkan korosi dsb. Jenis bahan kimia
berbahaya dapat diketahui dari label yang tertera pada kemasannya dan dalam
penggunaannya tidak sembarangan, harus ada pengawasan dari orang yang ahli dalam
bidang ini.
Dari data pada label tersebut, kita dapat mengetahui tingkat bahaya bahan kimia
dapat diketahui dan upaya penanggulangannya pun dapat dan harus diketahui oleh mereka
yang menggunakan bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang terdapat dua atau tiga tanda
bahaya pada satu jenis bahan kimia, itu berarti kewaspadaan orang yang bekerja dengan
bahan tersebut harus lebih ditingkatkan. Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah
kelompok bahan oksidator seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-bahan ini bila
bereaksi dengan bahan organik dapat menghasilkan ledakan. Logam alkali seperti natrium,
mudah bereaksi dengan air menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan. Gas
metana, pelarut organik seperti eter, dan padatan anorganik seperti belerang dan fosfor
mudah terbakar, maka ketika menggunakan bahan-bahan tersebut, hendaknya dijauhkan
dari api.
20
Bahan kimia seperti senyawa sianida, mercuri dan arsen merupakan racun kuat,
harap bahan-bahan tersebut tidak terisap atau tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam
anorganik bersifat oksidator dan menyebabkan peristiwa korosi, maka hindarilah jangan
sampai asam tersebut tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. Memang penggunaan
bahan-bahan tersebut di laboratorium pendidikan Kimia tidak berjumlah banyak, namun
kewaspadaan menggunakan bahan tersebut perlu tetap dijaga Peralatan dan cara kerja.
Selain bahan kimia, peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan bahaya bila cara
menggunakannya tidak tepat. Contoh sederhana yaitu cara memegang botol reagen, label
pada botol tersebut harus dilindungi dengan tangan, karena label bahan tersebut mudah
rusak kena cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan isi botol tersebut.
21
Tabel Simbol simbol yang sering digunakan untuk menandai jenis jenis
bahan kimia secara internasional :
22
Oxidising Agent : Bahan yang dapat
menghasilkan panas bila bersentuhan
dengan bahan lain terutama bahan-bahan
yang mudah terbakar
23
Peringatan tegangan tinggi
3) Peralatan Kimia
Selain Bahan Kimia, dalam Laboratorium juga terdapat peralatan yang terbuat dari
gelas, bahan gelas tersebut mudah pecah dan pecahannya dapat melukai tubuh. Khususnya
bila memasukkan pipa gelas kedalam propkaret, harus digunakan sarung tangan untuk
melindungi tangan dari pecahan kaca. Pada proses pemanasan suatu larutan, harus
digunakan batu didih untuk mencegah terjadinya proses lewat didih yang menyebabkan
larutan panas itu muncrat kemana-mana. Juga ketika menggunakan pembakar spiritus atau
pembakar bunsen, hati-hati karena spiritus mudah terbakar, jadi jangan sampai tumpah ke
atas meja dan selang penyambung aliran gas pada bunsen harus terikat kuat, jangan sampai
lepas. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai cara penggunaan alat alat
yang terbuat dari gelas tersebut. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk
mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaanya. (Ginting, 2000).
Dibawah ini adalah beberapa alat yang sering digunakan di Laboratorium beserta
fungsinya :
24
Bahan pembuat dan
No Nama Alat Gambar
Fungsi Alat
Digunakan untuk
4 Pipet tetes memindahkan beberapa
tetes zat cair.
25
Sebagai pasangan antara
pipet ukur dan pipet
gondok yang disertai
5 Ball pipet
dengan tanda untuk
menghisap() dan untuk
mengeluarkan larutan().
26
Untuk mengetahui
Viskometer
8 viskositas atau kekentalan
ostwalt
suatu larutan.
Untuk mengukur
viskositas atau kekentalan
10 Viscotester
suatu larutan yang lebih
kental.
27
Neraca Untuk menimbang sampel
11
analitik atau padatan kimia.
Untuk penyangga
pembakar spirtus
13 Kaki tiga
28
Untuk menjepit
Klem
14 erlenmeyer dan lain-lain.
universal
29
Indikator Untuk identifikasi
17
universal keasamaan larutan/zat dan
lainnya.
30
Penjepit
tabung
reaksi Untuk menjepit tabung
reaksi.
20
31
Spatula
23
plastik Pengambil zat kristal
Merangkai peralatan
Statif dasar praktikum
25
persegi
32
Untuk mereaksikan zat
Tabung
26
reaksi
Kertas
27
saring Untuk menyaring larutan.
4) Langkah-langkah praktis
33
5) Larangan larangan saat berada di Laboratorium
6) Peralatan P3K
a) Plester
b) Pembalut berperekat
c) Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
d) Perban gulung
e) Perban segitiga
34
f) Kain kasa
g) Pinset
h) Gunting
i) Peniti,
1. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
1. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
4. Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah
kontaminasi.
35
d) Memindahkan bahan Kimia cair
1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus telapak tangan memegang
botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.
3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak memercik.
1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.
2. Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk mencegah pemanasan
mendadak.
3. Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air. Maksimum
seperampatnya.
36
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10 Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah
praktikum selesai.
b. Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu teman anda.
4. Hindari mengunakan lift.
37
5. Hindari mengirup asap secara langsung.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci).
7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
8. Hubungi pemadam kebakaran.
Bahan kimia yang mudah terbakar yaitu bahan bahan yang dapat memicu
terjadinya kebakaran. Terjadinya kebakaran biasanya disebabkan oleh 3 unsur utama yang
sering disebut sebagai segitiga API :
Keterangan :
A : Adanya bahan yang mudah terbakar
P : Adanya panas yang cukup
I : Adanya ikatan Oksigen di sekitar bahan.
38
AIR
BUSA
Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi mengisolasi bahan dan
oksigen. Pemadam kebakaran jenis busa cukup efektif untuk Api kelas A dan B,
tetapi berbahaya untuk api kelas C dan D.
Bubuk Kering adalah bubuk halus campuran bahan kimia seperti Na2CO3,
K2CO3, KCl, (NH4)3PO4 dan sebagainya yang mudah mengalir apabila yang
mudah mengalir apabila disemprotkan. Dalam pemadaman api, bahan tersebut
berfungsi sebagai:
39
Jenis pemadam ini amat baik untuk api kelas A, B dan D, tetapi tidak efektif
untuk tempat yang berangin atau diluar. Selain itu, api dapat timbul kembali
(reignition) setelah dipadamkan.
Gas CO2
Gas CO2 bertekanan tinggi, dengan efektif dapat dipakai untuk pemadaman
segala jenis kebakaran api (A, B, C dan D). hal ini karena terjadi gas tersebut
yang lebih berat dari udara dapat menutupi atau mengisolasi bahan yang terbakar
dari O2. namun kelemahannya adalah dapat terjadi penyalaan kembali.
Halon
Pemadam Kebakaran
Bahan Terbakar
Kelas
Api Bubuk
contoh Halon
Air Busa Kering CO2
Kertas, Kayu,
A Ya Ya Ya Ya Ya
Karet dan Kain
Benzena, Eter,
B Heksana, dan Tidak Ya Ya Ya Ya
Minyak cat
40
Listrik dan
C Tidak Tidak Ya Ya Ya
Motor
c. Gempa bumi
Pada saat terjadi gempa bumi sebaiknya kita melakukan Prosedur
berikut :
1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.
E. Bahan kimia B3
Bahan kimia jenis B3 (berbau, berbahaya, beracun) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (highly flammable)
d. Mudah menyala (flammable)
e. Amat sangat beracun (extremely toxic)
f. Sangat beracun (highly toxic)
g. Beracun (moderately toxic)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
k. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
l. Karsinogenik (carcinogenic)
41
m. Teratogenik (teratogenic)
n. Mutagenik (mutagenic)
F. Lemari Asam
Lemari asam ini digunakan untuk tempat mereaksikan berbagai jenis reaksi kimia,
terutama dalam mereaksikan zat-zat yang berbahaya, beracun, maupun dalam mereaksikan
zat-zat yang menghasilkan zat lain yang mengeluarkan gas berbahaya, hingga percikan api.
Lemari asam tidak boleh dijadikan sebagai tempat penyimpanan bahan kimia, karena
jika kita sedang bekerja dan didalam lemari asam tersebut terdapat berbagai jenis bahan
kimia, kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat reaksi yang salah semakin berpeluang.
Oleh karena itu, lemari asam selain harus mendapatkan perawatan rutin, juga harus
digunakan sesuai dengan kebutuhannya.
42
G. TNT (Trinitrotoluene)
Trinitrotoluena
2,4,6-trinitrotoluene
Nama IUPAC
Rumus kimia C7H5N3O6
RE factor 1.00
Titik lebur 81C
Suhu autoignisi Decomposes at 295C
PubChem 8376
SMILES CC1=C(C=C(C=C1[N+](=O)[O-])
[N+](=O)[O-])[N+](=O)[O-]
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil Makalah yang saya buat ini, dapat Saya simpulkan bahwa:
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
Laboratorium, bahan & proses Praktikum, tempat Praktikun & lingkungannya serta
cara-cara melakukan Praktikum.
Bahan kimia dapat dkelompokkan menjadi : POISON Radioactive Explosive
Oxidising Agent Irritant Corrosive Flammable Toxic.
Lemari asam merupakan tempat menyimpan bahan kimia yang bersifat asam atau
memiliki kadar keasaman yang tinggi.
Trinitrotoluene (TNT, atau Trotyl) adalah kristalin aromatic hydrocarbon berwarna
kuning pucat dan merupakan bahan peledak yang digunakan sendiri atau dicampur.
Filter masker mempunyai fungsi yang berbeda, yang dapat dilihat dari warna filter
masing masing filter.
4.2 SARAN
Disarankan kepada Praktikan , dosen, dan peneliti agar dapat mematuhi prosedur
keselamatan kerja yang telah Saya tulis dalam makalah ini. Semoga bermanfaat
bagi yang membaca.
Setiap laboratorium hendaknya memiliki utility untuk:
1.Kebakaran (Detektor Asap, Sprinkle, Alarm)
44
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-aplikasi/manajemen-laboratorium-
kimia/keselamatan-kerja-laboratorium/, di akses tanggal 16 maret 2011 pukul 20:45
WIB
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/06/keselamatan_laboratorium.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Special:Search?search=lemari+asam&sourceid=Mozilla-
search, di akses tanggal 16 maret 2011 pukul 21:00
45