Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Sesungguhnya hati yang keras merupkan masalah yang akan membawa akibat sangat berbahaya,
baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Sungguh, selama ini kita telah meninggalkan jalan
(manhaj) Alllah SWT dalam hidup ini bahkan kita malah mengikuti jalan setan, setan setan itu
kemudian menghiasi pandangan kita akan keindahan dunia. Akibatnya , kita lalu melakukan beragam
kemaksiatan tanpa peduli, sehingga kehidupan kita menjadi seperti jahiliah atau hampi hampir
jahiliah.
Perbuatan tersebut terjadi karena kegagalan dalam mengelola qolbu sebagai landasan dalam
kehidupan. Imam al ghazali pernah menyatakan bahwa hati (qollbu) itu seperti cermin. Jika
seseorang hatinya bersih atau sehat dari kemaksiatan maka hampir bias dipastikan bahwa
perbuatannya yang muncul juga akan baik. Jadi titik sentral perbuatan manusia sesungguhnya
terletak pada hati.
Di dalam ungkapan tersebut terdapat nasehat yang dapat menjadi obat penawar bagi yang sakit,
menghapus dahaga, menghancurkan kepalsuan, menghilangkan syubhat, menyelamatkan orang
yang tenggelam, menyinari jalan, dan membuat hati menjadi nyaman. Orang yang beruntung adalah
yang mampu mengambil nasihat dari orang lain, sedangkan orang yang celaka adalah yang dirinya
menjadi nasihat bagi orang lain.
Kami memohon kepada Allah agar terjaga dari perbuatan maksiat dan dosa, dan semoga kita
diberikan taubat dan ampuna, jika kita terlanjur berbuat dosa. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar
dan Maha Mengabulkan doa hamba hambanya.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian manajemen qolbu?
2. Apa tujuan manajemen qolbu?
3. Dapat digolongkan menjadi berapa hati manusia?
4. Apa yang menyababkan hati menjadi keras?
5. Bagaimana ciri Hati yang keras?
6. Bagaimana mengobati Hati yang keras?

III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Qolbu
Sebenarnya tidak ada perbedaan antara MQ dengan metode dakwah islam lainnya, di dalamnya pun
tidak ada yang baru, semua merupakan pnjabaran ajaran islam. Hanya pembahasannya lebih
diperdalam, dibeberkan dengan cara yang actual dengan inovasi dan kreativitas dakwah yang sesuai
dengan kebutuhan zaman. Inti pembelajaranya sendiri ada pada qolbu.
2. Tujuan Manajemen Qolbu
Dalam diri manusia yang terpenting ternyata bukan kecerdasannya saja, tapi yang membimbing
cerdasnya otak menjadi benar, yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar, disitulah fungsi
qolbu. Oleh karenanya menjadi cerdas belum tentu mulia, kecuali kecerdasannya dipakai untuk
berbuat kebenaran. Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya dijalan yag benar.
Qolbu mempunyai potensi yang negatif dan potensi yang positif. Allah telah menyiapkan keduanya
dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen secara sederhana berarti
pengelolaan. Sebuah sistem dengan manajemen yang baik, dengan pengelolaan yag baik, sekecil
apapun potensi yang dimiliki, Insya Allah akan membuahkan hasil yang optimal.
Dapat dipahami pula bahwa kita tidak berakhlak mulia bukan karena tidak berpotensi, tapi karena
manajemen diri kita yang masih buruk. Kita mampu mengelola otak kita menjadi cerdas, memiliki
daya ingat yang kuat, yakinlah itu bias dilakukan. Kita bias kelola fisik sehingga mampu melakukan
sebuah gerakan bela diri dengan sempurna, pukulannya semakin akurat, tapi itu tidak cukup kalau
hatinya tidak dikelola denga baik. Karena semua itu tidak akan memiliki nilai positif jika hatinya tidak
dikelola dengan baik. Begitulah, hati menentukan nilai: mulia atau hina. Jangan aneh jika ada orang
cerdas, tapi tidak mulia hidupnya, bukan karena kurang cerdas, tapi kecerdasannya tidak dibimbing
oleh hatinya.
Orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih, kesehatan tubuh pun
terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuaannya menata qolbu. Detak jantung
menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, keteganga berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa
diliputi kedamaian
Intinya hidup ini tergantung pada suasana hati, barang siapa yang bias memanage (mengelola) hati,
niscaya hidup akan luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak
hanya di dunia ini, tetapi juga di akhirat kelak.
3. Penggolonga Hati Manusia
3.1 Hati yang sakit (Qolbun Maridh)
Orang yang menderita Qolbun Maridh aka sulit menilai secara jujur apa pun yang nampak di
depannya. Melihat orang yang sukses timbul iri dengki; mendapati kawan memperoleh karunia
rezeki, timbul resah dan benci. Bila sudah di temukan, ia akan merasa puas dan gembira. Ibarat
menemukan barang berharga, ia kemudian menyebarkan aib dan kekurangan itu kepada siapa saja.
Ini semua dilakukan agar kelebihan yang ia temukan pada orang tersebut akan tenggelam.
Naudzubillah.
Adapun ciri lainnya dari hati yang sakit adalah, cenderung menyukai makanan rohani yang akan
memberinya madharat. Sebaliknya, ia enggan mendengar dan menerima santapan rohani yang
bermanfaat. Walhasil, hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit.
3.2 Hati yang mati (Qolbun Mayyit)
Hati yang mati tak ubahnya seperti jasad yang tidak bernyawa. Kendati dicubit, dipuku bahkan diiris
sekalipun, ia tidak akan merasakan apa apa. Bagi orang yang hatinya sudah mati, saat melakukan
perbuatan baik atau buruk, dirasakannya sebagai hal yang biasa biasa saja; tidak memiliki nilai sama
sekali, kalaupun ia berbuat kebaikan sekecil apapun, itu hanya akan membangkitkan rasa bangga
diri, rindu pujian serta penuh ujub dan takabur.
Dengan demikian, hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal Tuhannya. Hati yang seperti ini
menurut Dr. Ahmad Faridh dalam bukunya Tazkiyat an Nufus, senantiasa berada dan berjalan
bersama hawa nafsunya, walaupun itu dibenci dan dimurkai Allah Azza wa Jalla.
3.3 Hati yang sehat (Qolbun Shahih)
Seseorang yang memiliki hati yang sehat, tak ubahnya dengan memiliki tubuh yang sehat, ia akan
berfungsi optimal, ia akan mampu memilih dan memilah setiap rencana atas suatu tindakan,
sehingga setiap yang akan diperbuatnya benar benar sudah melewati perhitungan yang jitu,
berdasarka hati nurani yang bersih.
Diantara ciri orang yang hatinya sehat adalah hidupnya diselimuti mahabbah (kecintaan) dan
tawakal kepada Allah. Tidak usah heran manakala mencintai sesuatu, maka cintanya semata mata
karena Allah, dengan begitu ia tidak akan berlebihan mencintai makhluk.
4. Penyebab Hati Menjadi Keras
Ada banyak sebab yang menyebabkan hati ini menjadi keras, antara lain adalah:
a. Melupakan kematian, sakaratul maut, alam kubur, siksa dan nikmat kubur. Padahal alam kubur
adalah tempat ahir yang pertama kali.
b. Terlalu mencintai dunia dan tenggelam di dalamnya, serta menjadikan dunia sebagai tujuan
hidupnya.
c. Lupa dari dzikrullah (mengingat Allah) dan lupa membaca kitabnya. Kalaupun mebacanya, seolah
olah ia hanya membaca majalah, karena tidak pernah memikirkan dan merenungkan janji janji,
ancaman, berita dan pelajaran yang ada didalamnya.
d. Suka bergaul atau duduk dengan orang yang banyak bergurau dan tertawa, padahal sebagian
mereka kadang banyak berdusta dalam berbicara.
e. Terlalu banyak dosa dan maksiat, sehingga kemaksiatan itu sudah menjadi terbiasa baginya.
5. Ciri Hati Yang Keras
Setiap penyakit tentu ada cirinya, dan biasanya akan tampak pada manusia, ketika penyakitnya
sudah sangat parah. Demikian dengan halnya hati yang keras (Qaswatu al Qalb) ini. Seseorang yang
hatinya keras mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
a. Tidak terpengaruh oleh peristiwa yang terjadi di sekitarnya, seperti kematian kauniyah
(fenomena alam), keajaiban yang terjadi di depan matanya setiap saat.
b. Rasa cintanya terhadap kenikmatan dunia semakin bertambah.
c. Malas untuk melakukan amal kebaikan, terutama dalam hal ibadah, bahkan mungkin ia bersikap
sembrono dalam melaksanakan sebagian ibadahnya.
d. Lemahnya keinginan untuk melakukan amal shaleh, dan lemahnya keingina atau niat untuk
bertaubat, hingga hal itu nyaris tidak ada di dalam dirinya.
e. Kewajiban dan kefardhuan yang ditetapkan oleh Allah kepadanya terasa sangat berat di
punggungnya, sehingga lidahnya sering kali mengatakan, saya ingin segera selesai dari tugas tugas
ini.
6. Cara Mengobati Hati Yang Keras
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa apabila kita berada dalam kondisi yang sakit,
ini artinya kita sedang berada dalam keadaan bahaya, baik di dunia maupun akhirat. Oleh sebab itu
kita perlu mengobati penyakit hati yang kronis ini, sehingga kita dapat kembali pada Islam dengan
benar.
Berikut ini ada beberapa wasilah atau sarana untuk mengobati hati yang sakit sebagaimana yang
telah dijelaskan oleh para ulama antara lain adalah:
1. Mau mengambil pelajaran (itibar) dari peristiwa kematian dan hal hal yang menyusahkan ketika
sudah mati. Dal hal ini Rasulullah pernah bersabda: Perbanyaklah kalian mengingat mati (sesuatu
yang dapat menghancurkan kenikmatan). Oleh sebab itu, hendaknya kita semua sibuk untuk
mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk menemuinya, sebab kematian itu adalah ahir
dari tempat kehidupan dunia dan awal dari kehidupan ahirat.
2. Menyaksikan orang sedang sakaratul maut. Sesungguhnya orang sakaratul maut itu kondisinya
sangat kritis, sehingga para sahabat, tabiin, waliyullah dan orang saleh pun merasa tersentak karena
takut. Diriwayatkan dari sebagian ulama, bahwa ketika ia sedang sakaratul maut, dia di datangi oleh
temen temennya, mereka melihat dirinya saat itu menangis. Maka temen temennya mengingatkan
kebaikan kebaikan amaliahnya dan keagungan rahmat Allah. Dia lalu mengatakan: Sesungguhnya
saya menangis karena khawatir imanku akan hilang di saat sakaratul maut ini.
3. Ziarah kubur. Sesungguhnya ziarah kubur itu sangat penting bagi seorang muslim, terutama bagi
orag yang hatinya keras, sebab ziarah kubur itu dapat mengingatkan kematian.
4. Membayangkan terjadinya hari kiamat dan huru haranya. Jika ada seorang ingin kembali ke
dunia dan ingin menghabiskan seluruh umurnya untuk ketaatan kepada Allah, maka katakanlah
bahwa dulu ada salah seorang yang saleh, yang pernah menggali liang kubur di dekat rumahnya.
Setiap kali hatinya merasa keras, maka orang tersebut masuk kedalam liang kubur tersebut, seraya
membaca ayat, yang artinya: Dia berkata: Ya Tuhan, kembalikanlah aku ke dunia, sehingga aku akan
dapat berbuat baik, yang dulunya kami tinggalkan. Hal itu sekali kali tidak ungkin. Sesungguhnya itu
hanyalah perkataan yang di ucapkannya saja (omong kosong). Dan di hadapan mereka ada barzakh
(dinding), sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al Mukminun: 99_100). Orang shaleh tadi lalu
mengatakan dalam hatinya sendiri: Nah, ini kamu sekarang telah kembali ke dunia. Maka
Perbanyaklah amal baik.
5. Memikirkan bahwa dunia itu sekedar rumah singgah bagi orang asing dan orang yang sedang
melakukan perjalanan, sedangka tempat tinggal yang hakiki adalah akhirat, surga atau di neraka.
6. Selalu ingat Allah dengan lidah dan hatinya.
7. Memperbanyak membaca al Quran
8. Selalu mengerjakan Shalat tepat pada waktunya.
9. Menghadiri majlis para ulama dan pemberi nasehat.
10. Berhati hati untuk tidak banyak bicara.
11. Memperbanyak istighfar.
12. Memperbanyak berdoa dan bertadharru (memohon sungguh sungguh dan merendahkan diri
kepada Allah). Sebab doa merupakan penyambung kepada Allah.

IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan hal hal sebagai berikut:
1.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami susun, mungkin masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan
datang. Mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan kata, semoga makalah ini menfaat
untuk kita semua.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Dr.Amir Said az-Zairi, Manjemen Kalbu, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2002
Gymnastiar,Abdullah, Aku Bisa, MQS Publishing, Bandung, 2005
HAKIKAT MANAJEMEN QOLBU
24 Juli 2012 pukul 14:08

Al-qalb adalah lafadz musytarak (memiliki banyak makna). Secara literal, al-qalbu bisa
bermakna hati, isi, lubuk hati, jantung, inti (lubb), akal (aql), kekuatan, semangat, keberanian,
bagian dalam (bthin), pusat, tengah, bagian tengah (wasath), dan yang murni (khlish,mahdh).
Al-Quran sendiri menggunakan kata qalb dengan makna yang beragam, namun tidak pernah
keluar dari makna-makna di atas.
Jika diperhatikan dengan seksama, makna qalbu di dalam al-Quran berkisar pada
pengertian-pengertian berikut ini.
Pertama, makna al-qalbu berhubungan dengan upaya memahami, mengerti,
tadabbur, dan berfikir. Kata qalbu dengan makna semacam ini ditunjukkan oleh ayat-ayat
berikut ini. Allah Swt. Berfirman, artinya :

"Mereka mempunyai qalbu (quluub) tetapi tidak dipergunakan untuk


memahami (yafqahuuna)ayat-ayat Allah. (QS al-Araf [7]: 179).

Qalbu pada ayat ini, bermakna akal. Sebab, Allah swt mengaitkannya dengan al-
fiqh(pemahaman). Qalbu juga bermakna ilmu. Ini ditunjukkan oleh firman Allah swt;

"Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, sementara qalbu-qalbu
mereka telah dikunci mati, sehingga mereka tidak mengetahui (yalamn)(kebahagiaan beriman
dan berjihad). (QS at-Taubah [9]: 87).

Al-Quran menggunakan kata qalbu dengan makna tadabbur (berfikir


mendalam). Allah swt berfirman;

"Mengapa mereka tidak mentadabburi al-Quran ataukah di dalam qalbu-qalbu mereka ada
penutupnya?" (QS Muhammad [47]: 24).
Bahkan, secara nyata Allah swt memberi makna qalbu dengan akal-pikiran:

"Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati (qulub)
yang dengan itu mereka dapat berpikir (memahami)". (QS al-Hajj [22]: 47).

Qalbu dengan makna akal pikiran juga termaktub di dalam surat Muhammad (47) ayat
16 dan surah al-Araaf (7) ayat 100.

Kedua, qalbu bermakna perasaan (wijdn/fud), baik yang benar maupun yang salah.
Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menegaskan hal ini. Misalnya: kekhusyukan (QS al-
Hadid [57]: 16), kelembutan dan kasih sayang (QS al-Hadid [57]: 27), perasaan terguncang (QS
al-Anfal [8]: 3), takut dan khawatir (QS Ali Imran [3]: 151), sombong (QS al-Mukmin [40]: 35),
marah (QS at-Taubah [9]: 15), ketenangan dan ketentraman (QS ar-Radu [13]: 28), keraguan
dan syak (QS at-Taubah [9]: 110), keras dan bandel (QS al-Baqarah [2]: 74).
Qalbu dengan makna semacam ini merupakan madhaahir (penampakan) dari naluri-
naluri manusia. Oleh karena itu, qalbu dalam konteks seperti ini tidak dapat menetapkan mana
yang harus ada dan mana yang tidak. Bahkan, qalbu dengan pengertian semacam ini, menjadi
tempat bercampurnya perasaan baik dan buruk.
Salah satu arti penting qalbu adalah qalbu sebagai tempat bersemayamnya iman dan
takwa. Iman adalah pembenaran pasti tanpa sedikit pun keraguan. Lalu, pembenaran ini
diendapkan di dalam qalbu dengan tetap menyertakan pemikiran ke dalamnya. Selanjutnya
perasaan dan pemikiran tersebut disatukan secara sempurna, penuh keyakinan, ketenangan,
dan selalu disesuaikan dengan akal pikirannya. Agar keyakinan tersebut menjadi keyakinan
yang pasti tanpa ada sedikitpun keraguan, maka, keyakinan tersebut harus sejalan dengan
akal. Apabila di dalam qalbu telah terwujud dua hal, yakni keyakinan pasti dan kesesuaian
keyakinan itu dengan akal, maka terbentuklah iman yang benar. Berhubungan dengan masalah
ini, Allah swt berfirman:

"kecuali orang yang dipaksa, sementara qalbunya tenang dalam keimanan". (QS an-Nahl
[16]: 106).

"Mereka itulah yang dituliskan di dalam qalbu mereka iman". (QS al-Mujadalah [58]: 22).

"Akan tetapi, katakanlah, Kami telah tunduk, karena iman itu belum masuk ke dalam qalbu
kalian. (QS al-Hujurat [49]: 14).

Selain sebagai tempat iman, qalbu juga tempat bersemayamnya keraguan, syak,
bahkan penolakan terhadap kebenaran. Allah Swt. menegaskan hal ini:

"Wahai Tuhan kami, janganlah engkau memalingkan qalbu-qalbu kami setelah Engkau
menunjuki kami. (QS Ali Imran [3]: 8).

Dari sinilah dapat dimengerti, betapa pentingnya peran akal dalam membimbing dan
mengarahkan qalbu; agar qalbu selalu mengimani hal-hal yang wajib untuk diimani, dan menolak
hal-hal yang tidak boleh diimani. Jika qalbu tidak mendapatkan bimbingan dari akal, niscaya
qalbu bisa terjatuh kepada kekeliruan. Bisa jadi, qalbu akan mengimani dan merasa tentram
terhadap sesuatu yang harusnya tidak boleh diimani, atau malah mengingkari sesuatu yang
harusnya ia imani. Untuk itu, qalbu harus selalu dibimbing oleh pemahaman Islam, agar ia tidak
terjatuh pada keyakinan dan perasaan yang salah.
Selain iman dan keraguan, takwa juga terdapat di dalam qalbu. Takwa adalah
perasaan takut kepada Allah swt yang dibarengi dengan menjalankan syariatNya dan menjauhi
laranganNya. Hal ini dijelaskan dalam al-Quran:

"Demikianlah (perintah Allah). Siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar Allah (ibadah),
sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan qalbu". (QS al-Hajj [22]: 32).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, makna qalbu mencakup akal pikiran
dan perasaan. Oleh karena itu, kebersihan dan kesucian hati tergantung kepada kebersihan
akal dan perasaan. Sedangkan kebersihan akal dan perasaan ditentukan oleh kesesuaiannya
dengan 'aqidah dan syariat Islam, dan kesuciannya dari pemikiran dan aturanthaghut. Dengan
kata lain, agar seseorang qalbunya bersih, perasaan dan pikirannya harus tunduk, dibentuk, dan
dibimbing oleh 'aqidah dan syariat Islam. Meskipun seorang Muslim memiliki perasaan untuk
mendekatkan diri kepada Allah sangat kuat, akan tetapi jika pemikirannya dibentuk oleh aqidah
dan system kufur, tentunya kita tidak bisa menyatakan qalbunya bersih. Seorang Muslim yang
asyik masyuk dengan ibadah ritual dan akhlaq semata, namun dalam bermuamalah masih
melibatkan diri dengan muamalah ribawiy serta praktek-praktek bisnis yang bertentangan
dengan syariat Islam, maka rusaklah qalbunya.
Sayangnya, persepsi masyarakat tentang kebersihan qalbu, masih sebatas kebersihan
pada aspek-aspek kejiwaan (nafsiyyah) belaka, seperti tumbuhnya sifat sabar, tawadlu', rendah
hati, qana'ah, dan sifat-sifat lain di dalam dirinya. Sementara itu, mereka tidak pernah
memperhatikan metode dan landasan dasar (tolok ukur) yang digunakan untuk membentuk sifat-
sifat tersebut. Akhirnya, pembentukan sifat-sifat tersebut terlepas dari 'aqidah dan syariat
Islam. Mereka menumbuhkan sifat-sifat tersebut di dalam qalbunya berdasarkan prinsip-prinsip
universal dan ajaran-ajaran selain Islam; misalnya Taoisme, Budhisme, dan sebagainya. Benar,
metode dan cara itu bisa menumbuhkan sifat-sifat yang baik, namun, sifat-sifat itu terpisah dari
'aqidah dan hukum Islam. Sebab, metode dan landasan yang digunakan untuk membentuk
sifat-sifat itu tidak lahir dari aqidah dan syariat Islam. Padahal, akhlaq (karakter) seorang Muslim
mesti terbentuk dari al-Quran dan Sunnah. Akhlaq seorang Muslim tidak boleh lahir dari prinsip-
prinsip universal atau ajaran selain Islam, akan tetapi harus lahir dari 'aqidah Islam. Untuk itu,
walaupun seorang Muslim memiliki sifat-sifat yang baik, namun, jika sifat-sifat itu lahir dari
ajaran-ajaran non Islam, qalbunya telah rusak.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, kebersihan dan kesucian qalbu
ditentukan oleh dua hal. Pertama, kebersihan pemikiran, dan kedua, kebersihan nafsiyyah
(pola sikap). Wallahu alam
Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab
sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih
dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji
objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga
disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
2. Metodisadalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya
merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu
harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180. Karenanya universal
merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-
umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat
objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam
ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 acam :
- Ilmu pengetahuan exacta (nyata)
- Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud)
Kedua ilmu pengetahuan ini berasal dari penerapan indera. Semua ilmu pengetahuan baik
exacta atau yang abstrak ada jalan untuk mempelajarinya yaitu:
- langsung atau tidak dibutuhkan guru,
- banyak atau sedikit dipergunakan buku,
- dasar pelajaran diletakkan pada kecerdasan otak.

Hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan exacta atau nyata yaitu pengertian nyata, sedangkan hasil
pelajaran dari ilmu pengetahuan abstrak yaitu pengertian rohani. Pengertian nyata tentang
hukum-hukum alam dapat menuntun kita menyingkap rahasia alam misalkan tentang bulan,
bintang, matahari, planet, atau air, tumbuhan, dll. Tetapi pengertian rohani tidak mampu
menuntun kita untuk mengungkap rahasia rohani atau rahasia ketuhanan. Pengertian rohani
sifatnya adalah mati sedangkan rahasia ketuhanan adalah rahasia yang sifatnya hidup atau
disebut juga Daya Hidup. Mengapa kita katakan bahwa pengertian rohani bersifat mati, artinya
ilmu pengetahuan abstrak sebatas pengertian rohani dalam diri kita itu tidak bisa tumbuh dan
tidak bisa bertambah dengan sendirinya, selain dari diri kita yang berusaha untuk menambahnya
dengan :
- banyak membaca
- menambah pelajaran
- mengadakan diskusi dan lain sebagainya.
Dasar-Dasar Ilmu
A. Ontologi
Setelah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai pengertian ontologi, Amsal Bakhtiar
menyimpulkan sebagai berikut.
I.Menurut bahasa, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada, danLogos =
Ilmu. Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
II. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakekat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani (kongkret) maupun rohani (abstrak).
Dalam pemahaman ontologi, ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai
berikut.
1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakekat yang berasal dari keseluruhan itu hanyalah satu saja,
tidak mungkin dua. Haruslah satu hakekat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal
berupa materi ataupun berupa rohani. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut
dengan block universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran:
a. Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran yang
sering juga disebut dengan naturalisme beranggapan bahwa zat mati merupakan kenyataan
dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya (jiwa dan ruh) tidaklah
merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh itu hanyalah merupakan akibat
saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
Dalam perkembangannya, sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul tenggelam seiring
roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai oleh filsafat dan agama. Alasan mengapa aliran
ini dapat berkembang, sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah:
Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan
kebenaran terakhir.
Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Oleh sebab itu,
peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani
Dalam sejarahnya, manusia memang bergantung pada benda seperti padi.
b. Idealisme
Idealisme diambil dari kata idea yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini
beranggapan bahwa hakekat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh atau
sejenisnya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Alasan aliran ini yang
menyatakan bahwa hakekat benda adalah ruhani, spirit dan sebagainya adalah:
Nilai ruh lebih tinggi dari badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia.
Ruh itu dianggap sebagai hakekat sebenarnya.
Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya
Materi adalah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu
saja.
2. Dualisme
Aliran ini memandang bahwa hakekat itu ada dua. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri
dari dua macam hakekat sebagai asal sumbernya yaitu hakekat materi dan hakekat ruh.
Materi bukan berasal dari ruh, dan ruh bukan berasal dari benda. Keduanya sama-sama
hakekat.
3. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme
bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang
menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua
entitas.
4. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti tidak ada. Doktrin tentang nihilisme sudah
ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias yang memberikan tiga
proposisi tentang realitas.
I.Tidak ada sesuatupun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada.
II. Bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui.
III. Sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang
lain.
5. Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat benda, baik itu
hakekat materi maupun hakekat ruhani. Kata agnostosisme berasal dari bahasa Grik
Agnostos yang berarti unknown. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang
mengenal dan mampu menerangkan secara kongkret akan adanya kenyataan yang berdiri
sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas menyangkal adanya suatu kenyataan
mutlak yang bersifat trancendent. Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran atau
penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakekat benda baik materi maupun
ruhani.
B. Epistimologi
Epistimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakekat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan
yang diperoleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri
dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah.
1. Metode Induktif
Induksi adalah suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2. Metode Deduktif
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih
lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode
deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada
penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori itu bersifat empiris atau ilmiah,
ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan
secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
3. Metode Positivisme
Metode yang dikeluarkan oleh August Comte ini berpangkal dari apa yang telah diketahui,
yang faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian atau persoalan di luar yang
ada sebagai fakta. Oleh karena itu, metode ini menolak metafisika. Apa yang diketahui secara
positif, adalah segala yang tampak dan segala gejala.
4. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh
pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya
dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan
filsafat. Kini, dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-
metode penuturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang
terkandung dalam pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari, dialektika berarti kecakapan
untuk melakukan perdebatan. Dalam teori pengetahuan, ini merupakan bentuk pemikiran
yang tidak tersusun dari satu pikiran, tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak
paling kurang dua kutub.
C. Aksiologi
Aksiologi berasal dari perkataan axios yang berarti nilai, dan logos yang berarti teori. Jadi
aksiologi adalah teori tentang nilai. Menurut Suriasumatri, aksiologi adalah teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.
Amsal bakhtiar telah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai definisi aksiologi dan
menyimpulkan bahwa dalam aksiologi, permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai
yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu
kepada permasalahan etika dan estetika.
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti. Pertama, etika merupakan suatu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Kedua, etika
merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan,
atau manusia-manusia yang lain.
Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika
adalah norma-norma kesusilaan manusia. Dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari
tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang
normatif, yaitu kondisi yang melibatkan norma-norma.
Estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia
terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Menurut Kattsoff (2004) estetika
merupakan suatu teori yang meliputi, (1) penyelidikan mengenai yang indah, (2)
penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni, dan (3) pengalaman yang
bertalian dengan seni, termasuk di dalamnya masalah penciptaan seni, penilaian terhadap seni
dan perenungan terhadap seni.

Pembagian ilmu secara formal & non formal


1.formal artinya kita di tuntut mencari ilmu di lembaga pendidikan seperti sekolah dan kuliah
dengan seperti ini kita pasti bisa banyak pengalaman dari teman guru dosen jadi mini sangat
penting buat kita.
2.informal artinya kita di tuntut mencari ilmu melalu diri kita sendiri dengan membaca menulis
dan melalui pengalaman kita sendiri ini menganut sistem OTODIDAK jadi kita harus mencari
ilmu dengan diri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain by myself saja jadi memang
seharusnya ada dukungan dengan belajar dari diri sendiri tak harus melalui orang lain.
3.non formal artinya kita penting untuk mencari ilmu di luar sekolah dan selain dari diri kita kita
bisa mencari ilmu lewat kursusan atau ikut majlis majlis ajian kitab jadi dengan ini kita bisa
banyak punya ilmu sehingga sedikit demi sedikit kita punya ilmu yang banyak dan bermanfaat.

Hadits menuntut ilmu


:












) (
Artinya:
Aku telah mendengar Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan
dalam rangka menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke
surga.sesungguhnya para Malaikat benar-benar meletakkan sayapnya karena rida kepada
penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar dimintakan ampunan 0leh semua
makhluk di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di air.keutamaan orang yang alim
atas yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas semua bintang-bintang.sesungguhnya
ulama itu adalah pewaris nabi:sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula
dirham melainkan mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu
bagian yang berlimpah.
Keterangan:
Abu darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah. Abu
Darda berkata kepadanya, apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang kemari?
lelaki itu menjawab, tiadalah aku datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah
kudengar darimu. selanjutnya abu darda menceritakan hadis ini.
Para malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis
sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang menuntut ilmu
untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada mereka dan cahayanya.
Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang
menuntut ilmu dan sebagi penghormatan buatannya.
Yang dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca
tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi.
Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Al-Hiitaan, ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat
orang yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim
dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT.
Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan makhluknya
dan apabila mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal ini ingsaAllah akan
kami sebutkan dalam bab akhlak.
, :
:


) (
,
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, dai berkata: Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam
meninggal dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakannya. )HR. Muslim(
Pengesahan hadits:
Diriwayatkan oleh Muslim (1631)
Kandungan Hadits:
Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal shalih.
Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka
pahalanya tetap mengalir kepadanya.
Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun masjid,
madrasah, membuat sumur, Hatau menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah
jariyah.
Disunahakan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah diantara
ilmu nafi (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta
adab sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.
Hadits
{ :



{ :
}

( } (

Artinya:
Dari abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: keutamaan orang berilmu
terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling rendah
diantara kamu. Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: Sesungguhnya Alloh, para Malaikat-
Nya serta penghuni langit dan bumi hingga semut yang berada didalam lubangnya dan
ikanpun benar-benar bersholawat untuk mereka yang mengajarkan kebaikan kepada orang-
orang. )H.R. At-Tarmidzi. Dia berkata: Hadits hasan(
makhluk di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di air.keutamaan orang yang alim
atas yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas semua bintang-bintang.sesungguhnya
ulama itu adalah pewaris nabi:sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula
dirham melainkan mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu
bagian yang berlimpah.
Keterangan:
Abu darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah. Abu
Darda berkata kepadanya, apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang kemari?
lelaki itu menjawab, tiadalah aku datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah
kudengar darimu. selanjutnya abu darda menceritakan hadis ini.
Para malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis
sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang menuntut ilmu
untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada mereka dan cahayanya.
Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang
menuntut ilmu dan sebagi penghormatan buatannya.
Yang dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca
tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi.
Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Al-Hiitaan, ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat
orang yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim
dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT.
Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan makhluknya
dan apabila mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal ini ingsaAllah akan
kami sebutkan dalam bab akhlak.
, :

:


) (
,
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, dai berkata: Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam
meninggal dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakannya. )HR. Muslim(
Pengesahan hadits:
Diriwayatkan oleh Muslim (1631)
Kandungan Hadits:
Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal shalih.
Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia, maka
pahalanya tetap mengalir kepadanya.
Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun masjid,
madrasah, membuat sumur, Hatau menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah
jariyah.
Disunahakan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah diantara
ilmu nafi (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta
adab sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.

Hadits
{ :

{ : }

( } (

Artinya:
Dari abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: keutamaan orang berilmu
terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling rendah
diantara kamu. Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: Sesungguhnya Alloh, para Malaikat-
Nya serta penghuni langit dan bumi hingga semut yang berada didalam lubangnya dan
ikanpun benar-benar bersholawat untuk mereka yang mengajarkan kebaikan kepada orang-
orang. )H.R. At-Tarmidzi. Dia berkata: Hadits hasan(

Doa menuntut ilmu


:


















) (
Artinya:
Aku telah mendengar Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan
dalam rangka menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke
surga.sesungguhnya para Malaikat benar-benar meletakkan sayapnya karena rida kepada
penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar dimintakan ampunan 0leh semua

Anda mungkin juga menyukai