Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH CUKA SALAK International Diabetes Federation (IDF)

TERHADAP PENURUNAN menginformasikan bahwa jumlah penderita


GLUKOSA DARAH DAN DM di dunia pada tahun 2011 telah mencapai
HISTOPATOLOGI PANKREAS 366 juta orang dan diperkirakan akan
meningkat dua kali lipat pada tahun 2030
TIKUS DIABETES
(IDF, 2011). Penyakit DM merupakan
keadaan hiperglikemia kronik disertai
Hamidatun, Oty Kiki Mandasari, Indri berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
Rosdiana, Septina Dwi Widiyana
hormonal. Penyebabnya ialah berkurangnya
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas hormon insulin yang dihasilkan oleh
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya sekelompok sel beta di kelenjar pankreas
yang sangat berperan dalam metabolisme
email: Hamidah.foodtech@gmail.com glukosa dalam sel tubuh. Kerusakan sel beta
email: oty_kiki@yahoo.com pankreas menyebabkan tubuh tidak bisa
email: indrirosdiana9@gmail.com menghasilkan insulin sehingga menyebabkan
email: septinadwiwidiyana@yahoo.com kadar glukosa darah meningkat (terjadi
keadaan hiperglikemia) (Suarsana et al.,
Abstract 2010). Kondisi hiperglikemia menurut
Robertson et al. (2003) dapat menghasilkan
Diabetes mellitus is indicated by elevated pembentukan spesies oksigen reaktif
levels of blood glucose and progressive (ROS=reactive oxygen species). ROS yang
changes of the structure of pancreatic islet berlebihan dapat menyebabkan stres oksidatif
histopathology. Salacca vinegar made from dan dapat memperparah kerusakan sel beta
suwaru salacca is one of alternative medicine pankreas.
of diabetes because contain acetate acid and Selama ini pengobatan DM yang telah
antioxidant. The aim of this study is to dilakukan ialah injeksi insulin dan pemberian
investigate the effects of salacca vinegar on obat oral anti diabetes (OAD). Namun,
blood glucose and histopathologycal of metode tersebut memerlukan biaya yang
pancreas of diabetic rats. This research is besar dan beresiko menimbulkan efek
based on Pre and Post Test with Control samping yang berbahaya (Brunton et al.,
Group Design. Ratus norvegicus rats were 2005). Mahalnya biaya pengobatan DM
divided into 4 groups. There were normal memicu para ahli untuk mencari obat
group, diabetes, diabetes + salacca vinegar alternatif dari bahan alami yang dapat
0,4mL and diabetes + salacca vinegar 0,7mL. dijangkau oleh masyarakat serta memiliki
The results indicated that salacca vinegar had efek samping minimal dibandingkan
a significant blood glucose lowering effect pengobatan kimia.
diabetic rats. Group of diabetes + salacca Cuka merupakan cairan hasil fermentasi
vinegar 0,4mL reduced glucose concentration dari bahan yang mengandung pati dan gula.
of 35,06%, diabetes + salacca vinegar 0,7mL Cuka yang terbuat dari buah-buahan
of 32,50%. Based on histopathologycal of mengandung banyak sekali komponen
pancreas showed that salacca vinegar fungsional seperti asam organik, vitamin,
recover pancreatic beta cells damaged. mineral, asam amino dan senyawa fenol
Conclusion is salacca vinegar had a (Soltan dan Shehata, 2012). Penelitian Saber
significant blood glucose lowering effect and (2011) menyatakan bahwa pemberian cuka
recover pancreatic beta cells damaged. apel pada tikus diabetes dapat menurunkan
kadar glukosa darah, diduga cuka apel
Keywords: Blood glucose, Diabetes Mellitus, memiliki senyawa yang menyerupai
Pancreas Histopathology, sulfonylurea yang dapat menstimulasi sel beta
Salacca Vinegar pankreas untuk meningkatkan produksi
insulin.
1. PENDAHULUAN Cuka salak (Salacca vinegar) merupakan
Diabetes Melitus (DM) ialah salah satu cuka dari buah salak yang memiliki
penyakit degeneratif yang menjadi ancaman kemampuan fungsional lebih tinggi dari pada
utama bagi kesehatan manusia di abad 21. cuka apel (Zubaidah, 2011). Penelitian

1
Zubaidah dan Wulandari (2010) menyebutkan yang ditusuk dengan jarum kecil (syringe 1
cuka salak mengandung senyawa antioksidan mL), darah yang keluar kemudian
alami yang dibuktikan dengan disentuhkan pada strip glukometer. Pada
kemampuannya dalam menurunkan kadar minggu ke-4 dilakukan proses pembedahan
gula darah tikus yang diberi diet tinggi gula. untuk mengambil jaringan pankreas untuk
Namun, sejauh mana pengaruh cuka salak dilakukan foto histopatologi dan dilakukan
dalam menurunkan kadar glukosa darah dan pewarnaan Hematoxilin Eosin (HE).
memperbaiki sel beta pankreas pada penyakit
DM belum pernah dikaji lebih mendalam. Hal Bahan dan Alat
tersebut yang mendasari bahwa perlu Bahan dalam uji in vivo terdiri dari cuka
dilakukan penelitian tentang Profil Glukosa salak non komersial, tikus putih (Rattus
Darah dan Histopatologi Sel Beta Pankreas norvegicus) strain wistar jantan umur 2,5-3
Tikus Wistar Diabetes Pasca Pemberian Cuka bulan berat 150-200 g, comfeed PARS,
Salak (Salacca vinegar). Streptozotocin (STZ) merk nacalai tesque
Produk berupa cuka salak yang dapat (produksi Kyoto, Japan), Hematoxylin Eosin
menjadi alternatif pengobatan alami penyakit (HE) dan parafin yang diperoleh dari
diabetes mellitus, artikel ilmiah dan paten Laboratorium Patologi Anatomi serta antibodi
tentang manfaat cuka salak. poliklonal insulin dari Laboratorium FAAL
FK UB, Malang. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah timbangan digital merk
2. METODE Camry EK3650, Blood glucose Test Meter
Penelitian dilakukan di Laboratorium dan strip merk GlucoDr model AGM-2100
Teknologi pengolahan Pangan, FTP UB, (diproduksi oleh Allmedicus Co Ltd., Korea),
Laboratorium Farmakologi, Laboratorium alat bedah, microscope slides dan mikroskop
Patologi-Anatomi, Laboratorium Biomol dan merk Olympus CX21.
Laboratorium Biomedik FKUB, Malang
Data
mulai dari Februari-Mei 2014.
Penelitian ini menggunakan desain true
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap
experimental laboratory dengan metode Pre
yang terdiri dari analisa cuka salak, tahap in
and Post test with Controlled Group Design.
vivo dan pengamatan histopatologi jaringan
Pemilihan perlakuan menggunakan RAL
pulau langerhans pankreas. Cuka salak
(Rancangan Acak Lengkap) dengan 4
dianalisa pH, kadar alkohol, aktivitas
kelompok perlakuan, antara lain:
antioksidan metode DPPH, tanin, flavonoid,
Kontrol negatif (P0): diet normal
serta asam asetat. Tahap kedua yaitu
Kontrol positif (P1): STZ 55 mg/kgbb untuk
dilakukan uji in vivo selama 4 minggu.
mengkondisikan tikus menderita DM
Hewan coba tikus dikelompokkan menjadi 4
Perlakuan 1 (P2): STZ 55 mg/kgbb + cuka
kelompok dan masing-masing kelompok
salak dosis 0,4mL/tikus/hari
terdiri dari 3 ekor. Setiap kelompok
Perlakuan 2 (P3): STZ 55 mg/kg bb + cuka
dipisahkan dalam kandang yang berbeda.
salak dosis 0,7mL/tikus/hari
Sebelum perlakuan tikus diadaptasikan pada
kondisi laboratorium selama 1 minggu
Data yang diperoleh dianalisis secara
dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan
statistik menggunakan ANOVA, dan apabila
lingkungan. Setelah masa adaptasi dilakukan
menunjukkan perbedaan maka diuji lanjut
induksi STZ secara intraperitoneal 55 mg/kg
dengan menggunakan uji beda BNT dengan
BB pada 3 kelompok tikus (kecuali kelompok
selang kepercayaan 5%.
normal) untuk memperoleh kondisi diabetes
pada tikus. Pemberian cuka salak pada tikus
dilakukan dengan cara per oral (sonde)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
selama 28 hari setelah tikus mengalami
diabetes mellitus. Kandungan Cuka Salak
Pengukuran kadar glukosa darah tikus
dilakukan pada minggu ke 0, 1, 2, 3, dan 4 Pada penelitian ini cuka salak yang
dengan metode biosensor glucose oxidase digunakan merupakan cuka dari buah salak
yaitu darah diambil melaui ujung ekor tikus varietas Suwaru yang diproduksi dengan

2
bantuan Saccaromyces cereviseae dan Efek Pemberian Cuka Salak Terhadap
Acetobacter acetii melalui dua tahapan Kadar Glukosa Darah Tikus
fermentasi. Komposisi cuka salak hasil Tahap selanjutnya ialah uji in vivo
analisa dapat dilihat pada Tabel 1. cuka salak selama 28 hari. Pada uji in vivo
ini, tikus diinduksi dengan STZ kemudian
Tabel 1. Kandungan Cuka Salak cuka salak diberikan pada kelompok hewan
coba dengan 2 dosis perlakuan yaitu dosis 0,4
Komposisi Cuka Salak mL/tikus (P2) dan 0,7 mL/tikus (P3) secara
Total asam (titrasi) 3.49 % parental (lewat mulut menggunakan sonde)
pH 3.19 setiap hari selama 4 minggu. Selama 4
Alkohol 0.6 % minggu perlakuan, cuka salak menunjukkan
Aktivitas 23.16 %
pengaruh yang baik pada penurunan kadar
Antioksidan
Asam Asetat 2.54 % glukosa darah tikus. Data kadar glukosa darah
Tanin 720.00 mg/dL tikus selama perlakuan 4 minggu tersaji pada
Flavonoid 1315.00 mg/dL Gambar 1.

600
Rerata Kadar Glukosa Darah

500
400
300
(mg/dL)

200
100
0
0 1 2 3 4
minggu ke-
P0 (normal) P1 (DM) P2 (DM + cuka salak 0,4mL) P3 (DM + cuka salak o,7mL)

Gambar 1. Grafik Rerata Kadar Glukosa Darah Tikus selama Perlakuan

Berdasarkan hasil analisis rerata mengalami peningkatan kadar glukosa darah


kadar glukosa darah menunjukkan terdapat di atas batas normal ( 200 mg/dL).
perbedaan kadar glukosa darah dari masing- Kelompok tikus diabetes yang diberi cuka
masing kelompok perlakuan setiap salak dosis 0,4 mL /tikus maupun 0,7 mL
minggunya. Pada tikus kelompok normal (P0) /tikus mengalami penurunan kadar glukosa
perbedaan kadar glukosa darah tidak terlalu darah. Perubahan kadar glukosa darah selama
tinggi setiap minggunya dan masih dalam perlakuan ditunjukkan pada Tabel 2.
batas normal yaitu antara 70-110 mg/dL,
sedangkan pada kelompok DM (P1)

Tabel 2. Penurunan Kadar Glukosa darahTikus selama 4 Minggu Perlakuan


Kadar Glukosa Darah (mg/dL)
Kelompok perlakuan % Perubahan
Hari ke-0 Hari ke-28
Normal (P0) 106,00 a 99,67 a -5,97
DM (P1) 417,00 b 466,33 c 11,83
DM + Cuka salak 0,4 mL (P2) 404,00 b 262,33 b -35,06
DM + Cuka salak 0,7 mL (P3) 414,33 b 279,67 b -32,50
Keterangan : (-) = penurunan (+) = kenaikan
*Data merupakan rerata dari 3 kali ulang
Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan hasil uji berbeda nyata pada BNT 5%

Pada akhir penelitian, rerata salak 0,4 mL /tikus dengan persentase sebesar
penurunan kadar glukosa darah yang paling 35,06% dan diikuti oleh tikus kelompok DM
tinggi terjadi pada tikus kelompok DM + cuka + cuka salak 0,7 mL/hari yaitu 32,50%.

3
Berdasarkan hasil analisis ragam, penyerapan monosakarida dan respon
menunjukkan bahwa pada minggu ke-0 tikus glikemik.
kelompok normal, kelompok DM + cuka
salak 0,4 mL/hari dan kelompok DM + cuka Histopatologi pankreas Tikus Percobaan
salak 0,7 mL/hari berbeda nyata ( = 0,05) Setelah perlakuan selama 4 minggu,
terhadap kelompok DM. Pada kelompok yang tikus dibedah kemudian pankreas diambil
diinduksi STZ terjadi kenaikan kadar glukosa untuk dijadikan preparat dan dilakukan
darah. Pada minggu ke-4 setelah perlakuan pewarnaan menggunakan metode
pemberian cuka salak, kadar glukosa darah hematoksilin eosin (HE). Gambaran
pada kelompok diabetes perlakuan cuka salak histologis pankreas dari hasil pemeriksaan
0,4 mL /hari dan cuka salak 0,7 mL/tikus dan pembacaan secara mikroskopik dengan
berbeda nyata ( = 0,05) terhadap tikus DM. perbesaran asli 400x terhadap preparat
Kadar glukosa darah pada tikus kelompok pankreas tikus disajikan pada Gambar 2.
cuka salak lebih rendah dibandingkan dengan Jaringan pankreas pada kelompok
tikus kelompok DM. Penurunan kadar perlakuan normal (P0) terlihat kelenjar asinus
glukosa darah terjadi diduga karena adanya tersusun mengelilingi pulau Langerhans,
kombinasi senyawa bioaktif pada cuka salak epitelnya berbentuk tuboid. Adanya
berupa asam asetat, aktivitas antioksidan, keteraturan susunan sel endokrin yang
tanin dan flavonoid. menyebar di pulau Langerhans dengan bentuk
Pada cuka salak yang telah diujikan, sel yang seragam, inti sel endokrin terlihat
senyawa bioaktif berupa asam asetat diduga berwarna ungu kebiruan dengan bentuk bulat
berpengaruh terhadap penurunan kadar dan nukleolus tampak jelas serta sitoplasma
glukosa darah (Johnston and Gass, 2006). berwarna merah muda. Gambaran
Beberapa mekanisme yang diduga oleh para histopatologi pankreas kelompok normal
peneliti sebelumnya tentang efek penurunan menunjukkan bahwa kondisi sel-sel endokrin
kadar glukosa darah pada cuka antara lain masih dalam kondisi utuh dan rapat.
berkaitan dengan penghambatan aksi enzim Perubahan morfologi terlihat pada
disakaridase pada usus halus (Ogawa et al., pankreas kelompok yang diinduksi STZ atau
2000) dan menstimulus pengambilan dan kelompok diabetes (P1) yaitu terjadi lesio
penggunaan glukosa pada jaringan perifer pada jaringan pankreas berupa degenerasi sel
(Fushimi et al., 2001). endokrin yang menuju nekrosa sel.
Ogawa et al. (2000) meneliti bahwa Degenerasi sel endokrin terlihat pada intinya
asam asetat memiliki kemampuan yang berubah bentuk menjadi polimorf (tidak
menghambat kinerja enzim disakaridase seragam). Perubahan yang terjadi
(sukrase, maltase, trehalase dan laktase). digambarkan dalam bentuk perubahan inti sel
Enzim disakaridase berfungsi untuk endokrin menjadi lebih kecil (piknosis)
menghidrolisis karbohidrat kompleks menjadi bahkan mulai menghilang hanya terlihat
monosakarida pada dinding usus halus. sitoplasma yang kosong berisi deposit
Penghambatan pada sistem enzim ini dapat glikogen dan membesar tanpa inti serta
membuat penyerapan glukosa hasil bentuk sitoplasma yang mengalami
pencernaan menjadi lebih lambat dan hiperkromatik.
kenaikan kadar glukosa darah dapat Berdasarkan pengamatan pada
terkontrol. Hal ini diperkuat oleh Southgate Gambar 3 diketahui bahwa kelompok
(1995) yang menyebutkan bahwa keberadaan diabetes yang diberi cuka salak 0,4 mL/tikus
asam organik seperti asam asetat dapat (P2) maupun 0,7 mL/tikus (P3) menunjukkan
meningkatkan derajat kemasaman hasil perubahan morfologi pankreas yang lebih
pencernaan (chyme). Pada kondisi yang lebih baik dibanding kelompok diabetes. Hal ini
masam, pergerakan chyme dari perut menuju terlihat dari presentase sel endokrin yang
duodenum (gastric emptying) menjadi lebih mengalami nekrosis relatif berkurang
lambat, sehingga proses pencernaan (ditunjukkan dengan berkurangnya ruang
(pelepasan monosakarida) di usus halus pun kosong akibat nekrosis) dan adanya sel-sel
menjadi lebih lambat. Rendahnya endokrin yang tetap dalam kondisi normal.
bioaksesibilitas monosakarida tersebut Secara kualitatif, hal ini menggambarkan
selanjutnya dapat menurunkan laju

4
adanya peningkatan jumlah sel lebih banyak
terutama sel-sel beta.

EKS
PL
P0
P0 P1

Kelompok normal menunjukkan Kelompok diabetes menunjukkan


sel-sel beta menyebar secara rata di perubahan inti sel beta akibat
sentral pulau Langerhans dengan degenerasi sel
ukuran sel yang sama

P2 P3

Kelompok dosis 0,4 mL/tikus Kelompok dosis 0,7 mL/tikus


menunjukkan sel endokrin mulai menunjukkan sel endokrin mulai
melakukan perbaikan melakukan perbaikan

Gambar 2. Gambaran Histopatologi Sel Pulau Langerhans Tikus Perbesaran 400x dengan
Pewarnaan HE. PL = Pulau Langerhans, EKS = Kelenjar eksokrin (asinus) , = sel normal , =
nekrosis, = inti sel hilang, = sel endokrin mulai melakukan regenerasi menuju bentuk
normal

Kondisi tersebut mengindikasikan pankreas dan menghambat kerusakan sel beta


adanya proses regenerasi sel endokrin pankreas sehingga sel beta yang tersisa masih
walaupun masih ditemukan beberapa sel tetap berfungsi. Antioksidan tersebut diduga
endokrin yang mengalami degenerasi tetapi mampu melindungi sejumlah sel-sel beta
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan yang tetap normal sehingga memungkinkan
kelompok diabetes tanpa cuka salak. terjadinya regenerasi sel-sel beta yang masih
Perbaikan sel beta pankreas terkait ada melalui proses mitosis atau melalui
dengan senyawa bioaktif yang terkandung pembentukan pulau baru dengan cara
dalam cuka salak yakni tanin dan flavonoid proliferasi dan diferensiasi endokrin dari sel-
yang termasuk golongan senyawa polifenol sel ductal dan ductular. Adanya perbaikan
yang selama ini terbukti memiliki aktivitas pada sel beta penghasil insulin, maka terjadi
antioksidan. Menurut Suryani et al. (2003) peningkatan jumlah insulin di dalam tubuh
aktivitas antioksidan mampu menangkap yang mampu memfasilitasi masuknya glukosa
radikal bebas penyebab kerusakan sel beta

5
darah ke dalam sel sehingga terjadi penurunan European Journal of Clinical Nutrition
kadar glukosa darah dalam tubuh. 52:368-371
Ogawa N, Satsu H, Watanabe H. 2000. Acetic
4. KESIMPULAN Acid Suppresses The Increase In
Berdasarkan hasil pengamatan selama Disaccharidase Activity That Occurs
28 hari, didapatkan bahwa pemberian cuka During Culture Of Caco-2 Cells. J Nutr.
salak memberikan pengaruh yang nyata 130:507513
(=0,05) terhadap penurunan kadar glukosa Pratiwi, Viera. 2012. Efek Hipoglikemik pada
darah tikus yang mengalami diabetes mellitus. Tikus Wistar Jantan diabetes yang
Penurunan kadar glukosa darah tertinggi Diinduksi dengan Streptozotocin Pasca
ditunjukkan pada kelompok perlakuan Pemberian Cuka Salak (Salacca vinegar).
diabetes + cuka salak 0,4 mL/tikus yaitu Fakultas Teknologi Pertanian.
35,06% dan diikuti kelompok diabetes + cuka Universitas Brawijaya. Malang.
salak 0,7 mL/tikus sebesar 32,50%. Hasil Saber, Ahmed.2011. Effect of Apple Vinegar
pengamatan histopatologi untuk tikus dengan on Physiological State of Pancreas in
pemberian cuka salak menunjukan adanya Normal and Alloxan Induced Diabetic
perbaikan pada sel-sel pankreas.. Rats.
http://idosi.org/wjz/wjz6%281%2911/2.p
UCAPAN TERIMAKASIH df. Tanggal akses 25 September 2013.
Kami mengucapkan terimakasih Southgate, D.A.T. 1995. Digestion and
kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Metabolism of Sugars. American Journal
Indonesia, Universitas Brawijaya dan of Clinical Nutrition. 62 (soppl) : 203S-
Fakultas Teknologi pertanian, dosen 211S.
pembimbing dan semua pihak yang telah Suarsana, I-N., B.P. Priosoeryanto, M.
membantu dalam proses penyelesaian Bintang dan T. Wresdiyati. 2010. Profil
penelitian kami. Glukosa Darah dan Ultrastruktur Sel
Beta Pankreas Tikus Yang Diinduksi
5. REFERENSI Senyawa Aloksan. JITV 15(2) : 118-123.
Diani, A.R., G. Sawada, B. Wyse, F.T. Suryani, Nany, Endang, Tinny, dan
Murray And M. Khan. 2004. Aulanni`am. 2013. Pengaruh Ekstrak Biji
Pioglitazone Preserves Pancreatic Islet Metanol terhadap Peningkatan Kadar
Structure And Insulin Secretory Function Insulin, Penurunan Ekspresi TNF- dan
In Three Murine Models Of Type 2 Perbaikan Jaringan Pankreas Tikus
Diabetes. Am. J. Physiol. Endocrinol. Diabetes. Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Metab. 286: 116-122. Vol. 27, No. 3
Fushimi, T., Suruga, K., Oshima, Y., Wulandari dan Zubaidah. 2010. Pengaruh
Fukiharu, M., Tsukamoto, Y. and Goda, Pemberian Cuka Apel dan Cuka Salak
T. 2006. Dietary acetic reduced serum terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus
cholesterol and triacylglycerols in rats Wistar Yang diberi Diet Tinggi Gula.
feed a cholesterol rich diet. British Fakultas Teknologi Pertanian-Brawijaya.
Journal of Nutrition. 95 (5): 916- 924. Malang
International Diabetes Federation. 2011. One Zubaidah, Elok. 2011. Pengaruh Pemberian
Adult In Ten Will Have Diabetes By Cuka Apel Dan Cuka Salak Terhadap
2030. [http://www.idf.orgdiabetes-atlas- Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang
8th-edition]. Diakses 25 September 2013 Diberi Diet Tinggi Gula. Jurnal
Johnston, C.S and A.J. Buller. 2004. Vinegar Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 : 163-
and Peanut Products as Complementory 169.
Food to Reduce Postpandrial Glycemia.
J. Am. Diet. Assoc., 105: 1939-1942.
Liljeberg H and Bjorck I. 1998. Delayed
Gastric Emptying Rate May Explain
Improved Glycaemia In Healthy Subjects
To A Starchy Meal With Added Vinegar.

Anda mungkin juga menyukai