BUKU PANDUAN
MUSYAWARAH WILAYAH (MUSWIL) X
PPNI JAWA BARAT
PANGANDARAN, 4-6 FEBRUARI 2022
i
SAMBUTAN
KETUA PANITIA PELAKSANA (ORGANIZING COMMITTEE)
MUSYAWARAH WILAYAH (MUSWIL) KE-X DPW PPNI PROVINSI
JAWA BARAT
ii
mencegah penyebaran Covid-19. MUSWIL X PPNI Jawa Barat kali ini akan
dilaksanakan pada tanggal 4 - 6 Februari 2022 dan berlokasi di Pantai Indah Hotel
dan Resort Pangandaran.
Muswil X PPNI Jawa Barat dengan tema PERAWAT BERSAMA
MASYARAKAT MENUJU JABAR JUARA SEHAT LAHIR BATIN dihadiri oleh
utusan dari 27 Kabupaten/ Kota se-Jawa Barat, 21 Ikatan/ Himpunan PPNI, utusan
Dewan Pengurus Pusat & Provinsi Jawa Barat, Majelis Kehormatan Etik
Keperawatan , serta peninjau. MUSWIL X PPNI Jawa Barat juga menghadirkan
Gubernur Jawa Barat, Bupati Kabupaten Pangandaran, Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran dan tamu undangan lainnya.
Penyelenggaraan MUSWIL X PPNI Jawa Barat ini tidak lepas dari peranan
seluruh Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana MUSWIL X PPNI Jawa Barat yang
telah mencurahkan kerja keras dan dedikasi yang tinggi demi kelancaran
penyelenggaraan Muswil X PPNI Jawa Barat. Ungkapan terima kasih juga saya
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam menyelenggaraan hajat
besar organisasi PPNI Jawa Barat ini. Semoga pelaksanaan MUSWIL X PPNI Jawa
Barat dapat membawa manfaat dan kebaikan tidak hanya bagi perawat, tetapi juga
menjadi sumbangsih bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Salam Sehat,
Ketua Panitia
Pelaksana MUSWIL X PPNI Jawa Barat
AA SUKMADI, S.Kep.,MM.Kes
iii
SAMBUTAN
KETUA PANITIA PENGARAH (STEERING COMMITTEE) MUSWIL X
PPNI JAWA BARAT
Assalamu’alaikum wr. Wb
Salah Sejahtera untuk Kita Semua, Sampurasun…
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berbagai kenikmatan, karunia, rahmat, dan hidayahNya kepada kita semua sehingga
kita bisa hadir berkumpul untuk menyelenggaran Musyawarah Wilayah X PPNI Jawa
Barat dalam keadaan sehat dan semoga lancar dan sukses tanpa kendala yang
berarti. Sholawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, shahabat, dan kita semua umatnya yang beristiqomah menjalankan
ajarannya.
Tanpa terasa lima tahun sudah perjalanan Pengurus Provinsi PPNI Jawa Barat
Periode 2016 -2021 sudah terlewati dalam mengemban amanah menjalankan roda
organisasi. Sesuai dengan Amanat AD/ART PPNI setiap habis masa kepengurusan,
pengurus harus mempertanggungjawabkan kinerjanya dan sekaligus melakukan
pergantian kepengurusan dalam forum musyawarah tertinggi di tingkat wilayah dalam
bentuk Musyawarah Wilayah PPNI Provinsi. Muswil X PPNI Jawa Barat kali ini sangat
spesial mengingat masih dalam situasi Pandemik Covid-19 walapun sudah
menunjukan ada perbaikan setelah 2 tahun lebih bergelut dengan Pandemik, namun
demikian munculnya varian baru Covid-19, menandakan bahwa Pandemik belum usai
dan kita harus tetap waspada untuk turut mencegah potensi penularan dengan
mematuhi prokes yang ketat dan pola hidup sehat.
Muswil X PPNI Jabar kali ini dilaksanakan di salah satu tempat area wisata
kebanggaan masyarakat Jawa Barat dan Indonesia yaitu di Kabupaten Pangandaran.
Tempat ini dipilih dengan harapan bisa turut serta mendongkrak geliat periwisata lokal
dengan menikmati keindahan Pantai dan objek-objek wisata Pangandaran, disamping
melaksanakan agenda pokok Muswil. Muswil kali ini mengambil tema “Perawat
Bersama Masyarakat Menuju Jabar Juara Sehat Lahir Batin”, dihadiri oleh utusan dari
DPW PPNI Jabar, Dewan Pertimbangan, MKEK PPNI Jabar dan DPD PPNI
kabupaten/Kota se-Jawa Barat, serta peninjau baik dari kalangan pengurus organisasi
PPNI (DPW, DPD, DPK, Ikatan/Himpunan) se-Jabar, dan non-pengurus PPNI seperti
institusi pendidikan, fasyankes, dan undangan.
iv
Keberhasilan penyelenggaraan Muswil ini tidak lepas dari Ridho Tuhan Yang
Maha Kuasa dan kerja keras dari seluruh Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana,
dan dukungan dari berbagai pihak baik itu para pengurus DPW, DPD se-Jabar,
Ikatan/Himpunan, Pemerintah Daerah Kab Pangandaran, sponsor, seluruh anggota
PPNI Jawa Barat dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Oleh
karenanya, dikesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Pangandaran atas ijin yang diberikan untuk menyelenggarakan Muswil di
tempat ini, terimakasih kepada DPP PPNI yang telah hadir dan memberikan arahan
pada Muswil X PPNI Jabar, terimakasih kepada seluruh panitia pengarah dan
pelaksana yang telah bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas dalam
mempersiapkan dan menyelenggarakan Muswil ini, serta yang paling penting
terimakasih kepada seluruh anggota PPNI Jawa Barat dan peserta (utusan, peninjau)
karena tanpa peserta, Muswil ini juga tidak akan bisa dilaksanakan dengan baik, dan
terimakasih juga kepada para sponsor dan pihak-pihak lain yang telah mendukung
suksesnya acara Muswil ini.
Semoga kerja keras, dukungan, dan partisipasi dalam mensukseskan Muswil
ini menjadi suatu amal kebaikan yang bermanfaat untuk kelangsungan organisasi dan
profesi keperawatan di Jawa Barat. Selamat melaksanakan Muswil X PPNI Jawa
Barat, semoga seluruh rangkaian acara bisa berjalan lancar dan sukses serta
diberkahi Allah SWT, dan kita semua tetap diberikan kesehatan, kekuatan, dan
keselamatan hingga bisa kembali berkumpul dengan keluarga masing-masing di
tempat asal. Salam sehat dan salam sejahtera, billahi taufik walhidayah
wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ketua SC Muswil
Prov X PPNI Jawa Barat
v
SAMBUTAN
KETUA DPW PPNI JABAR
Alhamdulillah hirobbil alamin mari kita panjatkan Puji dan Syukur pada Allah
SWT pada kesempatan ini saya Wawan Hernawan, S.Kp., M.Kep Ketua DPW PPNI
Jawa Barat mengucapkan selamat melaksanakan Musyawarah Wilayah PPNI
Provinsi Jawa Barat Ke 10 (MUSWIL X PPNI Provinsi Jawa Barat) mudah-mudahan
musyawarah ini jadikan satu momentum sejarah bagi kita bagaimana perawat akan
berkontribusi terhadap pembangunan derajat Kesehatan di Indonesia. Untuk itu saya
pribadi mengucapkan terima kasih kepada DPD PPNI Kab. Pangandaran yang telah
menjadi tuan rumah penyelelenggaraan Musyawarah Wilayah PPNI Provinsi Jawa
Barat ke 10 (MUSWIL X PPNI Provinsi Jawa Barat) pada tanggal 04 s.d 06 Februari
2022.
Tentunya kami berharap mudah-mudahan pelaksanaan Musyawarah Wilayah
PPNI Provinsi Jawa Barat ke 10 (MUSWIL X PPNI Provinsi Jawa Barat) berjalan
lancar, Suskes dan memberikan satu program kerja yang sangat luar biasa terhadap
pengembangan keperawatan di Jawa Barat. Sukses untuk semuanya BEKERJA
BERSAMA SAMA – BERSAMA SAMA KITA BEKERJA. Mudah-mudahan
ditempatkan ridho dari Allah SWT.
“PERAWAT BERSAMA MASYARAKAT MENUJU JAWA BARAT JUARA SEHAT
LAHIR BATHIN”
Selamat mengikuti muswil, semoga kita dapat memberikan yang terbaik bagi profesi
kita tercinta.
Wassalamuailaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Ketua DPW PPNI Jabar
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berbagai kenikmatan, karunia dan kemudahan dalam beraktivitas yang kita lakukan.
Tanpa terasa 5 tahun sudah perjalanan Pengurus Provinsi PPNI Jawa Barat Periode
2016 -2021 dalam mengemban Amanah menjalankan roda organisasi PPNI Jawa
Barat. Sesuai dengan AD/ART PPNI dimana kepengurusan memiliki jangka waktu 5
tahun, maka estafet perjuangan PPNI Jawa Barat harus dilanjutkan scara
berkesinambungan.
Perjuangan mewujudkan tujuan PPNI sebagai Organisasi Profesi dapat
diwujudkan dengan Langkah-langkah strategis diantaranya upaya penguatan
organisasi dan pengawalan keprofesian perawat sesuai dengan kaidah-kaidah yang
diyakini oleh Perawat Indoneisa yang tergabung dalam PPNI. Dua hal tersebut
merupakan hasil utama Munas ke-X PPNI di samping suksesi kepemimpinan.
Penguatan Organisasi PPNI pada semua level dari pusat sampai komisariat dan
anggota dapat terwujud dengan landasan utama organisasi yaitu Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga yang baik, yang baru ditetapkan pada Munas ke-X PPNI di
Bali tahun 2021.
Dalam rangka penguatan organisasi dan untuk melanjutkan perjuangan PPNI
khususnya di Jawa Barat, maka akan diselenggarakan Musyawarah Wilayah Provinsi
(Muswilprov) X PPNI Provinsi Jawa Barat yang akan dilaksanakan di Pangandaran
pada tanggal 4-6 Februari 2022. Kegiatan Musyawarah Wilayah Provinsi X PPNI Jawa
Barat mengambil tema “Perawat Bersama Masyarakat Menuju JABAR Juara Sehat
Lahir Batin”. Semoga kegiatan Muswilprov nanti akan berjalan dengan lancar dan
menghasilkan berbagai keputusan terbaik untuk profesi keperawatan khususnya
maupun masyarakat di Jawa Barat pada umumnya.
Dalam upaya mensukseskan kegiatan tersebut, maka panitia membuat buku
panduan Musyawarah Wilayah X PPNI Provinsi Jawa Barat. Semoga buku panduan
ini bermanfaat dan menjadi pedoman bagi peserta Musyawarah Wilayah X Provinsi
Jawa Barat.
Panitia Muswil X
vii
DAFTAR ISI
Hal
Sambutan Ketua OC ………………………………………………………………... i
Sambutan Ketua SC ………………………………………………………………… iv
Sambutan Ketua DPW PPNI Jabar ………………………………………………... vi
Kata Pengantar ………………………………………………………………………. vii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………… viii
BAB I : Susunan Acara Muswilprov X PPNI Jawa Barat ……………….. 1
BAB II : Draft Tata Tertib Muswilprov X PPNI Jawa Barat ……………… 4
BAB III : Panduan Sidang Komisi …………………………………………... 14
BAB IV : Bahan Pembahasan Sidang Komisi …………………………….. 18
BAB V : Penutup …………………………………………………………… 21
Lampiran-lampiran: …………………………………………………………………. 23
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI
2. SK Panitia Muswil X PPNI Jawa barat
3. Surat pernyataan komitmen menjaga suasana kondusif dan ketertiban
Musyawarah Wilayah X PPNI Provinsi Jawa Barat
4. Surat pernyataan mematuhi Protokol Kesehatan Musyawarah Wilayah X
PPNI Provinsi Jawa Barat
5. Surat Mandat
viii
BAB I
SUSUNAN ACARA
MUSWILPROV X PPNI JAWA BARAT
SUSUNAN ACARA
MUSYAWARAH WILAYAH X
PPNI PROVINSI JAWA BARAT
NARASSUMBER
Ns. Nurlaeci,M.Kep
11.15 s.d 11.30 Doorprize MC
-
13.15 s.d 15.30 SIDANG KOMISI (135’) Pimpinan Muswil Seksi Persidangan
15.30 s.d 15.45 Sholat & Coffee Break (15’) Panitia OC
15.45 s.d 17.30 SIDANG PARIPURNA IV (105’) Pimpinan Muswil Seksi Persidangan
Pengesahan Hasil Sidang Komisi
17.30 s.d 19.00 ISHOMA (90’) Panitia OC
19.00 s.d 21.30 SIDANG PARIPURNA V (150’) Pimpinan Muswil Seksi Persidangan
Pemilihan & Pengesahan Ketua DPW
PPNI Jawa Barat 2022 – 2027
1. Pemilihan Bakal Calon
2. Penetapan Calon
3. Penyampaian Visi-Misi
4. Pemungutan Suara
5. Penetapan Ketua terpilih
6. Pelantikan
21.30 s.d 21.45 SIDANG PARIPURNA VI (15’) Pimpinan Muswil Seksi Persidangan
1. Pemilihan & Pengesahan Tim
FORMATUR
2. Pemilihan & Pengesahan Tim Perumus
Program Kerja
3. Penetapan tempat Muswil XI
21.45 s.d 22.00 Penutupan MUSWIL (15’) Panitia OC
1. Sambutan Ketua Terpilih
2. Penyerahan Berkas hasil
Muswil X ke Ketua
Terpilih
3. Penutupan MC
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
1) Mengesahkan kuorum, jadwal acara dan tata tertib MUSWIL.
2) Memilih dan mengesahkan Pimpinan MUSWIL.
3) Menelaah pertanggungjawaban Pegurus Provinsi mengenai
pelaksanaan hasil MUSWIL sebelumnya.
4) Menyempurnakan dan atau menetapkan garis-garis besar program
kerja Organisasidan rekomendasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PPNI berdasarkan Keputusan DPP PPNI
Nomor : 005/DPP PPNI/SK/K.S/XI/2021 Tanggal 13 Nopember 2021
Tentang Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
PPNI.
5) Memilih dan menyelenggarakan pelantikan : melantik Ketua Dewan
Pengurus Wilayah Provinsi Jawa Barat periode 2022-2027
6) Menunjuk Ketua Dewan Pimpinan Wilayah terpilih sebagai Ketua Tim
Formatur.
Muswil X PPNI Provinsi Jawa Barat : Hotel Pantai Indah Pangandaran 5
7) Memilih Anggota Tim Formatur dan Tim Perumus.
8) Memberikan Mandat kepada Tim Formatur untuk melengkapi Personel
PengurusProvinsi, Dewan Pertimbangan dan Majelis Kehormatan Etik
Keperawatan Provinsi.
9) Memberikan Mandat kepada Ketua DPW terpilih untuk melantik
Pengurus Provinsi,Dewan Pertimbangan Provinsi dan Majelis
Kehormatan Etik Keperawatan Provinsi.
10) Menetapkan tempat MUSWIL berikutnya.
BAB III
PESERTA MUSYAWARAH WILAYAH PPNI PROVINSI JAWA
BARAT
Pasal 3
1) Peserta Muswil terdiri dari Utusan dan Peninjau.
2) Peserta Utusan wajib dibuktikan dengan surat mandat dari Dewan
Pengurus yang diwakilinya.
Pasal 4
1) Utusan MUSWIL terdiri :
a. Utusan Dewan Pengurus Provinsi 5 (lima) orang.
b. Utusan Pengurus Daerah Kab/Kota masing-masing 3 (tiga)
orang.
c. Utusan Dewan Pertimbangan Provinsi 1 (satu) Orang.
d. Utusan Majelis Kehormatan Etik Keperawatan Provinsi 1 (satu)
orang.
2) Peninjau terdiri dari : DPP, DPW Provinsi, Pengurus DPD Kab/kota,
Pengurus Dewan Pertimbangan, Pengurus Majelis Kehormatan Etik
Keperawatan Provinsi, dan Pengurus Ikatan/Himpunan .
3) MUSWIL X PPNI Jawa Barat membatasi jumlah peninjau dikarenakan
kondisi pandemi Covid-19.
4) Pelaksanaan MUSWIL X PPNI Jawa Barat yang berlangsung dalam
masa pandemi dilaksanakan dengan metode luring (secara langsung
mengikuti acara MUSWIL) di tempat acara dengan menerapkan
Protokol Kesehatan secara ketat
Pasal 6
Kewajiban
BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 7
Hak Bicara
Pasal 9
Tata Cara Menyampaikan Pendapat
MUSWILPasal 10
Pasal 12
Siding Paripurna
1) Sidang Paripurna adalah persidangan dalam MUSWIL yang diikuti
oleh seluruh utusan MUSWIL yang membahas :
a. Tata tertib dan Jadwal MUSWIL;
b. Pemilihan Pimpinan MUSWIL;
c. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Provinsi Periode 2016-
2021;
Pasal 13
Komisi
1) MUSWIL dapat membentuk Komisi sesuai dengan kebutuhan.
2) Setiap utusan MUSWIL wajib menjadi salah satu Anggota Komisi,
kecuali PimpinanMUSWIL.
3) Pimpinan Komisi terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota,
seorang Sekretarismerangkap Anggota dan seorang Anggota.
4) Piminan Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi.
5) Komisi bertugas membahas materi dan mengambil keputusan terkait
pokok bahasanKomisi yang menjadi bidang tugasnya.
6) Laporan Komisi disusun oleh Pimpinan Komisi dengan
memperhatikan masukan dansaran anggota pada Sidang Komisi.
7) Laporan/hasil Komisi disampaikan pada Sidang Pleno untuk
mendapatkan pengesahan Sidang Paripurna MUSWIL.
8) Komisi dinyatakan tidak memiliki kewenangan setelah laporan Komisi
disahkandalam Sidang Paripurna.
Pasal 14
Tim Perumus
BAB VII
KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
Kuorum
1) Sidang Paripurna dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh
persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah Utusan MUSWIL yang hadir di
MUSWIL.
2) Sidang Komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh
persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota Komisi yang hadir di
MUSWIL.
3) Penghitungan KUORUM hanya didasarkan pada utusan yang hadir di
ruang sidang muswil.
4) Apabila sidang tidak mencapai kuorum seperti ayat (1) dan (2), sidang
ditunda sampai 2 (dua) kali 10 (sepuluh) menit.
5) Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai kuorum,
maka Pimpinan MUSWIL mempunyai kewenangan menyatakan sah
Sidang tersebut atas persetujuan utusan MUSWIL.
Pasal 17
Muswil X PPNI Provinsi Jawa Barat : Hotel Pantai Indah Pangandaran |
11
Tata Cara Pengambilan Keputusan
1) Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan melalui
musyawarah untukmufakat.
2) Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, pengambilan
keputusan dapatdilakukan dengan cara voting.
3) Pengambilan keputusan dengan cara voting bisa diselenggarakan
dengan cara voting terbuka atau voting tertutup.
4) Pengambilan keputusan untuk pemilihan Ketua DPW dilakukan
melalui votingterutup.
BAB IX
PERSYARATAN & TATA CARA PEMILIHAN KETUA DPW
PPNIPROVINSI JAWA BARAT
Pasal 18
Persyaratan Calon Ketua DPW
Pasal 19
Tata Cara Pemilihan
Ketua DPW Provinsi Jawa Barat
1) Pemilihan Ketua DPW dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, yaitu
tahap pemilihan bakal calon dan pemilihan Ketua DPW.
2) Seorang bakal calon berhak maju mengikuti pemilihan calon Ketua
BAB IX PENUTUP
Pasal 20
1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diputuskan oleh
MUSWILsepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
2) Apabila dalam musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa
diselesaikan, maka keputusan akhir dikembalikan kepada AD/ART.
Pasal 21
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapakan di : Pangandaran
Pada Tanggal ..................... 2022
PIMPINAN SEMENTARA
MUSYAWARAH WILAYAH X
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
PROVINSI JAWA BARAT
(Wawan Hernawan., SKP., M. kep) (Dr. Masri Ers Mardjuki., SH., MSi)
A. PENDAHULUAN
Sebagai tercantum dan anggaran dasar dan Anggaran Rumah tangga
bahwa muswil merupakan kegiatan pengambilan keputusan dan
penetapan aturan tertinggi dalam organisasai PPNI di tingkat wilayah
provinsi. Untuk itu diperlukan pembahasan yang terfokus untuk setiap
garis-garis besar program kerja serta mendapatkan masukan-masukan
dari peserta melalui rapat komisi dan disampaikan di sidang komisi.
Panduan ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan rapat komisi
yang akan dipresentasikan dalam sidang komisi.
D. PELAKSANAAN
1. Setiap Komisi Menunjuk Ketua dan Sekertaris, Ketua sekaligus
menjadi juru bicara yang akan menyampaikan hasil rapat komisi di
sidang komisi
2. Proses rapat komisi mengacu pada output yang telah di tetapkan
3. Hasil rapat komisi di sampaikan dalam sidang komisi untuk di sepakati
4. Setelah penyajian setiap komisi menyerahkan hasil kepada pimpinan
Muswil untuk diteruskan kepada Tim perumus
E. PENANGGUNG JAWAB
1. Komisi A
a. Osep Hernandi
b. Haris Sofyana
c. Dadan Hamdani
2. Komisi B
a. Anah Sasmita
b. Singgih Pambudi
c. Opik Abdul Rofiq
Penyusun
Ditetapkan di : Jakarta
pada tsnggjil : 26 November 202 l
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Bagian Keempat
Kedudukan
Pasal J
Bagian Kalima
Lambang PPNI
Pasal 5
Lambang PPN1 berbentuk lingkaran yang berisi sebuah segi lima hijau tua dengan dasar
kuning emas dan sebuah lampu putlh yang berlidah api lima, warna merah dengan
tulisan PERSATUAN PERAWAT NASIOhIAL INDONESIA-PPNI pada bingkai lingkaran.
BAB II
AZAS, NILAI DAN YUJUAN
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 6
Bagian Kadua
NiJai
Pesel 7
BAB III
PERAN, FUNGGI DAN KEGIATAN
Bagian Kesatu
Peran dan Rungsi
Pasei 9
(1) PPNI berperan sebagai wadah yang menghimpun perawat secara nasional dan yang
mendorong lahirnya kebijakan bagi kepentingan dan kesejahteraan perawat
Indonesia: dan
PPNI bsrfungsi sebagai pemersatu, pemDina, pengembang, dan psngawaC
Keperawatan di Indonesia,
Bagian Kadua
Kegiatan
Pasal 10
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan PPNI antara Iain kegiatan ilmiah, kegiatan sosial,
penguatan kelembagaan, dan kegiatan usaha, serta kegiatan lain yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan demi kepentingan organisasi.
Pasal 11
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Bagien Kesetu
Pasal 12
Paragraf 1
Dewan Pengurus
Pasal 13
Dewan Pengurus sebagaimana oiwaksud dalam Pasal 12 ayat (1) terdiri oari:
(1) Dewan Pengurus Pusat disingkat DPP PPNI
(2) Dewan Pengurus Wilayah Provinsi disingkat DPW PPNI
(3) Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota disingkat DPD PPNI
(4) Dewan Pengurus Perwakilan Luar Negafl disingkat DPLN PPNI
(5) Dewar Pengurus Komisariat disingkat DPK PPNI
(1) Komposisi Oewan Pengurus terdiri dari Pengurus Harian aan Pengurus Pieno.
(2) Kepengurusan bersifat Kolektif koIeB'aI.
(1) Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia dipilih untuk masa bakti 5
(lima) tahun.
(2) Perhitungan 5 (lima) tahun dihitung sejak tanggal pelantikan Katua Umum/Ketua
Dewan Pengurus sesuai tirget kepengurusan dalam kegiatan musyawarah.
(3) Masa jabatan Ketua Dewan Pengurus Pusat. Ketua Oewan Pengurus
Wilayah, Ketua Dewan Pengurus Daerah, Ketua Dewan Pengurus Komisariat, dan
Ketua Dewan Pengurus Luar Negeri Persatuan Perawat Nasional Indonesia tidak
dapat dipilih kembali setelah paling banyak 2 (dua) periode berturut-turut dan dapat
dipilih kembaii setelah menjabat.
Dewan Penimbangan
Pasal 18
Bagian Kesatu
Kolegium
Pasal 17
Bagian Kedua
Badan Kelengkapan
Pasal la
(1) Badan Kelengkapan terdlfi dari Ikatan atau Himpunan sesuai cabang keilmuan
ksperawatan dan psminatan.
(z) ikatan atau Himpunan tidak memiliki badan hukum tersendiri dan menginduk
kepada Badan Hukum PPNI.
(3) Ikatan atau Himpunan dalam melakukan kerja sama dengan pihak Iain wajib
melalui PPNI.
(4) ikatan atau Himpunan menjadi pelaksana Kerja sama PPNI dengan pihak Iain
sesuai substansi yang terdapat dalam perjanjian kerja sama tersebut.
(5) ikatan atau Himpunan di tingkat Pusat bertanggung jawab kepada DPP PPNI Pusat;
(a) Ikatan atau Himpunan di tingkat Provinsi bertanggung jawab kepada Ikatan atau
Himpunan terkait di tingkat Pusat dan wajib berkoordinasi dengan Pengurus OPW
Provinsi PPNI.
(1) Peraturan Organisasi Ikatan dan Himpunan harus mendapat persetujua n dari
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
(a) Peraturan Organisasi Ikatan dan Himpunan sete1ah mendapatkan persetujuan
Oewan Pengurus Pusat PPNI berstatus memiliki kekuatan hukum dalam mengatur
internal Ikatan atau Himpunan cepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART PPNI
dan ketentuan yang ditetapkan oleh PPNI.
Masa kepengurusan Ikatan atau Himpunan adalah selama 5 [lima) tahun.
Pasal 19
(1) Majelis Kehormatan Etik Keperawatan yang selanjutnya disingkat MKEKep adalah
badan yang dibentuk secara khusus oleh PPNI yang berfungsi menegakkan etika
profesi perawat dan menjamin terlaksananya Kode Etik Perawat Indonesia.
(2) MKEKep bekerja secara otonom yang dalam keputusannya bebas dari pengaruh
siapapun.
MKEKap dibentuk di tingkat Pusat dsn Provinsi.
BAB VIII
BADAN-BADAN PIN
Pasal 20
BAB IX
KEKAYAAN
Bagian Kasatu
Pambiayaan dan Asst
Pasal 21
Pembiayaan
BAB X
PERUBAHAN AhIGGARAhI DA1AR DAN PEMBUBARAhI QRGAMISASI
Bagien Kesatu
Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 23
Perubahan anggaran dasar ini, hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Nasional.
Bagian Kedua
Pembubaran Organisasi
Pasal 24
(1) Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional Luar
Biasa yang diadakan khusus untuk itu atas permintaan sekurang-kurangnya Z/3
(dua pertiga) dari Jumlah anggota.
(2) Jika organisasi PPNI dibubarkan maka kekayaan organisasi diserahkan sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Anggaran Dasar ini mulai berlaku, semua Badan-badan yang telah terbentuk
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
ini.
Pasal 26
Pada saat Anggaran Dasar ini m ulai berlaku, semua peraturan yang ada dalam
organisasi PPNI dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.
Pasal 27
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan Organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar.
Pasal 28
Oitetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 November 2021
BAB l
KETE TuAH uMUM
PENJELAsA uMuM
10
BAB II
IDENTITAS ORGANISASI
Bagian Kesatu
Nama Organisasi
Pasal 2
Organisasi ini bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia disi•gkat PPNI yang
merupakan organisasi profesi perawet sebagai wadah Derhimpunnya perawat secara
nasional yang berperan mendorong perkembangan perawat.
11
(2) Lambang PPNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Lingkaran yang berisi
sebuah segi lima dan sebuah lampu yang berlidah api cabang dengan tulisan
dibingkai pinggir berbunyi PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA -
PPNI.
( ) Komposisi warna lambang PPNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. Lingkaran (bidang pinggir) berwarna merah;
b. Dasar kuning emas dalam lingkaran;
c. Dasar segi lima bersama hijau tua;
d Sisi-sisi segi lima berwarna putih;
e. Badan lampu berundak lima berwarna putih:
f. Lidah api berwarna merah ; dan
g. Huruf-huruf berwarna putih.
(4) Makna komponen Lambang PPNI sebagaimana dimak sud paoa ayat (1) yaitu:
a. Lingkaran dengan warna merah: menunjukkan semangat persatuan;
b. Dasar kuning mas dalam lingkaran: keluhuran jiwa dan cinta kasih:
c. Segi lima: berkepribadian pancasila ;
d. Warna hijau tua dalam segilima: kesejahteraan;
e. Lampu warna putih. identitas perawat;
f. Lidah api lima cabang bersama merah: semangat pengabdian yang
dilandasi/dijiwai Pancasila: dan
g. Warna putih: melambangkan kesucian.
(5) Makna lambang PPNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu warga perawat
Indonesia yang hidup di negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengabdikan
dirinya dalam bidang keperawatan dan atau kesehatan dengan itikad dan kesadaran
pengabdian yang suci disertai dengan keluhuran jiwa dan cinta kasih senantiasa
menunaikan dharma baktinya terhaoap negara dan Bangsa Indonesia serta
kemaslahatan umat.
12
(1) Lambang organisasi PPNI wajib dicantumkan dalam Pataka, Bendera PPNI, Kop
Surat PPNI, dan Stempel.
Lambang organisasi dipergunakan pada berbagai kegiatan organisasi, yar•i:
Musyewarah Nasional; Musyawarah Wilayah Provinsi; Musyawarah Oaerah
Kabupaten/Kota; dan kegiatan Iain yang mengatasnamakan PPNI dengan
persetujuan Dewan Pengurus PPNI sesuai jenjang kepengurusan.
(3) Lambang organisasi digunakan PPNI tingkat pusat sampai komisariat dengan
bentuk dan warna sasuai ketentuan Pacal 3, dam di bawah lambang dicantumkan
nama sesuai tingkat kepengurusan PPNI.
Pemakaian lambang PPNI oleh perorangan aan atau organisasi lain di luar PPNI,
wajib menedapatkan izin tertulis dari Dewan Pengurus Pusat PPNI.
(5) Pemakaian lambang PPNI tanpa izin PPNI, dapat dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Lambang organisasi dapat aipasang pada poster, spa•avk, leaflet dan bentuk
lainnya dengan tetap menjaga marwah organisasi.
(7) DPP PPNI, DPW Provinsi, DPO Kabupaten/Kota dan DPK, DPLN, Pengurus
Kolegium, Badan Kelengkapan, MKEK, dan Badan-badan Lain yang dibentuk PPNI
dapat menggunakan lambang PPNi.
Bagian Keempat
Kelengkapan Organisasi
Pasal 5
1*
(1) Pataka merupakan simbol kekuatan organisasi PPNI dan lambang komando
organisasi.
(2) Pataka PPNI bersama putih dengsn lambang PPNI pada bagian tengah, bagisn
sisi camping dan bawah memi1ik;i aksesoris (umbai) bersama kuning emao.
(&) Pataka berbentuk segi lima dengan ukuran sisi atas 60 cm, sisi kanan kiri 70 cm,
garis tengah 80 cm.
(4) Pataka wajib dimiliki oleh Pengurus PPNI dari tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Komisariat dan Perwakilan Luar Negeri.
Pataka digunakan dalam acara peiantikan dan serah terima Ketua PPNI terpilih dari
tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota. Komisariat dan PerwaKilan Luar Negeri.
Paragraf 2
Bendera
Pasal T
(1) Bendera PPNI berwarna putih dengan lambang PPNI di bagian tengah.
(2) Ukuran panjang 120 cm dan lebar 90 cm.
(s) Bendera PPNI wajib setalu dipasang di Sekrstariat Pengurus PPNI.
(4) Pada acara resmi PPNI wajib memasang Bendera PPNI dan Bendera Merah Putih,
yang ditempatkan di sebelah kanan podium dengan susunan Bendera Merah Putih
paling kanan, diikuti bendera PPNI dan Pataka PPNI.
Paragraf 3
Mers dan Hymne PPNI
Pasal B
(1) Mars PPNI wajib dikumandangkan dalam setiap pembukaan acara resmi PPNI,
Kolegium, Badan Keiengkapan dan Badan-Badan Lain.
(z) Hymne PPNI wajib dikumandangkan dalam setiap penutupan acara resmi PPNI,
Kolegium, Badan Kelengkapan dan Badan-Baaan Lain.
14
(1) Stempel dan Kop Surat PPNI digunakan dalam setiap surat menyurat resmi yang
msngatasnamakan PPNI sesuai jenjang kape•gurusan.
(2) Kop surat Kolegium, Baaan Kelengkapan aan Badan-Badan Lain harus
menyertakan lambang PPNI di sebelah kanan atas.
Ketentuan mengenai penggunaan stempel dan Kop Surat diatur dalam Peraturan
Organisasi PPNI.
Paragraf 5
Jas, Rompi, Batils, Lencana/Pin PPNI
Pasal 10
(1) Jan PPNI wajib dikenakan pada musyawarah, fapat kerja, audiensi kepada institusi
di luar PPNI, dan sBat mewakili PPNI dalam menghadiri undangan acara resmi,
(2) Rompi PPNI digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang
mengatasnamakan PPNI.
(s) Batik PPNI wajib dikenakan pada kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh Dewan
Pengurus PPNI dan atau Kologium, Badan Kelengk apan dan Badan- Badan Lain.
Penggunaan b'atiK PPNI tidak dikenakan secara be camaan dengan jas PPhII.
(4) Jas, rompi, dan batik PPNI berwarna dasar merah marun.
(5) Jan, rompi dan batik PPNI sesuai ayat (4) hanya boleh dikenakan oleh anggota
PPNI.
(6) Lencana/Pin PPNI hanya dikenakan pada saat mengenakan jaC PPNI dengan
posisi di dsda sebelah kiri atas,
Paragraf 6
Standarisasi Jas, Rompi, Batik, Lencana/Pin PPNI
Pasal 11
Standarisasi Jas, rompi, batik dan Iencana/Pin PPNI diatur dalam Peraturan Organisasi.
15
Bagian Kesatu
Bentuk Kegiatan
Pasal 12
Bagian Kedua
Kerja Sama
Pasal 13
(1) Pihak Iain baik perseorangan dan atau lembaga dapat bekerja sama dengan DPP
PPNI atas dasar saling manguntungkan.
(>) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam bentuk
perjanjian tertulis.
Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2}
dilaksanakan antara pihak Iain dan DPP PPNI sebagai pihak yang msnandatangani
perjanjian dimaksud.
(4) DPW Provtnsi, DPD Ksbupaten/Kota, DPK, DPLN, Badan KeJengkapan den
Badan-Badan Lain dapat menjadi pelaksana perjanjian dari pihak PPNI dengan
mandat yang diberikan oleh DPP PPNII.
(s) Ketentuan lebih lanjut tentang kerja sama diatur dalam Peraturan Organisasi PPNI.
16
Bagian Kesatu
Jenis Keanggotaan
Pasal 14
Bagian Kedua
Persyaratan Anggota
Pasal 15
Persyaratan untuk menjadl Anggota Biasa PPNI sebagaimana dimaksud dalam pasal
15 ayat (1) meliputi:
(1) Warga Negara Indonesia;
(2) Memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri
yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan:
Memiliki Sertifikat Kompetensi/Profesi sejak diberlakukannya uji kompetensi;
Menyatakan diri untuk menjadi anggota PPNI melalui proses pendaftaran anggota
pada Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota, Dewan Pengurus PerwaKilan
Negeri atau Dewan Pengurus Komisariat;
(s) Mengisi dan menandatangani surat persetujuan bersedia mengikuti dan mentaati
Anggaran Dasar/Anggamn Rumah Taugga (AD/ART) PPNI dan Kode Etik
Keperawatan Indonesia; dan
(6) Menyatakan diri bersedia aktif mengiKuti keB'atan organisasi yang dilaksanskan
PPNI dan atau Ikatan atau Himpunan di bawah PPNI.
17
Persyaratan untuk menjadi Anggola Khusus PPNI sebagaimana dimaksud dalam pasal
15 ayat (2) meliputi:
(1) perawat warga negara asing yang bekerja di Indonesia dan telah memenuhi
ketentuan Pemerintah RI dan telah mengikuti proses adaptasi sesuai pe aturan
perundangan.
(2) memiliki surat pemyataan yang menunjukkan bahwa pengusul memiliki perilaku etik
yang baik dari organisasi profesi negara asal;
(3) telah teregistrasi di negara asal;
(4) menyatakan diri untuk menjadi angota PPNI melalui proses pendaftaran anggota
psda Dewan Pengurus baarah Kabupaten/Kota atau Dewan PenguruC Parwakilan
Luar Negsri atau Dewan Pengurus Komisariat
(5) mengisi dan menandatangani surat persetujuan bersedia mengikuti dan mentaati
AD/ART PPNI dan Kode Etik Keperawatan Indonesia; dan
(6) membuat dan menandatangani pemyataan bersedia aktif mengikuti kegiatan
organisasi yang dilaksanakan PPNI dan atau Ikatan atau Himpunan di bawah PPNI.
Pasal 17
Bagian Kstiga
Teta Cara Penerimaan Anggota
Tata cara penerimaan Anggota Biasa dan Anggota Khusus PPNI sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 huruf a dan huruf b ayat (1) dan ayat (2) antara Iain:
(1) Mendaftarkan diri untuk menjadi anggota PPNI di DPK atau OPLN.
(2) Mengisi formulir pendaftaran, dan menyatakan kesediaan mematuhi Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNi, Kode Etik Keperawatan Indonesia, dan
Peraturan Organlsasi PPNI lainnya, serta menyatakan kesediaan mengikuti
kegiatan PPNI.
(3) Verifikasi kesesuaian data calon anggota oleh Dewan Pengurus OPK, DPD, dan
DPW secara berjenjang.
(4) Calon anggota yang memenuhi persyaratan dapat diterima menjadi anggota PPNI
dan mendapatkan Nomor Induk Registrasi Anggota (NIRA) dan Kartu Anggota
yang diterbitkan oleh DPP PPNI.
18
Pasal 19
Bagian Keempet
Kewajiban Anggota
Pasal 20
(1) menjunjung tinggi marwah organisasi serta menaati dan mengamalkan Sumpah
perawat, Kode Etik Perawat Indonesia, Anggaran Dacar dan Anggaran Rumah
Tangga dan semua peraturan serta Keputusan PPNI;
(2) membayar ueng pendaftaran dan iuran tahunsn, kecuali anggota kehormatan;
(3) menghadiri rapat-rapat atas undangan Pengurus PPNI; dan
(4) anggota wajib memberikan informasi yang benar sesuai kebutuhan kepada
pengurus sesuai keangotaannya.
Bagian Kelima
Hak Anggota
(1) meugajukan pondapat, usul atau pertanyaan baik iisan maupun tertulis kepada
pengurus PPNI, mengikuti seluruh Kegiatan organisasi, memilih dan oipilih sesuai
jenjang kepengurusan organisasi.
(2) mendapatkan kesempatan menambah atau mengembangkan ilmu dan
keterampilan keperawatan yang diselenggarakan organisasi profesi sesuai dengsn
program k6rjs yang telsh ditetapkan.
(3) mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugaa organisasi
dan profesi, apabila memenuhi:
a. AD/ART;
b. Kode Etik Perawat Indonesia;
c. Slandar Kompe•tensi;
d. Standar Praktik;
e. Peraturan dan perundang-undangan yeng berlaku; dan
f. Ketentuan organisasi.
19
Bagian Keenam
Pemberhentien Anggota
Pasal 22
Bagian Ketujuh
Tata Cera Pemberhentian Anggota
(1) Pemberhentian atas permintaan sendiri harus dilakukan dengan pemberitahuan secara
tertulis kepada OPO Kabupaten Kota di tempat dia terdaftar maksimal 30 (tiga puluh)
hari cabelum tanggal diberhentikan.
(2) Anggota yang diberhentikan oleh DPP PPNI dikarenakan melakukan pelanggaran
disiplin berat yang merugikan organisasi dilakukan melalui Rapat Pleno setelah
mendapat penilaian dari Tim yang ditunjuk oleh DPP PPNI.
(3) DPP PPNI dapat memberhentikan sementara anggota yang melakukan disiplin
organisasi ringan atau sedang setelah mendapat peniiaian dari Tim yang ditunjuk oleh
DPP PPNI: atau usulan dari DPW PPNI Provinsi.
(4) Anggota yang diberhentikan oleh DPP PPNI dikarenakan melakukan tindak pidana
kriminal yang memiliki kekuatan huKum tetap melalui Rapat Pleno setelah
mendapat dokumen terkait dengan putusan pengadi1an yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
(5) Anggota yang diberhentikan oleh DPP PPNI dikarenakan atas rekomendasi
MKEKep Pusat melalui Rapat Pleno setelah mendapatkan laporan dan hasil sidang
atau teiaah oleh MKEKep Pusat.
(6) Anggota yang aiDerhentikan karena berakhir masa tugas dan atau kembali ke
negara asal bagi perawat warga negara asing melalui Rapat Pleno setelah
mendapat laporan dari DPW PPNI Provinsi atau pihak terkait lainnya.
Bagian Kadelapan
Pembelaen
Pasal 24
Bagian Kesembilan
Pengkaderan
Pasal 25
Bagian Kesepuluh
Sanksi
Pa6al 28
(1) Anggota yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 dapat diberikan sanksi.
Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c- penghentian sementara dari keanggotsan; dan
d. penghentian permanen dari keanggotaan.
Ketentuan iebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi sebagaimana
dimaksud pasal 27 ayat (1) diatur dengan Peraturan Organisasi.
21
BAR V
STRUKTUR QRGAHISASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal za
(1) Struktur Drganisasi PPNI terdiri dari Dewan Pengurus dan Dewan Pertimbangan.
(>) Dewan Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (I) terdiri dari:
a. Dewan Pengurus Pusat;
b. Dewan Pengurus Wilayah Provinsi;
c. Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota;
d. Dewan Pengurus Komisariat: dan
a. Dawan Pengurus Parwakilan Luar Negari.
Bagian Kedua
Oewan Pengurus Pusat
Pasal 29
(1) Dewan Pengurus Pusat terdiri dsn Pengurus Harian dan Pengurus Pleno,
(2) Pengurus Marian terdiri dari Ketua Umum. para Ketua Bidang, SeKretaris Jenderal,
Sekretaris, Bendahara umum, dan Bendahara.
Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan Ketua Departemen.
22
23
(1) Dewan Pengurus Wilayah Provinsi terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus
Pleno.
Pengurus Harian terdiri dari Ketua, para Wakil Ketua, Sekrstaris, Wakil Sskretaris,
Bendahara, Wakil Bendahara.
Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian ditambah Ketua Divisi dan Anggota
Divisi.
(4) Ketentuan rapat-rapat pengurus dimaksud ayat (1 }, (2) dan (3) selanjutnya diatur
dalam Peraturan Organisasi PPNI.
(5) KompoCisi Dewan Pengurus Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) teroiri aari,-
a. Ketua;
b. Wakil Ketua yang terdiri dari:
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi;
ii. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Perundang-undangan:
iii. Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Polftik;
iv. Wakil Ketua Bidang Hubungan Anter Lembaga.
v. Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan;
vi. Wakil Ketua Bidang Penelitian dan Sistem Informasi dan Komunikasi.
vii. Wakil Ketua Bidang Pelayanan ; dan
VIII. Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan.
c- Sekretaris yang dibantu oleh seorang wakil sekretaris;
d. Bendahara yang dibantu oleh seorang wakil bendahara;
e. Divisi-divisi yang terdiri dari:
Ketua Divisi Organisasi dan Kaderisasi:
ii. Ketua Divisi Hukum;
|il. Ketua Divisi Pemberdayaan Politik;
iv. Ketua Divisi hlubungan Antar Lembaga;
v. Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan,
vi. Ketua Divisi Penelitian dan Sistem Infromasi dan Komunikasi;
vii. Ketua Divisi Pelayanan; dan
vill. Katua OiviGi KeSajahtaraan.
f. Anggota Divisi, jumlah Anggota Divisi disesuaikan dengan kebutuhan dan
paling banyak 4 (empat) orang untuk satu Divisi.
34
(1) Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari Pengurus Harian dan
Pengurus Pleno.
(2) Pengurus Harian terdiri dari Ketua, para Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris,
Bendahara, Wakil Bendahara.
(3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan para Ketua ditambah Anggota
Divisi.
(4) Ketentuan rapat-rapat pengurus dimaksud ayat (1}, (2) dan (3) selanjutnya diatur
dalam Peraturan Organisasi PPNI.
(5) Komposisi Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari:
a. Ketua;
D. warm Ketus yang terdiri dari:
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi;
ii. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pemberdayaan Politik ;
iil. Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan;
iv- Wakil Ketua Bidang Penelitian dan Sistem Informasi dan Komunikasi:
v. Wakil Ketua Bidang Pelayanan ;
vi. V\/okil Ketua Bidsng Hubungan antar Lembaga; dan
vii. Wakil Ketua Bidang Kesejahteraen.
c. Sekretaris dibantu oleh seorang wakil sekretaris;
d. Bendahara dibantu oleh seorang wakil bendahara;
e. Divisi-divisi yang terdiri dari.
Ketua Divisi Organisasi dan Kaderisasi;
ii. Ketua Divisi Hukum dan Pemberdayaan Politik;
iii. Ketua Divisi Pendidikan dan Peiatihan,
iv. Ketua Divisi Penelitian dan Sistem Informasi dan Komunikasi;
v. Ketua Divisi Pelayanan;
vi. Ketua Divisi Hubungan antar Lembaga; dan
vii. Ketua DiviGi Kesejahtaraan.
Anggota Divisi, jumlah anggota divisi disesuaikan kebuutuhan dan paling
banyak 2 (dua) untuk satu divisi.
25
(1) Dewan Pengurus Komisariat adalah Pengurus di tingkat institusi atau gabungan
beberapa institusi pada Fasilitas Pelayanan Kesohatau dan atau Institusi
P«ndiaike .
Dewan Pengurus Komisariat dapat dibentuk apabila minimal memiliki jumlah
anggota 25 (dua puluh lima) orang.
(s) Pengurus Komisariat PPNI terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara:
d. Seksi-seksi ysng terdiri aari:
i. Seksi Organisasi, Kaderisasi dan Hukum;
ii. Seksi Pelatihan dan Penelitian;
iii. Seksi Sistem Informasi dan Komunikasi; dan
iv. Sekui Pelayanan dan Kesejahte aan.
e. Jumlah Anggota Seksi dapat oisesuaikan a«•gan Kebutuhan.
Bagian Keanam
Dawan Pengurus Perwakilan Luar Negeri
(1) Perawat Indonesia yang berada/bekerja di luar negeri dan menjadi anggota PPNI
dapat membentuk DPLN
(2) DPLN dapat dibentuk apabila di negara bersangkutan terdapat sekurang-
kurangnya 50 (lima puluh) orang anggota PPNI dan memiliki NIRA aktif.
(a) Penulisan nama DPLN sebagai berikut Dewan Pengurus Perwakilan Luar Negeri
PPNi aiikuti nema negara DersangKutan.
(4) Susunan Dewan Pengurus Perwakilan Luar Negeri terdiri dari:
a. Ketua Perwakilan PPNI di negara (ditulis nama negaranya);
b. Sekretaris;
c. Bendaha a;
d. Wakil Ketua Bideng Organisasi, I-Jukum, dan Kerja Sama;
e. Wakil Ketua Bidang Pendidikan. Pelayanan, dan Kesejahteraan:
f. Ketua Departemen Organisasi, Hukum, dan Kerja Sama;
g. Ketua Departemen Pendidikan, Pelayanan, dan Kesejahteraan; dan
h. Jumlah anggota Oepartemen sesuai dengan kebutuhan.
28
(1) Komposisi Dewan Pertimbangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari.
a. Ketua;
D. Wakil Ketua;
c- S ekretaris; dan
d. Anggota.
(2) Anggota Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (d)
paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang paling banyak 4 (empat) orang.
(8) Dewan Pertimbangan tepat memberikan caran dan masukan kepada Dowan
Pengurus baik diminta maupun tidak diminta.
BAB VI
SYARAT PEkGURUS
Untuk menjadi pengurus organisasi PPNI dan menjadi Dewan Pertimbangan PPNI harus
memenuhi parCyaratan antara lain:
(1) Untuk Ketua Pengurus dan Dewan Pertimbangan, pernah menjadi pe•gorus
PPNI/Kolegium/Baaan Kelengkapan, dan Dadan Iain.
(2) Memiliki sertifikat kaderisasi atau bersedia mengiLuti kegiatan kaderisasi
kepemimpinan organisasi.
(3) Berpengalaman, jujur, visioner, kepribadian, berprestasi, bsrdedikasi, memiliki
kemampuan kepemimpinan organisasi dan loyalitas yang tinggi terhadap PPNI.
(4) Mampu bekerja sama secara kolektif. mampu meningkatkan dan mengembangkan
peran an PPNI dalam pelayanan keperawatan professional dalem menunjang
pengembangan pelayanan kesehatan khususnya dan Pengembangan Nasional
umumnya;
(5) Sanggup bekerja aktif dalam organisasi; dan
(6) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi dan profesi yang dibuktikan
dengan adanya pernyatsan dalam bentuk paKta integritas.
27
BAB VIII
PEMBENTUKAN PENGURUS DAN DEWAN PERTIMBANGAN DI WILAYAH
PEMEKARAN
Bagian Kesatu
Pombentukan Pongurue
Paragraf 1
Pengurus Provinsi
Pasal 37
28
BAB IX
PELAKSANA TUGAS PENGURUS
(CARETAKER}
Bagian Kesatu
PeJaksana Tuga9 \caretahe{
Pasal 39
29
(7) Masa kerja pelaksana tugas (caretaker) diberikan waktu selama-lamanya 3 (tiga)
bulan terhitung sejak tanggal Surat Keputusan sebagai Pelaksana Tugas
(caretaker) dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
BAB X
PELANTIKAN PENGURUS
Pasal 40
30
a. Ketua Badan Kelengkapan tingkat Pusat dilantik oleh Ketua Umum DPP PPNI
atau anggota pengurus DPP PPNI yang diberi mandat pada acara
musyawarah/kongres nasional Badan Kelengkapan.
b. Pengurus lengkap Badan Kelengkapan tingkat Pusat dilantik oleh Badan
Kelengkapan tingkat Pusat dalam acara khusus pelantikan.
c. Ketua Badan Kelengkapan tingkat Provins› dilantik oleh Ketua Badan
Kelengkapan tingkat Pusat atau anggota Badan Kelengkapan tingkat Pusat
yang aiDeri mandet disaksikan oleh Ketua DPW PPNI Provinsi atau anggota
pengurus DPW PPNI Provinsi yang diberi mandat.
d. Pengurus lengkap Badan Kelengkapan tingkat Provinsi dilantik oleh Ketua
Badan Kelengkapan tingkat Provinsi dalam acara khusus pelantikan disaksikan
oleh anggota pengurus DPW PPNI Provinsi yang diberi mandat.
(8) Ketentuan IeDih lanjut tentang pelanti kan diatur daiam Peraturan Organisasi PPNI.
BAB XI
PENGGANTI AN PENGURUS ANTAR WAKTU DAN PEMBERHENTIAN PENGURUS
Bagian Kesatu
Pergantian Pengurus Antar Waktu
Pasal 41
31
Bagian Kedua
Pemberhentian Pengurus
Pasal 42
32
Bagian Kesatu
Kewenangan Pengurus
Pasal 43
33
34
Bagian Kedua
Kewajiban Pengurus
Pasal 44
Bagian Katiga
Hak Pengurus
Pesal 45
BAB XII
MAJELIS KEHORMATAN EYIK KEPERAWATAN
Bagian Kesatu
Pembentukan dan Kodudukan
Pasal 46
37
Bagian Ketiga
Struktur Kepengurusan
Pasal 4B
38
Bagian Kesatu
Kolegium
Pasal 49
Bagian Kadua
Badan Kelengkapan
39
(1) Kelompok kerja komunitas perawat yang akan membentuk Ikatan atau Himpunan
baru mengajukan permohonan persetujuan pendirian Ikatan atau Himpunan kepada
OPP PPNI dengsn melampirkan persyaratan sebagalmana dimaksud dslam Pasal
52 ayat (b).
(2) Apabila permohonan telah oisetujui DPP PPhII. calon Ikatan atau Himpunan harus
menyelenggarakan Kongres.
(3) Kongres berwenang memitih Ketua Ikatan atau Himpunan, menyepakati Naskah
Akademik, Peraturan Organisasi Ikatan atau Himpunan serta Keputusan Iain yang
berkaitan dengan Ikatan atau Himpunan.
(4) Ketentuan Iebih lanjut tentang mekaniswe pembentukan Ikatan atau Himpunan
diatur dalam Peraturan Organisasi PPNI.
Hewenangsn
Pasal 53
40
Ikatan atau Himpunan memiliki tugas pokok membina anggota dan pengembangan
profesi dalam kekhususannya serta memberikan masukan kepada PPNJ dalam
menentukan kompetensi kekhususan dimaksud.
Struktur Kapangurusan
Pasal 55
(1) Susunan Kepengurusan Ikatan atau Himpunan terdiri dari Pengurus Pusat,
Pengurus Provinsi.
(2) Ketua Ikatan atau Himpunan tidak dapat merangkap jabatan sebagai Ketua PPNI
di semua level kepengurusan dan tidak dapat merangkap jabatan dengan
kepengurusan Ikatan atau Himpunan lainnya.
Struktur kepengurusan Ikatan atau Himpunan terdiri oari Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara dan Bidang-bidang
sesuai kebutuhan.
(1) Masa kerja Pengurus Ikatan atau Himpunan adalah selama S (lima) tahun.
(2) Mesa keqa 5 (lima) ahun terhitung sejak tanggal peJantikan Ketua Pengurus Ikatan
atau Himpunan.
(1) ikatan atau himpunan dapat dibubarkan jika bertentangan dengan AD/ART,
Peraturan Organisasi dan kebijakan PPNI.
(2) Pembubaran dilakukan melalui Rapat Pleno DPP PPNI dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan DPP PPNI.
41
Bagian Kesatu
Musyawarah Nasional
Pasal 59
42
43
Bagian Ketiga
Musyawarah Wilayah Provinsi
Pasal 61
Bagian Keempat
Rapat Karja Wilayah Provinsi
48
47
Bagian Keenam
Rapat Kerja Daerah
Pasal 84
48
Bagian Ketujuh
Musyawarah Perwakilan LN
Pasal 65
Bagien Keaembilan
Rapat Pimpinan
Pasal 67
(1) Dalam keadaan tertentu Dewan Pengurus PPNI sesuai tingkatannya dapat
melaksanawn Rapat Pimpinan guna pongambilan keputusan yang be sifat strategic
dan sangat berdampak bagi eksistensi PPNI dan profesi keperawatan.
Rapat Pimpinan tingkat nasional diselenggarakan oleh DPP yang merupakan Rapat
Gabungan antara Pengurus Pleno DPP dengan Ketua OPW seluruh Indonesia.
(3) Rapat Pimpinan tingkat provinsi diseJengarakan oleh DPW yang merupakan Rapat
Gabungan Pengurus Pleno DPW dengan Ketua DPD seluruh wilayah Provinsi
bersangkutan.
(4) Rapat Pimpinan tingkat KaDupaten/Kota diselenggarakan oleh DPD
Kabupaten/Kota yang merupakan Rapat Gabungan Pe urus Pleno
BAB XV
PENUNDAAN DAN PERUBAHAN MUNAS, MUSWIL atau MUSDA
Bagian Kasatu
Penundaan Munxs, uuswiL, MUSDA, atau MUSKOM
Bagian Kedua
Perubahan MUNAS, MUSWIL, MUSDA, atau MUSKOM
a«ai g9
(1) Yang dimaksud dengan perubahan adalah memindahkan tempat penyelenggaraan
MUNAS atau MUSWIL atau MUSDA atau MUSKOM tanpa melakukan penundaan
waktu pelaksanaan MUNAS atau MUSWIL atau MUSDA atau MUSKOM.
(2) Perubahan MUNAS, MUSWIL, MUSDA atau MUSKOM hanya bisa dilakukan
apabila di daerah yang teiah diputuGkan sebagai tuan rumah MUNAS, MUSWIL,
MUSDA. atau MUSKOM terjadi kahar dan tidak memungkinkan untuk
dilaksanakannya MUNAS, MUSWIL, IVIUSDA, atau MUSKOM.
(3) Yang berwenang memutuskan terjadi kahar di daerah tersebut adalah Pemerintah
setempat sesuai dengan tingkatan.
51
Pasal 70
(1) DPP PPNI, DPW Provinsi, DPD Kabupaten/Kota dan DPK wajib memiliki
Sekretariat;
(2) Sekretariat tersebut dapat berupa hak milik, sewa, kontrak ataupun pinjam pakai
dan dibuktikan dengen dokumen yang sah;
(3) Setiap Pengurus PPNI wajib memberitahukan alamat sekretariat kepada DPP PPNI
dengan tembusan kepada pengurus di atasnya dalam wilayah provinBi masing-
masing.
RAR XVI
RAMAN-RAMAN LAiN
Pesal 71
Bagian Keaatu
Badan Bantuan Hukum Perawat
(1) Badan Bantuan Hukum Perawat [BBHP) adalah badan yang berfungsi utama
membantu PPNI berkaitan dengan penyelesaian macalah hukum kepentingan hukum
anggota dalam meiaksanakan praktik profesinya dan kepentingan hukum Dewan
Pengurus PPNI.
(2) BBhiP dibentuk di tingkat Pengurus Pusat, dan apabila memenuhi persyaratan
dapat dibentuk di tingkat Pengurus Provinsi.
(3) BBHP tingkat Pusat bertanggung jawab kepada DPP PPNI dan BBHP tingkat
Provinsi bertanggung jawab kepada BBHP tingkat Pusat dan DPW PPNI.
(4) BBHP dalam melaksanakan tugasnya harus berkoordinasi dengan DPW, DPD
dan DPK PPNT.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai BBHP diatur dalam Peraturan Organisasi PPNII.
52
(1) Badan Pendidikan dan Palatihan Perawat Indonesia (BP3I ) adalah badan yang
DerfungSi memDantu PPNI dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi
perawat.
(2) BP3l dibentuk di tingkat Pusat dan jika memenuhi persyaratan dapat dibentuk di
tingkat Provinsi.
(3) BPSI di tingkat Pusat dibentuk berdasarkan Surat Keputusan DPP PPNI dan BP3I
tingkat Provinsi dibentuk oieh DPW Provinsi atas persetuju an DPP PPNI.
(4) BP3I tingkat Pusat bertanggung jawab kepada DPP PPNI dan BP3I tingkat Provinsi
bertanggung jawab kepada BP3I tingkat Pusat dan DPW PPNI.
(5) BP3l menyampaikan pertanggungjawaban kepada DPP PPNT dan atau DPW
PPNI pada setiap bulan Desember tahun berjalan.
(6) Ketentuan Iebih lanjut mengenai BP3I diatur dalam Peraturan Organisasi PPNI.
^ •B ian Ketiga
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pasal 74
(1) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah badan yang berfungsi
membantu PPNI daiam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan melalui kegiatan penelitian, publikasi ilmiah dan kegiatan lainnya.
(z) Balitbang hanya dibentuK di tinBkat Pengurus Pusat.
() Balitbang bertanggung jawab kepada DPP PPNI.
(4) Balitbang dapat melakukan penelitian yang melibatkan OPW, OPD dan atau OPK
PPNI.
Ketentuan Iebih lanjut mengenai Bal’itbang diatur daJam Peraturan Organisasi
PPNI.
Bagian Keempat
Badan Penanggulangan Bencana
PaBaI 75
Bagian Keiima
Badan usaha
Pasal 7B
(1) Badan usaha adalah badan usaha mitik PPNI yang bertujuan membantu PPNI
dalam melaksanakan fungsinya.
(2) Badan usaha dapat dibentuk di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(3) Badan usaha seperti disebut dalam ayat (2) berbentuK perseroan.
(4) Badan usaha seperti disebut dalam ayat (S) dengan saham mayorltas (51°4) wajib
diru iliki oleh PPNI.
(s) Anggota PPNI dapat memiliki saham Badan Usaha milik PPNI.
(6) Ketentuan Iebih lanjut mengenai badan usaha diatur dalam Peraturan Organisasi
PPNI.
BAB XVII
PEMBIAYAAN DAN ASET
Bagian Kesatu
luzan
Pasal 77
(1) Sumber pembiayaan PPNI berasal dari iuran, uang pangkal dan sumber usaha
Iain.
(2) Besaran uang pangkal bagi anggota baru adalah Rp 100.000,- (seratus ribu
rupiah).
Besaran uang panghal anggota yang bekerja di luar negeri dimana telah terbentuk
DPLN sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah).
(4) Iuran rutin anggota sebesar Rp 260.000,- (dua ratus enam puluh ribu
rupiah}/orang/tahun.
(s) Pengalokasian uang pendaftaran dan iuran bulanan anggota ditetapkan sebagai
berikut:
a. DPP PPNI sebesar 1598
b. DPW P ovinsi sebesar 20%
c. DPD Kab/Kota sebesar 33%
54
Bagian Kedua
Sumber Usaha Lain
Pasal 78
Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dari unit-unit peiaksana teknis atau ucaha-usaha
lain di luar PPNI yang mengatasnamakan dan atau menggunakan nams PPNI antara
Iain:
(1) Pelaksana usaha yang bersangkutan 70% (tujuh puluh persen).
(2) PPNI sebanyak 30°4 (tiga puluh persen).
(3) Ketentuan Iebih lanjut mengenai pembagian sisa hasil usaha diatur dalam
Peraturan OrganiCaCi PPNI.
Bagian Ketiga
Pengelolaan Keuangan
Paaal 79
(1) Pengelolaan dan penggunaan dana pada setiap tingkatan organisasi dituangkan
dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Be1anja (RAPB) Organisasi berupa
program kerja dan anggaran tahunan yang dibahas dalam Rapat Pleno.
(2) Pe1aporan keuangan Badan Kelengkapan dan Badan-Badan Lain PPNI
disampaikan kepada DPP PPNI seiambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun
a•ggaran.
(3) PemDuKuan Keuangan organisasi oimulai setiap tanggal 1 Januari sampai dengan
31 Desember pada setiap tahunnya.
(4) Bendahara PPNI di setiap tingkatan menggali potensi pembiayaan organisasi.
(5) Bendahara PPNI di setiap tingkatan membuat laporan keuangan dan menyusun
neracs keuangan organisasi paaa setiap akhir tahun, dan selamDat-iambat•ya
pada tanggal 31 December tahun berjalan.
(6) Daiam rangke akuntabilitas dan transparansi pengeiolaan angBaran PPNI
dilakukan audit keuangan dan aset.
(7) Audit keuangan dan aset dilakukan pada tingkat kepengurusan DPP, DPW dan
DPD sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode kepengurusan.
(8) Audit keuangan dan aset sebagaimana dimaksud ayat (4) dilakukan oleh akuntan
puDlik yang independeu oan oitunjuk oleh DPP.
(9) Ketentuan Iebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan diatur Peraturan
Organisasi PPNI.
(1) Seluruh aset bergerak maupun tidak bergerak yang berada pada semua tingkat
kepengurusan wajib diatasnamakan PPNI.
(2) Ketentuan Iebih lanjut mengenai pengelolaan aset diatur
Organisasi PPNI.
BAB XVIII
KETENTUAN TANBAHAN
Pasal BI
(1) Perbedaan apsnsfsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI ini
diputuskan oleh DPP PPNI.
(2) Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga PPNI ini diatur di
dalam Peraturan Organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Rumah Tangga.
BAa xix
KETENTUAN ENuTu
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 November 2021
58
SURAT PERNYATAAN
KOMITMEN MENJAGA SUASANA KONDUSIF DAN KETERTIBAN
MUSYAWARAH WILAYAH X PPNI PROVINSI JAWA BARAT
Nama : …………………………………………..
NIRA : …………………………………………..
Asal DPD/Ikatan dan atau : …………………………………………..
Himpunan/Kolegium
Dengan ini menyatakan berkomitmen menjaga suasana kondusif dan ketertiban pada
kegiatan Musyawarah Wilayah (MUSWIL) X Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) Jawa Barat dalam rangka pencegahan penularan COVID-19, yang akan
dilaksanakan pada 4 s.d 6 Februari 2022 di Pantai Indah Resort & Hotel, Jl. Kidang
Pananjung No.151, Pangandaran, Kec. Pangandaran, Kab. Pangandaran, Jawa Barat
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggung jawab dan
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang membuat
pernyataan,
Meterai
10000
(…………………………)
SURAT PERNYATAAN
MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN MUSYAWARAH WILAYAH X
PPNI PROVINSI JAWA BARAT
Nama : …………………………………………..
NIRA : …………………………………………..
Asal DPD/Ikatan dan atau : …………………………………………..
Himpunan/Kolegium
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggung jawab dan
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang membuat
pernyataan,
Meterai
10000
(…………………………)
SURAT MANDAT
Nomor: ……/ DPD.PPNI/M/K.S/…../2022
(penulisan nomor sesuai dengan peraturan organisasi tentang administrasi
kesekretarian)
Demikian Surat Mandat ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
………..,……………….2022
Dewan Pengurus Daerah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Kabupaten/Kota ……………..
Materai Rp.
Tanda tangan 10000 dan di cap DPD Tanda tangan
Tembusan:
1. Ketua DPW PPNI Jawa Barat
2. Ketua DPW Bidang Organisasi dan Kaderisasi PPNI Jawa Barat
3. Panitia SC Muswil X PPNI Jawa Barat
4. Pertinggal