Anda di halaman 1dari 8

Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

PENERAPAN METODE BISECTION DAN METODE SECANT


DALAM REKAYASA SIPIL
(Studi Kasus Pembuatan Diagram Interaksi Kolom Beton Bertulang)

Oleh :

Oni Guspari
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK

Terdapat banyak cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan persamaan non linier, antara lain metode
bisection dan metode secant yang dapat dipakai untuk menyelesaikan beberapa persamaan rekayasa sipil. Pada
tulisan ini akan di tinjau sebuah kolom beton bertulang dengan dimensi 30 x 50 cm yang diberi tulangan 625,
yaitu 3 pada masing-masing sisi yang kecil.Tegangan leleh baja tulangan dan tegangan beton masing-masing
adalah 4000 dan 300 kg/cm2. Metode bisection dan metode secant akan digunakan untuk mencari akar fungsi
gaya dalam normal P(c) yang bekerja pada penampang beton sehingga dapat ditenentukan letak garis netral
penampang kolom (c), selanjutnya harga c tersebut digunakan untuk membuat diagram interaksi kolom. Setelah
dikalkulasikan, jarak garis netral (c)pada penampang tersebut adalah 64.959 mm . Hasilnya sama untuk kedua
metoda, akan tetapi dengan jumlah iterasi yang berbeda

PENDAHULUAN Persamaan frekuensi alami dari getaran


Didalam usaha mendapatkan penyelesaian balok uniform yang terjepit pada salah satu
matematika yang menjabarkan model dari ujungnya dan bebas pada ujungnya yang
suatu persoalan nyata bidang rekayasa, sering lain untuk bidang teknik struktur
solusi yang dicari berupa suatu nilai variabel x Persamaan kelengkungan jalan untuk
sedemikian rupa sehingga terpenuhi bidang teknik transportasi
persamaan f(x) = 0 yang digunakan dalam Persamaan koefisien gesek untuk aliran
model. Dalam beberapa kasus, melalui turbulen dalam sebuah pipa untuk bidang
faktorisasi f(x) = 0 dapat diperoleh teknik tumber air
penyelesaian seperti yang diinginkan, akan Persamaan untuk menentukan kedalaman
tetapi lebih banyak jabaran persamaan dalam pemancangan akibat pengaruh tekanan
model mempunyai bentuk yang rumit, sehingga tanah aktif dan pasif untuk bidang
teknik analisa matematika murni tidak dapat geoteknik
memberikan solusi Perhitungan tentang kebutuhan akan
Persamaan non linier sebagai model produksi optimal suatu komponen struktur
matematika bagi solusi masalah rekayasa sipil untuk bidang manajemen konstruksi
dengan menggunakan metode numerik
merupakan salah satu alternatif prosedur Metode bisection dan metode secant
pemecahan yang digunakan apabila tidak merupakan salah satu alternatif untuk
dimungkinkan perolehan bentuk closed form menyelesaikan persamaan-persamaan non
dari pemodelan. Persamaan non linier akan linier pada bidang rekayasa sipil
selalu ditemui pada hampir seluruh bidang
kekhususan rekayasa sipil, sebagai contoh:

68
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

TINJAUAN PUSTAKA Metode Secant

Metode Bisection Metoda secant yang diawali dengan

Metoda bisection adalah salah satu cara metoda Newton Rhapson adalah metoda

mencari akar persamaan non linier yang pencarian akar suatu fungsi yang termasuk

termasuk kategori pengelompokan. Akar suatu golongan iterasi. Jika kita mempunyai fungsi
fungsi f(x) pada suatu interval yang f(x) yang ingin dicari akarnya maka metoda
diperkirakan ada akar diperkirakan dahulu iterasi mengharuskan fungsi tersebut ditulis

dengan dua bilangan a dan b, syarat pemilihan sebagai:

ini adalah nilai fungsi di a, f(a) dan nilai fungsi di f(x) = x g(x) = 0, sehingga = g()

b, f(b) harus berbeda tanda ( f(a) * f(b) < 0 ). x k-1 = g(xk)

Syarat ini wajar sebab dengan kondisi demikian k = 0,1,2,.....sampai memenuhi iterasi
tentunya ada suatu nilai dimana f(x) = 0.
Langkah berikutnya adalah memasukkan Pada metode Newton Rhapson fungsi g(x)

harga diantara [a,b], (dinamakan m) atau m = tersebut dinyatakan sebagai

(a-b)/2. Jika f(m) = 0 maka x = m adalah akar fx


g ( x)
yang dicari. Jika f(m) = 0 maka di cek apakah f x'
nilai m berada dalam interval [a,m] atau interval Sehingga nilai percobaan berikutnya adalah
[m,b]
f ( xk )
Jika f(a) dan f(m) berbeda tanda maka akar xk 1 xk ...........k 0,1,2,......
f ( xk ) '
ada di [a,m], jadi m menggantikan b untuk
proses selanjutnya
Kekurangan metode ini adalah harus mencari
Jika f(a) dan f(m) tandanya sama maka
f(x) serta ada kemungkinan divergen.
akar ada di [m,b], jadi m menggantikan a
Suplemen dari metode ini adalah Metode
untuk proses selanjutnya
Secant, dimana setelah didapat nilai pertama
Proses diteruskan sampai memenuhi toleransi
dari metode Newton Rhapson, nilai ketiga dan
yang ditentukan. Toleransi dapat dinyatakan
seterusnya dapat ditentukan dengan formula:
sebagai nilai absolut (a-b) dan nilai f(m),
f ( xk 1 ) * [ xk 1 xk ]
misalnya toleransi 0,1% (0,001) xk 2 xk 1
[ f ( xk 1 ) f ( xk )]
Suplemen dari metoda ini untuk mempercepat
proses dikenal dengan nama regula falsi. Bagan alir metoda bisection dan metoda secant

Regula falsi adalah suatu sarana untuk mencari dapat ditampilkan sebagai berikut:
nilai m dengan capat yang didefinisikan sebagai

mb
(b a) * f (b)
f (b) f (a)

Proses selanjutnya dilakukan dengan metode


bisection

69
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

BAGAN ALIR METODA BISECTION BAGAN ALIR METODA SECANT

MULAI MULAI

DEFINISIKAN
FUNGSI DEFINISIKAN FUNGSI

Baca
a, b, tol Baca
iter_max x0, x1, tol
Iter_max

Iter =0
Fa = f(a)
Fb = f(b)
Iter = 0

Ya
Fa * Fb > 0

Tulis
Tidak Fa*Fb >0 Iter = Iter + 1

Iter =Iter + 1 xb = x1 f(x1) . [x1 x0] / [f(x1) f(x0)]


M = (a+b)/2
Fm = f(m)

lxb-x0l < tol Ya


Ya
Im-aI < tol Iter > Iter_max
Iter > Iter_max

Tidak Tidak
Ya Tidak
Fa * Fm < 0
x0 = xb

b=m a=m
Fb = Fm Fa = Fm

Tulis hasil
Tulis hasil xb, F(xb)
m, F(m)

SELESAI
SELESAI

70
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Diagram Interaksi Kolom Beton Bertulang Y


0.85 fc
0.003
Cs
Diagram interaksi kolom mendeskripsikan
c Cc
kekuatan nominal kolom terhadap beban
sentris dan eksentris dengan menggunakan X
grafik/diagram, yang biasa disebut diagram P-M Ts
dan secara umum dapat di deskripsikan
sebagai berikut: b
Gambar 2 Penampang kolom, Regangan dan
Tegangan

A Dalam perumusan, notasi-notasi yang dipakai


h
adalah sebagaiberikut:
b : lebar penampang (mm)
Compressi D
on h : tinggi penampang (mm)
Tension C
failure c : lokasi garis netral dari serat atas (mm)
failure E
dcs : jarak tulangan tekan dari serat atas (mm)
Mn
dts : jarak tulangan tarik dari serat atas (mm)
B ecs : regangan tulangan tekan
ets : regangan tulangan tarik
Gambar 1 Diagram Interaksi
ey : regangan leleh baja (0.002)
a : kedalaman stress block (mm)
Masing-masing titik pada kurva mewakili satu
Cc :gaya tekan yang disumbangkan
kombinasi nominal load strength (Pn) dan
penampang beton (N)
nominal moment strength (Mn) yang tergantung
Cs :gaya tekan yang disumbangkan tulangan
pada letak garis netral. Diagram interaksi
tekan (N)
terbagi atas bagian tension control dan
Ts :gaya tekan yang disumbangkan tulangan
compression control yang dibatasi oleh
tarik (N)
balanced condition pada titik C.
Acs : luas tulangan tekan (mm2)
Ats : luas tulangan tarik (mm2)
Studi Kasus
lcc : jarak titik berat stress block ke plastic
centre penampang (mm)
Akan ditentukan letak garis netral pada sebuah
lcs : jarak tulangan tekan ke plastic centre
kolom pendek dengan menggunakan metode
penampang (mm)
bisection dan metode secant . Setelah letak
lts : jarak tulangan tarik ke plastic centre
garis netral diperoleh dilanjutkan dengan
penampang (mm)
pembuatan gambar diagram interaksi. Dimensi
fy : tegangan leleh tulangan (MPa)
kolom adalah 30 x 50 cm dan diberi tulangan
fc : tegangan karakteristik penampang (MPa)
625 seprti pada gambar 2. Tegangan leleh
P : gaya dalam normal yang bekerja pada
baja direncanakan fy = 4000 kg/cm2, sedangkan
2 penampang (N)
tegangan tekan beton fc = 300 kg/cm . Jarak
tepi luar beton ke inti tulangan adalah 5 cm.

71
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

M : momen lentur yang bekerja pada kondisi yang lazim. Formula yang didapat
penampang (Nmm) terhadap plastic centroid adalah sebagai berikut:
kolom
E : modulus elastisitas baja (= 200000 MPa) P (c) = 6502 c + (c-50)/c * (882000) 625485
M (c) = (6502 c 37845 ) ( 250 0.85c/2) + (c-
Gaya dalam P dan M pada penampang dapat 50)/c * (882000)(200) (-588200)(200)
diturunkan sebagai fungsi dari c. Komponen
komponen yang menyumbangkan P dan M PENCARIAN AKAR DENGAN METODE
berasal dari gaya tekan beton serta gaya BISECTION + REGULA FALSI
tulangan tekan dan tarik. Sera umum
perumusannya adalah P( c ) = 6502 c + ( c - 50 )/c * (882000) -
625485
P = Cc + Cs + Ts P'( c ) = 6502 c + 44100000/ c^2
M = Cc*lcc + Cs*lcs + Ts*lts M( c ) = (6502 c - 37845)( 250 - 0.85c/2) + ( c-
50)/c * (882000)*(200) - (-
Komponen Cc, Cs, Ts dan lcc merupakan fungsi 588200)*(200)
dari c, sedangkan lcs dan lts merupakan
konstanta, sehingga persamaan tersebut dapat
juga ditulis: PENCARIAN AKAR DENGAN METODE
NEWTON RAPHSON + SECANT
P = Cc ( c ) + Cs ( c ) + Ts ( c )
M = Cc ( c )*lcc ( c ) + Cs*lcs + Ts*lts
P( c ) = 6502 c + ( c - 50 )/c * (882000)
Asumsi-asumsi yang dipakai pada kondisi 625485
batas adalah: P'( c ) = 6502 c + 44100000/ c^2
1. Regangan tekan batas adalah 0.003 M( c ) = (6502 c - 37845) 250 - 0.85c/2) + ( c-
2. Hukum Navier-Bernauli berlaku, 50)/c * (882000)*(200) - (-
sehingga diagram regangan berbentuk 588200)*(200)
segitiga dapat dipakai
3. Distribusi tegangan beton pada kondisi
batas berbentuk segi empat, yang
besarnya adalah 0.85f c dengan tinggi c = 64.959 mm
block a M(c ) = 243.816 kNm

Perumusan gaya sumbangan beton Cc (c),


gaya sumbangan tulangan tarik Ts(c), gaya
sumbangan tulangan tekan Cs(c) dan jarak titik
berat stress block ke plastic centre penampang
(lcc) dapat di formulasikan berdasarkan kondisi-

72
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Tabel 1 pencarian akar dengan metode bisection


BISECTION + REGULA FALSI
No a b m P(a) P(b) P(m) P(a)*P(b) P(a)*P(m) a-b

1 60.00 80.00 70.00 -88,365.00 225,425.00 81,655.00 -1.99E+10 -7.22E+09 -20.000


2 60.00 70.00 65.00 -88,365.00 81,655.00 683.46 -7.22E+09 -6.04E+07 -10.000
3 60.00 65.00 62.50 -88,365.00 683.46 -42,710.00 -6.04E+07 3.77E+09 -5.000
4 62.50 65.00 63.75 -42,710.00 683.46 -20,747.21 -2.92E+07 8.86E+08 -2.500
5 63.75 65.00 64.38 -20,747.21 683.46 -9,967.29 -1.42E+07 2.07E+08 -1.250

Remarks: (b-a) < 0


6 64.38 65.00 64.69 -9,967.29 683.46 -4,626.01 -6.81E+06 4.61E+07 -0.625
7 64.69 65.00 64.84 -4,626.01 683.46 -1,967.32 -3.16E+06 9.10E+06 -0.313
8 64.84 65.00 64.92 -1,967.32 683.46 -640.95 -1.34E+06 1.26E+06 -0.156
9 64.92 65.00 64.96 -640.95 683.46 21.50 -4.38E+05 -1.38E+04 -0.078
10 64.92 64.96 64.94 -640.95 21.50 -309.66 -1.38E+04 1.98E+05 -0.039
11 64.94 64.96 64.95 -309.66 21.50 -144.06 -6.66E+03 4.46E+04 -0.020
12 64.95 64.96 64.96 -144.06 21.50 -61.28 -3.10E+03 8.83E+03 -0.010
13 64.96 64.96 64.96 -61.28 21.50 -19.89 -1.32E+03 1.22E+03 -0.005
14 64.96 64.96 64.96 -19.89 21.50 0.81 -4.28E+02 -1.61E+01 -0.002
15 64.96 64.96 64.96 -19.89 0.81 -9.54 -1.61E+01 1.90E+02 -0.001
16 64.96 64.96 64.96 -9.54 0.81 -4.37 -7.71E+00 4.16E+01 -0.001

Tabel 2 pencarian akar dengan metode bisection + regula falsi

Remarks: (b-a) < 0


No a b m P(a) P(b) P(m) P(a)*P(b) P(a)*P(m) Abs(m-b)

1 60.00 80.00 65.63 -88,365.00 225,425.00 11,327.79 -1.99E+10 -1.00E+09 14.368


2 60.00 65.63 64.99 -88,365.00 11,327.79 550.49 -1.00E+09 -4.86E+07 0.640
3 60.00 64.99 64.96 -88,365.00 550.49 26.69 -4.86E+07 -2.36E+06 0.031
4 60.00 64.96 64.96 -88,365.00 26.69 1.29 -2.36E+06 -1.14E+05 0.001
5 60.00 64.96 64.96 -88,365.00 1.29 0.06 -1.14E+05 -5.55E+03 0.000

Setelah terdefinisinya komponen komponen


Cc(c), Ts(c), Cs(c) dan lcc(c) sebagai fungsi c,
maka P(c) dan M(c) dapat didefinisikan sebagai
fungsi c. Masing-masing komponen mempunyai
pernyataan fungsi yang interval domainnya
terbagi-bagi, sehingga jika digabungkan. P(c)
dan M(c) pun mempunyai interval domain yang
terbagi-bagi. Ada 9 interval c yang
menghasilkan formulasi fungsi yang berbeda-
beda, hasilnya ditabelkan sebagai berikut:

73
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Tabel 4: P(c) dan M(c) sebagai fungsi c

No Interval Fungsi P(c) dan M(c)


0 Lim c 0 P(c) = -1176000
M(c) = 0
I 0c30 P(c) =6502c-1176000
2
M(c) = -2764c +1625500c
II 30c59 P(c) = 6502c + ((c-50)/c)*882000 588000
M(c)= 6502c*(250-(0.85c)/2)+((c-50)/c)*882000*200-588000*200
III 59c150 P(c) = (6502c-37485) + ((c-50)/c)*882000 588000
M(c)= (6502c-37485)*(250-(0.85c)/2)+((c-50)/c)*176400000-117600000
IV 150c270 P(c) = (6502c-37485)
M(c)= (6502c-37485)*(250-(0.85c)/2)
V 270c529 P(c) = (6502c-37485) + ((c-450)/c)*882000 + 588000
M(c)= (6502c-37485)*(250-(0.85c)/2)+((c-450)/c)*176400000 + 117600000
VI 529c588 P(c) = (6502c-74970) + ((c-450)/c)*882000 + 588000
M(c)= (6502c-74970)*(250-(0.85c)/2)+((c-450)/c)*176400000 + 117600000
VII 588c1350 P(c) = 3750030+588000+ (c-450)/c)*882000
M(c)= (c-450)/c)*882000*200 + 588000*200
VIII c1350 P(c) = 4926030
M(c) = 0

Dari formulasi berdasarkan interval-interval tersebut dapat digambarkan diagram interaksi kolom
beton bertulang tersebut

Diagram Interaksi
A (0,4926)

5000

4000
3000

2000
P-kN

B (476,1718)
Series1
1000 C (244,0)
D (0,-1176)
0
-1000 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

-2000
M-kNm

Gambar 3 Hasil Diagram Interaksi

74
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Kesimpulan Daftar Pustaka


Beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan
dalam tulisan ini antara lain: ACI Committe 318, Building Code
Sebelum pemakaian metode bisection dan Requirements for Reinforced Concrete, Detroid,
metode secant untuk kasus diagram interaksi 1995
kolom beton bertulang, harus ditentukan Amrinsyah Nasution dan Hasballah Metode
terlebih dahulu turunan fungsi yang Numerik dalam Rekayasa Sipil, Jurusan Teknik
memberikan hubungan interaksi P dan M Sipil ITB, Bandung 1997
sebagai fungsi dari tinggi garis netral c Edward G Nawy Reinforced Concrete a
Fundamental Approach, Prentice Hall, New
Metode bisection dapat mempermudah metode Jersey 1996
pencarian akar, namun akan lebih baik dan Erwin Kreyszig, Advance Engineering
lebih cepat prosesnya jika metode ini di Mathematics, Jhon Wiley And Sons, New York
kombinasikan dengan metode Regula Falsi 1993
Hari Nugraha Nurjaman, Metoda Numerik,
Metode Newton Rhapson dapat mempermudah Jurusan Teknik Sipil ITB, Bandung 1996
metode pencarian akar, namun akan lebih baik Istimawan Dipo Husodo, Struktur Beton
dan lebih cepat prosesnya jika metode ini di Bertulang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
iringi dengan metode secant 1994
WC Vis dan Kusuma, Gideon, Dasar-dasar
Dalam kasus ini, pencarian akar dengan Perencanaan Beton Bertulang Berdasarkan
metode Newton Rhapson + Secant SKSNI T-15-1991-03, Erlangga, Jakarta 1994
memberikan hasil yang lebih cepat dibanding
dengan metode bisection + Regula Falsi karena
jumlah iterasinya lebih sedikit, akan tetapi nilai
hasilnya tetap sama

75

Anda mungkin juga menyukai