Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum yang diampu oleh Ibu
A. Dasar Teori
Tumbuh merupakan proses yang gejalanya tidak dapat diamati tetapi memiliki
gejala-gejala yang sangat konkrit. Gejala ini dapat dilihat dari produk aktivitas
pertumbuhannya yang berupa pertambahan tinggi dan pertambahan berat atau isi.
Untuk memahami gejala pertumbuhan maka perlu dipilihkan masalah-masalah
sederhana yang dapat dipecahkan mahasiswa. Kegiatan ini dapat dikembangkan
melalui diskusi berdasar pengalaman mahasiswa tentang peristiwa tumbuh, diskusi
menggunakan gambar yang menunjukkan adanya tahap (proses) tumbuh suatu objek
atau mengajak siswa melakukan percobaan. Alternatif masalah sederhana yang dapat
dipecahkan melalui percobaan, antara lain apakah tumbuh itu, apakah cahaya
matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman, apakah kecepatan tumbuh antar
tanaman sama.
Walaupun semua makhluk mengalami tumbuh, namun untuk mengamati
gejala tumbuh melalui percobaan perlu dipilih objek tumbuhan yang cepat
pertumbuhannya. Dengan demikian gejala pertumbuhannya segera dapat diikuti.
Untuk itu, pengamatan pertumbuhan fase kecambah merupakan alternatif yang paling
menguntungkan. Biji yang dipilih hendaknya biji yang mudah berkecambah dan cepat
tumbuh, seperti biji kacang-kacangan. Untuk kepentingan perlakuan, hal yang sangat
penting diperhatikan adalah mengontrol faktor-faktor diluar faktor yang menjadi
fokus pengamatan. Misalnya bagaimana pengaruh cahaya, air, suhu, jenis tanah, jenis
pupuk terhadap pertumbuhan kecambah.
B. Tujuan Praktikum.
Mahasiswa dapat melihat pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.
4. Jagung (gelap)
Keterangan Gambar :
Kacang Hijau
Dari tabel pengamatan tentang kacang hijau, kacang hijau yang terkena cahaya matahari
dan kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari memiliki beberapa perbedaan. Kacang
hijau yang terkena cahaya matahari lebih lambat pertumbuhannya daripada kacang hijau yang
tidak terkena cahaya matahari. Hal ini dikarenakan, apabila suatu tanaman ditempatkan
dibawah cahaya matahari, maka aktivitas auksin (hormon pertumbuhan) akan terhambat.
Sebaliknya, aktivitas auksin akan tinggi apabila tanaman tesebut tidak terkena cahaya
matahari. Oleh sebab itulah, kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari lebih cepat
pertumbuhannya, daripada kacang hijau yang terkena cahaya matahari. Selain karena masalah
pertumbuhannya, perbedaan lainnnya dapat dilihat dari batang dan daunnya. Pada kacang
hijau yang diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari memiliki batang yang kuat
dan berwarna hijau serta daun yang juga berwarna hijau. Sementara itu, kacang hijau yang
diletakkan pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari memiliki batang yang mudah
rapuh dan berwarna putih pucat sedangkan daunnya berwarna kuning pucat.
Jagung
Sama halnya seperti kacang hijau diketahui bahwa jagung yang diletakkan pada tempat
yang tidak terkena cahaya matahari, pertumbuhannya lebih cepat bila dibandingkan dengan
jagung yang diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari karena cahaya matahari
dapat menghambat pertumbuhan suatu tanaman. Perbedaan lainnya, dapat dilihat dari warna
batang, akar, dan daunnya. Jagung yang diletakkan dibawah cahaya matahari memiliki batang
dan akar yang berwarna agak kemerahan dan daunnya berwarna hijau terang. Sedangkan
jagung yang diletakkan pada tempat yang tidak mendapat cahaya matahari, memiliki batang
dan akar yang berwarna putih kekuningan serta daunnya berwarna kuning pucat.
Kacang Tanah
Kacang tanah yang diberikan cahaya perkecambahan nya terhambat. Hal ini disebabkan
karena hormon auksin terurai akibat cahaya matahari yang menyebabkan tanaman kacang
tanah dalam kondisi yang baik,yaitu batang dan akar yang kokoh. Namun pada tanaman yang
tidak mendapatkan cahaya matahari, perkecambahan nya sangat cepat atau disebut etiolasi,
karena hormon auksin tidak rusak akibat tidak adanya cahaya matahari dan dalam kondisi
yang buruk, dimana batang berwarana kuning pucat dan akar serta batang yang mudah patah.
3. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plumula dan radikula pada biji. Perkecambahan
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah
munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan
adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh
dan berkembang menjadi akar. Proses Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya misalnya kapas. Perubahan yang
teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti minum). Biji akan
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara, dalam bentuk embun atau
uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji
melunak. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal.Fitohormon
asam absisat menurun kadarnya,sementara giberelin meningkat. Perubahan pengendalian ini
merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula.
Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada
akhirnya pecah.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, dikenal dua macam tipe
perkecambahan, yaitu hipogeal dan epigeal.
a. Perkecambahan Epigeal
Terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Perkecambahan ini
umumnya terjadi pada tanaman dikotil, misalnya : kacang hijau, kacang kapri, kapas, kacang
tanah
b. Perkecambahan Hipogeal
Terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon
terdorong ke permukaan tanah. Kotiledon berada di atas tanah. Pada umumnya terjadi pada
tanaman monokotil, misalnya : jagung, padi, kacang kapri (dikotil)
Cahaya matahari sumber utama bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya
digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya matahari juga berperan dalam proses
pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada
proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang
tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang gelap
akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Hormon auksin berperan dalam pemanjangan sel
tumbuhan sehingga penting bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Kerja auksin sangat
dipengaruhi oleh ada tidaknya cahaya matahari. Cahaya matahari dapat mengganggu auksin
sehingga proses pemanjangan sel menjadi terhambat.
Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat
karena hormon auksin yang dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari
oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak
dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti
arah sinar matahari atau yang disebut fototropisme. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap
mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-
sel sehingga pertumbuhan tanaman sangat cepat, selain itu tekstur dari batangnya sangat
lemah dan warnanya cenderung pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, serta
daunnya tidak berkembang. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat
oleh sianar matahari. Sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami
hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga
pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan
segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun
berkembang sempurna, dan berwarna hijau.
Ujung batang tanaman akan selalu tumbuh menuju arah datangnya cahaya matahari.
Bagian batang yang tidak terkena cahaya matahari (membelakangi matahari) akan mengalami
pemanjangan, sedangkan bagian batang yang terkena cahaya matahari (menghadap matahari)
tidak mengalami pemanjangan. Sel-sel batang yang membelakangi cahaya akan memanjang,
padahal bagian yang menghadap matahari tidak bertambah panjang, akibatnya batang jadi
membengkok dan mengarah ke arah datangnya cahaya matahari.
Pada akar, auksin menyebabkan fototropisme negatif, yang berarti bahwa mereka tumbuh
menjauh dari cahaya. Seperti dalam pucuk, hormon terdistribusikan sehingga mereka
ditemukan di sisi teduh dari akar. Hal ini menyebabkan konsentrasi yang lebih tinggi dari
hormon dalam sel-sel ini, seperti yang dinyatakan sebelumnya, menghambat pertumbuhan sel
akar. Sel-sel ini akan tumbuh kurang dari yang di sisi dengan cahaya bersinar pada mereka,
yang menyebabkan akar menekuk jauh dari cahaya.
G. Diskusi
1. Bagaimana ukuran tinggi kecambah yang ditempatkan ditempat terang dan gelap?
Jawaban:
Ukuran tinggi kecambah yang ditempatkan di tempat gelap lebih tinggi daripada
kecambah yang ditempatkan di tempat terang.
2. Bagaimana ciri kecambah yang tumbuh di tempat terang dan gelap itu?
Jawaban:
Ciri kecambah ditempat terang
- Pertambahan tingginya lambat
- Kecambah terlihat segar
- Warna daun hijau tua
- Ukuran daun normal
- Batang kuat
Ciri kecambah ditempat gelap
- Pertambahan tingginya cepat
- Kecambah terlihat pucat
- Warna daun hijau kekuning-kuningan
- Ukuran daunnya sangat kecil
- Batang lemah dan kurus
3. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?
Jawaban:
Dari percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa cahaya mempengaruhi
perkembangan kecambah. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan kecambah yang di
tempatkan di tempat gelap dan kecambah yang ditempatkan di tempat terang.
Keadaan kecambah yang kurang mendapat cahaya lebih cepat tumbuh tinggi namun
batangnya lemah dan terlihat pucat, sedangkan kecambah yang cukup mendapat
banyak cahaya atau di tempatkan di tempat terang tumbuh tingginya lambat namun
batangnya kuat dan kecambah terlihat segar.
4. Referensi
Anonymous.2013.Perkembangbiakan Tanaman (online),
( http://duniatanaman.com/perkembangbiakan-tanaman.html), diakses pada 23 April
2013.
1. Irpan, Muhammad.2013.Pertumbuhan dan Perkembangan.(online),
(http://irpanespanas.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pertumbuhan-dan
-perkembangan.html), diakses pada minggu , 10 Maret 2013.
Rahmawati, Z. 2011. 50 Reaksi Biologi, Percobaan Ilmiah untuk penelitian dan
Pengetahuan. Jakarta: Nectar.