PENDAHULUAN
1
2
LANDASAN TEORI
3
4
.
Sumber : Wulan. 2012
Gambar 6
Strike dan Dip
3.1 Tugas
3.1.1 2 data struktur untuk menentukan azimuth dan kw, dengan kedalaman
tertentu. Tentukan kedudukan bidang dalam azimuth dan kw kedudukan
garis berikut.
3.1.2 Menentukan kedudukan bearing data strike/dip dan app dip, dengan
kedalaman 1,5m dengan skala 1 : 100
3.1.3 Tentukan zona mineralisasi dari dua pelapisan yang saling berlawanan
arah bidangnya dan tentukan pitch, plunge, trend! Gambar secara grafis
dan 3D
3.1.4 Tentukan arah bearing dari masing masing titik, jarak dari singkapan ke
titik pemboran, dan tentukan app dip.
3.1.5 Diketahui jarak lapangan (tercantum dalam peta). Kedudukan singkapan
batubara N 149 E/11. Tentukan nilai bearing, app dip, serta kedalaman
dari masing-masing titik untuk mencapai laisan batubara. Elevasi titik = 53
mdpl.
3.2 Pembahasan
3.2.1 2 data struktur untuk menentukan azimuth dan kw, dengan kedalaman
tertentu. Tentukan kedudukan bidang dalam azimuth dan kw kedudukan
garis berikut.
8
9
10
11
3.2.2 Menentukan kedudukan bearing data strike/dip dan app dip, dengan
kedalaman 1,5m dengan skala 1 : 100
12
13
3.2.3 Tentukan zona mineralisasi dari dua pelapisan yang saling berlawanan
arah bidangnya dan tentukan pitch, plunge, trend! Gambar secara grafis
dan 3D.
14
15
16
3.2.4 Tentukan arah bearing dari masing masing titik, jarak dari singkapan ke
titik pemboran, dan tentukan app dip.
Titik A
Jarak ke pemboran = 250 m
Arah bearing = N 137E
Apparent dip = tan 30 x sin 25
= 11,17
Titik B
Jarak ke pemboran = 155 m
Arah bearing = N 147E
Apparent dip = tan 30 x sin 35
= 16,56
Titik C
Jarak ke pemboran = 95 m
Arah bearing = N 240E
Apparent dip = tan 30 x sin 50
= 25,31
17
Titik D
Jarak ke pemboran = 100 m
Arah bearing = N 170E
Apparent dip = tan 30 x sin 60
= 25,03
3.2.5 Diketahui jarak lapangan (tercantum dalam peta). Kedudukan singkapan
batubara N 149 E/11. Tentukan nilai bearing, app dip, serta kedalaman
dari masing-masing titik untuk mencapai laisan batubara. Elevasi titik = 53
mdpl.
Titik A
Bearing = N 270E
Apparent Dip = tan(tan sin )
= tan(tan 11 sin 120)
= 9,55
Kedalaman = 20 tan 9,55 = 3,36 m
Ketinggian 55 m, jadi titik A (60-55 + 3,36) = 8,36 m
Titik B
Bearing = N 149E
Apparent Dip = tan(tan sin )
= tan(tan 11 sin 0)
= 0
Kedalaman elevasi B = pada titik ini tdiak mempunyai kedalaman atau
dengan kata lain batubara berada di permukaan
Titik C
Bearing = N 240E
Apparent Dip = tan(tan sin )
= tan(tan 11 sin 90)
= 11
Kedalaman = 55 50
Ktinggian 55 m, jadi titik A (20-55 + 9,72) = 24,73 m
18
Titik D
Bearing = N 140E
Apparent Dip = tan(tan sin )
= tan(tan 11 sin 82)
= 10,89
Kedalaman = 55 (tan 10,87 80) = 15,36
Ketinggian 55 m, jadi titik A (80-55 + 15,36) = 40,39 m
BAB IV
ANALISA
19
BAB V
KESIMPULAN
Geologi struktur adalah salah satu cabang dari geologi yang khusus
membahas mengenai struktur, distribusi tubuh suatu batuan dan permukaannya
yang atau juga terlipat serta susunan internal dari batuan tersebut. Ilmu Geologi
strukur ini mencangkup bentuk permukaan yang juga dikaji pada geomorfologi,
metamorfisme dan rekayasa geologi. Lingkungan geologi pada masa lalu atau
lebih dikenal dengan sejarah tektonik dan deformasinya dapat diketahui jika dikaji
pada struktur tiga dimensi yang terdapat pada batuan tersebut.
Dalam penentuan arah bearing, bearing selalu berada pada daerah
antara kepala strike dengan ekor strike dengan kata lain bahwa bearing tidak
dapat melebihi dari 180 atau bearing tidak bisa arahnya membelakangi arah
kemiringan true dip dan app dipnya.
Kedalaman dari suatu bahan galian dapat ditentukan jika sudah
mempunyai data arah bearing, sudut penirisan dan app dipnya. Pada no 5
dengan lubang bor B sudut penirisannya sebesar 0, hal itu menandakan
kedalaman dari suatu bahan galian adalah 0 atau dengan kata lain bahwa bahan
galian tersebut berada pada permukaan. Dari data no 5 juga dapat disimpulkan
bahwa semakin jauh jarak lobang bor dari letak singkapan semakin dalam juga
keterdapatan suatu bahan galian tersebut atau dengan kata lain pengeboran
dilakukan pada topograi yang terus naik.
Data-data seperti bearing, sudut penirisan maupun app dip bisa digunakan
dalam pemetaan geologi atau juga pada kegiatan eksplorasi. Dengan
menggunakan data-data seperti tadi kegiatan eksploraasi maupun pemetaan
geologi dapat dilakukan dengan menghemat waktu dan juga biaya yang
dikeluarkan, sebab setelah mendapatkan data bearing, sudut penirisan ataupun
app dip dapat memperkirakan arah pemboran, estimasi jarak pemboran karena
sejatinya arah bearing tidak akan lebih dari 180 atau selalu mengarah pada down
dip suatu singkapan.
20
DAFTAR PUSTAKA