Anda di halaman 1dari 18

KUAT GESER BATUAN

4.1 Tujuan Percobaan


Adapun Tujuan dari pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat memahami alat-alat yang digunakan pada pengujian ini
2. Praktikan dapat melakukan tahapan pengujian kuat geser suatu batuan
3. Praktikan dapat menentukan tegangan geser dari suatu batuan

4.2 Teori Dasar


Pada setiap batuan memiliki bidang-bidang yang diskontinu, contohnya
seperti kekar, sesar dan bidang dari suatu perlapisan. Pada suatu kedalaman
yang rendah atau dangkal terdapat tegangan-tegangan yang bekerkja sangat
rendah atau dengan kata lain, tegangan-tegangan tersebut dapat diabaikan.
Seperti deformasi yang terjadi pada suatu batuan yang utuh dan massa batuan
lebih banyak dikendalikan oleh suatu luncuran pada bidang diskontinu dan sifat
fisik butiran dari batuan yang utuh.
Penentuan kuat geser sendiri biasanya digunakan pada penentuan
pembuatan lereng pada suatu tahapan kegiatan tambang terbuka. Kekuatan
geser tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut persatuan luas
terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah yang
dimaksud (Braja M.Das,1985 ). Dalam buku yang lain disebutkan bahwa
kekuatan geser tanah adalah kekuatan tanah untuk memikul beban-beban
ataugaya yang dapat menyebabkan kelongsoran,keruntuhan, gelincir dan
pergeseran tanah.
Faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah (pengaruh lapangan )
Keadaan tanah : angka pori, ukuran dan bentuk butiran
1. Jenis tanah : pasir, berpasir, lempung dsb
2. Kadar air (terutama lempung)
3. Jenis beban dan tingkatnya
4. Kondisi Anisotropis
Faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah ( pada saat pengujian di
laboraturium )

IV-1
IV-2

1. Metode pengujian
2. Gangguan terhadap contoh tanah
3. Kadar air
4. Tingkat regangan
Keruntuhan geser (Shear failure )tanah terjadi bukan disebabkan karena
hancurnya butir – butir tanah tersebut tetapi karena andanya gerak relative
antara butir – butir tanah tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng
berarti telah terjadi pergeseran dalam butir – butir tanah tersebut. Kekuatan
geser yang dimiliki suatu tanah disebabkan oleh :
1. Pada tanah berbutir halus ( kohesif ) misalnya lempung kekuatan geser
yang dimiliki tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara
butir – butir tanah ( c soil ).
2. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif ), kekuatan geser disebabkan
karena adanya gesekan antara butir – butir tanah sehingga sering disebut
sudut gesek dalam (φsoil )
3. Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah
kasar ( c dan φsoil ), kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (
karena kohesi ) dan gesekan antara butir – butir tanah ( karena φ)
Berikut ini Teori yang dipakai dalam kuat geser tanah
Mohr ( 1910 ) menyuguhkan sebuah teori tentang keruntuhan pada
material yang menyatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu material akibat
kombinasi kritis tegangan normal dan geser, dan bukan hanya akibat tegangan
normal maksimum atau tegangan geser maksimum saja.

τf = f (σ)......................................................(4.1)

Garis keruntuhan ( failure envenlope ) yang dinyatakan oleh persamaan


di atas sebenarnya adalah sebuah garis lengkung pada sebuah grafik yang
menyatakan hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser,namun
untuk sebagian besar masalah – masalah mekanika tanah, garis tersebut cukup
didekati dengan sebuah garis lurus yang menunjukkan hubungan linier
antara tegangan normal dan tegangan geser ( Couloumb,1776 ), secara
matematis dinyatakan dengan persamaan :
IV-3

τ = c + σn.tanφ...............................................(4.2)

dimana,
s/ τ : Kekuatan geser tanah
c : Kohesi
φ : Sudut geser internal

Hubungan di atas disebut juga sebagai kriteria keruntuhan menurut Mohr –


Couloumb Keruntuhan geser ( keruntuhan akibat geser ) terjadi pada suatu
bidang telah mencapai syarat batas sebagai mana yang telah dirumuskan oleh
Couloumb.
Para meter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis kapasitas dukung
tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada dinding penahan tanah. Menurut
teori Mohr (1910) kondisi keruntuhan suatu bahan terjadi oleh akibat adanya
kombiasi keadaan kritis dari tegngan normal dan tegangan geser. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang
dilakukuan oleh butir-butir tanah terhadap desekan atau tarikan. Dengan dasar
pengertian ini, bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh :
1. Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi
tidak bergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang geser.
2. Gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan
tegangan normal pada bidang gesernya.
Untuk mempelajari kuat geser tanah, berikut adalah istilah-istilah yang sering
dipakai:
1. Kelebihan tekanan pori (excess pore pressure), adalah kelebihan
tekanan air pori akibat dari tambahan tekanan yang mendadak.
2. Tekanan overburden adalah tekanan pada suatu titik didalam tanah
akibat dari berat material tanah dan air yang ada di atas titik tersebut.
3. Tekanan overburden efektif adalah tekanan akibat beban tanah dan air
diatasnya, dikurangi tekaknan air (pori)
4. Tanah normally consolidate (terkonsolidasi normal) adalah tanah dimana
tegangan efektif yang membebani pada waktu sekarang, adalah nilai
tegangan maksimum yang pernah dialami
IV-4

5. Tanah overconsolidated (terkonsolidasi berlebihan) adalah tanah dimana


tegangan efektif yang pernah membebaninya pada waktu lampau, lebih
besar daripada tengangan efektif yang bekerja pada waktu sekarang.
6. Tekanan prakonsolidasi (preconsolidation pressure) adalah nilai tekanan
maksimum yang pernah dialaami oleh tanah tersebut.
7. Rasio overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR) adalah nilai
banding antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden
efektif yang ada sekarang.

4.2.1 Uji Kuat Geser Batuan


Kuat geser tanah dari benda uji yang diperiksa di laboratarium, biasanya
dilakukan dengan beser beban yang ditentukan kebih dulu dn dikerjakan dengan
menggunakan tipe perlatan yang khusus. Beberapa factor yang mempengruhi
besarnya kuat geser tanah yang diuji di laboratorium, adalah:
1. Kandungan mineral dari butiran tanah
2. Bentuk partikel
3. Angka pori dan kadar air
4. Sejarah tegangan yang pernah dialami
5. Tegangan yang ada dilokasi (di dalam tanah)
6. Perubahan tekanan selama pengambilan contoh dari dalam tanah
7. Tegangan yang dibebankan sebelum pengujian
8. Cara pengujian
9. Kecepatan pembebanan
10. Kondisi drainase yang dipilih, drainese terbuka (drained) atau drainese
tertutup (undrained)
11. Tekanan air pori yang ditimbulkan
12. Kriiteria yang diambil untuk penentuan kuat geser.
Ada beberapa cara untuk menentukan kuat geser tanah, antara lain sebagai
berikut:
1. Uji geser langsung (direct shear test)
2. Uji triaksial (triaxsial test)
3. Uji tekan bebas (unconfined compression test)
4. Uji geser kipas (vane shear test)
IV-5

4.3 Alat dan Bahan


4.3.1 Alat
Berikut ini alat yang digunakan :
1. Jangka Sorong

Sumber : Anton, 2012


Gambar 4.1
Jangka Sorong
2. Dial Gauge

Sumber : Dokumentasi Praktikum


Geomekanika, 2019
Gambar 4.2
Dial Gauge
3. Pompa pembebanan

Sumber : Dokumentasi Praktikum


Geomekanika, 2019
Gambar 4.3
Pompa Pembebanan
IV-6

4. Penunjukan keadaan gesernya

Sumber : Dokumentasi Praktikum


Geomekanika, 2019
Gambar 4.4
Penunjuk Keadaan Geser
4.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Sampel batuan

Sumber : Dokumentasi Praktikum


Geomekanika, 2019
Gambar 4.5
Sampel Batuan

4.4 Prosedur Pengujian


Adapun prosedur pengujian kuat geser adalah sebagai berikut :
1. Ukur panjang dan lebar sampel
2. Lakukan preparasi pencetakan
3. Masukkan sampel kedalam box penyimpanan
4. Pasang selang oil pleasure pada posisi maju
5. Pompa beban yang dignakan
6. Baca Pressure gauge
IV-7

7. Lakukan pembebanan selama alat berputar


8. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali dengan keadaan menggeser kea
rah maju dan mundur.
Diagram Alir :

Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Geomekanika, 2019


Gambar 4.6
Diagram Alir
IV-8
IV-9

4.5 Rumus yang digunakan


Adapun rumus yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut
Tegangan Normal :
Tegangan Normal = N/A....................................(4.1)
Kuat Geser :
Kuat Geser = S = P/A........................................(4.2)

4.6 Data Hasil Pengujian


Berikut ini data-data yang didapatkan dari hasil pengujian :
1. Normal Stress : 5kg/cm²
Tabel 4.1
Kuat Geser Batuan
Condition ∆ Shear Shear Stress
0 2
1 4
2 5
3 6
4 6
5 6
Forward 6 7
7 7
8 8
9 9
10 9
11 10
12 11
12 4
11 5
10 6
Backward 9 6
8 6
7 7
6 8
IV-10

Lanjutan Tabel 4.1


5 10
4 12
3 14
2 14
1 14
0 14
Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Geomekanika, 2019
2. Normal Stress : 10kg/cm²
Tabel 4.2
Kuat Geser Batuan
Condition ∆ Shear Shear Stress
0 0
1 1
2 2
3 2,5
4 2,5
5 3
Forward 6 3
7 4
8 4,5
9 5
10 5
11 5,5
12 5,5
12 4,5
11 4,5
10 3
Backward 9 4,5
8 4,5
7 4,5
6 4,5
IV-11

Lanjutan Tabel 4.2


5 4,5
4 4,,5
3 4,5
2 5
1 5
0 5
Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Geomekanika, 2019
3. Normal Stress : 20kg/cm²
Tabel 4.3
Kuat Geser Batuan
Condition ∆ Shear Shear Stress
0 0
1 1
2 1
3 2
4 3
5 3,5
Forward 6 4
7 4
8 4
9 5,5
10 6
11 7
12 11
12 0
11 1
10 2
Backward 9 2,5
8 2,5
7 3
6 4
IV-12

Lanjutan Tabel 4.3


5 4
4 6
3 7
2 11
1 13
0 14
Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Geomekanika, 2019

4.7 Pengolahan Data Hasil Pengujian


Berikut ini pengolahan data hasil pengujian :
1. Normal Stress : 5kg/cm²
∆Normal = ∆Shear x Shear Stress X 0,1
Forward :
∆Normal = 0 x 0 x 0,1 = 0 Kg/cm
∆Normal = 1 x 4 x 0,1 = 0,4 Kg/cm
∆Normal = 2 x 5 x 0,1 = 0,1 Kg/cm
Backward :
∆Normal = 12 x 4 x 0,1 = 4,8 Kg/cm
∆Normal = 11 x 5 x 0,1 = 5,5 Kg/cm
∆Normal = 10 x 6 x 0,1 = 6 Kg/cm
Tabel 4.4
Kuat Geser Batuan
Condition ∆ Shear Shear Stress ∆Normal
0 2 0
1 4 0,4
2 5 1
3 6 1,8
4 6 2,4
Forward
5 6 3
6 7 4,2
7 7 4,9
8 8 6,4
9 9 8,1
IV-13

10 9 9
11 10 11
12 11 13,2
12 4 4,8
11 5 5,5
10 6 6
9 6 5,4
8 6 4,8
7 7 4,9
Backward 6 8 4,8
5 10 5
4 12 4,8
3 14 4,2
2 14 2,8
1 14 1,4
0 14 0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Praktikum Geomekanika, 2019
2. Normal Stress : 10kg/cm²
∆Normal = ∆Shear x Shear Stress X 0,1
Forward :
∆Normal = 0 x 0 x 0,1 = 0 Kg/cm
∆Normal = 1 x 1 x 0,1 = 0,1 Kg/cm
∆Normal = 2 x 2 x 0,1 = 0,4 Kg/cm
Backward :
∆Normal = 12 x 4,5 x 0,1 = 5,4 Kg/cm
∆Normal = 11 x 4,5 x 0,1 = 4,95 Kg/cm
∆Normal = 10 x 3 x 0,1 = 3 Kg/cm
Tabel 4.5
Kuat Geser Batuan
Condition ∆ Shear Shear Stress ∆Normal
0 2 0
1 4 0,1
2 5 0,4
3 6 0,75
IV-14

4 6 1
5 6 1,5
Forward 6 7 1,8
7 7 2,8
8 8 3,6
9 9 4,5
10 9 5
11 10 6,05
12 11 6,6
12 4 5,4
11 5 4,55
10 6 4
9 6 4,05
8 6 3,6
7 7 3,15
Backward 6 8 2,7
5 10 2,25
4 12 1,8
3 14 1,25
2 14 1
1 14 0,5
0 14 0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Praktikum Geomekanika, 2019
3. Normal Stress : 20kg/cm²
∆Normal = ∆Shear x Shear Stress X 0,1
Forward :
∆Normal = 0 x 0 x 0,1 = 0 Kg/cm
∆Normal = 1 x 1 x 0,1 = 0,1 Kg/cm
∆Normal = 2 x 1 x 0,1 = 0,2 Kg/cm
Backward :
∆Normal = 12 x 0x 0,1 = 0 Kg/cm
∆Normal = 11 x 1 x 0,1 = 1,1 Kg/cm
∆Normal = 10 x 2 x 0,1 = 2 Kg/cm
IV-15

Tabel 4.5
Kuat Geser Batuan
Condition ∆ Shear Shear Stress ∆Normal
0 2 0
1 4 0,1
2 5 0,2
3 6 0,6
4 6 1,2
5 6 1,75
6 7 2,4
7 7 2,8
8 8 3,2
Forward 9 9 4,95
10 9 6
11 10 7,7
12 11 13,2
12 4 0
11 5 1,1
10 6 2
9 6 2,25
8 6 2
7 7 2,1
Backward 6 8 2,4
5 10 2
4 12 2,1
3 14 2,1
2 14 2,2
1 14 1,3
0 14 0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Praktikum Geomekanika, 2019

4.8 Analisis
Pada pengujian kuat geser terhadap sampel menggunakan alat
pembebanan dimana pada bagian sampel diberi pembebanan pada bagian atas
IV-16

sampel. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi gaya yang bekerja secara
vertical dan hanya terjadi gaya geser pada sampel tersebut.
Pengujian kuat geser ini diperlukan untuk mengetahui kemampuan
sampel atau ketahanan sampel terhadap gaya geser yang nantinya digunakan
dalam dunia pertambangan khususnya bidang geoteknik.

4.9 Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pengujian kuat geser batuan menggunakan pompa pembebanan
yang berfungsi sebagai pemberi beban pada sampel dari atas agar tidak
terjadi gaya secara vertical ketika pengujian, kemudian ada alat yang
digunakan sebagai penunjuk keadaan geser batuan.
2. Pada tahapan pengujian sampel, hal yang pertama disiapkan adalah
preparasi sampel, kemudian sampel tersebut dipasang pada mesin
pengujian dan lakukan pengujian kuat geser secara forward dan
backward.
3. Setelah melakukan pengujian kuat geser batuan, didapatkan tegangan
geser yang terjadi pada sampel selama pengujian. Pada tegangan normal
5kg/cm² didapatkan tegangan geser sebesar 7kg/cm².
DAFTAR PUSTAKA

1. Anisa, 2017. “Geologi Mekanika”, www.academia.edu. Diakses tanggal


10 Maret 2019 pukul 09.40 WIB
2. Mutiara. 2017. ”Kuat Geser Batuan”, www.muttaqinilahilll.id. Diakses
……………………tanggal 10 Maret 2019 pukul 11.40 WIB.
3. Romy. 2016. “Geomekanika”, www.scribd.com. Diakses tanggal
……………………11 Maret 2019 pukul 10.13 WIB.
4. Wattimena, 2014. “Geologi Mekanika”, ITB, Bandung

IV-17
LAMPIRAN

IV-18

Anda mungkin juga menyukai