Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan adalah hal yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup pada pasal 1 ayat (1) yang berbunyi Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri. Kelangsungan
perkehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Lingkungan
sebagai sumber daya marupakan aset yang dapat menyejahterakan masyarakat.
Negara berkembang seperti Indoneisa mutlak melakukan suatu pembangunan
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kemakmuran rakyat. Pembangunan
di era globalisasi ini di dukung oleh munculnya teknologi yang sangat canggih.
Permasalahan lingkungan saat ini yang sering terjadi adalah dampak
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah dan sampah serta upaya
pemerintah dalam mencegah pencemaran lingkungan hidup. Permasalahan tersebut
terjadi seiring dengan perkembangan Teknologi yang tanpa memperhatikan
lingkungan sehingga menyebabkan dampak yang sangat besar dalam perubahan
lingkungan dalam kata lain terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan adalah berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alami, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkugan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kawasan industri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan
masyarakat era yang maju saat ini. Semakin berkembangnya kawasan industri
dalam suatu wilayah menunjukkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk
yang dihasilkan. Setiap produksi pastilah menghasilkan limbah. limbah merupakan
konsekuensi logis dari yang pendirian suatu industri walaupun tidak semua industri
menghasilkan limbah. bila limbah yang dihasilkan mengandung senyawa kimia
yang berbahaya maka akan menimbulkan pencemaran air, tanah maupun udara
yang akan mempengaruhi kesehatan manusia. Aktivitas industri yang beragam
meningkatkan jumlah kualitas limbah yang dihasilkan kompleks. Akibatnya biaya
infestasi yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana pengolahan limbah meningkat
dan lahan yang dibutuhkan semakin luas. Saat ini biaya penanganan limbah
merupakan salah satu hal yang mendesak bagi pihak industri disamping masalah
ketesediaan lahan makin sulit didaerah perkotaan.
PT. Sidomakmur di Sidoarjo Surabaya. Industri tersebut memproduksi Tahu.

B. Deskripsi Kegiatan
1. Bahan Utama
a. Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu. Kedelai yang
digunakan adalah kedelai jenis bola I.
b. Air
Hampir semua tahapan dalam pembuatan tahu membutuhkan air dari
proses perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, dan penyaringan
tahu yang sudah jadi. Sehingga dibutuhkan air dalam jumlah banyak. Air
digunakan berasal dari air tanah atau air artesis.
c. Asam Cuka
Asam cuka berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan air dengan
konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat
asam. Asam cuka yang digunakan diproleh dari pabrik tahu lain dan
digunakan secara berulang-ulang.
2. Alat yang diperlukan
a. Tungku
b. Bak
c. Kain penyaringan
d. Cetakan tahu
e. Timba

3. Tahapan Proses Produksi Tahu


1. Perendaman
Pada tahap perendaman ini, kedelai direndam dalam sebuah timba
perendam. Langkah pertama adalah memasukkan kedelai ke dalam timba
yang berisikan air secukupnya. Kurang lebih 3 jam jumlah air yang
dibutuhkan tergantung dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam
semua. Tujuan dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah
proses penggilingan dam penghilangan kulit ari pada kedelai sehingga
dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu, perendaman juga dapat
membantu mengurangi jumlah zat antigizi (antitripsin) yang ada dalam
kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi daya
cerna protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
2. Pencucian kedelai
Proses pencucian merupakan proses lanjutan setelah perendaman.
Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam timba
dikeluarkan dari timba pencucian dan dimasukkan kedalam ember-ember
plastik untuk kemudian di cuci dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan
pencucian ini adalah membersihkan biji-biji kedelai dari kotoran-kotoran
supaya tidak mengganggu proses penggilingan dan agar kotoran-kotoran
tidak tercampur ke dalam adonan tahu.
3. Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin
penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor listrik. Tujuan
penggilingan yaitu untuk memproleh bubur kedelai yang kemudian dimasak
sampai mendidih. Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk di
dapatkan kekentalan bubur yang diinginkan.
4. Pemasakan
Proses pemasakan ini dilakukan di sebuah bak berbentuk bundar yang
dibuat dari semen yang dibagian bawahnya terdapat pemanas uap. Uap
panas berasal dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi proses
pembuatan tahu yang dialirkan melalui lubang yang mengarah ke cerobong
asap di atas atap. Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas adalah
kayu bakar yang diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah, dan
pemotongan gergaji. Mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein
mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai
dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya larutan
atau bubur kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 10kg kedelai.
5. Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses
penyaringan dengan menggunakan kain saring, tujuan dari proses
penyaringan ini adalah memisahkan antara sari kedelai dengan ampas
kedelai yang tidak diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur kedelai
yang telah mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya di pindahkan ke
dalam bak pemanas dengan menggunakan timba kecil. Setelah seluruh
bubur yang ada di bak pemanas habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat
penyaringan secara terus menerus dilakukan penambahan air dengan cara
menuangkan pada bagian tepi saringan agar tidak ada padatan yang tersisa
di saringan.
Penuangan air diakhiri ketika sari yang dihasilkan sudah mencukupi.
Kemudian saringan yang berisi ampas di peras sampai benar-benar kering.
Ampas hasil penyaringan di sebut ampas yang kering. Ampas tersebut
dipindahkan kedalam karung. Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan
ternak ataupun dijual untuk bahan dasar pembuatan tempe gembus atau
bongkrek.
6. Pengendapan dan penambahan asam cuka
Dari proses penyaringan di proleh filtrat putih seperti susu yang
kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian
ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam
cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga
terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan
asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey) dan lapisan
bawah (filtrat atau endapan tahu). Endapan tersebut terjadi karena adanya
reaksi anata protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang
merupakan bahan utama yang aka dicetak menjadi tahu. Lapisan atas
(whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah
menjadi Nata De Soya.
7. Percetakan dan pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir
pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu
berukuran 70x70 cm yang diberi lubang berukuran kecil sekelilingnya.
Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses
pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah
memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan
yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan
menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan. Selanjutnya kain
saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampis
sama dengan cetakan dibagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan
diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu.
Waktu untuk proses pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik
mitra hanya memperkirakan dan membuka kan saring pada waktu tertentu.
Pemilik mempunyai parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan
apabila tahu tesebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
8. Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan
dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain
saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang
berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih
dahulu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan didalam air dan
dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.

C. Tujuan
Limbah tahu membawa akibat buruk bagi lingkungan, karena mempunyai
bahan-bahan berbahaya yang dibuang keperairan. Salah satunya limbah berbahaya
dan beracun. Dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan
hidup yaitu rusaknya kualitas lingkungan terutama pada perairan sebagai salah satu
kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Gangguan terhadap perairan
sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya dan juga berdampak buruk
bagi kesehatan.
Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka
kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam. Untuk
menanggulangi pencemaran limbah pabrik tahu maka diperlukannya:
1. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mengatur berbagai
macam kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh para industri yang
Melakukan perbuatan melawan hukum berupa pencemaran limbah yang dapat
merusak lingkungan hidup dan dapat membahayakan kesehatan pada manusia
dan pada ekosistem yang berada di perairan.
2. Memberikan sanksi kepada para industri yang melanggar ketentuan yang telah
diberlakukan oleh pemerintah. Sanksi yang dimaksud harus berdasarkan
Undang-Undang yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
D. Penapisan
Limbah yang dihasilkan dari industri tahu yaitu ada limbah cair, limbah gas, dan
kebisingan:
1. Pencemaran Air
Limbah cair yang dihasilkan dari proses pencetakan dan pengepresan
produksi tahu bisa mengakibatkan menurunnya kualitas air. Sebagian besar
industri tahu membuang limbahnya ke perairan. Pencemaran air yang
disebabkan limbah dari industri tahu mengandung polutan organik (berbau
busuk), dan anorganik (berbau dan berwarna), maka air limbah tersebut tidak
bisa langsung dibuang kesungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Air limbah
dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke perairan mengganggu
kehidupan organisme air. Pada umumnya bahan-bahan organik yang terkandung
dalam industri tahu sangat tinggi, senyawa organik di dalam air buangan tersebut
dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Diantaranya senyawa
organik protein dan lemaklah yang paling besar bisa mencapai 40-60% protein,
25-50% karbohidrat dan 10% lemak. Semakin lama jumlah dan bahan organik
ini semakin banyak. Dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena
beberapa zat sulit di uraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu.
Limbah cair industri tahu menyebabkan kerusakan lingkungan dan juga bisa
berdampak pada kesehatan manusia.
2. Pencemaran Udara
Limbah gas berasal dari asap yang ditimbulkan dari sumber tidak
bergerak pada proses produksi tahu yaitu pada Proses pemasakan. Proses ini
dilakukan di sebuah bak berbentuk bundar yang dibuat dari semen yang dibagian
bawahnya terdapat pemanas uap. Uap panas berasal dari ketel uap yang ada di
bagian belakang lokasi proses pembuatan tahu yang dialirkan melalui lubang
yang mengarah ke cerobong asap di atas atap. Hasil dari uap panas yang
dikeluarkan berlebihan oleh industri tahu maka akan mengakibatkan penurunan
kualitas udara dan mengakibatkan gangguan pernafasan.
3. Kebisingan
Kebisingan yang ditimbulkan dari sumber begerak di industri produksi
tahu pada saat proses penggilingan yang dilakukan menggunakan mesin
penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor listrik, Sehingga
mengakibatkan penurunan kualitas pendengaran. Kebisingan yang berkelanjutan
akan menyebabkan ketulian pada para pekerja.

E. Identifikasi Dampak Penting dan Evaluasi Dampak Potensial

No Jenisa Sumber Dampak Lokasi Evaluasi Dampak


Dampak Potensial

1. Menurunnya Limbah cair yang PT. a. Mengakibatkan


Kualitas Air dihasilkan dari proses Sidomakmur elergi kulit
pencetakan dan di Sidoarjo b. Gangguan
pengepresan produksi Surabaya. pencernaan
tahu. c. Air sebagai
sarang insekta
penyebar
penyakit.

2. Menurunnya Limbah gas berasal PT. a. Mengalami


Kualitas dari asap yang Sidomakmur gangguan
Udara ditimbulkan dari di Sidoarjo pernafasan
sumber tidak Surabaya. b. Tidak bisa
bergerak pada proses menikmati udara
produksi tahu yaitu segar
pada Proses c. Mengganggu
pemasakan. pertumbuhan
tanaman
3. Kebisingan Kebisingan yang PT. a. Gangguan
ditimbulkan dari Sidomakmur psikologis
sumber begerak di di Sidoarjo b. Gangguan
industri produksi tahu Surabaya. komunikasi
pada saat proses
penggilingan.

F. Pemusatan Dampak Potensial

No Jenis Dampak Permasalahan Lingkungan Resiko Kesehatan


Hidup
1. Menurunnya Kualitas a. Terganggunya kehidupan a. Diare
Air organisme air b. Kusta
b. Terjadinya ledakan c. Cholera
ganggang dan tumbuhan air d. Gangguan pada
c. Menurunnya kadar oksigen balita (blue babbies)
terlarut dalam air
d. Membahayakan berbagai
jenis organisme yang
terdapat pada air

Anda mungkin juga menyukai