Jenis Penyelenggaraan Surveilans terdiri dari tiga macam penyelenggaraan surveilans epidemiologi yaitu; Surveilans pasif, Surveilans aktif, Surveilans sentinel (khusus dan terpadu)
1. Surveilans Pasif. Surveilans pasif adalah surveilans yang pasif dalam
pengumpulan atau pelaporan data surveilans epidemiologi, bukan pada analisis maupun pada diseminasi informasi epidemiologinya. Ciri-ciri : a. unit surveilans epidemiologi membiarkan penderita melaporkan diri pada klinik / rumah sakit/ init pelayanan yang berfungsi sebagai unit- unit surveilans terdepan dalam pengumpulan data surveilans. b. unit surveilans epidemiologi mwmbiarkan klinik / rumah sakit / unit pelayanan sebagai unit surveilans terdepan melaporkan data surveilans yang ada ditempatnya.
2. Surveilans Aktif. Surveilans yang aktif dalam pengumpulan data
(menjemput bola). Data kelengkapan laporan menjadi wajib dilakukan agar kuantitas dan kualitas datanya tetap terjaga atau terukur. Kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan unti sumber data, bukan pada unit surveilans di kabupaten/kota atau di provinsi. Ciri-ciri: a. unit surveilans melakukan skrinning dari rumah ke rumah, sehingga tidak ada satupun kasus yang lepas dari pendataan. b. unit surveilans mendatangi setiap unit sumber data untuk meminta data surveilans epidemiologi yang dibutuhkan sehingga tidak ada satupun sumber data yang tidak terekam datanya. Jenis penyelenggaraan surveilans epidemiologi adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan berdasarkan metode pelaksanaan
a. Surveilans epidemiologi rutin terpadu, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan atau faktor resiko kesehatan. b. Surveilans epidemiologi khusus, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan , faktor resiko atau situasi khusus kesehatan c. Surveilans sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas d. Studi epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada periode tertentu serta populasi atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau factor resiko kesehatan. 2. Penyelenggaraan berdasarkan aktifitas pengumpulan data a. Surveilans aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemilogi dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya b. Surveilans pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya. 3. Penyelenggaraan berdasarkan pola pelaksanaan a. Pola kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana. b. Pola selain kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan di luar KLB dan atau wabah dan atau bencana. 3. Penyelenggaraan berdasarkan kualitas pemeriksaan a. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan. b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemerksaan laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya.
B. Mekanisme Penyelenggaraan Surveilans
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan wajib dilakukan oleh setiap instansi kesehatan pemerintah, instansi kesehatan propinsi, instansi kesehatan kabupaten/kota dan lembaga masyarakat dan swasta baik secara fungsional atau struktural. Mekanisme kegiatan surveilans epidemiologi kesehatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya. 2. Perekaman, pelaporan dan pengolahan data 3. Analisis dan intreprestasi dat 4. Studi epidemiologi 5. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya 6. Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut. 7. Umpan balik. C. Langkah Merancang Surveilans 1. Spesifikasi Tujuan surveilans Tujuan Spesifikasi, Untuk memperkirakan kebutuhan, Mengidentifikasi Faktor faktor resiko, Identifikasi Wabah, Identifikasi wabah, mengamati trend, mengevaluasi dampak, dan menjelaskan pemyebab- penyebab. Sebelum memulai merancang suatu sistem, adalah sangat penting untuk memiliki suatu kejelasan tentang apakah yang sebaiknya dilakukan terhadap suatu sistem. Langkah ini menuntun melalui proses sederhana untuk mengkhususkan kegiatan surveilans: a. Kegunaan surveilans b. Peggunaan informasi yang dihasilkan oleh sistem. c. Ruang ligkup surveilans (dimana ruang tersebut mencakup area geografis dan layanan puskesmas) d. Kelompok sasaran yang akan diamati
2. Definisikan Data Surveilans yang Dikumpulkan
Langkah ini membimbing anda dalam melalui suatu serial dari sub langkah menuju tujuan dimana data akan dikumpulkan oleh sistem anda, seberapa sering, dari sumber mana dan menggunakan prosedur yang mana.
3. Seleksi Metode SurveilansPada langkah ini dilakukan seleksi terhadap
prosedur pengumpulan data untuk tiap tiap indikator, yang artinya akan diputuskan apakah mengumpulkan data dari pelaporan rutin, menyusun suatu sistem sentinel atau melakukan sesuatu survei khusus untuk mengumpulkan data.
4. Pengembangan Prosedur Pengumpulan dan Pelaporan
Jika suatu prosedur surveilans telah dipilih, mulailah merancang prosedur pengumpulan data. Hal ini memuat tiga langkah: a. Mengembangkan definisi operasional kasus. Satu kasus didefinisikan sebagai satu situasi atau kejadian individual. Dalam kesehatan, satu kasus biasanya terjadi pada satu orang secara individu yang menderita penyakit tertentu. Dalam hal ini, seseorang yang datang ke klinik mengeluh akan diaere berat merupakan satu kasus Seorang anak yang menderita malnutrisi tingkat 3 merupakan satu kasus. Kebutuhan surveilans yang penting adalah dapat menemukan tiap kasus yang didefinisikan. Petugas kesehatan harus mendiagnosis kondisi sang anak sehingga dapat diambil tindakan secara tepat, bahkan masalah kesehatan dapat diidentifikasi secara akurat, dicatat dan dilaporkan. 1) Dibutuhkan suatu definisi kasus 2) Hindari penghitungan-ganda 3) Hanya menghitung kasus yang telah didiagnosis 4) Hitunglah kasus yang sejenis saja b. Mengembangkan atau memperbaiki perlengkapan pengumpulan dan pencatatan data. Terdapat tiga jenis perlengkapan yang dapat digunakan di dalam surveilans rutin dan sentinel. 1) Registrasi 2) Kuesuoner survei 3) Protokol pengujian kasus c. Pengujian perlengkapan.
5. Mengumpukan dan Melaporkan Data
Jika prosedur dan instrumen data sudah tersedia, maka anda dapat memulai surveilans. Pelatihan dan supervisi yang baik pada staf, dalam pengumpulan data, tabulasi, dan pelaporan merupakan hal yang penting menuju kesuksesan sistem. Pelatihan sebaikanya mencakup topik-topik berikut: a. Tujuan dan kegunaan surveilans b. Bagaimana mengenali dan mengklasifikasikan penyakit tertentu menggunakan definisi standar atau paparan kasus c. Bagaimana merekam data pada registrasi klinik dan lapangan. d. Bagaimana merangkum dan melaporkan data berbasis mengguan dan bulanan. e. Bagaimana menentukan, jika penyelidikan lanjut dibutuhkan. f. Penyelidikan kasus, termasuk autopsi verbal, membutuhkan perhatian khusus.
Penyelidikan tidaklah mudah untuk dilakukan, dan orang-orang yang
dipilih untuk melakukannya harus memiliki sejumlah kualifikasi dan dedikasi terhadap tugas-tugasnya. Merupakan hal yang alami bila staf puskesmas menayakan pertanyaan-pertanyaan yang intim, dan suatu masalah umum jika mereka menghindari beberapa dari seluruh pertanyaan yang disertakan. Beberapa cara untuk mengatasi hal ini adalah:
a. Yakinkan bahwa pewawancara dilatih dengan baik;
b. Amati mereka selama sesi praktik untuk melihat apakah mereka memiliki kendali untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan; c. Yakinkan mereka bahwa terdapat cukup alokasi waktu pada pewawancara untuk mencapai tempat wawancara, menjalin hubungan, dan mengira-ngira jawaban; d. Menyemangati penyidik untuk mengeskpresikan keprihatinan dan perasaan mereka, dan membantu mereka untuk mengatasinya; e. Tekankan pentingnya tugas mereka untuk kesehatan dan keberadaan yang lain; f. Ajarkan cara yang tepat secara kultural untuk memperoleh informasi, dan g. Temani mereka secara berkala dalam penyelidikan untuk melihat teknik-teknik mereka dan berikan timbal balik yang membangun. 6. Menganalisis data Melakukan analisa data sebaiknya dilakukan pada setiap tingkatan sistem surveilans, data surveilans bisa di sampaikan dalam beberapa bentuk sebelum di analisa yaitu : a. Tabel ringkasan. Dalam tabel ringkasan dapat berisi penyebara presentase dan sebagian menyertakan angka angka rata -rata. b. Grafik peyakit. Grafik penyakit merupakan hal yang sangat berguna, biasanya dibuat untuk periode 12 bulanan, sebagaimana yang didiskusikan nantik, jenis bagan ini khususnya berguna untuk mengidentifikasikan pola musiman dan endemi. c. Peta. Dengan Peta akan memudahkan pemantauan penyebaran kasus secara geografis sehingga mudah dalam mengidentifikasi lokasi kasus. Juga dapat berguna untuk administrasi tingkat tinggi seperti menunjukkan jumlah kasus malaria pada tiap tiap desa, kota atahu kabupapaten d. Perhitungan Rate dan rasio. Perhitungan rate dan rasio sebaiknya dilakukan pada populasi yang besar untuk menghasilkan gambaran masalah kesehatan dari ppopulasi yang akurat. e. Analisis. Kegunaan analisis untuk mengidentifikasi pola penyakit, indentifikasi penyebab penyakit, spike ( Peningkatan/penurunan yang tajam dalam jumlah kasus), cluster (Pengelompokan kasus menurut periode, area dan kelompok umur), Trend Penyakit, dan variasi sistematik.
7. Penyelidikan Penyebab (Opsional)
Bila ingin mengetahui penyebab dari beberapa penyakit, masalah kesehatan atau kematian, membutuhkan pelatihan khusus dan penyelidikan mendalam. Dibutuhkan satu format pada tiap-tiap kasus yang akan di investigasu. Lalu ikutilah tuntunnan umum ini untuk melakukan penyelidikan: a. Selidiki atau periksalah pasien, jika memungkinkan. b. Wawancari sang ibu atau keluarga lain yang memiliki informasi tentang kasus/ c. Wawancari pekerja kesehatan yang memeriksa, menyelidiki atau menangani kasus. d. Kumpulkan informasi gambaran mendasar tentang kasus e. Konfirmasi diagnosis f. Identifikasi gejala pasien sebelum dan selama menderita penyakit g. Identifikasi hasil pengobatan dan penyakit. h. Informasi di analisis yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi.
8. Mengembangkan Perencanaan Tindakan
Dari data yang telah dianalisa dapat diambil beberapa petunjuk dan kemungkinan dalam pemecahan masalah, dimana petunjuk penting tersebut adalah: a. Apa. Tindakan yang akan diambil ( sebaiknya spesifik sesuai kasusu yang ada) b. Siapa. Orang orang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tindakan c. Kapan. Tanggal dimulainya dan atau penyelesaian tindakan
9. Mempersiapkan dan Menyajikan Laporan
Kebanyakan sistem surveilans pada tingkat pusat, namun dalam penyusunannya juga dibutuhkan laporan dari setiap unit yang ada di desa, kota kabupaten hingga provinsi untuk dianalisis dan di interpretasikan. Yang kemudian diolah pusat dan dikirimkan kembali untuk dipergunakan di kabupaten, kota hingga provinsi. Petugas surveilans memperhatikan hal-hal berikut secara berseri: a. Jumlah kasus tiap-tiap penyakit. b. Jumlah kematian, menurut penyebab. c. Suatu analisis trend, dan apa artinya. d. Isu utama yang perlu diperhatikan.
D. Komponen Sistem Surveilans
Setiap penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan lainnya terdiri dari beberapa komponen yang menyusun bangunan sistem surveilans yang terdiri atas komponen sebagai berikut
1. Tujuan yang jelas dan dapat diukur
2. Unit surveilans epidemiologi yang terdiri dari kelompok kerja surveilans epidemiologi dengan dukungan tenaga profesional. 3. Konsep surveilans epidemiologi sehingga terdapat kejelasan sumber dan cara-cara memperoleh data, cara mengolah data, cara-cara melakukan analisis, sarana penyebaran atau pemanfaatan data dan informasi epidemiologi serta mekanisme kerja surveilans epidemiologi. 4. Dukungan advokasi peraturan perundang-undangan, sarana dan anggaran. 5. Pelaksanaan mekanisme kerja surveilans epidemiologi 6. Jejaring surveilans epidemiologi yang dapat membangun kerjasama dan pertukaran data dan informasi epidemiologi, analisis, dan peningkatan kemampuan surveilans epidemiologi. 7. Indikator kinerja : Penyelenggaraan surveilans epidemiologi dilakukan melalui jejaring surveilans epidemiologi antara unit-unit surveilans dengan sumber data, antara unit-unit surveilans dengan pusat-pusat penelitian dan kajian, program intervensi kesehatan dan unit-unit surveilans lainnya.
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti