Anda di halaman 1dari 63

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah terbentuknya Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

B. Profil Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)


1. Profil
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementrian Kesehatan yang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL). KKP Kelas II Pekanbaru
terletak di Provinsi Riau dan beralamat di jalan Rajawali Sakti Panam
Pekanbaru. Berdasarkan Permenkes Nomor 2348 tahun 2011, KKP Kelas II
Pekanbaru memiliki 7 (Tujuh) wilayah kerja dengan perincian 6 wilayah
kerja adalah pelabuhan laut dan sungai, serta 2 Wilayah Kerja Bandar Udara.

2. Visi dan Misi


Dalam Rencana Aksi Kegiatan, KKP Kelas II Pekanbaru tidak
menggunakan visi misi tetapi mengikuti nawacita Presiden Republik
Indonesia. Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas II Pekanbaru mendukung
pelaksanaan Renstra Kemenkes yang melaksanakan visi dan misi Presiden
Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan
yaitu :
a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

3. Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan Umum :
Mewujudkan pelabuhan sehat melalui upaya pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit potensial wabah serta pengendalian faktor resiko
penyakit yang disebabkan oleh angkutan dan lingkungan pelabuhan.
1) Tujuan Khusus :
a) Mencegah masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah
b) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini KLB penyakit menular
dan penyakit menular potensial wabah.
c) Mengendalikan faktor resiko alat angkut beserta muatannya.
d) Mengendalikan faktor resiko lingkungan pelabuhan laut/bandara.
e) Melindungi masyarakat pelabuhan dari resiko penular akibat
lingkungan tidak sehat.
f) Memberdayakan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan
sehat.
g) Pelayanan kesehatan terbatas di lingkungan pelabuhan/bandara
h) Memberikan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis.
2) Sasaran
Sasaran dan indikator kinerja yang tercantum dalam dokumen RAK
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut;
a) Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan
kesehatan matra Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan
Kesehatan Matra
b) Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber
binatang
c) Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
langsung
d) Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian serta
meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular
e) Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
f) Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Pada Program PP dan PL

3) Struktur Organisasi
Berdasarkan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No
2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang perubahan atas Permenkes No.
356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnva
disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktorat JenderaI Pengendalian Penvakit dan Penyehatan Lingkungan.
Maka struktur organisasi KKP Kelas II Pekanbaru pada tahun 2015
sebagai berikut :

KEPALA

dr. H. Muhammad Budi Hidayat

NIP. 197110032005011002

Sub Bagian Tata Usaha

Marna Dewi, SKM

NIP. 196903221990122001

Seksi PKSE Seksi PRL Seksi UKLW

Rafis Wijaya, SKM Hannif, SKM, MPH Amzal, SKM

NIP. 197307011997031001 NIP. 196609131988031002 NIP. 196807011991031003

Kelompok Jabatan Fungsional

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru dipimpin oleh seorang


Kepala, dengan struktur organisasi yang terdiri dari:

1. Kepala KKP
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pengendalian Karantina Surveilans Epidemiologi
4. Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan
5. Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
6. Kelompok Jabatan Fungsional

4) Sarana dan Prasarana


Indikator Kedua Belas : Jumlah sarana dan prasarana untuk memenuhi
standar
Indikator ini merupakan salah satu indikator yang mendukung
terhadap pelaksanaan tugas teknis yang dikelola oleh 3 seksi yang ada di
KKP Kelas II Pekanbaru yang menyangkut ketersediaan sarana dan
prasarana kantor.
Kegiatan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/ kegagalan
pencapaian indikator ini adalah kegiatan dibawah :
a) Alat Kesehatan
Keluaran dari indikator ini adalah tersedianya peratalan kesehatan
seksi UKLW dan peralatan pengendalian resiko lingkungan. Semula
output yang ditargetkan adalah sebanyak 16 unit. Kenyataannya
setelah adanya pemotongan anggaran untuk perjalanan dinas, KKP
Kelas II Pekanbaru mendapatkan penambahan anggaran untuk
pembelian 30 unit peralatan kesehatan terbatas. Sehingga target
indikator ini menjadi 46 unit. Adapun realisasi indikator alat
kesehatan ini adalah :

Tabel 34 : Realisasi Indikator Pengadaan Alat Kesehatan tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %


1 Pengadaan Alat 46 unit 19 unit 40 %
Kesehatan
Jumlah 46 unit 19 unit 40 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa realisasi indikator pengadaan alat


kesehatan ini hanya sebesar 40 %, hal ini disebabkan penambahan
anggaran untuk indikator ini melalui proses revisi DIPA refocusing
yang ternyata begitu turun DIPAnya anggarannya terblokir dan sampai
dengan akhir tahuun 2015 blokir tersebut tidak bisa terselesaikan.
Adapun perbandingan capaian indikator tahun ini dan tahun
sebelumnya adalah :
Tabel 35 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
1 Alat Kesehatan Persen 111 40 100 40

Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang terealisasi lebih dari 100
%, indikator ini bisa dikategorikan belum berhasil akibat terkendala
anggaran yang diblokir.
(1) Kendaraan Bermotor
Keluaran indikator ini adalah tersedianya kendaraan roda 4
sebanyak 1 unit. Kendaraan ini digunakan sebagai kendaraan
operasional Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan/Vector
Control Mobile. Indikator ini dapat terealisasi dengan baik. Tidak
ada kendala yang dihadapi dalam merealisasikan indikator ini.
Adapun jenis keluaran dari indikator ini adalah :
Tabel 36 : Jenis Kendaraan Bermotor yang dapat diselesaikan pada
tahun 2015
No Uraian Kegiatan Target Capaian %
1 Pengadaan kendaraan roda 4 1 unit 1 unit 100%
Jumlah 1 unit 1 unit 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa indikator indikator kendaraan


bermotor ini pada tahun 2015 dapat direalisasikan dengan baik
sebanyak 1 unit atau 100% dari target yang telah ditetapkan.
Kegiatan ini tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu sebab tidak
terdapat kegiatan serupa sehingga dapat dikategorikan dapat
terselesaikan dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
(2) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Keluaran dari indikator ini adalah tersedianya peratalan dan
fasilitas perkantoran berupa pengadaan fasilitas penunjang kantor
induk dan pengadan meubelair. Semula output yang ditargetkan
adalah sebanyak 7 unit. Kenyataannya setelah adanya pemotongan
anggaran untuk perjalanan dinas, KKP Kelas II Pekanbaru
mendapatkan penambahan anggaran untuk pembelian 4 unit
meubelair. Sehingga target indikator ini menjadi 11 unit. Adapun
realisasi indikator peralan dan fasilitas perkantoran ini adalah :

Tabel 37 : Realisasi Indikator peralatan dan fasilitas perkantoran tahun


2015
No Uraian Kegiatan Target Capaian %
1 Pengadaan fasilitas 11 unit 7 unit 64 %
penunjang kantor
induk
Jumlah 11 unit 7 unit 64 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa realisasi indikator pengadaan alat


kesehatan ini hanya sebesar 63 %, hal ini disebabkan penambahan
anggaran untuk indikator ini melalui proses revisi DIPA refocusing
yang ternyata begitu turun DIPAnya anggarannya terblokir dan sampai
dengan akhir tahun 2015 blokir tersebut tidak bisa terselesaikan.
Adapun perbandingan capaian indikator tahun ini dan tahun
sebelumnya adalah :
Tabel 38 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan
2014 2015 2015 2015
1 Peralatan dan Persen 100 64 100 64
fasilitas perkantoran
J
ika dibandingkan dengan tahun 2014 yang terealisasi lebih dari 100 %,
indikator ini bisa dikategorikan belum berhasil akibat terkendala
anggaran yang diblokir.

C. Program Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)


Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang
dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui realisasi atau
capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Pekanbaru dari Bulan Januari s.d Desember 2015.
Tahun 2015 adalah tahun awal pelaksanaan RAK Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Pekanbaru Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja
dilakukan dengan membandingkan realisasi dan capaian dengan target pada setiap
indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan masing-masing
indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi
menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindak lanjuti dalam
perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang
direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapatkan informasi mengenai masing-masing indikator,
pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru dibandingkan dengan tahun 2014.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen
RAK dan Perjanjian Kinerja.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru dalam rumusan yang lebih spesifik,
terukur, dalam kurun waktu satu tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu
ditinjau indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru yang
telah ditetapkan.
Dalam upaya mencapai sasaran strategis tersebut, maka ditetapkan indikator
output pada tiap sasaran tersebut. Sesuai dengan dokumen RAK Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru Tahun 2015-2019 dan dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2015 terdapat dua puluh tujuh indikator output, yaitu:
1. Investigasi dan Penanggulangan KLB

2. Certificate of Pratique

3. Dokumen SSCC

4. Dokumen SSCEC

5. Dokumen ICV

6. Sertifikat P3K dan Alat Kesehatan Kapal

7. Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Resiko pada Kondisi Matra

8. Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang Dilakukan Pengawasan Alat Angkut


Sesuai Standar Kekarantinaan Kesehatan

9. Pengamatan Vektor dan Binatang Pengganggu

10. Layanan HIV AIDS oleh KKP

11. Monitoring Faktor Resiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM pada
kelompok masyarakat khusus

12. Peningkatan Jumlah Peraturan KTR di Kab/Kota

13 Tenaga Teknis Terlatih Bidang Penyehatan Lingkungan

14. Dokumen Pemetaan Hasil Uji Petik Kualitas Air Wilayah Barat dan Tengah
15. Tempat Pengelolaan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan

16. Peta Kualitas TTU

17. Dokumen Perencanaan dan Anggaran

18. Dokumen Evaluasi dan Pelaporan

19. Laporan Keuangan

20. Target dan Pagu PNBP

21. Laporan Aset Negara

22. Layanan Administrasi Kepegawaian

23. Kegiatan Kehumasan, Protokol dan Pemberitaan

24. Alat Kesehatan

25. Layanan Perkantoran

26. Kendaraan Bermotor

27. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

D. Pencapaian dan Kendala dalam Pelaksanaan Program Kerja Kantor


Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Pengukuran pencapaian sasaran strategis pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Pekanbaru dilakukan dengan asumsi :

1. Pengukuran yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II


Pekanbaru secara keseluruhan, dihitung berdasarkan jumlah indikator yang
tercapai dibagi dengan target tahun berjalan.
2. Dalam membandingkan capaian indikator pada laporan kinerja tahun 2015
ini Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru hanya
membandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 sebab tahun
2015 merupakan tahun awal RAK KKP Kelas II Pekanbaru.
Pada tahun 2015, terdapat satu sasaran yang hendak dicapai sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam RAK Tahun 2015 – 2019. Dan terdapat 13 Indikator
untuk mencapai sasaran tersebut. Semua sasaran yang telah direncanakan pada
tahun 2015 telah dapat dicapai. Ikhtisar pencapaian sasaran dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
TABEL 2 : TARGET DAN REALISASI INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PEKANBARU
Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Meningkatkan Upaya  Jumlah wilayah yang 7 wilayah 7 wilayah 100


Kesehatan Dalam dilaksanakan cegah
Rangka Cegah tangkal PHEIC di pintu
Tangkal Penyakit masuk negara
yang Berbahaya di  Jumlah wilayah yang 7 wilayah 200
14 wilayah
Wilayah Kerja KKP dilaksanaan surveilans
Kelas II Pekanbaru epidemiologi penyakit
melalui Upaya dan faktor resiko
Pengendalian penyakit pada kondisi
Karantina dan SE, matra 158
10.000 Alat 15.856
Upaya Kesehatan  Jumlah alat angkut yang
angkut Alat
Lintas Wilayah, diperiksa sesuai dengan
angkut
Pengendalian Resiko standard kekarantinaan
100
Lingkungan dan  Luas wilayah yang 389 Ha
Dukungan dilakukan pengamatan 389 Ha
Managemen dan dan pengendalian vektor
Pelaksanaan Tugas terpadu
Teknis Lainnya.  Jumlah wilayah yang 3 wilayah 100
melaksanakan kegiatan 3 wilayah
deteksi dini PML pada
kelompok beresiko
 Jumlah wilayah yang 3 wilayah 100
melaksanakan kegiatan 3 wilayah
posbindu penyakit tidak
menular dan cidera
1 wilayah 100
 Jumlah wilayah yang
memiliki peraturan KTR 1 wilayah
 Jumlah wilayah yang
2 wilayah 100
dilakukan pemeriksaan
faktor resiko penyakit 2 wilayah
tidak menular
 Persentase pengawasan
100 % 100
kualitas air minum
 Persentase tempat-tempat 100 %
umum yang memenuhi 100 %
100
syarat kesehatan 100 %
 Persentase TPM yang
memenuhi syarat 75 %
100
kesehatan 75 %
 Layanan dukungan
12 bln lay
managemen dan
100
pelaksanaan tugas teknis 12 bln lay
lainnya
 Jumlah sarana dan
3 pkt keg
prasarana untuk
100
memenuhi standar 3 pkt keg
Tabel 3 : Ringkasan Capaian Output KKP Kelas II Pekanbaru th 2015

No Uraian/Indikator/Output Satuan Target Realisasi Capaian

Tujuan : Mewujudkan Pelabuhan sehat melalui upaya pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit potensial wabah serta pengendalian faktor risiko penyakit yang disebabkan oleh
angkutan dan lingkungan pelabuhan

Sasaran Strategis : Meningkatkan upaya kesehatan dalam rangka cegah tangkal penyakit
yang berbahaya di wilayah kerja KKP Kelas II Pekanbaru melalui upaya pengendalian
karantina dan SE, upaya kesehatan lintas wilayah, pengendalian resiko lingkungan dan
dukungan managemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
Indikator Pertama : Jumlah Wilayah yang dilaksanakan cegah tangkal PHEIC di
Pintu Masuk Negara
1 Investigasi dan Penanggulangan KLB Kej 2 0 0
2 Certificate Of Pratique Dokumen 360 870 241.67
Indikator kedua : Jumlah Wilayah yang dilaksanakan Surveilans Epidemiologi
Penyakit dan Faktor Risiko Penyakit Pada Kondisi Matra
3 Dokumen ICV Dokumen 6000 4025 67.08

4 Lokasi Yang melaksanakan Pengendalian


Lokasi 12 14 116.67
Faktor Risiko Pada Kondisi Matra
Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang
5 dilakukan pengawasan alat angkut sesuai Lokasi 1 1 100
standar kekarantinaan kesehatan
Indikator Ketiga : Jumlah alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar
kekarantinaan
6 Dokumen PHC Dokumen 10000 15856 158.6
7 Sertifikat P3K atau Alat Kesehatan kapal Dokumen 250 861 344
8 Dokumen SSCC Dok 18 0 0
9 Dokumen SSCEC Dok 1000 1726 172,6
Indikator Keempat : Luas wilayah yang dilakukan pengamatan dan pengendalian
vector
10 Pengamatan vektor penyakit Pes Ha 84 84
11 Pengamatan vektor penyakit DBD
Ha 186 186 100
12 Pengamatan vektor penyakit Malaria
Ha 28 28

13 Pengamatan vektor penyakit diare


Ha 92 92

Indikator Kelima : Jumlah wilayah yang melaksanakan kegiatan deteksi dini Penyakit
Menular Langsung pada kelompok berisiko
14 Layanan HIV AIDS oleh KKP Wilker 3 2 66,67
Indikator keenam : Jumlah wilayah yang melaksanakan kegiatan posbindu penyakit
tidak menular dan cedera
Monitoring faktor risiko PTM melalui
Klmpk
15 kegiatan Posbindu PTM pada kelompok 3 3 100
Khusus
masyarakat khusus
Indikator ketujuh : Jumlah wilayah yang memiliki peraturan KTR
Peningkatan jumlah peraturan KTR di
16 Kab/Kota 1 1 100
Kab/Kota
Indikator kedelapan : Persentase pengawasan kualitas air minum

17 Pemetaan sarana dan distribusi air di % 100 100


pelabuhan dan bandara
18 Inspeksi sanitasi sarana air bersih % 100 100
125
19 Pengambilan dan pemeriksaan sampel % 100 100

20 Analisis sanitasi sarana dan kualitas air % 100 200


bersih di bandara dan pelabuhan
Indikator kesembilan : Persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan

21 Inspeksi sanitasi TTU di bandara dan % 100 100


pelabuhan
22 Rapat standarisasi pencapaian kinerja % 100 100
penyehatan sanitasi TTU 88,25
23 Monev pelaksanaan sanitasi TTU ke wilker % 100 200
Siak, Tanjung Buton, dan Selat Panjang
24 Sosialisasi sanitasi pesawat % 100 100
25 Pengawasan pengelolaan sampah padat % 100 100

26 Bimtek pengelolaan sampah padat di wilker % 100 100


Sosialisasi pengelolaan sampah padat di %
27 terminal dan TPM di kawasan pelabuhan 100 100
dan bandara.
28 Tenaga terlatih di bidang TTU Orang 8 5
Indikator kesepuluh : Persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan

29 Pengawasan hygiene sanitasi rumah makan % 100 100


dan restoran di pelabuhan dan bandara.
30 Pengawasan sanitasi jasa boga dan tempat % 100 100
pengolahan makanan di BSSK II Pekanbaru
Pembinaan tempat pengolahan makanan di %
31 3 wilayah kerja yaitu Siak, Tanjung Buton, 100 100
dan Selat Panjang 100
Pengawasan dan identifikasi bahan %
32 berbahaya pada makanan di 3 wilayah kerja 100 100
yaitu Siak, Tanjung Buton, dan Selat
Panjang
33 Rapat evaluasi TPM % 100 100

Indikator kesebelas : Layanan dukungan managemen dan pelaksanaan tugas teknis


lainnya

34 Dokumen Perencanaan dan Anggaran Dok 3 3 100

35 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan Dok 4 4 100

36 Laporan Keuangan Lap 14 14 100

37 Target dan Pagu PNBP Dok 4 4 100

38 Laporan Aset Negara Dok 2 2 100

39 Layanan Administrasi Kepegawaian Dok 4 4 100


Kegiatan Kehumasan, Protokol dan
40 Pemberitaan Dok 4 2 100

41 Layanan Perkantoran Bln Lay 12 12 100


Indikator kedua belas : Jumlah sarana dan prasarana untuk memenuhi standar
42 Alat Kesehatan Unit 46 19 40

43 Kendaraan Bermotor Unit 1 1 100


44 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Unit 11 7 64

Analisis capaian kinerja sasaran dilakukan melalui perbandingan realisasi Tahun


2015 dengan realisasi Tahun 2014 sehingga dapat dianalisis kenaikan/penurunan
realisasi setiap indikator. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap capaian
kinerja kegiatan dengan membandingkan capaian output Tahun 2015 dengan
capaian Tahun 2014, sebagaimana terinci berikut :

1. Indikator Pertama : Jumlah Wilayah yang dilaksanakan cegah tangkal


PHEIC di Pintu Masuk Negara
Kasus PHEIC merupakan kasus penyakit yang menyebabkan dampak
kesehatan masyarakat yang serius dan menyebar cepat ke seluruh dunia, untuk
itu KKP di tiap pintu masuk negara wajib melaksanakan cegah tangkal
penyakit dengan melaksanakan pengawasan kedatangan alat angkut, orang dan
barang yang harus sesuai dengnan standar kekarantinaan internasional.
Kegiatan pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi dalam Kasus PHEIC mutlak
dilaksanakan apabila ditemukan kasus yang mengarah pada PHEIC. dan dapat
berkooordinasi dalam penanggulangan dampak KLB dengan lintas sektoral
dan masyarakat Pelabuhan. Kegiatan yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan/kegagalan pencapaian indikator ini adalah beberapa kegiatan di
tabel dibawah ini :
Tabel 4 : Perbandingan Target dan Realisasi Kegiatan Tahun 2014-2015
Target Capaian
Satuan Realisasi
No Kegiatan Kinerja Kinerja(%)
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Investigasi dan
1 Kej 2 2 1 0 50 0
Penanggulangan KLB
2 Certificate of Pratique Dok 425 360 804 870 189.2 241.7
3 General Declaration Dok - 1000 - 963 - 93.6
1. Investigasi dan Penanggulangan KLB
Kegiatan Investigasi dan penanggulangan KLB terdiri dari :
a. Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi
Pencapaian Pelaksanaan Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi
terealisasi 0% di tahun 2015. Tidak ditemukan adanya kasus susp.
PHEIC di tahun 2015, sedangkan di tahun 2014 ditemukan 1 suspek
kasus PHEIC. Terdapat Penurunan capaian kinerja ditahun 2015
sebesar 50 %.
i. Masalah Yang dihadapi
Pelaksanaan Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi merupakan
kegiatan yang bersifat insidentil sehingga pencapaian kegiatan
tergantung dari ada/tidaknya kasus PHEIC, namun kegiatan ini
tetap harus di anggarkan sebagai bentuk tindakan
kewaspadaan dan deteksi dini terhadap penyakit.
ii. Solusi/ Pemecahan masalah
Tetap merencanakan penganggaran kegiatan sebagai bentuk
tindakan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap penyakit
b. Penyuluhan penyakit PHEIC pada masyarakat Pelabuhan dan Bandara
Pemantauan dan informasi Penyakit yang termasuk ke dalam Public
Health Emergency of International Concern ( PHEIC ) atau dikenal
juga dengan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Meresahkan Dunia
(KKMMD) merupakan tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Pekanbaru. KKP Pekanbaru perlu merencanakan kegiatan sosilalisasi
/ penyuluhan setiap tahunnya untuk mempersiapkan jika muncul suatu
kondisi Kedarauratan. Pada Tahun 2014 kasus MERS CoV yang
muncul pertama kali di Arab Saudi Tahun 2012 menyebar sangat
cepat di dunia terutama negara-negara Timur Tengah maka
penyuluhan penyakit PHEIC dilaksanakan di 3 wilker.
Untuk Tahun 2015 tidak ada muncul penyakit PHEIC sehingga
kegiatan penyuluhan / sosialisasi tidak dilakukan. Dalam rangka
kewaspadaan juga disebarkan leaflet tentang penyakit baru yang
berisiko untuk menjadi kasus PHEIC di Pelabuhan dan Bandara
2. Certificate of Pratique (COP)
Sesuai dengan UU Karantina Laut no 1 tahun 1962 maka tiap kapal yang
datang dari luar negeri berada dalam status karantina, untuk itu perlu
dilakukan pemeriksaan dan pengawasan kedatangan kapal dari luar negeri.
Sasaran pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah faktor risiko
penularan penyakit karantina dan PHEIC (Public Health Emergency of
International Concern) yang meliputi orang, barang dan alat angkut, vektor
dan lingkungan pelabuhan /bandara. KKP Kelas I Pekanbaru melaksankan
pengawasan di enam (7) pintu masuk negara yang terdiri dari satu (1) batas
udara dan enam (6) batas laut yaitu :
1. Bandara SSK II
2. Kampung Dalam
3. Sei Duku
4. Buatan
5. Tg. Buton
6. Siak
7. Selat Panjang
Adapun Hasil Kegiatan COP adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan dan Pengawasan Kedatangan Kapal dari Luar Negeri
Kegiatan Pemeriksaan dan pengawasan kedatangan kapal dari Luar
Negeri dilaksanakan di enam (6) wilayah kerja KKP Kelas II
Pekanbaru. Adapun aktivitas kapal yang datang dari luar negeri pada
tahun 2015 terdapat di empat (4) wilayah kerja yaitu Kampung
Dalam, Sei Duku, Buatan dan Selat Panjang. Pencapaian pelaksanaan
kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan Kedatangan Kapal dari Luar
Negeri tahun 2015 terealisasi 241.67 persen, sedangkan bila
dibandingkan dengan tahun 2014 Persentase Capaian kinerja 2015
mengalami peningkatan dari 2014 sebesar 27.7 persen.
i. Masalah Yang dihadapi
 Beberapa agen pelayaran tidak melengkapi persyaratan
surat pemberitahuan kedatangan kapal.
 Beberapa agen pelayaran dalam mengajukanPermohonan
Surat Pemberitahuan Kedatangan Kapal dari luar negeri
tidak disampaikan paling lambat dalam jangka waktu 1 x 24
jam.
ii. Solusi / Pemecahan Masalah
 Membuat tampilan Banner SOP Pemeriksaan kedatangan
kapal dari luar negeri agar dapat di lihat oleh agen
pelayaran.
 Menyurati agen pelayaran tentang persyaratan penyampaian
kedatangan dokumen kapal dari luar negeri .
3. Gendec (General Declaration )
Sesuai dengan UU No 2 Tahun 1962 dinyatakan bahwa pesawat udara yang
datang dari luar negeri berada dalam karantina. Izin lepas diberikan oleh
dokter pelabuhan setelah dilakukan pemeriksaan dan terdapat bahwa pesawat
udara itu sehat atau kalau segala tindakan yang dianggap perlu oleh dokter
pelabuhan telah selesai dilakukan. Adapun dokumen yang harus diimiliki
oleh suatu pesawat adalah sebagai berikut :
a. Health Part of the Air Craft General Declaration
b. surat keterangan hapus-serangga yang terakhir
c. surat keterangan hapus-serangga yang terakhir]
KKP Kelas I Pekanbaru melaksanakan Pengawasan Kedatangan Pesawat dari
Luar Negeri di Bandara SSK II Pekanbaru. Pesawat yang datang melengkapi
dokumen kesehatan pesawat dan General Declaration yang telah
ditandatangani oleh pilot pesawat.
Capaian kinerja tahun 2015 kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan
Kedatangan Pesawat dari Luar Negeri tahun 2015 terealisasi 93.6 persen.
Analisis capaian kinerja untuk Indikator Jumlah Wilayah yang
dilaksanakan cegah tangkal PHEIC di Pintu Masuk Negara tercapai 100 %.
Seluruh Kegiatan untuk mencapai kinerja telah dilaksanakan di 7 Wilayah kerja
KKP Kelas II Pekanbaru, tahun 2015 tidak ada terdeteksi kasus PHEIC dan
aktivitas kapal/pesawat dari luar negeri ke wilayah kerja KKP Kelas II
Pekanbaru terdapat pada 5 wilayah kerja KKP Kelas II Pekanbaru.
4. Indikator Kedua : : Jumlah Wilayah yang dilaksanakan Surveilans
Epidemiologi Penyakit dan Faktor Risiko Penyakit Pada Kondisi Matra
Surveilans Epidemiologi adalah Kegiatan pengumpulan,pengolahan, analisis,
interpretasi dan informasi data kesehatan secara sistematik dan terus menerus.
Pelayanan kesehatan memakai data surveilans untuk menjelaskan dan
memonitor masalah kesehatan dengan menyusun prioritas masalah,
perencanaan, implementasi dan evaluasi program kesehatan.
Dalam Pengendalian Faktor Risiko Matra di Lingkungan Pelabuhan ada
beberapa kegiatan Surveilans yang dilaksanakan di KKP Kelas II Pekanbaru
baik di pelabuhan maupun kabupaten. Kegiatan yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan/kegagalan pencapaian indikator ini adalah beberapa
kegiatan di tabel dibawah ini :
Tabel 5 : Perbandingan Target dan Realisasi Kegiatan Tahun 2014-2015
Target Capaian
Satuan Realisasi
No Kegiatan Kinerja Kinerja(%)
2014 2015 2014 2015 2014 2015
1 Dokumen ICV Dok 6000 6000 4005 4025 66.75 67.08
Lokasi Yang
melaksanakan
2 Pengendalian Faktor Lokasi - 12 - 14 - 116.7
Risiko Pada Kondisi
Matra
Pelabuhan/Bandar
3 Udara/PLBDN yang Lokasi - 1 - 1 - 100
dilakukan alat angkut
sesuai Standar
Kekarantinaan
Kesehatan

1. Dokumen ICV
Surat Keterangan Vaksinasi Meningitis dalam bentuk ICV merupakan
bagian tak perpisahkan dari kelengkapan Buku Kesehatan Jemaah Haji
(BKJH), dalam pelaksanaan persiapan Keberangkatan Jemaah Haji,
vaksinasi Meningitis dilaksanakan di Tingkat Kabupaten/Kota dan untuk
itu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru berkewajiban untuk
melaksanakan Pengesahan dan penetiban ICV Haji di Kabupaten/Kota.
a. Pengesahan dan Penertiban ICV Haji di Kabupaten /Kota
Pencapaian Kinerja Pencapaian pelaksanaan kegiatan Pengesahan dan
Penertiban ICV Haji di Kabupaten/Kota tahun 2015 terealisasi 67.08
persen. sedangkan ditahun 2014 capaian kinerja Pengesahan dan
Penertiban ICV Haji terealisasi 66.75 persen. Terdapat peningkatan
capaian kinerja ditahun 2015 sebesar 0.5 persen.
i. Masalah Yang dihadapi
 Beberapa Dinas Kesehatan Kabupaten tidak mengisi
pemeriksaan pertama BKJH karena penambahan kuota.
 Adanya Tambahan Kuota Haji 2 Orang dari Kabupaten
siak sehingga buku icv tidak dapat dilakukan pengesahan
ICV oleh KKP Kelas II Pekanbaru.
ii. Solusi/Pemecahan Masalah
 Mensosialisasikan aturan legalisasi ICV kepada
Kabupaten yang belum mengisi BKJH
 Koordinasi dengan KKP Embarkasi Haji Batam dalam
pelaksanaan Pengesahan dan Penertiban ICV Haji
2. Lokasi Yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko Pada Kondisi
Matra
Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara
bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara.
Dalam Pengendalian Faktor Risiko Matra di Lingkungan Pelabuhan ada
beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu :
a. Surveilans Epidemiologi Penyakit di Pelabuhan / Bandara
Kegiatan Surveilans Epidemiologi ini merupakan kerja sama lintas
sektoral dengan Puskesmas yang berada di wilayah Buffer pelabuhan
di Wilker KKP Kelas II Pekanbaru. Data tren Penyakit dipelabuhan
diperlukan untuk kewaspadaan dini terhadap ancaman kesehatan
masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di tujuh (7) wilayah kerja KKP
Kelas II Pekanbaru. Adapun penyakit tertinggi di tiap wilayah kerja
KKP Kelas II Pekanbaru dapat dilihat dari Tabel dibawah ini.
Tabel 6 : Penyakit Tertinggi di Wilayah Kerja KKP Kelas II Pekanbaru Tahun
2015
No Wilker Penyakit Jml Penyakit Tidak Jml
Menular Menular
1 BSSK II ISPA 5358 Hipertensi 1940
2 Kampung Dalam Common Cold 3146 Gingivitis (gimul) 1610
3 Sei Duku ISPA 9476 Hipertensi 2609
4 Siak ISPA 6214 Dispepsia 1141
5 Buatan ISPA 4115 Dispepsia 660
6 Tg. Buton ISPA 1064 Dispepsia 423
7 Selat Panjang ISPA 620 Gastritis 2103

Pencapaian kinerja Surveilans Epidemiologi Penyakit di Pelabuhan /


Bandara ditahun 2015 terealisasi 100 %, Capaian kinerja 2014 dan
2015 sama, tidak mengalami perubahan.
i. Masalah Yang dihadapi
 Laporan bulanan 10 besar PTM dan PM dari Puskesmas
sering terlambat sehingga mengganggu laporan Simkespel.
ii. Solusi / Pemecahan Masalah
 Mengaktifkan petugas wilker untuk lebih sering menjemput
laporan ke puskesmas sebelum tanggal 7 setiap bulannya.
 Lebih meningkatkan jejaring kerja dan kerjasama di bidang
surveilans dengan petugas puskesmas.
b. Surveilans Pengawasan Kesehatan Jemaah Haji di Kab/Kota
Dalam rangka mendukung peran pemerintah dalam penyelengaraan
Kesehatan Haji, maka perlu dilaksanakan dan ditingkatkan surveilans
kesehatan haji guna meningkatkan kewaspadaan dini dan respon cepat
KLB dengan menyediakan data /informasi cepat, tepat dan terpercaya.
Kegiatan ini dilaksanakan di enam (6) Kabupaten di Propinsi Riau dan
Kota Pekanbaru. Dalam Pengamatan kesehatan jemaah haji, status
kesehatan jemaah dikategorikan menjadi 4 yaitu Mandiri (M),
Observasi (O), Pengawasan (P), dan Tunda (T). Adapun hasil kegiatan
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 7 : Kegiatan Surveilans Kesehatan Jemaah Haji di Kabupaten KKP Kelas II
Pekanbaru Tahun 2015
JK Kategori
No Kabupaten Jml
L P O M P T
1 Siak 79 90 95 65 6 3 169
2 Kuantan Singingi 65 79 91 39 14 0 144
3 Pelalawan 122 131 212 39 1 1 253
4 Kampar 186 258 420 19 5 0 444
5 Meranti 22 29 33 16 2 0 51
6 Rohul 98 127 165 60 0 0 225

Pencapaian kinerja Surveilans Pengawasan Kesehatan Jemaah Haji di


Kab/Kota ditahun 2015 terealisasi 100 %, Capaian kinerja 2014 dan
2015 sama, tidak mengalami perubahan.
i. Masalah Yang dihadapi
 Adanya Data Kesehatan CJH pada pemeriksaan kedua di
beberapa tingkat kabupaten yang belum lengkap karena
belum dientry/direkap oleh petugas.
ii. Solusi / Pemecahan Masalah
 Lebih meningkatkan jejaring kerja dan kerjasama di bidang
surveilans di tingkat Kabupaten/Kota
c. Surveilans Pengawasan Kesehatan Jemaah haji setelah kepulangan
dari debarkasi Batam
Tanggung jawab pemerintah dalam penyelengaraan haji dimulai sejak
sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, diperjalanan pergi/ pulang,
selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke tanah air. Untuk itu
perlu dilaksanakan surveilans Pengawasan Kesehatan Jemaah haji
setelah kepulangan dari debarkasi Batam guna mengantisipasi risiko
penyakit dan PHEIC. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan
surveilans kesehatan Haji di KKP Embarkasi/Debarkasi di Batam.
Pencapaian kinerja Surveilans Pengawasan Kesehatan Jemaah haji
setelah kepulangan dari debarkasi Batam ditahun 2015 terealisasi 100
%, Capaian kinerja 2014 dan 2015 sama, tidak mengalami perubahan.
i. Masalah Yang dihadapi
 Adanya Data Surveilans Kesehatan Jemaah Haji yang belum
lengkap.
ii. Solusi / Pemecahan Masalah
 Lebih meningkatkan jejaring kerja dan kerjasama di bidang
surveilans kesehatan Haji dengan KKP Embarkasi/Debarkasi
Batam
d. Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Lingkungan
Pelabuhan
Saat ini Indonesia menghadapi beban ganda pada penyakit menular
dan PTM yang sebagian besar disebabkan perubahan gaya hidup yang
cepat, diperlukan adanya suatu tindakan konkrit pencegahan PTM
dalam bentuk perubahan gaya hidup dan deteksi dini penyakit. Untuk
itu perlu dilaksanakan surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak
Menular di Lingkungan Pelabuhan. Adapun Kegiatan ini
dilaksanakan di 6 wilayah Kerja KKP Kelas II Pekanbaru dengan
cara mendeteksi PTM Diabetes Mellitus dengan menganalisa gaya
hidup masyarakat Pelabuhan dengan kadar gula darah sewaktu.
Pencapaian kinerja Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
di Lingkungan Pelabuhan ditahun 2015 terealisasi 100 %, Capaian
kinerja 2014 dan 2015 sama, tidak mengalami perubahan.
i. Masalah Yang dihadapi
 Adanya masyarakat yang masih takut untuk dilakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu dengan pengambilan sampel
darah .
ii. Solusi / Pemecahan Masalah
 Sosialisasi Gaya Hidup Sehat dan Pentingnya Pemeriksaan
Kesehatan Dini pada masyarakat Pelabuhan.
e. Surveilans Kesehatan Kapal
Kesehatan Kapal yang tidak sanitier merupakan faktor risiko
kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan penyakit.
Surveilans Kesehatan Kapal perlu dilaksanakan guna meningkatkan
kewaspadaan dini terhadap risiko penyakit dan tersedianya
data/informasi yang cepat, tepat dan terpercaya dan desiminasi
Informasi.
Pencapaian kinerja Surveilans Kesehatan Kapal ditahun 2015
terealisasi 100 %, Capaian kinerja 2014 dan 2015 sama, tidak
mengalami perubahan.
i. Masalah Yang dihadapi
 Data surveilans di beberapa wilayah kerja belum lengkap .
ii. Solusi / Pemecahan Masalah
 Bimtek ke wilayah kerja
f. Surveilans K3JH Kabupaten /Kota
Setiap Jemaah Haji dibekali dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan
Jemaah Haji( K3JH), kartu ini dipergunakan setelah kepulangan ke
tanah air dalam kurun waktu 21 hari sejak kepulangan jemaah haji
bila mengalami sakit dapat berobat di Puskesmas dengan membawa
kartu tersebut dan bila telah melewati kurun waktu 21 hari dapat
mengembalikan kartu tersebut ke puskesmas.
Surveilans Kartu Kewaspadaan Jemaah Haji (K3JH) dilaksanakan
guna meningkatkan kewaspadaan dini terhadap risiko penyakit dan
tersedianya data/informasi yang cepat, tepat dan terpercaya dan
desiminasi Informasi. Kegiatan ini dilaksanakan di 6 Kabupaten di
Propinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Dalam melaksanakan surveilans
K3JH petugas kesehatan Kabupaten melakukan 2 pendekatan
Surveilans yaitu surveilans aktif dan pasif. Adapun data hasil
surveilans K3JH dapat dilihat pada Grafik berikut :
Grafik A. Kegiatan Surveilans Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah
Haji di Kabupaten KKP Kelas II Pekanbaru Tahun 2015

Surveilans K3JH
Siak
17 148 164 Kuantan Singingi
82
211 Pelalawan
128
Kampar
Meranti

Pencapaian kinerja Surveilans Epidemiologi Penyakit di Pelabuhan /


Bandara ditahun 2015 terealisasi 100 %, Capaian kinerja 2014 dan
2015 sama, tidak mengalami perubahan.
i. Masalah Yang dihadapi
 K3JH di beberapa Dinas Kesehatan Kabupaten/Puskesmas
belum terkumpul lengkap.
ii. Solusi / Pemecahan Masalah
 Lebih meningkatkan jejaring kerja dan kerjasama di bidang
surveilans dengan Dinkes Kabupaten (surveilans aktif
petugas puskesmas/Dinkes Kab)
g. Konsultasi Ke Pusat tentang kekarantinaan
KKP sebagai Unit Pelaksana teknis di lingkungan Kementrian
Kesehatan Kesehatan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan yang
ditugaskan di Lintas Batas Negara. Dalam melaksanakan tugasnya
salah satu fungsi KKP adalah Pelaksanaan Kekarantinaan. Dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan dan hambatan
dalam bertugas diperlukan adanya Konsultasi Ke Pusat tentang
kekarantinaan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 6 Orang Staf Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru.
Pencapaian kinerja Konsultasi Ke Pusat tentang kekarantinaan ditahun
2015 terealisasi 100 %.
i. Masalah Yang dihadapi
 Tidak ditemukan adanya masalah dalam melaksanakan
kegiatan ini
h. Konsultasi Ke Kantor Induk dari Wilker tentang kekarantinaan
KKP kelas II Pekanbaru memiliki 7 wilayah Kerja yang terdiri dari 3
(tiga) wilayah kerja didalam kota pekanbaru dan 4 (empat ) wilayah
kerja luar kota yaitu, Buatan, Buton, Siak, Selat Panjang. Dalam
melaksanakan tugasnya Pelaksanaan Kekarantinaan di wilayah kerja,
diperlukan adanya konsultasi ke kantor induk dari wilayah kerja guna
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan dan hambatan
petugas di wilayah kerja. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 3 Orang
Petugas Wilker Luar Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Pekanbaru.
Pencapaian kinerja Konsultasi Ke Kantor Induk dari Wilker tentang
kekarantinaan ditahun 2015 terealisasi 100 %.
i. Masalah Yang dihadapi
 Tidak ditemukan adanya masalah dalam melaksanakan
kegiatan ini
i. Bimbingan Teknis PKSE
KKP kelas II Pekanbaru memiliki 7 wilayah Kerja yang terdiri dari 3
(tiga) wilayah kerja didalam kota pekanbaru dan 4 (empat ) wilayah
kerja luar kota yaitu, Buatan, Buton, Siak, Selat Panjang. Untuk dapat
meningkatkan fungsi pengendalian dan pengawasan pada wialayah
kerja KKP Kelas II Pekanbaru maka perlu dilaksanakan Bimbingan
Teknis PKSE ke wilayah kerja KKP Kelas II Pekanbaru. Kegiatan Ini
dilaksanakan Oleh Struktural KKP Kelas II Pekanbaru dan Staf KKP
Kelas II Pekanbaru.
Pencapaian kinerja Bimbingan Teknis PKSE ditahun 2015 terealisasi
100 %
i. Masalah Yang dihadapi
 Tidak ditemukan adanya masalah dalam melaksanakan
kegiatan ini
j. Pengawasan Pemakaian Dokumen Kapal
Dokumen Kesehatan Kapal terdiri dari sertifikat sanitasi Kapal
(SSCC/SSCEC), Buku Kesehatan Kapal ( Health Book), Sertifikat
P3K, Sertifikat Free Pratique dan PHC. Dalam Pelaksanaan
pengeluaran dokumen kesehatan di wilayah kerja KKP Kelas II
Pekanbaru perlu dilaksanakan Pengawasan pemakaian Dokumen
Kapal oleh KKP Kelas II Pekanbaru. Pencapaian kinerja Pengawasan
Pemakaian Dokumen Kapal ditahun 2015 terealisasi 100 %.
i. Masalah Yang dihadapi
 Tidak ditemukan adanya masalah dalam melaksanakan
kegiatan ini
k. Pengawasan dan Pelayanan Kesehatan Penumpang pada hari besar
keagamaan ( Idul Fitri dan Natal/ Tahun Baru ).
Kegiatan pengendalian kesehatan dalam kondisi matra sangat penting
dipersiapkan setiap tahunnya seperti pada hari besar keagamaan, saat
musim Haji juga bila ada Disaster ( bencana ).
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menambah petugas kesehatan di
Pelabuhan dan Bandara saat hari besar keagamaan agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Hanya saja tenaga
kesehatan yang kompeten di KKP masih kurang, sehingga perlu
difikirkan untuk penambahan tenaga kesehatan yaitu Dokter dan
Perawat . Juga ketersediaan alat dan bahan kesehatan perlu
dilengkapai. Secara umum kegiatan ini dapat berjalan dengan baik
dan tercapai 100%
l. Pengujian kesehatan Nahkoda/ABK pada hari besar keagaamaan.
Kegiatan ini bertujuan memastikan Nahkoda dan ABK dalam kondisi
sehat / Fit, tidak dibawah pengaruh Alkohol dan Narkoba, sehingga
pelayaran berjalan aman
Untuk di pelabuhan kegiatan ini sudah berjalan dengan baik,
direncanakan KKP bisa melaksanakan untuk pemeriksaan kesehatan
Pilot terutama pada hari besar keagamaan.
m. Pelayanan kesehatan jamaah haji
Kegiatan ini terdiri dari :
1) Pendampingi vaksinasi calon jamaah haji ke Kabupaten
Dilakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan tentang waktu
pelaksanaan vaksinasi meningitis.Disini KKP berperan
memastikan bahwa seluruh jamaah calon haji sudah diberikan
vaksinasi meningitis. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik
dan 100% tercapai. Hal yang perlu di pertimbangkan ke depan
adalah peran dari KKP untuk Sosialisasi kesehatan Haji, termasuk
kesehatan penerbangan.
2) Pengawasan dan pelayanan kesehatan calon jamaah haji menuju
dan dari embarkasi.
Petugas KKP mendampingi calon jamaah haji menuju Embarkasi
dan menjemput jamaah haji dari Debarkasi. Tujuan kegiatan ini
agar dapat terpantau kesehatan jamaah baik saat keberangkatan
atau saat kepulangan, sehingga jika jamaah pulang dengan suatu
penyakit dapat dilakukan surveilans kesehatan haji.
n. Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan
Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan di lakukan untuk
memastikan pekerja di rumah makan terutama yang kontak langsung
dengan makanan dalam kondisi sehat. Karena jika penjamah makanan
ini menderita suatu penyakit menular dan tidak bekerja sesuai standar
higiene sanitasi yang baik dapat menularkan penyakit ke konsumen
melalui makanan tersebut. Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan
ini dilakukan setiap 6 bulan sekali dan diberikan sertifikat kier
kesehatan bagi setiap pekerja yang sudah diperiksa kesehatan dan
dinyatakan sehat. Jika didapatkan dalam kondisi menderita sakit
tertentu maka akan diberikan rekomendasi ( catatan ) kepada pemilik
rumah makan. Masalah yang dihadapi saat ini karena setiap kier
kesehatan yang dikeluarkan ada PNBP yang harus disetorkan ke
Negara, hal ini kadang mengalami kendala para pemilik Rumah
Makan keberatan dengan bayaran PNBP tersebut.Tetapi dengan
menjelaskan peraturan Kementerian Kesehatan yang ada dan dampak
yang ditimbulkan bila tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan pemilik
Rumah Makan bisa diajak kerjasama. Kegiatan ini tercapai 100%
selama tahun 2015.
o. Pengawasan / pelayanan kegawatdaruratan bandara/pelabuhan
Kegiatan pengawasan/pelayanan kegawatdaruratan di pelabuhan dan
bandara perlu direncanakan setiap tahunnya, dimana pelaksanaan
kegiatan ini menyesuaikan dengan kondisi kegawatdaruratan yang ada
pada saat itu seperti KLB penyakit, disaster ( kabut asap ) dan kondisi
kegawatdarauratan lainnya. Pada Tahun 2015 kedatangan imigran
illegal ke Pekanbaru sangat massif jumlahnya. Keadaan ini
dikondisikan sebagai suatu kegawatdaruratan karean merupakan
factor risiko untuk masuknya penyakit menular disebabkana imigran
tersebut berasal dari berbagai Negara dan belum diketahui kondisi
kesehatan nya masing-masing. Umumnya imigran berasal dari Irak,
Iran, Kuwait, Kazakstan, Pakistan, Usbeikistan, Somalia, Sudan.
Bekerjasama dengan Kantor Imigrasi Pekanbaru, KKP melakukan
pemeriksaan kesehatan Imigran yang baru masuk ke Pekanbaru dan
mengobati jika ada yang sakit. Tahun 2015 kabut asap di Riau juga
sudah ditetapkan sebagai keadaan gawatdarurat kabut asap dan KKP
sangat berperan aktif dalam bencana kabut asap tersebut seperti
membuka Posko asap. Kegiatan ini tercapai 100% pada tahun 2015

3. Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang dilakukan Pengawasan alat


angkut Sesuai Standar Kekarantinaan Kesehatan
Dalam kekarantinaan kesehatan diatur tentang alat angkut, orang dan
barang yang harus sesuai dengnan standar kekarantinaan internasional.
Dalam hal ini orang-orang yang melaksanakan tugas kekarantinaan dan
pelayanan kesehatan dalam rangka kekarantinaan harus memiliki
kompetensi teknik yang memadai, sehingga perlu diberikan pendidikan
dan pelatihan tentang kekarantinaan. Pencapaian Kinerja pelatihan
tupoksi di bidang kekarantinaan di tahun 2015 terealisasi 100%
Sejalan dengan persiapan dibukanya embarkasi Haji di Propinsi Riau,
KKP yang memiliki fungsi Kesehatan Matra termasuk penyelenggaraan
Kesehatan Haji akan memiliki tanggung jawab besar untuk ikut
mensukseskan keberhasilan Embarkasi Haji di Riau. Sebagai langkah
awal KKP Pekanbaru dalam rangka persiapan Embarkasi Riau, KKP
Pekanbaru melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan petugas
SISKOHAT di embarkasi Mataram dan magang petugas kekarantinaan
tentang pelaksanaan embarkasi di KKP Mataram. Pencapaian kinerja
Pendidikan Pelatihan Petugas SISKOHAT dan Petugas Kekarantinaan di
Embarkasi Mataram di tahun 2015 terealisasi 100%.
5. Indikator Ketiga : Jumlah Alat Angkut yang diperiksa sesuai dengan
standar kekarantinaan
Sasaran pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam menjalankan tugas di
pintu masuk negara adalah faktor risiko penularan penyakit karantina dan
PHEIC ( Public Health Emergency International Concern) atau penyakit
potensial wabah yang meliputi orang, barang dan alat angkut, vektor dan
lingkungan pelabuhan/bandara. Untuk pengawasan Alat angkut yang diperiksa
oleh petugas KKP harus sesuai dengan standar kekarantinaan yang meliputi
kelengkapan dokumen kesehatan kapal/pesawat dan tidak memiliki faktor
risiko kesehatan.
Tabel 8 : Perbandingan Target dan Realisasi Kegiatan Tahun 2014-2015
Target Capaian
Satuan Realisasi
No Kegiatan Kinerja Kinerja(%)
2014 2015 2014 2015 2014 2015
1 Dokumen PHQC Dokumen 8000 10000 12501 15856 156.3 158.6

a. Dokumen PHQC
Kapal yang masuk dari luar negeri bila telah memenuhi standar
kekarantinaan akan diberi Certificate of Pratique (COP), namun kapal dari
dalam negeri masuk bebas karantina. Adapun jika kapal dari luar negeri
maupun dalam negeri akan berlayar maka petugas KKP akan menerbitkan
Port Health Quarantine Clearance (PHQC). PHQC merupakan dokumen
izin kesehatan berlayar/terbang yang dikeluarkan oleh KKP sebelum
kapal/Pesawat tersebut mendapatkan clearance (ijin berlayar) dari
Syahbandar (untuk kapal) dan ijin terbang dari pihak AngkasaPura (untuk
pesawat). Penerbitan PHQC dilakukan sebelum kapal/pesawat berangkat
meninggalkan suatu pelabuhan/bandara, setelah dinyatakan bahwa baik
ABK, crew, penumpang kapal/pesawat, kondisi kapal/pesawat maupun
barang muatan dalam keadaan sehat dan bebas dari faktor risiko PHEIC
serta semua dokumen kesehatan lengkap.
Pencapaian Kinerja Dokumen PHQC tahun 2015 terealisasi 158.6 persen.
sedangkan ditahun 2014 capaian kinerja P Dokumen PHQC terealisasi
156.3 persen. Terdapat peningkatan capaian kinerja ditahun 2015 sebesar
1.5 persen.
b. Dokumen P3K
Dalam kegiatan kekarantinaan alat angkut mempunyai standar sesuai
dengan standar kekarantinaan internasional. Salah satunya adalah
pemeriksaaan kelengkapan kotak P3K Kapal dan akan diberikan dokumen
Sertifikat P3K kapal dan alat kesehatan kapal.
Pelaksanaan pemeriksaan kotak P3K Kapal sangat penting dilakukan untuk
memastikan kapal berlayar sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan.
Tabel 9 : Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Kegiatan Tahun 2014-2015
Target Capaian (%)
Realisasi
No Kegiatan Sat Kinerja
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Sertifikat P3K dan Alat Dokumen 50 250 384 861 768 344
1
Kesehatan Kapal

Pemeriksaan kotak P3K kapal dilakukan setiap kapal akan berlayar dan sertifikat nya
diperbarui setiap 6 bulan sekali. Untuk tahun 2015 dari yang ditargetkan sebanyak 50
dokumen terealisasi 384 dokumen ( 768 % ) dan Tahun 2015 dari target 250 dokumen
terealisasi 861 dokumen ( 344 % ).
c. Dokumen SSCC
Merupakan kegiatan pengawasan tindakan sanitasi kapal dalam rangka
penerbitan dokumen SSCC. Tindakan sanitasi tersebut antara lain fumigasi,
disinseksi, dan lain-lain.
Tabel 10 : Perkembangan pencapaian indikator dokumen SSCC tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Dokumen SSCC Dok 7 0 18 0
1

Berdasarkan tabel diatas realisasi tahun 2015 indikator dokumen SSCC


tidak mencapai maksimal (0%) sesuai dengan target awal tahun dan
persentasenya mengalami penurunan dari tahun 2014.Pada tahun 2015
kegiatan ini tidak terlaksana dikarenakan dari pemeriksaan sanitasi kapal
tidak ditemukan adanya vektor penyakit.
Adapun kendala yang masih dihadapi saat ini adalah belum semua SDM
memiliki keterampilan dalam kegiatan pemusnahan/pemberantasan vektor
seperti fumigasi, disinseksi, disinfeksi dan lain-lain.Oleh karena itu solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu memberikan
pelatihan/training kepada petugas tersebut.

d. Dokumen SSCEC
Merupakan pemeriksaan sanitasi kapal dalam rangka penerbitan dokumen
SSCEC. Penerbitan dokumen SSCEC dikeluarkan jika hasil pemeriksaan
sanitasi kapal kondisinya baik/bersih.
Tabel 11 : Perkembangan pencapaian indikator dokumen SSCEC tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Dokumen SSCEC Dok 1363 1726 1000 172,6
1

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 realisasi
dokumen SSCEC sebanyak 1726 dokumen (172,6%) melebihi target yang
ditentukandan persentasenya mengalami penurunan dari tahun 2014, tetapi
penetapan target untuk dokumen SSCEC pada tahun 2015 dinaikkan
menjadi 1000 dokumen dari 504 dokumen di tahun 2014. Walaupun terjadi
penurunan persentase tetapi realisasi antara tahun 2014 dan 2015 tetap
melebihi target yang telah ditetapkan di awal tahun..Hal ini disebabkan
dalam satu hari jumlah kapal yang diperiksa lebih dari satu kapal dan juga
jumlah kapal yang memiliki dokumen SSCEC sudah habis masa berlakunya,
sehingga banyak kapal datang ke pelabuhan wilayah kerja KKP Kelas II
Pekanbaru.
4. Indikator ke empat : Luas wilayah yang dilakukan pengamatan dan
pengendalian vektor terpadu
Dalam upaya menanggulangi suatu penyakit bersumber binatang, pola
operasional pengendaliannya harus dilandasi strategis yang tepat. Oleh
karena itu diperlukan upaya strategis untuk mengendalikan penularan
penyakit bersumber binatang.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam indikator luas wilayah yang
dilakukan pengamatan dan pengendalian vektor terpadu adalah :
a. Pengamatan vektor penyakit PES
Pengamatan vektor penyakit PES merupakan kegiatan yang dilakukan
dengan pemasangan perangkap tikus di wilayah buffer dan perimeter.
b. Pengamatan vektor penyakit DBD
Kegiatan yang dilakukan dengan pemeriksaan jentik Aedes Sp. di semua
container di dalam dan luar bangunan/gedung.
Kegiatan lainnya adalah melakukan pemberian abate (larvasida) terutama
untuk container yang ditemukan larva, kemudian untuk mengurangi
populasi nyamuk Aedes dewasa dilakukan penyemprotan dengan fogging
menggunakan insectisida.
c. Pengamatan vektor penyakit malaria
Kegiatan pengamatan vektor malaria dilakukan dengan survey vektor
nyamuk Anopheles Sp. pada malam hari baik di dalam maupun luar
rumah.Kemudian pengamatan jentik Anopheles dilaksanakan pada
keesokan harinya di lokasi genangan-genangan air di sekitar tempat survey
vektor nyamuk malam hari tersebut.
d. Pengamatan vektor penyakit diare
Kegiatan pengamatan vektor penyakit diare dilakukan dengan survey
kepadatan lalat dan kecoa.Jika tingkat kepadatan lalat dan kecoa tinggi
maka dilakukan upaya pengendalian dengan penyemprotan (spraying).
e. Konsultasi teknis pengendalian vektor
Kegiatan ini dilaksanakan untuk konsultasi perencanaan pengendalian
vektor yang diadakan di Bandung.
f. Pelatihan tenaga entomologi
Dilaksanakan di Direktorat Pengendalian Bersumber Binatang (P2B2)
Dirjend P2P Kementerian Kesehatan.
Tabel 12 : Perkembangan pencapaian indikator luas wilayah yang dilakukan
pengamatan dan pengendalian vektor terpadu tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
1 Luas wilayah yang 648 389 389 100
dilakukan pengamatan dan
pengendalian vektor
terpadu
a Pengamatan vektor Ha 84 84 84 100
penyakit Pes
b Pengamatan vektor Ha 228 186 186 100
penyakit DBD
c Pengamatan vektor Ha 180 28 28 100
penyakit Malaria
d Pengamatan vektor Ha 84 91 91
penyakit diare
100

Kegiatan pengamatan vektor dan binatang penganggu, dalam RAK 2015-2019


terdapat perubahan nama sasaran strategis yaitu meningkatnya pencegahan
dan penanggulangan penyakit tular vector dan zoonotic. Pada dasarnya
kegiatan yang dilakukan hampir sama.
Realisasi tahun 2015 indikator luas wilayah yang dilakukan pengamatan dan
pengendalian vektor terpadu telah mencapai maksimal (100%) sesuai dengan
target 2015 dan persentasenya mengalami peningkatan dari tahun 2014,
meskipun indikator dan satuan berbeda tetapi kegiatan yang dilaksanakan
sama.
Pada tahun 2014 beberapa indikator tidak mencapai 100 %, antara lain luas
wilayah bebas vektor DBD (96%) dan luas wilayah bebas vektor malaria
(90%). Penentuan target antara tahun 2014 dan 2015 berbeda karena dilandasi
oleh kajian real kegiatan di lapangan.Indikator kinerja Pengamatan vektor dan
binatang pengganggu tahun 2015 dapat terselesaikan dengan baik, sehingga
indikator ini tercapai/berhasil.
Adapun kendala yang dihadapi antara lain belum semua SDM memiliki
keterampilan dalam kegiatan pengendalian vektor khususnya dalam
mengidentifikasi spesies nyamuk, daerah jangkauan yang terlalu luas sehingga
menyulitkan petugas dalam menjangkau daerah tersebut, masih kurangnya
sarana dan prasarana alat pengendalian vektor, kurangnya koordinasi dengan
lintas sektoral dalam menangani permasalahan pengendalian vektor.

5. Indikator kelima : Jumlah wilayah yang melaksanakan kegiatan deteksi


dini PML pada kelompok berisiko
Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/kegagalan
pencapaian sasaran ini adalah Layanan HIV AIDS oleh KKP.Indikator ini
dibagi dalam beberapa kegiatan yang bertujuan untuk pengendalian penyakit
HIV AIDS. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan :
a. Advokasi, Sosialisasi dan KIE Program Pengendalian HIV/AIDS di wilker
KKP. Kegiatan ini dalam bentuk sosialisasi dan penyuluhan kepada
masyarakat pelabuhan, penyebaran leaflet. Kegiatan dilakukan di Wilker
Selat panjang dan Siak Sri Indrapura.
b. Pelaksanaan VCT bagi ABK dan masyarakat Pelabuhan
Untuk melakukan deteksi dini penyakit HIV AIDS dilakukan VCT (
Voluntary Conseling Test ).
c. Konsultasi tekhnis penyakit menular seksual ke pusat
Konsultasi tekhnis penyakit menular seksual ke pusat di perlukan untuk
mengetahui program-program yang ada di pusat dan bisa di buatkan di
daerah.
Tabel 13 : Perkembangan Pencapaian Kegiatan Tahun 2015

Realisasi
Target
Capaian
No Kegiatan Satuan Kinerja
2015
2014 2015 2015
Layanan HIV AIDS Wilker 3 2 3 66,67
1
Dari table diatas dapat terlihat realisasi kegiatan Layanan HIV AIDS pada
Tahun 2015 tercapai realisasinya 66.67%,
Hal ini dikarenakan pada tahun 2015 adanya peraturan dari pusat tentang
kegiatan Paket Meeting, bahwa untuk jumlah peserta < 50 orang tidak ada
paket meeting, sehingga kegiatan tersebut harus direvisi. Revisi anggaran
Tahun 2015 baru turun pada Bulan Agustus 2015, sementara itu ada
beberapa kegiatan sosialisasi lainnya yang juga baru turun revisinya
sehingga kegiatan Layanan HIV AIDS dalam bentuk Sosialisasi HIV AIDS
dan VCT HIV AIDS hanya bisa dilaksanakan di 2 wilker.

6. Indikator keenam : Jumlah wilayah yang melaksanakan kegiatan


posbindu penyakit tidak menular dan cidera
Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan/kegagalan pencapaian
sasaran ini adalah : Monitoring Faktor Risiko PTM melalui kegiatan Posbindu
PTM pada kelompok masyarakat khusus.
Untuk monitoring Faktor Risiko PTM ini dibagi lagi dalam beberapa kegiatan
yaitu :
1. Deteksi dini dan monitoring Faktor Risiko dan cedera di wilayah kerja
2. Evaluasi deteksi penyakit Degeneratif di Pelabuhan dan Bandara
3. Peralatan pengendalian PTM
Kegiatan yang dilakukan adalah Pemeriksaan Factor Risiko PTM dengan
Rapid Test, Evaluasi Deteksi Penyakit Degeneratif di Pelabuhan dan Bandara
dengan melakukan sosialisasi dan Pengadaan Peralatan Pengendalian PTM
untuk melengkapi peralatan yang belum ada atau jumlahnya kurang..
Pemeriksaan yang dilakukan adalah Pemeriksaan Cholesterol, Pemeriksaan
Gula Darah, Pemeriksaan Asam Urat selain itu juga dilakukan pemeriksaan
Tekanan Darah.
Tabel 14 : Perkembangan Pencapaian Kegiatan Tahun 2015

Realisasi
Target
Capaian
No Kegiatan Satuan Kinerja
2015
2014 2015 2015
Monitoring faktor Kelompok 4 3 3 100
1
risiko PTM melalui
kegiatan Posbindu
PTM pada kelompok
masyarakat khusus

Pada Tahun 2015 kegiatan ini tercapai 100% kegiatan yang dilakukan adalah
Deteksi dini penyakit tidak menular di Wilker Selat panjang. Wilker Tg.
Buton, Wilker Siak Sri Indrapura dan Wilker Bandara Sultan Syarif Kasim.
Permasalahan dalam melaksanakan kegiatan ini masih kurang lengkapnya nya
peralatan untuk deteksi dini Penyakit Tidak Menular seperti alat ukur IMT
(Index Massa Tubuh ), belum ada alat deteksi Fungsi Paru karena
sebagaimana diketahui Provinsi Riau adalah daerah bencana kabut asap setiap
tahunnya sehingga masyarakatnya berisiko terpapar zat racun ( CO2 ).

7. Indikator ketujuh : Jumlah wilayah yang memiliki peraturan KTR


Dalam rangka cegah tangkal penyakit maka perlu disepakati tentang Kawasan
Tanpa Rokok di Pelabuhan dan Bandara. Untuk indicator Jumlah wilayah
yang memiliki KTR kegiatan yang lakukan adalah Peningkatan jumlah
Peraturan KTR di kabupaten/Kota
Pada tahun 2014 sudah di laksanakan Sosialisasi Peraturan KTR di Wilker
Selat Panjang dan Siak Sri Indrapura. Dimana diharapkan pada daerah
Pelabuhan sudah bisa diterapkan Peraturan KTR.Penerapan Peraturan KTR ini
berhubungan erat dengan Peraturan Daerah yang juga mengatur tentang
Kawasan tanpa Rokok. Sehubungan belum adanya Peraturan Daerah yang
mengatur tentang KTR itu maka sampai akhir Tahun 2014 belum ada
terbentuk Kawasan tanpa Rokok baik di pelabuhan Selat Panjang maupun di
Pelabuhan Siak Sri Indrapura. Maka Pada Tahun 2015 diadakan kembali
Sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok di Wilker Selat Panjang
Tabel 15 : Perkembangan Pencapaian Kegiatan Tahun 2015

Realisasi
Target
Capaian
No Kegiatan Satuan Kinerja
2015
2014 2015 2015
Peningkatan jumlah Wilayah 2 1 1 50
1
peraturan KTR di
kabupaten/Kota

Untuk kegiatan Peningkatan jumlah peraturan KTR di Kabupaten/Kota pada


Tahun 2014 target tercapai 100% begitu juga pada tahun 2015 dari target 1
wilayah dan dilaksanakan di 1 wilayah.

8. Indikator kedelapan : Persentase pengawasan kualitas air minum


Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk pengawasan kualitas air minum
adalah sebagai berikut :
a. Pemetaan sarana dan distribusi air di pelabuhan dan bandara
Kegiatan ini bertujuan melakukan pemetaan sarana dan distribusi air bersih
di pelabuhan dan bandara, agar kegiatan pengawasan sarana dan distribusi
air di pelabuhan dan bandara lebih cepat dan efektif.Manfaat lainnya agar
dapat mensosialisasikan hasil pengawasan air bersih pada lintas sektor lebih
informatif.
b. Inspeksi sanitasi sarana air bersih
Merupakan kegiatan pengawasan / pemeriksaan sarana air bersih yang ada
di pelabuhan dan bandara seperti kran air, sumur bor, reservoir,
Penampungan Air Hujan (PAH) dan lain-lain.Tujuan dari pengawasan ini
adalah agar sarana air bersih tersebut memenuhi persyaratan kesehatan dan
terhindar dari pencemaran lingkungan sekitarnya.

c. Pengambilan dan pemeriksaan sampel


Kegiatan ini dilakukan dengan cara menentukan titik pengambilan sampel
kemudian dilakukan pengujian kualitas air yang terdiri dari pemeriksaan
fisik dan kimia terbatas.
d. Analisis sanitasi sarana dan kualitas air bersih di bandara dan pelabuhan
Tindak lanjut dilakukan berdasarkan analisis hasil informasi risiko
pencemaran sarana air bersih yaitu risiko tinggi (T) dan risiko sedang (S)
artinya sarana harus diperbaiki mengikuti ketentuan konstruksi dan
persyaratan lainnya.Sedangkan risiko rendah (R), artinya kondisi sarana
tersebut secara umum memenuhi persyaratan kesehatan.
Analisis kualitas air bersih adalah pengolahan data hasil pemeriksaan air
bersih. Tindak lanjutnya adalah berupa intervensi dan saran perbaikan
tergantung parameter yang melebihi ambang batas baku mutu.
Tabel 16 : Perkembangan Pencapaian Indikator Persentase Pengawasan Kualitas
Air Minum Tahun 2015
Realisasi Target Capaian
No Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 Kinerja 2015 thd
2015 Target
Persentase Pengawasan 100 100
1
Kualitas Air Minum
a Pemetaan sarana dan 100 100
distribusi air di
pelabuhan dan
bandara
b Inspeksi sanitasi % 100 100
sarana air bersih 100 125
c Pengambilan dan 100 100
pemeriksaan sampel
d Analisis sanitasi 100 200
sarana dan kualitas air
bersih di bandara dan
pelabuhan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan RAK 2015-2019 target
indikator persentase pengawasan kualitas air minum adalah 100 %, telah
dilaksanakan atau terlaksana 125 % melebihi target dan mengalami kenaikan
25 % dari tahun 2014 sebesar 100 %. Indikator ini menggunakan dana
sebesar Rp. 63.622.000,- dari anggaran Rp.64.000.000,-. Adapun kegiatan
yang ditambah yaitu analisis sanitasi sarana dan kualitas air bersih di bandara
dan pelabuhan dilakukan dari perencanaan awal dilakukan 1 kali menjadi 2
kali. Indikator kinerja persentase pengawasan kualitas air minum tahun 2015
dapat terselesaikan dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
Keberhasilan atas kelebihan pencapaian target ini dikarenakan masih
tersedianya anggaran dan waktu serta didukung oleh SDM yang kompeten,
sehingga indikator untuk pengawasan kualitas udara semakin meningkat.
Adapun kendala yang masih dihadapi saat ini adalah masih kurangnya
peralatan seperti alat mikrobiologi dan kimia terbatas.

9. Indikator kesembilan : Persentase tempat-tempat umum yang


memenuhi syarat kesehatan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan Pasal 8 ayat 2 menginstruksikan bahwa media lingkungan yang
ditetapkan standard baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan salah satunya yaitu tempat-tempat umum.
Dalam rangka upaya untuk memelihara dan meningkatkan kualitas
lingkungan tersebut perlu dilakukan upaya pengawasan terhadap tempat-
tempat umum seperti terminal, perkantoran dan lain-lain. Pengawasan
tersebut dilakukan secara terus menerus untuk mengantisipasi faktor
lingkungan yang dapat menjadi sumber penyebaran berbagai penyakit serta
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan tempat-tempat
umum.
Kegiatan yang mendukung capaian target indikator tersebut sebagai berikut :
a. Inspeksi sanitasi TTU di bandara dan pelabuhan
Kegiatan ini adalah pengawasan dan pemeriksaan sanitasi TTU di
pelabuhan dan bandara dengan menggunakan formulir pemeriksaan
sanitasi TTU.
b. Rapat standarisasi pencapaian kinerja penyehatan sanitasi TTU
Kegiatan ini adalah menganalisa / mendiskusikan hasil capaian
pengawasan TTU dan tindak lanjut.
c. Monev pelaksanaan sanitasi TTU ke wilker Siak, Tanjung Buton, dan
Selat Panjang, dari perencanaan awal dilakukan 1 kali menjadi 2 kali
Kegiatan ini adalah untuk memonitoring dan evaluasi kegiatan
pengawasan TTU di luar kota kemudian memberikan solusi terhadap
permasalahan yang ada di lapangan.
d. Sosialisasi sanitasi pesawat
Merupakan kegiatan yang mensosialisasikan salah satu kegiatan yang
belum terlaksana dengan baik. Sosialisasi ini diikuti oleh semua lintas
sector yang berhubungan dengan sanitasi pesawat. Diharapkan dengan
adanya sosialisasi ini kegiatan sanitasi pesawat dapat terlaksana untuk
masa yang akan datang.
e. Pengawasan pengelolaan sampah padat
Kegiatan ini adalah pengawasan terhadap pengelolaan sampah padat di
pelabuhan dan bandara dan memantau tempat pengumpul sampah (TPS).
f. Bimtek pengelolaan sampah padat di wilker
Kegiatan ini adalah memberikan bimbingan kepada petugas pengelola
kebersihan di pelabuhan.
g. Sosialisasi pengelolaan sampah padat di terminal dan TPM di kawasan
pelabuhan dan bandara.
Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas yang berhubungan dalam pengelolaan sampah padat
di bandara.
h. Tenaga terlatih di bidang TTU
Tabel 17 : Perkembangan Pencapaian Indikator Persentase Tempat – Tempat
Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 Kinerja 2015 thd
2015 Target
Persentase Tempat – % 100 88,25 100
Tempat Umum Yang
Memenuhi Syarat
1 88,25
Kesehatan
a. Inspeksi sanitasi TTU % 100 100 100
di bandara dan
pelabuhan
b. Rapat standarisasi % 100 100 100
pencapaian kinerja
penyehatan sanitasi
TTU
c. Monev pelaksanaan % 100 200 100
sanitasi TTU ke
wilker Siak, Tanjung
Buton, dan Selat
Panjang
d. Sosialisasi sanitasi % - 100 100
pesawat
e. Pengawasan % - 100 100
pengelolaan sampah
padat
f. Bimtek pengelolaan % - 100 100
sampah padat di
wilker
g. Sosialisasi % - 100 100
pengelolaan sampah
padat di terminal dan
TPM di kawasan
pelabuhan dan
bandara.
h. Tenaga terlatih di Orang - 8 5
bidang TTU

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi indikator Persentase Tempat –
Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan tahun 2015 sebesar
88,25 % yang mengalami penurunan 11,75 % dari tahun 2014 sebesar 100 %.
Realisasi indikator ini tidak memenuhi target dari penentuan target awal 2015
dikarenakan terjadinya kekeliruan dalam mengentry data RKAKL untuk
jumlah tenaga terlatih sebanyak 8 orang, sedangkan anggaran yang ditetapkan
digunakan hanya untuk 4 orang. Indikator ini menggunakan dana sebesar Rp.
95.261.169,- dari anggaran Rp. 107.400.000,-. Indikator kinerja Persentase
Tempat – Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan tahun 2015
dikategorikan tidak tercapai dengan baik, sehingga indikator ini tidak
tercapai/tidak berhasil. Adapun kendala yang masih dihadapi adalah
kurangnya informasi mengenai jenis pelatihan bidang penyehatan lingkungan
terkini.
10. Indikator kesepuluh : Persentase Tempat Pengelolaan Makanan yang
Memenuhi Syarat Kesehatan
Kegiatan Persentase Tempat Pengelolaan Makanan yang Memenuhi Syarat
Kesehatan adalah sebagai berikut :
a Pengawasan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran di pelabuhan dan
bandara.
Kegiatan ini adalah pengawasan dan pemeriksaan hygiene TPM di
pelabuhan dan bandara, pengambilan / pemeriksaan sampel makanan
secara organoleptik dan kimia terbatas.
b Pengawasan sanitasi jasa boga dan tempat pengolahan makanan di BSSK
II Pekanbaru
Kegiatan ini dilaksanakan terhadap perusahaan catering pesawat dan
tempat pengolahan makanan (dapur) yang terletak di luar area bandara.
c Pembinaan tempat pengolahan makanan di 3 wilayah kerja yaitu Siak,
Tanjung Buton, dan Selat Panjang
d Kegiatan pembinaan TPM adalah dengan melakukan kunjungan /
pemeriksaan ke TPM yang ada di wilker luar kota, kemudian memberikan
rekomendasi kepada pemilik TPM.
e Pengawasan dan identifikasi bahan berbahaya pada makanan di 3 wilayah
kerja yaitu Siak, Tanjung Buton, dan Selat Panjang
Kegiatan ini adalah pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan (on
the site) di wilker luar kota. Parameter yang diperiksa antara lain
formalin, boraks, cianida, arsen.
f Rapat evaluasi TPM
Kegiatan rapat evaluasi TPM adalah untuk menganalisa hasil pemeriksaan
TPM dan tindak lanjut pengawasan.
Tabel 18 : Perkembangan Pencapaian Indikator Persentase Tempat Pengelolaan
Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 Kinerja 2015 thd
2015 Target
Persentase Tempat % 100 100 100 100
1
Pengelolaan Makanan
yang Memenuhi Syarat
Kesehatan
a Pengawasan hygiene 100 100
sanitasi rumah makan
dan restoran di
pelabuhan dan bandara.
b Pengawasan sanitasi 100 100
jasa boga dan tempat
pengolahan makanan di
BSSK II Pekanbaru
c Pembinaan tempat 100 100
pengolahan makanan di
3 wilayah kerja yaitu
Siak, Tanjung Buton,
dan Selat Panjang
d Pengawasan dan 100 100
identifikasi bahan
berbahaya pada
makanan di 3 wilayah
kerja yaitu Siak,
Tanjung Buton, dan
Selat Panjang
e Rapat evaluasi TPM 100 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian indikator ini diukur dari
persentase kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan selama 1 tahun
anggaran. Realisasi tahun 2015 persentase tempat pengelolaan makanan yang
memenuhi syarat kesehatan ini adalah sebesar 100%. Dengan demikian target
akhir periode indikator ini telah tercapai. Realisasi indikator tahun 2015
sebesar 100 % tidak mengalami penurunan/kenaikan dari tahun 2014 sebesar
100 %. Indikator ini menggunakan dana sebesar Rp.77.592.250,- dari
anggaranRp. 82.468.000,-. Indikator kinerja Persentase Tempat Pengelolaan
Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan tahun 2015 dapat terselesaikan
dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.

12. Indikator Kesebelas : Layanan Dukungan Managemen dan Pelaksanaan


Tugas Teknis Lainnya
Indikator ini merupakan salah satu indikator yang mendukung terhadap
pelaksanaan tugas teknis yang dikelola oleh 3 seksi yang ada di KKP Kelas II
Pekanbaru. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis ini
menyangkut kesejahteraan pegawai berupa gaji, tunjangan, kebutuhan
operasional serta penyediaan layanan pendukung lainnya.
Ada beberapa kegiatan/output yang digunakan sebagai tolok ukur
menghitung keberhasilan pencapaian indikator ini. Kegiatan yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan/ kegagalan pencapaian indikator ini adalah
beberapa kegiatan dibawah :
1. Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Kegiatan yang mendukung output ini adalah berupa pertemuan
perencanaan di KKP, mengikuti penyusunan perencanaan di pusat,
pertemuan kepala KKP dan konsultasi Subag/Seksi. Kegiatan ini berupa
perjalanan dinas dalam rangka tersusunnya dokumen perencanaan dan
anggaran tahun berikutnya. Kegiatan ini sangat diperlukan untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan petugas dan juga untuk
mendapatkan informasi-informasi yang terupdate mengenai rambu-rambu
penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran. Target yang ingin
dicapai ditahun 2015 adalah sebanyak 3 dokumen yaitu berupa :

Tabel 19 : Jenis dokumen perencanaan yang telah diselesaikan tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %


1 Dokumen Perencanaan 1 dok 1 dok 100%
Tahun 2016
2 Penyusunan RKAKL 2016 1 dok 1 dok 100%
3 Terbitnya DIPA Petikan 1 dok 1 dok 100%
2016
Jumlah 3 dok 3 dok 100%

Secara umum kendala yang dihadapi di tahun 2015 tidak terlalu berarti
hanya saja akibat adanya pemotongan anggaran perjalanan dinas
berpengaruh terhadap terbatasnya SDM yang bisa diikutsertakan dalam
kegiatan ini. Adapun perkembangan pencapaian target kegiatan tahun ini
dibandingkan tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :

Tabel 20 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan 2014 2015 2015 2015
Dokumen Perencanaan Persen 100 100 100 100
1
dan Anggaran

Dari tabel diatas terlihat bahwa output Dokumen Perencanaan dan


Anggaran tersebut dapat terselesaikan dengan baik, sehingga kegiatan ini
tercapai/berhasil.
2. Dokumen Evaluasi dan Pelaporan
Kegiatan yang mendukung indikator layanan dukungan managemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya ini adalah berupa kegiatan Penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014, Penyusunan Laporan Tahunan
Tahun 2014 dan Evaluasi Kegiatan. Evaluasi kegiatan diperlukan guna
mengetahui sejauhmana capaian yang telah diperoleh dan menemukan
solusi jika ada permasalahan/kendala. Tidak ada kendala yang dihadapi
dalam proses pencapaian target kegiatan ini. Koordinasi dan arahan
pimpinan dalam pembentukan TIM/Panitia Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja dan Penyusunan Laporan Tahunan merupakan
faktor pendukung keberhasilan pencapaian target kegiatan ini. Target yang
ingin dicapai ditahun 2015 adalah sebanyak 3 dokumen yaitu berupa :

Tabel 21 : Jenis Evaluasi dan Pelaporan yang telah diselesaikan tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %


1 Evaluasi Kegiatan 2 dok 2 dok 100%

2 Laporan Tahunan KKP 1 dok 1 dok 100%


Kelas II Pekanbaru th 2014
3 Laporan Akuntabilitas 1 dok 1 dok 100%
Kinerja Tahun 2014
Jumlah 4 dok 4 dok 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari target 4 dokumen yang
dihasilkan dari output ini, dapat terpenuhi seluruhnya yaitu sebanyak 4
dokumen, sehingga terealisasi sebesar 100 %. Berikut perbandingan
capaian output tahun ini dan tahun sebelumnya :
Tabel 22 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan 2014 2015 2015 2015
Dokumen Evaluasi dan Persen 50 100 100 100
1
Pelaporan

Dari tabel diatas terlihat bahwa dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya
terealisasi 50 %, output Dokumen Evaluasi dan Pelaporan tahun 2015 dapat
terselesaikan dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
3. Laporan Keuangan
Keberhasilan pencapaian output ini adalah adalah terselesaikannya laporan
keuangan KKP Kelas II Pekanbaru baik yang bulanan maupun semesteran.
Kegiatan yang mendukung tercapainya output ini adalah berupa kegiatan
rekonsiliasi laporan keuangan satker, rekonsiliasi laporan keuangan wilayah
dan konsultasi keuangan di pusat yang tujuannya adalah terselesaikannya
laporan keuangan bulanan dan semesteran dan dapat meningkatkan
kemampuan petugas dalam menyelesaikan laporan keuangan. Selain
mengelola laporan keuangan satker, KKP Kelas II Pekanbaru juga mengelola
dan menjadi koordinator laporaan keuangan wilayah yang antara lain
mengkoordinir KKP Kelas III Dumai dan KKP Kelas III Tembilahan. Secara
umum kendala tidak terlalu berarti hanya saja akibat adanya
efisiensi/pemotongan anggaran perjalanan dinas, rencana penambahan jumlah
pegawai yang mahir menyelesaikan laporan keuangan ini menjadi terkendala
anggaran yang terbatas.
Tabel 23 : Jenis laporan keuangan yang dapat diselesaikan pada tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %


1 Laporan Keuangan 12 dok 12 dok 100%
/Realisasi Anggaran
2 Dokumen CALK 2 dok 2 dok 100%
Jumlah 14 dok 14 dok 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Laporan keuangan yang diselesaikan
beserta kelengkapannya pada tahun 2015 ini adalah sebanyak 14 dokumen
atau terealisasi sebesar 100% dari target yang telah ditetapkan sebanyak 14
dokumen. Adapun perbandingan capaian indikator tahun ini dan tahun
sebelumnya adalah :

Tabel 24 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan 2014 2015 2015 2015
Laporan Keuangan Persen 100 100 100 100
1

Dari tabel diatas terlihat bahwa sama seperti tahun lalu dapat terealisasi 100
%, output laporan keuangan tahun 2015 dapat terselesaikan dengan baik,
sehingga indikator ini tercapai/berhasil.

4. Target dan Pagu PNBP


Keberhasilan capaian kegiatan/output target dan pagu PNBP dihitung dari
jumlah dokumen yang dihasilkan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk
menunjang tercapainya indikator kegiatan tersebut dipresentasikan berupa :
pembayaran honor pengelola PNBP setiap bulannya, bimbingan teknis ke
wilayah kerja dan konsultasi ke pusat. Dari 4 dokumen yang ditargetkan
terealisasi ditahun 2015 dapat terselesaikan seluruhnya. Adapaun capaian
indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 25 : Jenis laporan dan pagu PNBP yang dapat diselesaikan pada tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %


1 Penyusunan target PNBP 1 dok 1 dok 100%
2 Penyusunan Proposal PNBP 1 dok 1 dok 100%
3 Rekap Lap Bulanan 1 dok 1 dok 100%
4 Laporan Penggunaan 1 dok 1 dok 100%
Jumlah 4 dok 4 dok 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian
output target dan pagu PNBP ini adalah bahwa pengusulan target dan pagu
PNBP belum optimalnya koordinasi pada setiap seksi di KKP Kelas II
Pekanbaru sehingga pengusulan perencanaan kegiatan belum berjalan
maksimal. Sebagaimana diketahui setiap awal tahun selalu lebih dahulu
penyusunan proposal PNBP dan Rencana Penarikan Dananya sementara setiap
seksi/subag belum selesai menyusun perencanaan kegiatannya. Sehingga
kadang timbul perbedaaan antara usulan RPD awal dengan hasil final
penyusunan RKAKL. Adapun perbandingan capaian kegiatan tahun ini dan
tahun sebelumnya adalah :
Tabel 26 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan 2014 2015 2015 2015
Target dan Pagu PNBP Persen 100 100 100 100
1

Dari tabel diatas terlihat bahwa sama seperti tahun lalu dapat terealisasi 100
%, kegiatan target dan pagu PNBP tahun 2015 dapat terselesaikan dengan
baik, sehingga kegiatan ini tercapai/berhasil.
5. Laporan Aset Negara/BMN
Output kelima dari pencapaian indikator ini adalah terselesaikannya laporan
aset negara/BMN. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya
indikator ini adalah berupa : konsultasi pengelolaan BMN, konsolidasi
data/opname fisik barang ke wilayah kerja, koordinasi penghapusan BMN di
lingkungan satker serta pelatihan sertifikasi barang/jasa untuk meningkatkan
pengetahuan petugas seputar pengadaan dan pengelolaan BMN. Rincian
laporan yang diselesaikan adalah :

Tabel 27 : Jenis Laporan BMN yang telah diselesaikan tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %


1 Penyusunan Laporan Semester 2 dok 2 dok 100
%
Jumlah 2 dok 2 dok 100
%

Dari tabel diatas terlihat bahwa Laporan BMN pada tahun 2015 dapat
diselesaikan dan lengkap dengan data dukungnya sebanyak 2 dokumen atau
100% dari target yang telah ditetapkan. Adapun perbandingan capaian
indikator tahun ini dan tahun sebelumnya adalah :
Tabel 28 : Perkembangan Pencapaian Kegiatan Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan 2014 2015 2015 2015
Laporan Aset Persen 100 100 100 100
1
Negara/BMN

Secara umum tidak ada kendala yang berarti dalam pencapaian target output
ini hanya belum optimalnya koordinasi antara panitia/pejabat pengadaan
dengan petugas BMN dan perlunya penambahan tenaga pengelola BMN yang
terampil untuk mengelola aplikasi pengelolaan BMN.

Dari tabel diatas terlihat bahwa sama seperti tahun lalu dapat terealisasi 100
%, laporan aset Negara/BMN tahun 2015 dapat terselesaikan dengan baik,
sehingga output ini tercapai/berhasil.
6. Layanan Administrasi Kepegawaian
Kegiatan yang mendukung tercapainya output ini adalah berupa perjalanan
dinas untuk pemutakhiran data SIMKA, Diklat pra jabatan, update JFT/JFU
serta konsultasi kepegawaian ke pusat.
Secara umum kendala tidak terlalu berarti hanya saja akibat adanya
efisiensi/pemotongan anggaran perjalanan dinas dan adanya biaya untuk
perjalanan dinas dalam rangka pra jabatan CPNS yang mulai tahun 2015
dibebankan kepada satker ( tahun sebelumnya anggaran untuk diklat pra
jabatan CPNS selalu ditanggung pusat ), hal ini menyebabkan semakin
berkurangnya anggaran untuk meningkatkan keterampilan petugas dalam
pengelolaan aplikasi kepegawaian. Adapun jenis laporan keluaran dari output
ini adalah :

Tabel 29 : Jenis laporan administrasi kepegawaian yang dapat diselesaikan pada


tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %


1 SKP 1 dok 1 dok 100%
2 Data SIMKA 1 dok 1 dok 100%
3 Berkas KP 2 dok 2 dok 100%
Jumlah 4 dok 4 dok 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa output Laporan Aministrasi Kepegawaian


pada tahun 2015 dapat diselesaikan dan lengkap dengan data dukungnya
sebanyak 4 dokumen atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Adapun
perbandingan capaian output tahun ini dan tahun sebelumnya adalah :
Tabel 30 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan 2014 2015 2015 2015
Laporan Administrasi Persen 100 100 100 100
1
Kepegawaian
Dari tabel diatas terlihat bahwa sama seperti tahun lalu dapat terealisasi 100
%, kegiatan laporan administrasi kepegawaian tahun 2015 dapat terselesaikan
dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.

7. Kegiatan Kehumasan, Protokol dan Pemberitaan


Pada awalnya kegiatan untuk mencapai output kegiatan kehumasan , protokol
dan pemberitaan ini adalah berupa penerbitan bulletin, tetapi akibat masih
kurangnya SDM yang terampil dibidang ini, mengakibatkan tidak bisa
dilaksanakan . Untuk itu Kepala KKP Kelas II Pekanbaru merevisi anggaran
ini untuk kegiatan yang bentuknya lain yaitu berupa penerbitan kegiatan KKP
Kelas II Pekanbaru melalui media lokal. Sehingga indikator kegiatan
kehumasan protokol dan pemberitaan ini tetap dapat terealisasi dengan baik
sebanyak 4 dokumen. Adapun jenis laporan keluaran dari indikator ini adalah:

Tabel 31 : Jenis kegiatan kehumasan protokol dan pemberitaan yang dapat


diselesaikan pada tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %

1 Dokumentasi media 4 dok 4dok 100%


lokal
Jumlah 4 dok 4 dok 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa kegiatan kehumasan protokol dan pemberitaan
pada tahun 2015 dapat diselesaikan dan lengkap dengan data dukungnya
sebanyak 4 dokumen atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Kegiatan ini
tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu sebab tidak terdapat kegiatan
serupa sehingga dapat dikategorikan dapat terselesaikan dengan baik,
sehingga indikator ini tercapai/berhasil.

8. Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk
menunjang terealisasinya indikator-indikator yang lain. Pada output ini
mengakomodir untuk belanja gaji dan operasional sehari-hari perkantoran.
Tidak ada kendala yang berarti dalam merealisasikan inidkator ini. Dari target
yang ditetapkan sebesar 100 % dapat terealisasi seluruhnya. Adapun jenis
keluaran dari kegiatan ini adalah :

Tabel 32 : Jenis layanan perkantoran yang dapat diselesaikan pada tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %

1 Pembayaran gaji/tunj 12 bln 12 bln 100%


dan oprasional
perkantoran

Jumlah 12 bln 12 bln 100%

Adapun perbandingan capaian tahun ini dan tahun sebelumnya adalah :


Tabel 33: Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Layanan Perkantoran Persen 100 100 100 100
1

Dari tabel diatas terlihat bahwa output-output pada indikator ini pada tahun
2015 dapat diselesaikan dengan baik selama 12 bulan layanan atau terealisasi
100% dari target yang telah ditetapkan. sehingga dapat dikategorikan dapat
terselesaikan dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
Dari delapan kegiatan pada indikator ini secara umum dapat dikatakan
berhasil dan terealisasi sebanyak 12 layanan atau 100 %.

13. Indikator Kedua Belas : Jumlah sarana dan prasarana untuk memenuhi
standar
Indikator ini merupakan salah satu indikator yang mendukung terhadap
pelaksanaan tugas teknis yang dikelola oleh 3 seksi yang ada di KKP Kelas II
Pekanbaru yang menyangkut ketersediaan sarana dan prasarana kantor.
Kegiatan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/ kegagalan
pencapaian indikator ini adalah kegiatan dibawah :
1. Alat Kesehatan
Keluaran dari indikator ini adalah tersedianya peratalan kesehatan seksi
UKLW dan peralatan pengendalian resiko lingkungan. Semula output
yang ditargetkan adalah sebanyak 16 unit. Kenyataannya setelah adanya
pemotongan anggaran untuk perjalanan dinas, KKP Kelas II Pekanbaru
mendapatkan penambahan anggaran untuk pembelian 30 unit peralatan
kesehatan terbatas. Sehingga target indikator ini menjadi 46 unit. Adapun
realisasi indikator alat kesehatan ini adalah :
Tabel 34 : Realisasi Indikator Pengadaan Alat Kesehatan tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %

1 Pengadaan Alat 46 unit 19 unit 40 %


Kesehatan
Jumlah 46 unit 19 unit 40 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa realisasi indikator pengadaan alat


kesehatan ini hanya sebesar 40 %, hal ini disebabkan penambahan
anggaran untuk indikator ini melalui proses revisi DIPA refocusing yang
ternyata begitu turun DIPAnya anggarannya terblokir dan sampai dengan
akhir tahuun 2015 blokir tersebut tidak bisa terselesaikan.
Adapun perbandingan capaian indikator tahun ini dan tahun sebelumnya
adalah :
Tabel 35 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Alat Kesehatan Persen 111 40 100 40
1
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang terealisasi lebih dari 100 %,
indikator ini bisa dikategorikan belum berhasil akibat terkendala anggaran
yang diblokir.
2. Kendaraan Bermotor
Keluaran indikator ini adalah tersedianya kendaraan roda 4 sebanyak 1
unit. Kendaraan ini digunakan sebagai kendaraan operasional Seksi
Pengendalian Resiko Lingkungan/Vector Control Mobile. Indikator ini
dapat terealisasi dengan baik. Tidak ada kendala yang dihadapi dalam
merealisasikan indikator ini. Adapun jenis keluaran dari indikator ini
adalah :

Tabel 36 : Jenis Kendaraan Bermotor yang dapat diselesaikan pada tahun 2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %

1 Pengadaan kendaraan 1 unit 1 unit 100%


roda 4

Jumlah 1 unit 1 unit 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa indikator indikator kendaraan bermotor ini
pada tahun 2015 dapat direalisasikan dengan baik sebanyak 1 unit atau
100% dari target yang telah ditetapkan. Kegiatan ini tidak bisa
dibandingkan dengan tahun lalu sebab tidak terdapat kegiatan serupa
sehingga dapat dikategorikan dapat terselesaikan dengan baik, sehingga
indikator ini tercapai/berhasil.
3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Keluaran dari indikator ini adalah tersedianya peratalan dan fasilitas
perkantoran berupa pengadaan fasilitas penunjang kantor induk dan
pengadan meubelair. Semula output yang ditargetkan adalah sebanyak 7
unit. Kenyataannya setelah adanya pemotongan anggaran untuk perjalanan
dinas, KKP Kelas II Pekanbaru mendapatkan penambahan anggaran untuk
pembelian 4 unit meubelair. Sehingga target indikator ini menjadi 11 unit.
Adapun realisasi indikator peralan dan fasilitas perkantoran ini adalah :
Tabel 37 : Realisasi Indikator peralatan dan fasilitas perkantoran tahun
2015

No Uraian Kegiatan Target Capaian %

1 Pengadaan fasilitas 11 unit 7 unit 64 %


penunjang kantor
induk
Jumlah 11 unit 7 unit 64 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa realisasi indikator pengadaan alat


kesehatan ini hanya sebesar 63 %, hal ini disebabkan penambahan
anggaran untuk indikator ini melalui proses revisi DIPA refocusing yang
ternyata begitu turun DIPAnya anggarannya terblokir dan sampai dengan
akhir tahun 2015 blokir tersebut tidak bisa terselesaikan. Adapun
perbandingan capaian indikator tahun ini dan tahun sebelumnya adalah :
Tabel 38 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015

Realisasi Target Capaian


No Kegiatan Satuan 2014 2015 2015 2015
Peralatan dan fasilitas Persen 100 64 100 64
1
perkantoran

Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang terealisasi lebih dari 100 %,
indikator ini bisa dikategorikan belum berhasil akibat terkendala anggaran
yang diblokir.

A. REALISASI ANGGARAN
Pada awal tahun 2015 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru
mendapatkan alokasi dana sebesar Rp.9.169.522.000,-. Anggaran tersebut
menurun jumlahnya jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2014 yaitu
sebesar Rp. 10.205.420.000,-. Tetapi kemudian akibat adanya pemotongan
anggaran untuk perjalanan dinas pagu anggaran KKP Kelas II Pekanbaru
turun menjadi Rp. 8.709.929.000,-.
Realisasi Anggaran Belanja keseluruhan KKP Kelas II Pekanbaru pada tahun
anggaran 2015 adalah sebesar Rp. 7.750.321.789,- atau mencapai 89.09% dari
anggaran anggaran setelah revisi yang sebesar Rp. 8.709.929.000,-.
Grafik B : Pagu dan Realisasi Anggaran DIPA KKP Kelas II Pekanbaru Tahun
2015

GRAFIK PAGU DAN REALISASI ANGGARAN DIPA KANTOR


KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PEKANBARU THN 2015

9,000,000,000

8,500,000,000

8,000,000,000

7,500,000,000

7,000,000,000
pagu realisasi
Series1 8,709,929,000 7,750,321,789

Tabel 39 : Pagu dan Realisasi Anggaran KKP Kelas II Pekanbaru berdasarkan


Mata Anggaran Tahun 2015

No Jenis MAK Anggaran Realisasi % Realisasi


1 51 Rp. 3.835.734.000,- Rp ..3.698.912.470,- 96,43
2 52 Rp. 4.060.806.000,- Rp. 3.442.077.819,- 84,76
3 53 Rp. 813.389.000,- Rp. 609.331.500,- 76,58
Grafik C : Pagu dan Realisasi Anggaran KKP Kelas II Pekanbaru berdsasarkan
Mata Anggaran Tahun 2015

GRAFIK REALISASI ANGGARAN KANTOR KESEHATAN


PELABUHAN PEKANBARU BERDASARKAN MAK TH 2015

5,000,000,000

4,000,000,000

3,000,000,000

2,000,000,000

1,000,000,000

-
B. Pegawai B. Barang B. Modal
Pagu 3,835,734,000 4,720,399,000 613,389,000
Realisasi 3,698,912,470 3,442,077,819 609,331,500

Anggaran dan realisasi dana DIPA KKP Kelas II Pekanbaru dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan untuk pencapaian Indikator kinerja sebagaimana di atas
dapat digolongkan berdasarkan kegiatan dan indikator sebagai berikut:
Tabel 40 : Realisasi Anggaran KKP Kelas II Pekanbaru Berdasarkan Kegiatan
Tahun 2015
No Kegiatan Anggaran Realisasi % Realisasi
Pembinaan Surveilans,
1 Imunisasi, Karantina dan Rp. 1.237.530.000 Rp.984.830.824,- 79
Kesehatan Matra
Pengendalian Penyakit
2 Rp. 247.540.000,- Rp. 224.280.406,- 90,6
Bersumber Binatang
Pengendalian Penyakit
3 Rp. 111.896.000,- Rp. 85.695.200,- 76,58
Menular Langsung
4 Pengendalian Penyakit Tidak Rp. 101.140.000,- Rp. 76.840.700 75,97
Menular
5 Penyehatan Lingkungan Rp. 253.868.000,- Rp. 236.472.919,- 93,14
Dukungan Manajemen dan
6 Pelaksanaan Tugas Teknis Rp. 6.757.955.000,- Rp. 6.142.201.740,- 90,88
Lainnya pada Program P2PL

Tabel 41 : Realisasi Anggaran KKP Kls II Pekanbaru Berdasarkan Output Th


2015
No Indikator Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi
Investigasi dan 33.735.000 0 0
1
penanggulangan KLB
Certificate of Pratique 171.720.000 169.001.925 98.42
2
3 Dokumen SSCC 5.900.000 0 0

4 Dokumen SSCEC 130.600.000 130.600.000 100


Dokumen ICV 21.280.000 17.791.000 83,6
5
Sertifikat P3K dan Alat 31.280.000 16.500.000 53
6
Kesehatan Kapal
Lokasi yang melaksanakan 633.495.000 502.350.099 79,29
7
pengendalian faktor risiko
pada kondisi matra
Pelabuhan/Bandar
8
udara/PLBDN yang dilakukan 209.520.000 149214200 71,78
pengawasan alat angkut
sesuai standar kekarantinaan
Luas Wilayah yang dilakukan 247.540.000 220.672.606 89
9
pengamatan dan pengendalian
vektor terpadu
Layanan HIV AIDS 111.896.000 85.695.200 66.67
10
Monitoring Faktor Risiko
11
PTM melalui kegiatan 69.310.000 45.497.700 66
Posbindu PTM pada
kelompok masyarakat khusus
Peningkatan jumlah peraturan
12
KTR di kabupaten/Kota 31.830.000 31.343.000 100
Persentase pengawasan 64.000.000 63.622.000 99
13
kualitas air minum
14 Persentase tempat 82.468.000 77.592.250 94
pengelolaan makanan yang
memenuhi syarat kesehatan
Persentase tempat-tempat
15 umum yang memenuhi syarat 107.400.000 95.261.169 88
kesehatan
16 Dokumen Perencanaan dan 171.814.000 164.788.276 95
Anggaran

17 Dokumen Evaluasi dan 29.900.000 25.732.900 86,06


Pelaporan
18 Laporan Keuangan 55.433.000 53.854.700 97,15

19 Target dan Pagu PNBP 144.530.000 130.246.942 90,12

20 Laporan Aset Negara 92.890.000,- 80.682.460 86,86

20 Layanan Administrasi 73.388.000,- 66.466.190 94,61


Kepegawaian

22 Kegiatan Kehumasan, 13.920.000 7.700.000 55,32


Protokol dan Pemberitaan
23 Alat Kesehatan 363.064.000 189.048.954 52,07

24 Layanan Perkantoran 5.311.746.000 4.975.449.818 93,73

25 386.070.000 385.831.500 99,94


Kendaraan Bermotor

26 Peralatan dan Fasilitas 115.200.000 62.400.000 54,16


Perkantoran

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru juga merupakan salah satu satker
penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak ke kas negara., dimana target
penerimaan dana bersumber PNBP tahun 2015 adalah sebesar Rp. 3.662.090.000,-
dan dapat terealisasi sebesar Rp. 4.009.120.000,- atau dapat terealisasi sebesar
110 %.
Grafik D : Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak KKP Kelas II
Pekanbaru Tahun 2015

GRAFIK TARGET DAN REALISASI PNBP KANTOR


KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PEKANBARU TH 2015

4,200,000,000

4,000,000,000

3,800,000,000

3,600,000,000

3,400,000,000
Target Reaslisasi
jumlah 3,662,090,000 4,009,120,000

Anda mungkin juga menyukai