3) Struktur Organisasi
Berdasarkan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No
2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang perubahan atas Permenkes No.
356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnva
disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktorat JenderaI Pengendalian Penvakit dan Penyehatan Lingkungan.
Maka struktur organisasi KKP Kelas II Pekanbaru pada tahun 2015
sebagai berikut :
KEPALA
NIP. 197110032005011002
NIP. 196903221990122001
1. Kepala KKP
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pengendalian Karantina Surveilans Epidemiologi
4. Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan
5. Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
1 Alat Kesehatan Persen 111 40 100 40
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang terealisasi lebih dari 100
%, indikator ini bisa dikategorikan belum berhasil akibat terkendala
anggaran yang diblokir.
(1) Kendaraan Bermotor
Keluaran indikator ini adalah tersedianya kendaraan roda 4
sebanyak 1 unit. Kendaraan ini digunakan sebagai kendaraan
operasional Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan/Vector
Control Mobile. Indikator ini dapat terealisasi dengan baik. Tidak
ada kendala yang dihadapi dalam merealisasikan indikator ini.
Adapun jenis keluaran dari indikator ini adalah :
Tabel 36 : Jenis Kendaraan Bermotor yang dapat diselesaikan pada
tahun 2015
No Uraian Kegiatan Target Capaian %
1 Pengadaan kendaraan roda 4 1 unit 1 unit 100%
Jumlah 1 unit 1 unit 100%
2. Certificate of Pratique
3. Dokumen SSCC
4. Dokumen SSCEC
5. Dokumen ICV
11. Monitoring Faktor Resiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM pada
kelompok masyarakat khusus
14. Dokumen Pemetaan Hasil Uji Petik Kualitas Air Wilayah Barat dan Tengah
15. Tempat Pengelolaan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tujuan : Mewujudkan Pelabuhan sehat melalui upaya pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit potensial wabah serta pengendalian faktor risiko penyakit yang disebabkan oleh
angkutan dan lingkungan pelabuhan
Sasaran Strategis : Meningkatkan upaya kesehatan dalam rangka cegah tangkal penyakit
yang berbahaya di wilayah kerja KKP Kelas II Pekanbaru melalui upaya pengendalian
karantina dan SE, upaya kesehatan lintas wilayah, pengendalian resiko lingkungan dan
dukungan managemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
Indikator Pertama : Jumlah Wilayah yang dilaksanakan cegah tangkal PHEIC di
Pintu Masuk Negara
1 Investigasi dan Penanggulangan KLB Kej 2 0 0
2 Certificate Of Pratique Dokumen 360 870 241.67
Indikator kedua : Jumlah Wilayah yang dilaksanakan Surveilans Epidemiologi
Penyakit dan Faktor Risiko Penyakit Pada Kondisi Matra
3 Dokumen ICV Dokumen 6000 4025 67.08
Indikator Kelima : Jumlah wilayah yang melaksanakan kegiatan deteksi dini Penyakit
Menular Langsung pada kelompok berisiko
14 Layanan HIV AIDS oleh KKP Wilker 3 2 66,67
Indikator keenam : Jumlah wilayah yang melaksanakan kegiatan posbindu penyakit
tidak menular dan cedera
Monitoring faktor risiko PTM melalui
Klmpk
15 kegiatan Posbindu PTM pada kelompok 3 3 100
Khusus
masyarakat khusus
Indikator ketujuh : Jumlah wilayah yang memiliki peraturan KTR
Peningkatan jumlah peraturan KTR di
16 Kab/Kota 1 1 100
Kab/Kota
Indikator kedelapan : Persentase pengawasan kualitas air minum
1. Dokumen ICV
Surat Keterangan Vaksinasi Meningitis dalam bentuk ICV merupakan
bagian tak perpisahkan dari kelengkapan Buku Kesehatan Jemaah Haji
(BKJH), dalam pelaksanaan persiapan Keberangkatan Jemaah Haji,
vaksinasi Meningitis dilaksanakan di Tingkat Kabupaten/Kota dan untuk
itu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru berkewajiban untuk
melaksanakan Pengesahan dan penetiban ICV Haji di Kabupaten/Kota.
a. Pengesahan dan Penertiban ICV Haji di Kabupaten /Kota
Pencapaian Kinerja Pencapaian pelaksanaan kegiatan Pengesahan dan
Penertiban ICV Haji di Kabupaten/Kota tahun 2015 terealisasi 67.08
persen. sedangkan ditahun 2014 capaian kinerja Pengesahan dan
Penertiban ICV Haji terealisasi 66.75 persen. Terdapat peningkatan
capaian kinerja ditahun 2015 sebesar 0.5 persen.
i. Masalah Yang dihadapi
Beberapa Dinas Kesehatan Kabupaten tidak mengisi
pemeriksaan pertama BKJH karena penambahan kuota.
Adanya Tambahan Kuota Haji 2 Orang dari Kabupaten
siak sehingga buku icv tidak dapat dilakukan pengesahan
ICV oleh KKP Kelas II Pekanbaru.
ii. Solusi/Pemecahan Masalah
Mensosialisasikan aturan legalisasi ICV kepada
Kabupaten yang belum mengisi BKJH
Koordinasi dengan KKP Embarkasi Haji Batam dalam
pelaksanaan Pengesahan dan Penertiban ICV Haji
2. Lokasi Yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko Pada Kondisi
Matra
Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara
bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara.
Dalam Pengendalian Faktor Risiko Matra di Lingkungan Pelabuhan ada
beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu :
a. Surveilans Epidemiologi Penyakit di Pelabuhan / Bandara
Kegiatan Surveilans Epidemiologi ini merupakan kerja sama lintas
sektoral dengan Puskesmas yang berada di wilayah Buffer pelabuhan
di Wilker KKP Kelas II Pekanbaru. Data tren Penyakit dipelabuhan
diperlukan untuk kewaspadaan dini terhadap ancaman kesehatan
masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di tujuh (7) wilayah kerja KKP
Kelas II Pekanbaru. Adapun penyakit tertinggi di tiap wilayah kerja
KKP Kelas II Pekanbaru dapat dilihat dari Tabel dibawah ini.
Tabel 6 : Penyakit Tertinggi di Wilayah Kerja KKP Kelas II Pekanbaru Tahun
2015
No Wilker Penyakit Jml Penyakit Tidak Jml
Menular Menular
1 BSSK II ISPA 5358 Hipertensi 1940
2 Kampung Dalam Common Cold 3146 Gingivitis (gimul) 1610
3 Sei Duku ISPA 9476 Hipertensi 2609
4 Siak ISPA 6214 Dispepsia 1141
5 Buatan ISPA 4115 Dispepsia 660
6 Tg. Buton ISPA 1064 Dispepsia 423
7 Selat Panjang ISPA 620 Gastritis 2103
Surveilans K3JH
Siak
17 148 164 Kuantan Singingi
82
211 Pelalawan
128
Kampar
Meranti
a. Dokumen PHQC
Kapal yang masuk dari luar negeri bila telah memenuhi standar
kekarantinaan akan diberi Certificate of Pratique (COP), namun kapal dari
dalam negeri masuk bebas karantina. Adapun jika kapal dari luar negeri
maupun dalam negeri akan berlayar maka petugas KKP akan menerbitkan
Port Health Quarantine Clearance (PHQC). PHQC merupakan dokumen
izin kesehatan berlayar/terbang yang dikeluarkan oleh KKP sebelum
kapal/Pesawat tersebut mendapatkan clearance (ijin berlayar) dari
Syahbandar (untuk kapal) dan ijin terbang dari pihak AngkasaPura (untuk
pesawat). Penerbitan PHQC dilakukan sebelum kapal/pesawat berangkat
meninggalkan suatu pelabuhan/bandara, setelah dinyatakan bahwa baik
ABK, crew, penumpang kapal/pesawat, kondisi kapal/pesawat maupun
barang muatan dalam keadaan sehat dan bebas dari faktor risiko PHEIC
serta semua dokumen kesehatan lengkap.
Pencapaian Kinerja Dokumen PHQC tahun 2015 terealisasi 158.6 persen.
sedangkan ditahun 2014 capaian kinerja P Dokumen PHQC terealisasi
156.3 persen. Terdapat peningkatan capaian kinerja ditahun 2015 sebesar
1.5 persen.
b. Dokumen P3K
Dalam kegiatan kekarantinaan alat angkut mempunyai standar sesuai
dengan standar kekarantinaan internasional. Salah satunya adalah
pemeriksaaan kelengkapan kotak P3K Kapal dan akan diberikan dokumen
Sertifikat P3K kapal dan alat kesehatan kapal.
Pelaksanaan pemeriksaan kotak P3K Kapal sangat penting dilakukan untuk
memastikan kapal berlayar sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan.
Tabel 9 : Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Kegiatan Tahun 2014-2015
Target Capaian (%)
Realisasi
No Kegiatan Sat Kinerja
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Sertifikat P3K dan Alat Dokumen 50 250 384 861 768 344
1
Kesehatan Kapal
Pemeriksaan kotak P3K kapal dilakukan setiap kapal akan berlayar dan sertifikat nya
diperbarui setiap 6 bulan sekali. Untuk tahun 2015 dari yang ditargetkan sebanyak 50
dokumen terealisasi 384 dokumen ( 768 % ) dan Tahun 2015 dari target 250 dokumen
terealisasi 861 dokumen ( 344 % ).
c. Dokumen SSCC
Merupakan kegiatan pengawasan tindakan sanitasi kapal dalam rangka
penerbitan dokumen SSCC. Tindakan sanitasi tersebut antara lain fumigasi,
disinseksi, dan lain-lain.
Tabel 10 : Perkembangan pencapaian indikator dokumen SSCC tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Dokumen SSCC Dok 7 0 18 0
1
d. Dokumen SSCEC
Merupakan pemeriksaan sanitasi kapal dalam rangka penerbitan dokumen
SSCEC. Penerbitan dokumen SSCEC dikeluarkan jika hasil pemeriksaan
sanitasi kapal kondisinya baik/bersih.
Tabel 11 : Perkembangan pencapaian indikator dokumen SSCEC tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Dokumen SSCEC Dok 1363 1726 1000 172,6
1
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 realisasi
dokumen SSCEC sebanyak 1726 dokumen (172,6%) melebihi target yang
ditentukandan persentasenya mengalami penurunan dari tahun 2014, tetapi
penetapan target untuk dokumen SSCEC pada tahun 2015 dinaikkan
menjadi 1000 dokumen dari 504 dokumen di tahun 2014. Walaupun terjadi
penurunan persentase tetapi realisasi antara tahun 2014 dan 2015 tetap
melebihi target yang telah ditetapkan di awal tahun..Hal ini disebabkan
dalam satu hari jumlah kapal yang diperiksa lebih dari satu kapal dan juga
jumlah kapal yang memiliki dokumen SSCEC sudah habis masa berlakunya,
sehingga banyak kapal datang ke pelabuhan wilayah kerja KKP Kelas II
Pekanbaru.
4. Indikator ke empat : Luas wilayah yang dilakukan pengamatan dan
pengendalian vektor terpadu
Dalam upaya menanggulangi suatu penyakit bersumber binatang, pola
operasional pengendaliannya harus dilandasi strategis yang tepat. Oleh
karena itu diperlukan upaya strategis untuk mengendalikan penularan
penyakit bersumber binatang.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam indikator luas wilayah yang
dilakukan pengamatan dan pengendalian vektor terpadu adalah :
a. Pengamatan vektor penyakit PES
Pengamatan vektor penyakit PES merupakan kegiatan yang dilakukan
dengan pemasangan perangkap tikus di wilayah buffer dan perimeter.
b. Pengamatan vektor penyakit DBD
Kegiatan yang dilakukan dengan pemeriksaan jentik Aedes Sp. di semua
container di dalam dan luar bangunan/gedung.
Kegiatan lainnya adalah melakukan pemberian abate (larvasida) terutama
untuk container yang ditemukan larva, kemudian untuk mengurangi
populasi nyamuk Aedes dewasa dilakukan penyemprotan dengan fogging
menggunakan insectisida.
c. Pengamatan vektor penyakit malaria
Kegiatan pengamatan vektor malaria dilakukan dengan survey vektor
nyamuk Anopheles Sp. pada malam hari baik di dalam maupun luar
rumah.Kemudian pengamatan jentik Anopheles dilaksanakan pada
keesokan harinya di lokasi genangan-genangan air di sekitar tempat survey
vektor nyamuk malam hari tersebut.
d. Pengamatan vektor penyakit diare
Kegiatan pengamatan vektor penyakit diare dilakukan dengan survey
kepadatan lalat dan kecoa.Jika tingkat kepadatan lalat dan kecoa tinggi
maka dilakukan upaya pengendalian dengan penyemprotan (spraying).
e. Konsultasi teknis pengendalian vektor
Kegiatan ini dilaksanakan untuk konsultasi perencanaan pengendalian
vektor yang diadakan di Bandung.
f. Pelatihan tenaga entomologi
Dilaksanakan di Direktorat Pengendalian Bersumber Binatang (P2B2)
Dirjend P2P Kementerian Kesehatan.
Tabel 12 : Perkembangan pencapaian indikator luas wilayah yang dilakukan
pengamatan dan pengendalian vektor terpadu tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
1 Luas wilayah yang 648 389 389 100
dilakukan pengamatan dan
pengendalian vektor
terpadu
a Pengamatan vektor Ha 84 84 84 100
penyakit Pes
b Pengamatan vektor Ha 228 186 186 100
penyakit DBD
c Pengamatan vektor Ha 180 28 28 100
penyakit Malaria
d Pengamatan vektor Ha 84 91 91
penyakit diare
100
Realisasi
Target
Capaian
No Kegiatan Satuan Kinerja
2015
2014 2015 2015
Layanan HIV AIDS Wilker 3 2 3 66,67
1
Dari table diatas dapat terlihat realisasi kegiatan Layanan HIV AIDS pada
Tahun 2015 tercapai realisasinya 66.67%,
Hal ini dikarenakan pada tahun 2015 adanya peraturan dari pusat tentang
kegiatan Paket Meeting, bahwa untuk jumlah peserta < 50 orang tidak ada
paket meeting, sehingga kegiatan tersebut harus direvisi. Revisi anggaran
Tahun 2015 baru turun pada Bulan Agustus 2015, sementara itu ada
beberapa kegiatan sosialisasi lainnya yang juga baru turun revisinya
sehingga kegiatan Layanan HIV AIDS dalam bentuk Sosialisasi HIV AIDS
dan VCT HIV AIDS hanya bisa dilaksanakan di 2 wilker.
Realisasi
Target
Capaian
No Kegiatan Satuan Kinerja
2015
2014 2015 2015
Monitoring faktor Kelompok 4 3 3 100
1
risiko PTM melalui
kegiatan Posbindu
PTM pada kelompok
masyarakat khusus
Pada Tahun 2015 kegiatan ini tercapai 100% kegiatan yang dilakukan adalah
Deteksi dini penyakit tidak menular di Wilker Selat panjang. Wilker Tg.
Buton, Wilker Siak Sri Indrapura dan Wilker Bandara Sultan Syarif Kasim.
Permasalahan dalam melaksanakan kegiatan ini masih kurang lengkapnya nya
peralatan untuk deteksi dini Penyakit Tidak Menular seperti alat ukur IMT
(Index Massa Tubuh ), belum ada alat deteksi Fungsi Paru karena
sebagaimana diketahui Provinsi Riau adalah daerah bencana kabut asap setiap
tahunnya sehingga masyarakatnya berisiko terpapar zat racun ( CO2 ).
Realisasi
Target
Capaian
No Kegiatan Satuan Kinerja
2015
2014 2015 2015
Peningkatan jumlah Wilayah 2 1 1 50
1
peraturan KTR di
kabupaten/Kota
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan RAK 2015-2019 target
indikator persentase pengawasan kualitas air minum adalah 100 %, telah
dilaksanakan atau terlaksana 125 % melebihi target dan mengalami kenaikan
25 % dari tahun 2014 sebesar 100 %. Indikator ini menggunakan dana
sebesar Rp. 63.622.000,- dari anggaran Rp.64.000.000,-. Adapun kegiatan
yang ditambah yaitu analisis sanitasi sarana dan kualitas air bersih di bandara
dan pelabuhan dilakukan dari perencanaan awal dilakukan 1 kali menjadi 2
kali. Indikator kinerja persentase pengawasan kualitas air minum tahun 2015
dapat terselesaikan dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
Keberhasilan atas kelebihan pencapaian target ini dikarenakan masih
tersedianya anggaran dan waktu serta didukung oleh SDM yang kompeten,
sehingga indikator untuk pengawasan kualitas udara semakin meningkat.
Adapun kendala yang masih dihadapi saat ini adalah masih kurangnya
peralatan seperti alat mikrobiologi dan kimia terbatas.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi indikator Persentase Tempat –
Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan tahun 2015 sebesar
88,25 % yang mengalami penurunan 11,75 % dari tahun 2014 sebesar 100 %.
Realisasi indikator ini tidak memenuhi target dari penentuan target awal 2015
dikarenakan terjadinya kekeliruan dalam mengentry data RKAKL untuk
jumlah tenaga terlatih sebanyak 8 orang, sedangkan anggaran yang ditetapkan
digunakan hanya untuk 4 orang. Indikator ini menggunakan dana sebesar Rp.
95.261.169,- dari anggaran Rp. 107.400.000,-. Indikator kinerja Persentase
Tempat – Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan tahun 2015
dikategorikan tidak tercapai dengan baik, sehingga indikator ini tidak
tercapai/tidak berhasil. Adapun kendala yang masih dihadapi adalah
kurangnya informasi mengenai jenis pelatihan bidang penyehatan lingkungan
terkini.
10. Indikator kesepuluh : Persentase Tempat Pengelolaan Makanan yang
Memenuhi Syarat Kesehatan
Kegiatan Persentase Tempat Pengelolaan Makanan yang Memenuhi Syarat
Kesehatan adalah sebagai berikut :
a Pengawasan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran di pelabuhan dan
bandara.
Kegiatan ini adalah pengawasan dan pemeriksaan hygiene TPM di
pelabuhan dan bandara, pengambilan / pemeriksaan sampel makanan
secara organoleptik dan kimia terbatas.
b Pengawasan sanitasi jasa boga dan tempat pengolahan makanan di BSSK
II Pekanbaru
Kegiatan ini dilaksanakan terhadap perusahaan catering pesawat dan
tempat pengolahan makanan (dapur) yang terletak di luar area bandara.
c Pembinaan tempat pengolahan makanan di 3 wilayah kerja yaitu Siak,
Tanjung Buton, dan Selat Panjang
d Kegiatan pembinaan TPM adalah dengan melakukan kunjungan /
pemeriksaan ke TPM yang ada di wilker luar kota, kemudian memberikan
rekomendasi kepada pemilik TPM.
e Pengawasan dan identifikasi bahan berbahaya pada makanan di 3 wilayah
kerja yaitu Siak, Tanjung Buton, dan Selat Panjang
Kegiatan ini adalah pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan (on
the site) di wilker luar kota. Parameter yang diperiksa antara lain
formalin, boraks, cianida, arsen.
f Rapat evaluasi TPM
Kegiatan rapat evaluasi TPM adalah untuk menganalisa hasil pemeriksaan
TPM dan tindak lanjut pengawasan.
Tabel 18 : Perkembangan Pencapaian Indikator Persentase Tempat Pengelolaan
Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian indikator ini diukur dari
persentase kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan selama 1 tahun
anggaran. Realisasi tahun 2015 persentase tempat pengelolaan makanan yang
memenuhi syarat kesehatan ini adalah sebesar 100%. Dengan demikian target
akhir periode indikator ini telah tercapai. Realisasi indikator tahun 2015
sebesar 100 % tidak mengalami penurunan/kenaikan dari tahun 2014 sebesar
100 %. Indikator ini menggunakan dana sebesar Rp.77.592.250,- dari
anggaranRp. 82.468.000,-. Indikator kinerja Persentase Tempat Pengelolaan
Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan tahun 2015 dapat terselesaikan
dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
Secara umum kendala yang dihadapi di tahun 2015 tidak terlalu berarti
hanya saja akibat adanya pemotongan anggaran perjalanan dinas
berpengaruh terhadap terbatasnya SDM yang bisa diikutsertakan dalam
kegiatan ini. Adapun perkembangan pencapaian target kegiatan tahun ini
dibandingkan tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :
Tabel 21 : Jenis Evaluasi dan Pelaporan yang telah diselesaikan tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat bahwa dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya
terealisasi 50 %, output Dokumen Evaluasi dan Pelaporan tahun 2015 dapat
terselesaikan dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
3. Laporan Keuangan
Keberhasilan pencapaian output ini adalah adalah terselesaikannya laporan
keuangan KKP Kelas II Pekanbaru baik yang bulanan maupun semesteran.
Kegiatan yang mendukung tercapainya output ini adalah berupa kegiatan
rekonsiliasi laporan keuangan satker, rekonsiliasi laporan keuangan wilayah
dan konsultasi keuangan di pusat yang tujuannya adalah terselesaikannya
laporan keuangan bulanan dan semesteran dan dapat meningkatkan
kemampuan petugas dalam menyelesaikan laporan keuangan. Selain
mengelola laporan keuangan satker, KKP Kelas II Pekanbaru juga mengelola
dan menjadi koordinator laporaan keuangan wilayah yang antara lain
mengkoordinir KKP Kelas III Dumai dan KKP Kelas III Tembilahan. Secara
umum kendala tidak terlalu berarti hanya saja akibat adanya
efisiensi/pemotongan anggaran perjalanan dinas, rencana penambahan jumlah
pegawai yang mahir menyelesaikan laporan keuangan ini menjadi terkendala
anggaran yang terbatas.
Tabel 23 : Jenis laporan keuangan yang dapat diselesaikan pada tahun 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Laporan keuangan yang diselesaikan
beserta kelengkapannya pada tahun 2015 ini adalah sebanyak 14 dokumen
atau terealisasi sebesar 100% dari target yang telah ditetapkan sebanyak 14
dokumen. Adapun perbandingan capaian indikator tahun ini dan tahun
sebelumnya adalah :
Dari tabel diatas terlihat bahwa sama seperti tahun lalu dapat terealisasi 100
%, output laporan keuangan tahun 2015 dapat terselesaikan dengan baik,
sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
Dari tabel diatas terlihat bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian
output target dan pagu PNBP ini adalah bahwa pengusulan target dan pagu
PNBP belum optimalnya koordinasi pada setiap seksi di KKP Kelas II
Pekanbaru sehingga pengusulan perencanaan kegiatan belum berjalan
maksimal. Sebagaimana diketahui setiap awal tahun selalu lebih dahulu
penyusunan proposal PNBP dan Rencana Penarikan Dananya sementara setiap
seksi/subag belum selesai menyusun perencanaan kegiatannya. Sehingga
kadang timbul perbedaaan antara usulan RPD awal dengan hasil final
penyusunan RKAKL. Adapun perbandingan capaian kegiatan tahun ini dan
tahun sebelumnya adalah :
Tabel 26 : Perkembangan Pencapaian kegiatan/output Tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat bahwa sama seperti tahun lalu dapat terealisasi 100
%, kegiatan target dan pagu PNBP tahun 2015 dapat terselesaikan dengan
baik, sehingga kegiatan ini tercapai/berhasil.
5. Laporan Aset Negara/BMN
Output kelima dari pencapaian indikator ini adalah terselesaikannya laporan
aset negara/BMN. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya
indikator ini adalah berupa : konsultasi pengelolaan BMN, konsolidasi
data/opname fisik barang ke wilayah kerja, koordinasi penghapusan BMN di
lingkungan satker serta pelatihan sertifikasi barang/jasa untuk meningkatkan
pengetahuan petugas seputar pengadaan dan pengelolaan BMN. Rincian
laporan yang diselesaikan adalah :
Dari tabel diatas terlihat bahwa Laporan BMN pada tahun 2015 dapat
diselesaikan dan lengkap dengan data dukungnya sebanyak 2 dokumen atau
100% dari target yang telah ditetapkan. Adapun perbandingan capaian
indikator tahun ini dan tahun sebelumnya adalah :
Tabel 28 : Perkembangan Pencapaian Kegiatan Tahun 2015
Secara umum tidak ada kendala yang berarti dalam pencapaian target output
ini hanya belum optimalnya koordinasi antara panitia/pejabat pengadaan
dengan petugas BMN dan perlunya penambahan tenaga pengelola BMN yang
terampil untuk mengelola aplikasi pengelolaan BMN.
Dari tabel diatas terlihat bahwa sama seperti tahun lalu dapat terealisasi 100
%, laporan aset Negara/BMN tahun 2015 dapat terselesaikan dengan baik,
sehingga output ini tercapai/berhasil.
6. Layanan Administrasi Kepegawaian
Kegiatan yang mendukung tercapainya output ini adalah berupa perjalanan
dinas untuk pemutakhiran data SIMKA, Diklat pra jabatan, update JFT/JFU
serta konsultasi kepegawaian ke pusat.
Secara umum kendala tidak terlalu berarti hanya saja akibat adanya
efisiensi/pemotongan anggaran perjalanan dinas dan adanya biaya untuk
perjalanan dinas dalam rangka pra jabatan CPNS yang mulai tahun 2015
dibebankan kepada satker ( tahun sebelumnya anggaran untuk diklat pra
jabatan CPNS selalu ditanggung pusat ), hal ini menyebabkan semakin
berkurangnya anggaran untuk meningkatkan keterampilan petugas dalam
pengelolaan aplikasi kepegawaian. Adapun jenis laporan keluaran dari output
ini adalah :
Dari tabel diatas terlihat bahwa kegiatan kehumasan protokol dan pemberitaan
pada tahun 2015 dapat diselesaikan dan lengkap dengan data dukungnya
sebanyak 4 dokumen atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Kegiatan ini
tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu sebab tidak terdapat kegiatan
serupa sehingga dapat dikategorikan dapat terselesaikan dengan baik,
sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
8. Layanan Perkantoran
Layanan perkantoran merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk
menunjang terealisasinya indikator-indikator yang lain. Pada output ini
mengakomodir untuk belanja gaji dan operasional sehari-hari perkantoran.
Tidak ada kendala yang berarti dalam merealisasikan inidkator ini. Dari target
yang ditetapkan sebesar 100 % dapat terealisasi seluruhnya. Adapun jenis
keluaran dari kegiatan ini adalah :
Tabel 32 : Jenis layanan perkantoran yang dapat diselesaikan pada tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Layanan Perkantoran Persen 100 100 100 100
1
Dari tabel diatas terlihat bahwa output-output pada indikator ini pada tahun
2015 dapat diselesaikan dengan baik selama 12 bulan layanan atau terealisasi
100% dari target yang telah ditetapkan. sehingga dapat dikategorikan dapat
terselesaikan dengan baik, sehingga indikator ini tercapai/berhasil.
Dari delapan kegiatan pada indikator ini secara umum dapat dikatakan
berhasil dan terealisasi sebanyak 12 layanan atau 100 %.
13. Indikator Kedua Belas : Jumlah sarana dan prasarana untuk memenuhi
standar
Indikator ini merupakan salah satu indikator yang mendukung terhadap
pelaksanaan tugas teknis yang dikelola oleh 3 seksi yang ada di KKP Kelas II
Pekanbaru yang menyangkut ketersediaan sarana dan prasarana kantor.
Kegiatan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/ kegagalan
pencapaian indikator ini adalah kegiatan dibawah :
1. Alat Kesehatan
Keluaran dari indikator ini adalah tersedianya peratalan kesehatan seksi
UKLW dan peralatan pengendalian resiko lingkungan. Semula output
yang ditargetkan adalah sebanyak 16 unit. Kenyataannya setelah adanya
pemotongan anggaran untuk perjalanan dinas, KKP Kelas II Pekanbaru
mendapatkan penambahan anggaran untuk pembelian 30 unit peralatan
kesehatan terbatas. Sehingga target indikator ini menjadi 46 unit. Adapun
realisasi indikator alat kesehatan ini adalah :
Tabel 34 : Realisasi Indikator Pengadaan Alat Kesehatan tahun 2015
Realisasi Target
Capaian
No Kegiatan Satuan 2014 2015 Kinerja
2015
2015
Alat Kesehatan Persen 111 40 100 40
1
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang terealisasi lebih dari 100 %,
indikator ini bisa dikategorikan belum berhasil akibat terkendala anggaran
yang diblokir.
2. Kendaraan Bermotor
Keluaran indikator ini adalah tersedianya kendaraan roda 4 sebanyak 1
unit. Kendaraan ini digunakan sebagai kendaraan operasional Seksi
Pengendalian Resiko Lingkungan/Vector Control Mobile. Indikator ini
dapat terealisasi dengan baik. Tidak ada kendala yang dihadapi dalam
merealisasikan indikator ini. Adapun jenis keluaran dari indikator ini
adalah :
Tabel 36 : Jenis Kendaraan Bermotor yang dapat diselesaikan pada tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat bahwa indikator indikator kendaraan bermotor ini
pada tahun 2015 dapat direalisasikan dengan baik sebanyak 1 unit atau
100% dari target yang telah ditetapkan. Kegiatan ini tidak bisa
dibandingkan dengan tahun lalu sebab tidak terdapat kegiatan serupa
sehingga dapat dikategorikan dapat terselesaikan dengan baik, sehingga
indikator ini tercapai/berhasil.
3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Keluaran dari indikator ini adalah tersedianya peratalan dan fasilitas
perkantoran berupa pengadaan fasilitas penunjang kantor induk dan
pengadan meubelair. Semula output yang ditargetkan adalah sebanyak 7
unit. Kenyataannya setelah adanya pemotongan anggaran untuk perjalanan
dinas, KKP Kelas II Pekanbaru mendapatkan penambahan anggaran untuk
pembelian 4 unit meubelair. Sehingga target indikator ini menjadi 11 unit.
Adapun realisasi indikator peralan dan fasilitas perkantoran ini adalah :
Tabel 37 : Realisasi Indikator peralatan dan fasilitas perkantoran tahun
2015
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang terealisasi lebih dari 100 %,
indikator ini bisa dikategorikan belum berhasil akibat terkendala anggaran
yang diblokir.
A. REALISASI ANGGARAN
Pada awal tahun 2015 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru
mendapatkan alokasi dana sebesar Rp.9.169.522.000,-. Anggaran tersebut
menurun jumlahnya jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2014 yaitu
sebesar Rp. 10.205.420.000,-. Tetapi kemudian akibat adanya pemotongan
anggaran untuk perjalanan dinas pagu anggaran KKP Kelas II Pekanbaru
turun menjadi Rp. 8.709.929.000,-.
Realisasi Anggaran Belanja keseluruhan KKP Kelas II Pekanbaru pada tahun
anggaran 2015 adalah sebesar Rp. 7.750.321.789,- atau mencapai 89.09% dari
anggaran anggaran setelah revisi yang sebesar Rp. 8.709.929.000,-.
Grafik B : Pagu dan Realisasi Anggaran DIPA KKP Kelas II Pekanbaru Tahun
2015
9,000,000,000
8,500,000,000
8,000,000,000
7,500,000,000
7,000,000,000
pagu realisasi
Series1 8,709,929,000 7,750,321,789
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
-
B. Pegawai B. Barang B. Modal
Pagu 3,835,734,000 4,720,399,000 613,389,000
Realisasi 3,698,912,470 3,442,077,819 609,331,500
Anggaran dan realisasi dana DIPA KKP Kelas II Pekanbaru dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan untuk pencapaian Indikator kinerja sebagaimana di atas
dapat digolongkan berdasarkan kegiatan dan indikator sebagai berikut:
Tabel 40 : Realisasi Anggaran KKP Kelas II Pekanbaru Berdasarkan Kegiatan
Tahun 2015
No Kegiatan Anggaran Realisasi % Realisasi
Pembinaan Surveilans,
1 Imunisasi, Karantina dan Rp. 1.237.530.000 Rp.984.830.824,- 79
Kesehatan Matra
Pengendalian Penyakit
2 Rp. 247.540.000,- Rp. 224.280.406,- 90,6
Bersumber Binatang
Pengendalian Penyakit
3 Rp. 111.896.000,- Rp. 85.695.200,- 76,58
Menular Langsung
4 Pengendalian Penyakit Tidak Rp. 101.140.000,- Rp. 76.840.700 75,97
Menular
5 Penyehatan Lingkungan Rp. 253.868.000,- Rp. 236.472.919,- 93,14
Dukungan Manajemen dan
6 Pelaksanaan Tugas Teknis Rp. 6.757.955.000,- Rp. 6.142.201.740,- 90,88
Lainnya pada Program P2PL
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru juga merupakan salah satu satker
penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak ke kas negara., dimana target
penerimaan dana bersumber PNBP tahun 2015 adalah sebesar Rp. 3.662.090.000,-
dan dapat terealisasi sebesar Rp. 4.009.120.000,- atau dapat terealisasi sebesar
110 %.
Grafik D : Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak KKP Kelas II
Pekanbaru Tahun 2015
4,200,000,000
4,000,000,000
3,800,000,000
3,600,000,000
3,400,000,000
Target Reaslisasi
jumlah 3,662,090,000 4,009,120,000