Keberhasilan dari suatu usaha budidaya sangat ditentukan oleh 3 faktor yang sama
pentingnya yakni : Breeding (bibit), feeding (pakan), dan management. Namun jika dilihat
dari total biaya produksi dalam usaha perikanan budidaya maka kontribusi pakan adalah yang
paling tinggi yakni sekitar 60%. Pakan merupakan salah satu faktor pembatas dalam unit
budidaya. Dimana pertumbuhan dan perkembangan serta kelangsungan hidup biota budidaya
tergantung dari pakan ini.
Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh,
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan
harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut. Pemberian pakan
yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan penyakit, kususnya penyakit
nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya diberi pakan sembarangan
tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan Penyakit nutrisi dapat dihindari
dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah
busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi
sakit.
Selain dari nutrisi sifat fisik pakan juga perlu diperhatikan. Sifat fisik pakan ini
menggambarkan baik atau tidaknya pakan. Sifat fisik pakan akan mempengaruhi cara makan
dari ikan. Pakan yang baik secara morfologi permukaanya itu tidak kasar, memiliki daya larut
hingga 2-3 jam, bau tidak terlalu tengik, dan tidak busuk atau berjamur. Dengan
memperhatikan kondisi dari fisik pakan ini secara tidak langsung kita juga memperhatikan
kualitas dari pakan yang akan diberikan kepada biota budidaya.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini yakni antara lain:
1. Untuk mengetahui persiapan bahan dan pembuatan pakan.
2. Untuk mengetahui uji proksimat lemak.
3. Untuk mengetahui teknik uji kadar air.
4. Dan untuk mnegetahui teknik uji kualitas fisik pakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bahan baku yang dapat digunakan dalam membuat pakan buatan ada beberapa macam.
Dalam memilih beraneka macam bahan baku tersebut harus dipertimbangkan beberapa
persyaratan. Persyaratan pemilihan bahan baku ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
persyaratan teknis dan persyaratan sosial ekonomis. Persyaratan teknis yang harus
diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai
nilai gizi tinggi, tidak mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku
yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal ini dapat
meningkatkan selera makan dan daya cerna ikan. Seperti diketahui bahwa berdasarkan
kebiasaan makannya jenis pakan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu herbivor, omnivor
dan karnivor. Sedangkan persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih
bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :mudah diperoleh mudah diolah harganya
relatif murah bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan
saingan.sedapat mungkin memanfaatkanlimbah industri pertanian (Gusrina, 2008).
Jenis-jenis bahan baku yang digunakan dalam membuat pakan buatan dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu bahan baku hewani, bahan baku nabati dan
bahan baku limbah industry pertanian. Selain ketiga jenis bahan baku tersebut untuk
melengkapi ramuan dalam pembuatan pakan buatan biasanya diberikan beberapa bahan
tambahan. Jumlah bahan tambahan (feed additive) yaitu bahan makanan atau suatu zat yang
ditambahkan dalam komposisi pakan untuk meningkatkan kualitas dari pakan ( Anonim,
2010).
Setelah ditentukan komposisi bahan baku yang akan dibuat pakan buatan dengan
menggunakan salah satu metode, langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan pakan
ikan. Prosedur dalam pembutan pakan ikan dapat dikelompokkan berdasarkan skala
usahanya yaitu: skala besar yaitu pembuatan pakan ikan secara besar/pabrikasi, skala sedang
yaitu pembuatan pakan untuk memenuhi kegiatan produksi dengan peralatan sedang skala
kecil yaitu pembuatan pakan secara sederhana dengan menggunaka peralatan rumah tangga
(Sunarso,2008).
Dalam proses pembuatan pakan ikan diperlukan beberapa peralatan baik untuk skala
pabrikasi, sedang dan skala rumah tangga. Adapun peralatan yang digunakan dapat
dikelompokkan menjadi :alat penepung (grinding), alat pencampur (mixing), alat pengukus /
pemanas (steaming), alat pencetak (pelleting), alat pengering (drying), alat
pengepak/pengemasan (packing) (Anonim,2010).
Uji kadar lemak, kadar lemak dalam pakan buatan menurut hasil penelitian sebaiknya
kurang dari 8%. Hal ini dikarenakan jika kadar lemak dalam pakan tinggi akan mempercepat
proses ketengikan pakan buatan. Prinsip pengujian kadar lemak adalah bahan makanan akan
larut di dalam petrelium eter disebut lemak kasar. Uji inimenggunakan alat yang disebut
Soxhlet. Uji kadar air, kadar air yang baik untuk pellet/pakan buatan adalah kurang dari 12%.
Hal ini sangat penting karena pakan buatan tidak langsung dikonsumsi oleh ikan setelah
diproduksi tetapi disimpan beberapa saat. Prinsip pengujian kadar air dilaboratorium adalah
bahan makanan (pellet) dipanaskan pada suhu 105 110 oC, dengan pemanasan tersebut
maka air akan menguap. Peralatan yang digunakan untuk melakukan uji kadar air adalah
oven dan peralatan gelas (Kordi, 2007).
Uji coba pakan secara fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pellet di dalam air
(Water Stability Feed) yaitu daya tahan pakan buatan di dalam air. Selain itu uji fisik dapat
dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang akan sangat
berpengaruh terhadap kekompakan pakan di dalam air. Hal ini dapat dideteksi dengan daya
tahan pakan buatan di dalam air. Dengan mengetahui daya tahan pakan buatan di dalam air
akan sangat membantu para praktisi perikanan dalam memberikan pakan, berapa lama waktu
yang dibutuhkan oleh ikan untuk mengejar pakan dikaitkan dengan lama waktu pakan itu
bertahan di dalam air sebelum dimakan oleh ikan (Handajani,dkk., 2010).
III. METODE PRAKTIKUM
Cawan I =
= 10.515912 %
Cawan II =
= 9,3278464 %
Cawan III =
= 10,299532 %
Tabel 3. Data Pengukuran Berat Lemak
Berat sampel Bahan Berat Labu Berat Labu Perhitungan (%
(g) Awal (g) Akhir (g) Kadar Lemak)
= 18,416571 %
Tabel 5. Data Pangamatan Kecepatan Tenggelam Pakan Dalam Air dan Ketahanannya.
Perlakuan
Pakan Ulangan Kecepatan Waktu Waktu Ketahanan
Tenggelam (sekon) Pakan
1 4,41 Di atas 12 jam
Kandungan air
2 4,44 Di atas 12 jam
120 %
3 5,73 Di atas 12 jam
1 4,22 Di atas 12 jam
Kandungan air
2 4,25 Di atas 12 jam
150 %
3 4,03 Di atas 12 jam
Perlakuan 1 2,93 Di atas 12 jam
diopen 2 3,46 Di atas 12 jam
3 3,38 Di atas 12 jam
1 3,13 Di atas 12 jam
Perlakuan
2 3,18 Di atas 12 jam
dijemur
3 2,63 Di atas 12 jam
4.2 Pembahasan
Uji analisis dari pakan dapat melalui 3 metode yakni secara kimia, fisika dan biologi.
Dari ketiga metode di atas kita dapat mengetahui kualitas dari pakan tersebut. Pada praktikum
kali ini ada beberapa hal yang diuji yakni kadar air, kadar lemak dan uji dari fisik pakan.
Pada data pengamatan penyusutan tepung ikan yakni ikan rucah yang semula
berbobot 2 kg setelah mengalami pengukusan bobotnya menyusut menjadi 300gram.
Seharusnya yang baik penyusutannya menjadi 500gram. Penyusutan ini disebabkan karena
air dan minyak yang terdapat dalam tubuh ikan hilang karena panas. Kita ketahui bahwa air
merupakan penyusun utama dari tubuh mahluk hidup. Tujuan dari pengukusan ini sendiri
untuk menghilangi kadar air dan minyak pada tubuh ikan, agar mudah untuk digiling
nantinya, mempercepat proses pengeringan, dan mengurangi pembusukan pada ikan tersebut.
Analisis untuk mengetahui kandungan air pada pakan dilakukan dengan
mengeringkan pakan tersebut. Pada uji kadar air ini sampel pakan dengan kandungan air 150
% sebesar 1 gram dimasukan ke dalam open dengan suhu 110 oC. Pengeringan ini dilakukan
hingga mendapat berat yang konstan dari pakan tersebut yang berarti semua airnya sudah
diuapkan. Untuk menghitung persentase dari kadar air ini sendiri dengan mengukur selisih
antara berat cawan akhir dikurangi berat cawan awal yang kosong dibandingkan dengan berat
bahan. Sehingga didapatkan persentase dari cawan I kandungan airnya 10.515912%, cawan II
9,3278464 %, dan cawan III 10,299532 %. Sehingga dari ketiga cawan tersebut rata-rata
persentase kandungan airnya yakni 10,047763%. Untuk itu pakan tersebut kandungan airnya
sudah dapat dikatakan bagus untuk digunakan sebagai pakan ikan. Pakan yang baik
kandungan airrnya kurang dari 12%. Hal ini sangat penting karena pakan buatan tidak
langsung dikonsumsi oleh ikan setelah diproduksi tetapi disimpan beberapa saat. Kandungan
air yang terlalu banyak dalam pakan dapat menyebabkan pakan tersebut cepat rusak dan
berjamur.
Sedangkan untuk analisis dari uji lemak ini sendiri menggunakan sampel pakan yang
kandungan airnya 120%. Setelah mengalami pemansan lemak dalam pakan tersebut akan
trlarut dan masuk ke dalam labu. Dimana untuk mengetahui kadar lemak ini sama dengan
mengukur kadar air yakni dengan mengukur selisih antara berat labu akhir dikurangi berat
labu awal yang kosong dibandingkan dengan berat sampel bahan. Untuk itu didapatkan
persentase kadar lemaknya yakni 18,416571 %. Kadar lemak dalam pakan buatan menurut
hasil penelitian sebaiknya kurang dari 8%. Hal ini dikarenakan jika kadar lemak dalam pakan
tinggi akan mempercepat proses ketengikan pakan buatan tersebut.
Uji fisik pakan sangat diperlukan juga untuk mengetahui kualitas dari pakan tersebut.
Uji fisik pakan ini dapat dilakuakan dengan cara yang sederhana tanpa melalui proses
pengeringan atau pemanasan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat indera.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya benda lain dari pakan selain dari bahan
baku, adanya bau yang khas, rasa pakan, daya tahan pakan dalam air dan juga laju kecepatan
tenggelam pakan dalam air. Pada praktikumini menggunakan 4 buah sampel dengan 3 kali
ulangan. Rata-rata dari ke 4 jenis sampel bahan tersebut menunjukan hasil yang hampir sama
yakni tekstur yang kasar, terdapat benda lain dalam bahan tersebut, warna kecoklatan,
menyebabkan gatal di lidah, dan bau yang tengik dan tidak, dengan daya larut lebih dari 12
jam dalam air. Untuk laju kecepatan tenggelamnya sampel bahan dengan kandungan air
120% rata-rata lajunya 4,86 detik, sampel bahan dengan kandungan air 150% lajunya 4,167
detik, sampel bahan yang diopen rata-ratanya 3,256 detik dan untuk yang dijemur 2,98 detik.
Pakan yang baik memiliki permukaan yang licin, halus dan tidak kasar. Pakan yang kasar
menunjukan pakan mengandung serta yang sulit dicerna juga dapat pula mengandung pasir
dan tanah. Selain itu pakan yang baik aromanya tidak terlalu tengik karena jika pakan
aromnya terlalu tengik menunjukan pakan tersebut rusak dan mengandung jamur. Pakan ikan
yang sudah dibuat harus mempunyai bau yng khas sesuai dengan keinginan ikan sehingga
ikan yang mencium bau pakan ikan tersebut tertarik untuk mengkonsumsi pakan atau biasa
disebut dengan daya terima ikan terhadap pakan ikan yang dibuat (pallatabilitas). Pakan ikan
yang mempunyai bau yang enak akan menarik minat ikan untuk segera memakan pakan ikan
tersebut. Pakan yang terasa aneh dilidah harus dihindari karena mengandung pathogen
ataupun ditumbuhi jamur. Daya larut pakan dalam air (water stability feed) yakni berkisar 2-3
jam. Jika daya larutnya lebih besar dari itu pakan akan sulit dicerna oleh ikan sedangkan jika
daya larutnya kurang dari 2-3 jam maka pakan akan mudah pecah dan tidak dapat dimakan
oleh ikan. Pada pengukuran kecepatan tenggelam pakan ini juga bertujuan untuk mengetahui
apakah pakan tersebut dapat dimakan atau tidak oleh ikan. Pakan yang terlalu lama
mengapung atau terlalu cepat tenggelam mempersulit ikan untuk dapat memakan pakan
tersebut.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas yakni antara lain:
1. Pentingnya mengetahui nutrisi (kandungan air, lemak, protein, karbohidrat) serta sifat fisik
dari pakan untuk dapat menentukan kualitas dari pakan tersebut.
2. Uji analisis dari pakan dapat melalui 3 metode yakni secara kimia, fisika dan biologi.
3. Pakan yang baik salah satu kriterianya yakni memiliki tekstur yang tidak kasar, memiliki
daya pallatabilitas, tidak berjamur atau busuk, daya larut 2-3 jam, kandungan air kurang dari
12 % dan kandungan kadar lemak kurang dari 8%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Membuat Pakan Ikan Air Tawar. http:// lemlit. unila. ac.id./membuat pakan ikan air
tawar.html. (Kamis, 30 Desember 2010).
Anonim,2010. Modul Program Keahlian Budidaya Ikan Membuat Pakan Ikan Buatan. http://
pijvedca.depdiknas.go.id/perikanan bdat.pdf. (Kamis, 30 Desember 2010).
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan untuk SMK. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Handajani, dan Widodo, 2010. Nutrisi Ikan. Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang.
Kordi, G., 2007. Meramu Pakan Untuk Ikan Karnivora. Aneka Ilmu. Semarang.
Sunarso, 2008. Manajemen Pakan. http:// pdf Engineer.com/manajemen pakan.pdf.(Kamis, 30
Desember 2010).