Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran End Child

Prostitution, Child Pornography and Trafficking of Children for Sexual Purposes

(ECPAT) Internasional dalam menangani kasus Human Trafficking di Singapura.

Secara khusus penelitian ini akan di arahkan kepada kerjasama yang dilakukan oleh

pemerintah Singapura dan ECPAT internasional dalam menangani kasus Human

Trafficking yang terjadi di Singapura. Rentang waktu penelitian ini dimulai dari tahun

2008 hingga tahun 2013.

Singapura merupakan Negara yang terletak di ujung semenanjung Malaka.

Negara Singapura disebut Negara kota karena wilayahnya kecil dan seluruh

wilayahnya daerah perkotaan. Singapura memang Negara yang sangat kecil, tetapi

merupakan Negara paling kaya di Asia Tenggara. Singapura terletak di kawasan Asia

Tenggara tepatnya di antara Malaysia dan Indonesia di selatan Semenanjung Malaka.

Letak Singapura sangat strategis karena terletak di jalur silang pelayaran

internasional. Secara astronomis, Negara Singapura terletak anatara 115LU

130LU dan 10338BT 104BT. Letak geografis Singapura adalah 122N,

10348E. Batas-batas geografis Negara singapura adalah sebagai berikut: Sebelah

utara dan barat berbatasan dengan Malaysia (selat johor) dan sebelah selatan dan

1
timur berbatasan dengan pulau Bintan dan Pulau Batam (Negara Indonesia), yaitu

diselat Singapura.1

Singapura terdiri dari 63 pulau dan yang terbesar adalah pulau Ujong

(biasanya disebut 'pulau Singapura'). Di sebelah utara Singapura terdapat dua

jembatan menuju Johor, Malaysia. Luas Singapura sekitar 710.2 km2 dan negara

terluas ke-192 di dunia. Singapura terletak kira-kira 130 km di utara garis

khatulistiwa. Suhu rata-rata tercatat 26 C, dengan pergeseran hanya sekitar 1,4 C.

Meskipun demikian, negeri ini mengalami tiga musim yang berbeda satu sama lain:

musim hujan yang sejuk (November-Maret) mempunyai hubungan dengan angin

musim timur laut; musim kemarau yang panas (April-September) mempunyai

hubungan dengan angin musim barat daya; musim pancaroba (September-November)

diwarnai oleh perubahan cuaca yang terjadi secara mendadak. Curah hujan rata-rata

2.500 mm per tahun.2

Singapura adalah sebuah negara kecil yang lokasinya berdekatan dengan

Indonesia. Bentuk pemerintahan Singapura adalah Republik dimana kekuasaan

pemerintahan dijalankan kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Pemilihan

Umum di Singapura dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Singapura menganut sistem

pemerintahan parlementer dimana perdana menteri bersama para menteri baik secara

bersama-sama ataupun sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada parlemen.


1
www.sg: Your official gateway to Singapore, Our History. Accessed on 21 June 2010 from:
http://app.www.sg/who/4/Our-History.aspx (diakses pada 10 januari 2014)
2
Singapore Government website, About Us.Accessed on 21 June 2010 from:
http://www.gov.sg/government/web/content/govsg/classic/about_us. See also: www.sg: Your official
gateway to Singapore, Profile, Government. Accessed on 21 June 2010
from:http://app.www.sg/who/18/Government.aspx (di akses pada 10 januari 2014)

2
Selama ini yang terjadi di Singapura, kabinet dibentuk berdasarkan pada

kekuatan yang ada di dalam parlemen. Sehingga para anggota kabinet secara

keseluruhan mencerminkan kekuatan yang ada di dalam parlemen. Parlemen di

Sigapura bisa menjatuhkan kabinet setiap saat, demikian juga sebaliknya, atas

presiden Singapura juga bisa membubarkan parlemen dan memerintahkan untuk

diadakan pemilihan umum. Presiden melakukan itu atas dasar saran dari perdana

menteri. Karena kabinet merupakan cerminan dari kekuatan parlemen, maka masa

jabatan kabinet tidak bisa ditentukan dengan pasti. Selain itu, kedudukan kepala

negara di Singapura tidak dapat diganggu gugat namun kepala negara tetap diminta

pertanggungjawabannya atas pelaksanaan jalannya pemerintahan.

Selama ini pemerintah Singapura sangat concern terhadap kesejahteraan

warganya. Dengan pendapatan perkapita yang tinggi serta sistem pemerintahan yang

memihak kepada warga negaranya membuat Singapura menjadi negara favorit tujuan

para pekerja urban yang datang dari berbagai penjuru dunia sehingga saat ini

penduduk Singapura didominasi oleh kaum pendatang dengan berbagai latar belakang

pekerjaan. Apalagi sikap pemerintah Singapura yang tidak sembarangan melakukan

kerjasama ekstradisi dengan negara lain membuat negara ini layaknya surga bagi para

buron di banyak negara.

Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia. 85% dari

rakyat Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan oleh Dewan Pengembangan

Perumahan (HDB). Penduduk Singapura terdiri dari mayoritas etnis Tionghoa

(77,3%), etnis Melayu yang merupakan penduduk asli (14,1%), dan etnis India

3
(7,3%), dan etnis lainnya (1,3% ). Mayoritas rakyat Singapura menganut agama

Buddha (31,9%) dan Tao (21,9%). 14,9% rakyat Singapura menganut agama Islam,

12,9% menganut agama Kristen, 3,3% Hindu, dan lainnya 0,6%, sedangkan sisanya

(14,5%) tidak beragama. Singapura terdiri atas multietnis (Melayu, Cina, India, dan

Eropa). Tata kehidupan masyarakatnya merupakan perpaduan antara budaya Timur

dan budaya Barat.3

Singapura mempunyai empat bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin, Melayu,

dan Tamil. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional Singapura tetapi lebih bersifat

simbolis; ia digunakan untuk menyanyikan lagu kebangsaan (Majulah Singapura) dan

juga sewaktu latihan dan dalam perbarisan pasukan tentera dan polisi. Pemerintah

PAP lebih cenderung dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar

(lingua franca) dan penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu

saja. Hanya segelintir daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa

nasional (mayoritas daripada mereka telah melewati masa Singapura sebelum

merdeka).

Sejak sepuluh tahun terakhir banyak fakta-fakta diseluruh dunia yang

mengindikasikan peningkatan jumlah korban child sex trafficking. Sehingga isu ini

menjadi sangat penting untuk diketahui secara detail. Agensi-agensi yang bekerja di

banyak Negara menyadari bahwa human trafficking, terutama child trafficking untuk

3
UN Development Programme (UNDP). Human Development Indices.A Statistical Update
2008.Accessed on 1 August 2009 from: http://hdr.undp.org/en/media/HDI_2008_EN_Complete.pdf.
(di akses pada 10 januari 2014)

4
tujuan sex telah berdampak pada kurangnya data statistik dan keterbatasan informasi

mengenai kejahatan tersebut.

Pada masa lalu, Human Trafficking hanya dianggap sebagai pemindahan

secara paksa ke luar negeri untuk tujuan prostitusi. Jumlah konvensi terdahulu

mengenai perdagangan manusia hanya memfokuskan aspek ini. Namun seiring

dengan perkembangan zaman, Human Trafficking didefenisikan sebagai

pemindahan, khususnya perempuan dan anak dengan atau tanpa persetujuan

orang yang bersangkutan di dalam suatu negara atau ke luar negeri untuk

semua perburuhan yang eksploitatif, bukan hanya prostitusi.

Trafficking adalah salah satu pemicu terjadinya perdagangan orang yang

korbannya rata-rata berada di bawah garis kemiskinan, khususnya perempuan.

Apalagi, hingga saat ini posisi perempuan masih termarjinalisasi, tersubordinasi yang

secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi kondisi perempuan. Situasi

semacam ini merupakan peluang bagi para sindikat perdagangan orang yang

sudah terorganisir untuk melakukan perekrutan. Bahkan nyaris jauh dari jangkauan

hukum, karena sindikatnya diawali dengan transaksi hutang piutang antara pemasok

tenaga kerja illegal dengan korban yang mempunyai anak perempuan yang

masih perawan, sehingga jika korban tidak mampu untuk menyelesaikan

transaksi yang telah disepakati, maka agunan adalah anak perempuan bisa saja

untuk dipekerjakan atau dijadikan pekerja seksual .

Perdagangan manusia di Asia Tenggara di motori dengan adanya jaringan

kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkoba, penipuan dokumen, pencucian

5
uang, penyelundupan senjata, dan kejahatan transnasional lainnya.4Kejahatan yang

terorganisasi di Singapura menempatkan perempuan dalam tujuan prostitusi.

Misalnya, salah satu sindikat dipercaya untuk memiliki jaringan rekrutmen dan

pengedaran di Filipina dan Singapura. Sindikat ini merekrut remaja Filipina untuk

menjadi tenaga kerja, setelah dibawa ke Singapura prostitusi menjadi satu-satunya

pilihan.5

Prostitusi merupakan pekerjaan yang di legalkan di Singapura, tetapi menjadi

pengemis adalah pekerjaan yang di larang. Hal ini membuat Singapura menjadi

Negara tujuan yang mudah bagi para penjual anak dan perempuan. Secara geografi,

posisi Singapura di tengah Asia Tenggara menjadikannya sebagai pusat tempat yang

paling mudah untuk trafficking transit. Dengan harga penerbangan yang rendah

menjadikan perjalanan untuk masuk ke Singapura sangat murah. Di tambah lagi

dengan adanya kebijakan perempuan dapat masuk ke pusat kota dengan without a

visa on cheap flights. Banyak perempuan yang sengaja meninggalkan Negara asal

mereka dan pergi ke Singapura dengan harapan untuk bisa bekerja sebagai tenaga

kerja seperti menjadi pembantu atau di pabrik industri.

Sebagai Negara yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, tentunya

Singapura harus terus meningkatkan komitmen untuk mensejahterakan bangsanya

melalui upaya-upaya dalam menghindari adanya praktek-praktek perdagangan orang


4
Bali Ministerial Conference on people Sumuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational
Crimes, Co-Chairs Statement, MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF JAPAN (2011),
http://www.mofa.go.jp/policy/i_crime/people/conf0202.html. (diakses tanggal 10 januari 2014)
5
Women Trafficked to Singapore Lured into Prostitution, AGENCE FRANCE-PRESSE (Sept. 1,
2008), available at http://afp.google.com/article/ALeqM5gmnM4mWGQx52EtIAnioroCZ5u4_Q
(Women Trafficked to Singapore). (diakses tanggal 10 januari 2014)

6
dan bentuk-bentuk eksploitasi lainnya. Pada masa lalu, Human Trafficking dianggap

hanya berupa pemindahan secara paksa keluar negeri untuk tujuan prostitusi. Jumlah

konvensi terdahulu hanya fokus terhadap hal yang berupa pemindahan secara paksa

untuk tujuan prostitusi.

Singapura merupakan salah satu Negara tujuan dan juga Negara transit bagi

praktek Human Trafficking, khususnya perdagangan perempuan dan anak. Singapura

adalah Negara yang menjadi tujuan utama tenaga kerja dan sex trafficking, terutama

yang berasal dari Filipina, Thailand, Indonesia dan Nepal.6Singapura juga salah satu

Negara asal Trafficking untuk tujuan turis sex anak ke Negara-negara seperti

Kamboja, Laos, Indonesia, Myanmar, Filipina, Vietnam dan Thailand.7

Beberapa tahun terakhir, masalah Human Trafficking di Singapura telah

mendapat perhatian lebih, baik dari pengamat internasional termasuk the Committee

on the Elimination of Discrimination against Women (Co-EDAW) dan the US

Department of State and national stakeholders. Pembentukan the Inter-Agency

Taskforce on Trafficking in Persons in 2010 tujuannya adalah untuk memerangi

perdagangan lebih efektif dengan menerapkan holistik, strategi terkoordinasi,

sebuah perkembangan yang bisa dicatat.

6
CIA, THE WORLD FACTBOOK 2010-Singapore, https://www.cia.gov/library/publications/the-
world-factbook/geos/SN.html. (diakses tanggal 10 januari 2014)
7
Creating a United Front against the Sexual Exploitation of Children in Travel and Tourism, END
CHILD PROSTITUTION, CHILD PORNOGRAPHY AND TRAFFICKING OF CHILDREN FOR
SEXUAL PURPOSES (ECPAT) INTERNATIONAL (2009),
http://www.ecpat.net/EI/Publications/Journals/ECPATJournalJune2009.pdf. (diakses tanggal 10
januari 2014)

7
Diidentifikasi sebagai "negara tujuan bagi laki-laki, perempuan dan anak perempuan

mengalami perdagangan seks dan kerja paksa". Upaya yang sekarang berlangsung di

Singapura untuk mengatasi masalah melalui peluncuran Rencana Aksi Nasional Anti

Perdagangan Orang 2012-2014 (NPA) Maret 2012, di mana pemerintah menetapkan

rencana untuk melawan segala bentuk perdagangan. NPA mengikuti struktur dari

instrumen hukum internasional utama yang berkaitan dengan Protokol perdagangan

untuk Mencegah, Menekan dan Menghukum Perdagangan Manusia, khususnya

Perempuan dan Anak, melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan

Kejahatan Transnasional Terorganisir (Protokol Perdagangan PBB, dengan

mengadopsi " 3P " pendekatan penuntutan, pencegahan dan perlindungan, dan

berfokus pada respon peradilan pidana) . Penelitian ini berusaha untuk menganalisis

banyaknya respon peradilan terhadap perdagangan manusia, dengan

mempertimbangkan kejahatan transnasional, juga pelanggaran hak atas kesetaraan

dan dalam beberapa kasus suatu bentuk diskriminasi yang lain dikontribusikan oleh

berbagai kesenjangan lainnya dan hukum yang diskriminatif, kebijakan dan praktek

yang berkaitan dengan berbagai alasan yang dilarang, termasuk jenis kelamin,

kebangsaan dan status ekonomi. Pusat Analisis terhadap hasil studi yang dilakukan

oleh The Humanitarian Organisation for Migration Economics (H.O.M.E ) selama

2012 di mana kasus dari 151 pekerja rumah tangga asing di Singapura diperiksa

dalam rangka membangun karakteristik khusus dari perdagangan menjadi pembantu

rumah tangga, suatu bentuk diskriminasi berbasis gender yang diakui dalam CEDAW

dan di rekomendasi dari Co-EDAW tersebut di Singapura dan untuk menentukan

8
apakah pendekatan yang ditetapkan dalam Protokol Perdagangan PBB sudah cukup

untuk mengatasi karakteristik tersebut. Ini menilai apakah respon terhadap

perdagangan manusia diperlukan oleh Protokol Perdagangan PBB akan membuktikan

lebih efektif bila dimasukkan sebagai bagian dari pendekatan yang lebih luas yang

dimiliki. Pada intinya, kewajiban negara-negara seperti Singapura untuk " mengambil

semua langkah yang tepat " untuk memerangi perdagangan sebagai pelanggaran hak

atas kesetaraan dan bentuk diskriminasi.

Singapura adalah spesimen yang menarik untuk analisis dalam hal ini untuk

beberapa alasan. Pertama, adalah lebih dikenal sebagai negara tujuan pekerja migran

asing dengan lebih dari seperlima dari penduduk terdiri dari nonwarga negara selain

sebagai negara tujuan untuk perdagangan manusia dan seperti disebutkan di atas,

pemerintah saat ini sedang dalam tahap yang relatif awal mengembangkan

tanggapannya terhadap masalah yang kompleks ini. Kedua, dan mungkin lebih

signifikan, Singapura telah menunjukkan komitmen yang lemah untuk mekanisme

HAM internasional melalui catatan buruk dengan menandatangani dan meratifikasi

perjanjian hak asasi manusia internasional. Kewajiban hak asasi manusia seperti yang

telah diasumsikan, bagaimanapun pusat sekitar isu-isu kesetaraan dan non-

diskriminasi yang telah meratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk

Diskriminasi terhadap Perempuan ( CEDAW ) pada tahun 1995 dan telah

menandatangani Konvensi tentang Hak-hak penyandang Cacat pada tanggal 30

November 2012. Sebuah pendekatan terhadap perdagangan manusia yang kurang

berfokus pada bahasa hak asasi manusia pada umumnya dan lebih khusus pada

9
bahasa kesetaraan dan non-diskriminasi, oleh karena itu, banyak daya tarik yang

dihasilkan Negara ini .

ECPAT merupakan organisasi jaringan global dan individu yang bekerja

bersama-sama untuk menghilangkan prostitusi anak, pornografi anak dan

perdagangan anak untuk tujuan seksual. ECPAT berusaha untuk mendorong

masyarakat dunia untuk menjamin bahwa anak-anak di mana pun harus dapat

menikmati hak-hak dasar mereka dan merasa aman dari semua bentuk eksploitasi

seksual komersial.

ECPAT memiliki status konsultatif khusus dengan Dewan Ekonomi dan

Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC). Visi ECPAT adalah Realisasi hak

semua anak untuk hidup bebas dari ancaman prostitusi anak, pornografi anak dan

perdagangan anak untuk tujuan seksual. Jaringan ECPAT telah berkembang dari

empat kelompok (semua dalam Asia) sebelum Kongres Dunia pada tahun 1996

menjadi lebih dari 80 kelompok di lebih dari 75 negara pada tahun 2010. Semua

kelompok ini adalah organisasi atau koalisi bekerja melawan independen

eksploitasi seksual komersial anak. Kekuatan gerakan ECPAT didasarkan pada

adanya kegiatan di tingkat lokal, nasional dan internasional. Kegiatan ini

memberdayakan konstituen gerakan dibeberapa cara. Karya afiliasi nasional dan

kelompok di tingkat lokal dan nasional memvalidasi peran Sekretariat International.

Pada saat yang sama, kegiatan internasional yang dilakukan dan / atau dipromosikan

dan/ atau dibantu oleh Sekretariat memberikan kekuatan dan kredibilitas untuk

individu kelompok. Dengan bekerja sama, aktor ECPAT ini memberikan

10
Gerakan status yang meningkat dan otoritas dalam lingkaran internasional. Gerakan

ECPAT memang aktor utama dalam memerangi CSEC (the commercial sexual

exploitation of children).

1.2 Rumusan Masalah

Merumuskan suatu permasalahan adalah bagian penting dalam penulisan

sebuah karya ilmiah dengan tujuan agar penulisan dan kajian yang dilakukan lebih

terarah dan fokus. Penulis berusaha membuat suatu rumusan masalah yang dapat di

jadikan titik fokus analisa dan kajian dalam penulisan ini.

Perdagangan manusia (human trafficking), merupakan masalah yang cukup

menarik perhatian masyarakat, baik nasional maupun internasional. Berbagai upaya

telah dilakukan guna mencegah terjadinya praktik perdagangan manusia. Secara

normatif, aturan-aturan hukum telah diciptakan guna mencegah dan mengatasi

perdagangan manusia. Tetapi, perdagangan manusia masih tetap berlangsung,

khususnya yang berkaitan dengan wanita dan anak-anak.

Helge Konrad menjelaskan bahwa human trafficking adalah masalah yang

kompleks, dan banyak hal yang menjadi faktor pemicu. Ia menjelaskan bahwa:8

The causes of trafficking are complex. While there are numerouscontributing faktors,
which have to be analysed and taken into account inpolitical decision making the
unequal economic development of differentcountries, mass unemployment in many
countries of origin, but also inequality, discrimination and gender-based violence in
our societies, theprevailing market mechanisms; the patriarchal structures in the
sourceand destination countries; the demand side including the promotion of

8
Helga Konrad, Trafficking In Human Beings The Ugly Face of Europe, European Conference
on Preventing and Combating Trafficking In Human Beings Global Challenge for the 21st Century,
Brussels, Belgium, September 2002, hal. 5.

11
sextourism in many countries of the world, the mindsets of men, etc.
theprimary root cause is poverty, most particularly among women.

Kompleksitas masalah human trafficking diperberat lagi dengan

ketidaktahuan dari para korban. Korban human trafficking dengan rela membayar

seseorang untuk dapat pergi dan masuk ke suatu negara dan bekerja sebagai

prostitusi. Setelah bekerja sebagai prostitusi beberapa lama, dia dapat kembali ke

Negara asalnya dengan membawa sejumlah uang yang dapat dimanfaatkan untuk

menyokong kehidupan keluarga. Mengetahui data perdagangan manusia, tidaklah

mudah. Beberapa sumber data tidak dapat menjelaskan secara pasti berapa jumlah

human trafficking.

Human trafficking khususnya yang berkaitan dengan wanita, merupakan

bisnis terbesar ketiga setelah drug trafficking dan trafficking in weapons.

Human trafficking merupakan bisnis yang menguntungkan, karena low risk,

expendable, reuseable and resellable9 Yang sering menjadi sasaran human

trafficking adalah daerah-daerah setelah terjadinya konflik, karena daerah ini

merupakan daerah di mana masyarakat sipil belum stabil dan penegakan hokum

masih lemah. Daerah-daerah demikian ini memberi peluang bagi terjadinya aktivitas

kriminal dari kejahatan terorganisasi.10

Maraknya aktivitas perdagangan manusia di Singapura terutama perdagangan

anak dan wanita, serta adanya respon dari NGO seperti ECPAT Internasional menjadi

temuan menarik bagi penulis sehingga penulis merumuskan sebuah pertanyaan

9
Ibid.,hal. 7.
10
Frank Laczko, op.cit.,hal. 15.

12
mengenai hal tersebut yaitu: Bagaimana Peran Child Prostitution, Child

Pornography and Trafficking of Children for Sexual Purposes (ECPAT)

Internasional dalam Menangani Kasus Human Trafficking di Singapura (2008-

2013)?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Mengetahui peran ECPAT Internasional dalam mengatasi kasus Human

Trafficking di Singapura

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai informasi ilmiah yang dapat memberikan tambahan wawasan

pengetahuan bagi para peminat dan pemerhati masalah-masalah hubungan

Internasional.

2. Sebagai bahan pertimbangan guna penelitian yang lebih lanjut dalam

kajian masalah Human Trafficking di Singapura.

1.4 Kerangka Teori

Studi Hubungan Internasional adalah studi yang didominasi oleh pemikir-

pemikir Barat.11 Ilmu Hubungan Internasional merupakan suatu kajian yang

mencakup komponen masyarakat internasional atau sistem internasional, Menurut

Karen Mingst: Hubungan Internasional merupakan studi yang mempelajari tentang

interaksi di antara berbagai macam aktor yang berpartisipasi dalam politik

Olivia, Yessi. 2011. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional: Adakah Teori Hubungan Internasional
11

Non Barat?.Vol.3

13
internasional, mencakup Negara, organisasi internasional, organisasi non pemerintah,

kesatuan sub nasional seperti birokrasi dan pemerintahan lokal, dan para individu.12

Fenomena yang akan penulis teliti adalah mengenai peran ECPAT

Internasional sebagai organisasi non pemerintah yang memfokuskan pada agenda

kerja menangani kasus Human Trafficking terhadap kasus Human Trafficking yang

terjadi di Singapura dimana rentang waktu penelitian di mulai dari tahun 2008 hingga

tahun 2013. Dalam penelitian ini, penulis akan mempergunakan teori yang relevan

untuk dapat menggambarkan fenomena ini dengan baik.

Sedangkan pengertian teori menurut John W Creswell dalam bukunya yang

berjudul Research Design adalah sebagai serangkaian bagian atau variabel, definisi,

dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis

mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan

menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena

alamiah. Sedangkan Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide

pemikiran pemikiran teoritis yang mereka definisikan sebagai menentukan

bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling

berhubungan.13

Pada penelitian ini penulis menggunakan teori organisasi internasional.

Organisasi internasional dapat didefinisikan sebagai sebuah struktur formal yang

12
Mingst, Karen. 1999. Essentials of International Relations. W.W.Norton & Company: New York.
hlm.2
13
John W. Creswell. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

14
berkesinambungan yang pembentukannya berdasarkan pada perjanjian antar anggota-

amggotanya (pemerintah dan atau bukan pemerintah) dari dua atau lebih negara

berdaulat dengan tujuan mencapai tujuan bersama dari para anggotanya 14

Menurut Leroy Bennet, fungsi utama dari organisasi internasional yaitu untuk

mengadakan upaya-upaya kerjasama antarnegara dalam bidang-bidang tertentu

dimana kerjasama tersebut memberikan keuntungan-keuntungan bagi seluruh maupun


15
sebagian besar anggotanya . Selain itu penulis juga menggunakan teori peranan

dalam organisasi internasional yaitu Peranan merupakan seperangkat perilaku yang

diharapkan dari seseorang atau dari struktur yang menduduki suatu posisi dalam

sistem. Peranan dari struktur tunggal, maupun bersusun ditentukan oleh harapan

orang lain atau perilaku peran itu sendiri, juga ditentukan oleh pemegang peran

terhadap tuntutan dan situasi yang mendorong dijalankan perannya tadi. Peranan

merupakan aspek dinamis kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. 16

1.5 Hipotesa

Hipotesis merupakan suatu proposisi atau pernyataan tentang hubungan antara

dua atau lebih variabel. Dalam suatu penelitian, hipotesis berfungsi sebagai jawaban

sementara (tentative answer) bagi masalah atau pertanyaan penelitian, yang

karenanya perlu diuji melalui prosedur pengujian hipotesis.

14
Archer, Clive 2001, International Organization, 3rd edn.London: Routledge. Hlmn:35
15
Bennett, Alvin LeRoy.1983. International Organizational : Principles and Issues. New Jersey :
Prentice-Hall. Hlmn 3
16
Soekanto, Soerjono.2009.Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru.Jakarta:Rajawali Pers. Hlmn 268

15
Dalam penelitian ini hipotesa yang di kemukakan adalah ECPAT

Internasional berperan dalam menangani kasus Human Trafficking, karena tingkat

Human Traffcking di Singapura sangat besar.

Variabel Independen

Tingkat Human Trafficking di Singapura sangat besar.

Indikatornya:

1. Singapura menjadi Negara tujuan eksploitasi sex anak terbesar di Asia

Tenggara

2. Pemerintah Singapura menunjukkan respon yang kurang baik terhadap

kasus Human Trafficking

3. Singapura memiliki akses perdagangan bebas dan sangat terbuka sehingga

mempermudah akses Human Trafficking

Variabel Dependen

ECPAT Internasional berperan dalam menangani kasus Human Trafficking

Indikatornya :

1. ECPAT Internasional merupakan organisasi non pemerintah yang

bergerak dibidang penanganan kasus Human Trafficking

2. Singapura adalah salah satu Negara anggota ECPAT Internasional

3. ECPAT Internasional mendukung kebijakan pemerintah Singapura dalam

menangani kasus Human Trafficking.

16
1.6 Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional merupakan definisi yang menggambarkan sebuah

konsep menggunakan konsep lain.

1. Human Trafficking, PBB mendefinisikan trafficking sebagai: perekrutan,

pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan

ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain,

penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,

atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari

orang yang mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi.

Eksploitasi termasuk, paling tidak eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau

bentuk-bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa,

perbudakan atau praktik-praktik serupa perbudakan, perhambaan atau

pengambilan organ tubuh. Trafficking dalam kamus Websters College Dictionary

(1996) disebutkan Trafficking to carry on traffic especially illegal (in a

commodity) yang artinya perdagangan untuk membawa lalu lintas komoditi yang

illegal. Jadi, mengangkut dalam suatu lalu lintas dengan kata lain memindahkan

sesuatu dengan cara illegal (digunakan untuk menunjuk pada satu komoditi).

Semenjak perdagangan orang diperbincangkan secara umum pada skala

internasional di tahun 2000, terdapat tiga tipe yang telah mendominasi teori atau

konsep perdagangan orang. Hal ini menjelaskan perdagangan orang sebagai:

1. Sebuah produk sampingan dari kerja paksa.

2. Gejala migrasi yang difasilitasi oleh kejahatan yang terorganisir.

17
3. Sebuah akibat dari prostitusi.17

2. CEDAW, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap

Perempuan (CEDAW). Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap

Perempuan (CEDAW) adalah suatu instrumen standar internasional yang diadopsi

oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1979 dan mulai berlaku pada tanggal 3

Desember 1981. Pada tanggal 18 Maret 2005, 180 negara, lebih dari sembilan puluh

persen negara-negara anggota PBB, merupakan Negara Peserta Konvensi.

CEDAW menetapkan secara universal prinsip-prinsip persamaan hak antara

laki-laki dan perempuan. Konvensi menetapkan persamaan hak untuk perempuan,

terlepas dari status perkawinan mereka, disemua bidang baik politik, ekonomi, sosial,

budaya dan sipil. Konvensi mendorong diberlakukannya perundang-undangan

nasional yang melarang diskriminasi dan mengadopsi tindakan-tindakan khusus-

sementara untuk mempercepat kesetaraan de facto antara laki-laki dan perempuan,

termasuk merubah praktek-praktek kebiasaan dan budaya yang didasarkan pada

inferioritas atau superioritas salah satu jenis kelamin atau peran stereotipe untuk

perempuan dan laki-laki.

Komite Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan dibentuk pada tahun

1982, setelah Konvensi dinyatakan berlaku.Tugas utamanya adalah untuk

mempertimbangkan laporan periodik yang disampaikan kepada Komite dari Negara-

negara Peserta mengenai langkah-tindak legislatif, judikatif, administratif dan

17
Sullivan, Barbara. 2010. Trafficking In Human Being. Dalam Laura J. Shepherd, Gender Matters
in Global Politics: A Feminist Introduction to International Relations (London and New York:
Routledge, 2010), hlm. 89-90.

18
tindakan-tindakan lain yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Konvensi. Komite

memberikan rekomendasi-rekomendasi bagi Negara-negara Peserta mengenai

langkah-langkah yang perlu diambil untuk melaksanakan Konvensi.

Hak asasi perempuan dalam CEDAW didasarkan pada tiga prinsip:

kesetaraan, non-diskriminasi dan kewajiban negara. Dalam ketiga prinsip tersebut

terletak 'prisma' hak asasi perempuan, yang menjadi lensa untuk memeriksa dan

mengoreksi segala bentuk diskriminasi gender. Lebih penting lagi, kerangka tujuan,

kewajiban, hak, pengaturan dan akuntabilitas hanya dapat dibangun melalui

pemahaman konsep-konsep dasar ini. Walaupun masing-masing konsep berbeda dan

memiliki nuansa tersendiri, masing-masing saling berhubungan dan saling

memperkuat dan menjadi inti CEDAW.18

3. NGO, Istilah non-governmental organization digunakan sejak berdirinya

PBB pada tahun 1945, tepatnya pada pada Piagam PBB Pasal 71 Bab 10 tentang

peranan konsultatif non-governmental organization. Awalnya istilah ini digunakan

untuk membedakan antara hak partisipatif badan-badan pemerintah

(intergovernmental agencies) dan organisasi-organisasi swasta international

(international private organizations).

Defenisi international NGO (INGO) pertama kali diberikan dalam resolusi

288 (X) ECOSOC pada 27 Februari 1950: setiap organisasi internasional yang tidak

18
Didasarkan pada proposisi bahwa hak itu sendiri tidak dapat dinikmati kecuali bila manusia sudah
memiliki kemampuan melalui pengaturan material,kelembagaan, dan hukum. Selanjutnya, kemampuan
memberikan kebebasan untuk mengolah pilihan ketimbang menentukan pilihan atau capaian. Martha
Nussbaum, Women and Human Development: The Capabilities Approach (Delhi: Kali, 2000).

19
didirikan atas dasar sebuah perjanjian internasional .World Bank, mendefenisikan

NGO sebagai organisasi swasta yang menjalankan kegiatan untuk meringankan

penderitaan, mengentaskan kemiskinan, memelihara lingkungan hidup, menyediakan

layanan sosial dasar atau melakukan kegiatan pengembangan masyarakat. Dalam

sebuah dokumen penting World Bank, Working With NGOs, disebutkan, Dalam

konteks yang lebih luas, istilah NGO dapat diartikan sebagai semua organisasi nirlaba

(non-profit organization) yang tidak terkait dengan pemerintahan.

NGO pada umumnya adalah organisasi berbasis nilai (value-based

organizations) yang bergantung kepada, baik sebagian atau keseluruhan, bantuan

amal (charitable donations) dan pelayanan sukarela (voluntary service). Walaupun

sejak lebih dari 2 dekade terakhir sektor NGO telah semakin diprofesionalisasikan,

namun prinsip-prinsip altruism (mementingkan orang lain) and kesukarelaan

(voluntarism) masih menjadi ciri utamanya. 19

4. H.O.M.E adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang melihat ke

kesejahteraan dan hak-hak pekerja migran, dan menanggapi kebutuhan khusus

masyarakat migran di Singapura. HOME menawarkan bantuan untuk pekerja asing

yang membutuhkan, baik dari penasihat hukum, tempat tinggal, makanan dan

beberapa persekutuan.Siswa membantu dalam menentukan sifat dari masalah pekerja

menghadapi dan lulus kasus tersebut kepada anggota staf yang lebih berpengalaman

untuk memberikan bantuan. Sebagai siswa menjadi lebih mahir, mereka melayani

19
"Fact Sheet: Non-Governmental Organizations (NGOs) in the United States ". Humanrights.gov.
January 12, 2012. (Diakses tanggal 15 maret 2014)

20
sebagai penerjemah, mengawal pekerja asing untuk sidang pengadilan perburuhan,

dan terlepas dari kemampuan siswa untuk berbicara Mandarin baik atau menulis

dengan rapi, ia pasti akan menemukan teman-teman di banyak warga dan relawan di

fasilitas penampungan HOME .20

5. Organisasi Internasional adalah kolektivitas dari entitas-entitas yang

independen, kerjasama yang terorganisasi (organized cooperation) dalam bentuk

yang lebih konkret.21 Organisasi internasional merupakan produk dari perjanjian-

perjanjian multilateral. Secara sederhana adapula yang mendefinisikan organisasi

internasional sebagai sebuah struktur formal dan berkesinambungan yang dibentuk

oleh kesepakatan diantara anggotanya (keanggotaan negara dan non negara), dari

paling tidak dua negara merdeka atau lebih, yang memiliki tujuan untuk mengejar

kepentingan bersama anggota.22

6. Ekstradisi, Ekstradisi berasal dari kata latinaxtradere (extradition =

Inggris) yang berarti ex adalah keluar, sedangkan tradere berarti memberikan yang

maksudnya ialah menyerahkan. Istilah ekstradisi ini lebih dikenal atau biasanya

digunakan terutama dalam penyerahan pelaku kejahatan dari suatu negara kepada

negara peminta.

Menurut I Wayan Parthiana, SH , Ekstradisi adalah Penyerahan yang

dilakukan secara formal baik berdasarkan perjanjian ekstradisi yang diadakan

20
HOME Empowerment. Diakses pada 14 maret 2014 from: http://www.home.org.sg/page4.asp.
21
Ade maman Suherman, SH, M.Sc, Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi Regional dalam
Perspektif Hukum dan Globalisasi, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2003.
22
Drs. Teuku May Rudi, SH., MA., MIR., Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung: PT.
Refika Aditama, 1998.

21
sebelumnya atau berdasarkan prinsip timbal balik, atas seseorang yang tertuduh

(terdakwa) atau atas seorang yang telah dijatuhi hukuman atas kejahatan yang

dilakukannya (terhukum, terpidana) oleh negara tempatnya melarikan diri atau berada

atau bersembunyi kepada negara yang memiliki yurisdiksi untuk mengadili atau

menghukumnya atas permintaan dari negara tersebut, dengan tujuan untuk mengadili

atau melaksanakan hukumannya. 23

M. Budiarto, mengatakan bahwa secara umum ekstradisi dapat diartikan suatu

proses penyerahan tersangkan atau terpidana karena telah melakukan suatu kejahatan

yang dilakukan secara formal oleh suatu negara kepada negara lain yang berwenang

memeriksa dan mengadili pelaku kejahatan tersebut.24

L. Oppenheim, mengatakan :ekstradisi adalah penyerahan seorang tertuduh

oleh suatu negara diwilayah mana ia suatu waktu berada, kepada negara dimana ia

disangka melakukan atau telah melakukan atau telah dihukum karena perbuatan

kejahatan.25J. G. Starke mengatakan: penyerahan (Ekstradisi) menunjukkan suatu

proses dimana suatu negara menyerahkan atas permintaan negara lainnya, seorang

dituduh karena kriminal yang dilakukannya terhadap undang-undang negara

pemohon yang berwenang untuk mengadili pelaku kejahatan tersebut. Biasanya

23
I Wayan Pharthiana, Ekstradisi Dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional.Alumni,
Bandung, 1993, hal. 16.
24
M. Budiarto, Masalah Ekstradisi dan Jaminan Perlindungan Hak-Hak Azasi Manusia, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1980, hal.13.
25
L. Oppenheim, International Law A Treaties, 8 th edition, 1960, vol. On-Peace, Hal. 696

22
kejahatan yang berwenang untuk mengadili penjahat tersebut yang dilakukannya

dalam wilayah yang diserahkan.26

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah serangkaian prosedur yang dapat dilakukan untuk

mengetahui eksistensi empirik sebuah konsep.

Perdagangan Manusia adalah kejahatan yang terorganisir dilakukan baik

dengan cara-cara konvensional dengan cara bujuk ragu para (perekrut tenaga kerja di

tingkat desa) sampai cara-cara modern, misalnya melalui iklan-iklan di media cetak

dan elektronik. Pelaku mengorganisir kejahatan dengan membangun jaringan dari

daerah/negara asal korban sampai ke daerah / negara tujuan.27 Sementara ESKA

(Eksploitasi Seksual Komersial Anak) adalah sebagai kekerasan seksual oleh orang

dewasa dan pemberian imbalan dalam bentuk uang tunai atau barang terhadap anak,

atau orang ketiga, atau orang-orang lainnya. Eksploitasi seksual komersial anak

adalah sebuah proses dimana anak diperlakukan sebagai sebuah objek seksual dan

sebagai objek komersial dan merupakan sebuah bentuk pemaksaan dan kekerasan

terhadap anak, dan mengarah pada bentuk-bentuk kerja paksa serta perbudakan

modern

26
J. G. Starke, An Introduction International Law (terjemahan F. Isjwara) Penerbit Alumni, Bandung,
Hal. 13
27
Pedoman Penegakan Hukum dan Perlindungan Korban Dalam Penanganan Tindak Pidana
Perdagangan Orang, (Jakarta,IOM 2009), hal 18

23
1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat

kualitatif yaitu dengan memperhatikan perilaku aktor-aktor internasional dengan

menghubungkan sebab akibat yang terjadi dengan menggunakan teknik kepustakaan

(Library Research) yaitu pengumpulan data dari berbagai literatur berupa buku,

koran, majalah, jurnal dan internet yang sesuai dengan permasalahan yang ingin

dikemukakan penulis.

Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati.28Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan, bahwa

penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung dalam pengamatan yang berhubungan dengan kasus

yang diteliti.29

1.9 Ruang Lingkup Penelitian

Batasan waktu sangat penting dalam penelitian, batasan waktu sangat

diperlukan agar penelitian menjadi lebih jelas dan terarah. Adapun dimensi waktu

penelitian ini dibatasi pada rentang waktu tahun 2008-2013.

28
Bogdan dan Taylor.Dalam Lexy J. Moleong. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja
Rosdakarya: Bandung., hal. 26
29
Ibid, hal 3

24
1.10 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Kerangka Dasar Teori, Hipotesa, Definisi Konsepsional, Definisi Operasional,

Metode dan Teknik Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM KASUS HUMAN TRAFFICKING DI

SINGAPURA

Bab ini akan banyak memberikan gambaran umum kasus Human Trafficking di

Singapura.

BAB III : KEBIJAKAN ECPAT INTERNASIONAL DALAM MENANGANI

KASUS HUMAN TRAFFICKING

Bab ini akan lebih fokus membahas mengenai peran ECPAT Internasional dalam

menangani kasus Human Trafficking di Singapura.

BAB IV : DAMPAK DARI PERAN ECPAT INTERNASIONAL TERHADAP

KASUS HUMAN TRAFFICKING

Bab ini akan membahas mengenai dampak dari adanya peran ECPAT Internasional

dalam menangani kasus Human Trafficking di Singapura.

BAB V : KESIMPULAN

Bab ini berisi simpulan berdasarkan hasil kajian terhadap permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini.

25
Daftar Pustaka

Buku

Helga Konrad, Trafficking In Human Beings The Ugly Face of Europe, European

Conference on Preventing and Combating Trafficking In Human Beings

Global Challenge for the 21st Century, Brussels, Belgium, September 2002,

hal. 5.

Mingst, Karen. 1999. Essentials of International Relations. W.W.Norton &

Company: New York. hlm.2

John W. Creswell. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Archer, Clive 2001, International Organization, 3rd edn.London: Routledge. Hlmn:35

Bennett, Alvin LeRoy.1983. International Organizational : Principles and Issues.

New Jersey : Prentice-Hall. Hlmn 3

Soekanto, Soerjono.2009.Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru.Jakarta:Rajawali

Pers. Hlmn 268

Sullivan, Barbara. 2010. Trafficking In Human Being. Dalam Laura J. Shepherd,

Gender Matters in Global Politics: A Feminist Introduction to International

Relations (London and New York: Routledge, 2010), hlm. 89-90.

Ade maman Suherman, SH, M.Sc, Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi

Regional dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2003.

26
Drs. Teuku May Rudi, SH., MA., MIR., Administrasi dan Organisasi Internasional,

Bandung: PT. Refika Aditama, 1998.

I Wayan Pharthiana, Ekstradisi Dalam Hukum Internasional dan Hukum

Nasional.Alumni, Bandung, 1993, hal. 16.

M. Budiarto, Masalah Ekstradisi dan Jaminan Perlindungan Hak-Hak Azasi

Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hal.13.

J. G. Starke, An Introduction International Law (terjemahan F. Isjwara) Penerbit

Alumni, Bandung, Hal. 13

Bogdan dan Taylor.Dalam Lexy J. Moleong. 1991. Metode Penelitian Kualitatif.

Remaja Rosdakarya: Bandung., hal. 26

Jurnal

Olivia, Yessi. 2011. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional: Adakah Teori Hubungan

Internasional Non Barat?.Vol.3

"Fact Sheet: Non-Governmental Organizations (NGOs) in the United States ".

Humanrights.gov. January 12, 2012. (Diakses tanggal 15 maret 2014)

L. Oppenheim, International Law A Treaties, 8 th edition, 1960, vol. On-Peace, Hal.


696

Pedoman Penegakan Hukum dan Perlindungan Korban Dalam Penanganan Tindak

Pidana Perdagangan Orang, (Jakarta,IOM 2009), hal 18

27
Website

Bali Ministerial Conference on people Sumuggling, Trafficking in Persons and

Related Transnational Crimes, Co-Chairs Statement, MINISTRY OF

FOREIGN AFFAIRS OF JAPAN (2011),

http://www.mofa.go.jp/policy/i_crime/people/conf0202.html. (diakses tanggal

10 januari 2014)

CIA, THE WORLD FACTBOOK 2010-Singapore,

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/SN.html.

(diakses tanggal 10 januari 2014)

Creating a United Front against the Sexual Exploitation of Children in Travel and

Tourism, END CHILD PROSTITUTION, CHILD PORNOGRAPHY AND

TRAFFICKING OF CHILDREN FOR SEXUAL PURPOSES (ECPAT)

INTERNATIONAL (2009),

http://www.ecpat.net/EI/Publications/Journals/ECPATJournalJune2009.pdf.

(diakses tanggal 10 januari 2014)

HOME Empowerment. Diakses pada 14 maret 2014 from:

http://www.home.org.sg/page4.asp.

Singapore Government website, About Us.Accessed on 21 June 2010 from:

http://www.gov.sg/government/web/content/govsg/classic/about_us. See also:

www.sg: Your official gateway to Singapore, Profile, Government.

Accessed on 21 June 2010 from:http://app.www.sg/who/18/Government.aspx

(di akses pada 10 januari 2014)

28
UN Development Programme (UNDP). Human Development Indices.A Statistical

Update 2008.Accessed on 1 August 2009 from:

http://hdr.undp.org/en/media/HDI_2008_EN_Complete.pdf. (di akses pada 10

januari 2014)

Women Trafficked to Singapore Lured into Prostitution, AGENCE FRANCE-

PRESSE (Sept. 1, 2008), available at

http://afp.google.com/article/ALeqM5gmnM4mWGQx52EtIAnioroCZ5u4_Q

(Women Trafficked to Singapore). (diakses tanggal 10 januari 2014)

www.sg: Your official gateway to Singapore, Our History. Accessed on 21 June

2010 from: http://app.www.sg/who/4/Our-History.aspx (diakses pada 10

januari 2014)

29

Anda mungkin juga menyukai