Pendahuluan
dalam tulisan ini penulis mengangkat kerja sama antara negara Indonesia dengan negara
Sudan dalam bidang pertanian. Dalam penelitian ini penulis akan memperlihatkan
bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan oleh ke dua negara dan akan memperlihatkan
tahun 1955, Gerakan Non Blok tahun 1961, South Summit di Kuba dan Qatar tahun
2000 dan 2005, Resolusi PBB No. 58/220 tentang pembentukan High Level Committe
mencapai kondisi yang lebih baik yang berlandaskan kepada nilai-nilai kebersamaan,
Kerjasama Selatan-Selatan dianggap penting karena dunia mendekati waktu 2015 yang
merupakan target untuk anti kemiskinan yang dikenal dengan Tujuan Pembangunan
1
Kajian Membangun Kerjasama Seltam-selatan Indonesia Secara Berkelanjutan. Tersedia di:
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011%5Ckajian%5Cpkrb%5CSelatan-Selatan_PKRB'11.pd.
(diakses pada: 13 Maret 2014)
1
Milenium (MDGs) yang di sepakati dalam pertemuan puncak PBB tahun 2000 yang
dihadiri oleh para pemimpin dunia. Target dari MDGs adalah pengentasan kemiskinan,
Negara yang melakukan Kerjasama selatan-selatan akan memiliki peran ganda, yaitu
satu sama lainnya untuk mempelajari tentang kebijakan inovatif dan skema untuk
pelaksanaan konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung. Sejak itu, Indonesia aktif
2
Memajukan kerjasama Selatan-Selatan dapat tingkatkan pencapaian tujuan pembangunan Sekretaris-
Jenderal PBB Tersedia di: http://www.unic-jakarta.org/index.php/id/latar-belakang-unic-jakarta/96-
bahasa-categories/info-terkini/september-2013-bahasa/3980-memajukan-kerjasama-selatan-selatan-dapat-
tingkatkan-pencapaian-tujuan-pembangunan-sekretaris-jenderal-pbb. (diakses pada 13 Maret 2014)
3
Duta Besar Soemadi D.M. Brotodiningrat. Grand Design Baru Kerjasama Selatan-selatan. Tabloid
DIPLOMASI media Komunikasi dan Interaksi. No. 54. V. tgl.15 April-14 Mei 2012.
2
kerjasama dalam berbagai bidang seperti, bidang telekomunikasi, pedagangan, investasi,
merupakan salah satu negara yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik di
dalam bidang pertanian. Karena sebagain besar dari masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani. Dan hasil dari pertanian
Dalam kurun waktu belakangan ini, pengan mengalami kenaikan yang pesat.
pekerkirakan akan terus berlanjut. Kenaikan harga pangan akan mengancam pemenuhan
kebutuhan manusia yang paling dasar. Meningkatkan isntabilitas politik dan ekonomi
Millinium 2015.5
tahun 2000an ditandai dengan adanya MoU Indonesia dan Sudan dalam bidang
pertanian tahun 2002, Agreeed Minutes Menteri Pertanian dan Sudan tahun 2007.6 Dan
yang terbaru adalah penandatangan Joint Technical Committee oleh meteri pertanian RI
dan menteri pertanian dan irigasi Sudan di Khartoum pada april 2013.7
Sudan memiliki lahan pertanian yang subur mencapai 84 juta ha, yang baru di
kelola 20%, lahan yang siap di kelola 48 juta ha, hutan 74 juta ha, dan sudan juga di
4
Sudan. Tersedia di: http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/sudan.htm (diakses
pada 14 Maret 2014)
5
Fransiscus Welirang, Peningktan penggunaan pangan Untuk energy menyebabkan keanaikan harga
pangan, Tabloid Diplomasi, No, 42 tahun IV, tgl 15 april-14 Mei 2011.
6
Ibid
7
Indonesia-Sudan. Tersedia di: http://www.theglobal-
review.com/content_detail.php?lang=id&id=11801&type=15#.UzKc6mf6PxM. (.diakses 16 Maret 2014)
3
kelilingi oleh sungai nile dan sungai-sungai kecil lainnya dan selain itu tanah di Sudan
juga merupakan tanah tada hujan dan air sumur. Sedangkan Indonesia memiliki
teknologi, pengalaman, dan kemampuan di bidang pertanian. Hal inilah yang menjadi
dasar bagi Indonesia dan Sudan untuk melakukan kerjasama di bidang pertanian.8
Kerjasama dalam bidang pertanian merupakan salah satu upaya Indonesia untuk
mengatasi krisis pangan yang mana pada saat ini menjadi isu banyak negara. Karena
banyaknya isu-isu global yang akan menyebabkan krisis pangan, seperti perubahan
iklim global, dan pembangunan di negara berkembang yang mengurangi lahan untuk
pertnaian.
Sudan mempunyai lahan yang cukup luas dan siap di sediakan untuk investor
Indonesia. Terutama untuk penanaman padi, kapas, dan tebu dan lahan lain yang di
butuhkan indonesia. Kerja sama dalam industri gula, diharapkan kedua negara ini
menjadi negara swasembada gula dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi negara
pengekspor gula. Sudan memiliki letak yang geografis yang dekat dengan pasar ekspor
di timur tengah dan Eropa. Tanaman kapass juga di butuhkan Indonesia sebagai bahan
tekstil.9 Upaya pengembangan pertanian padi di Sudan akan memberi beberapa manfaat
yang bisa didapatkan Indonesia, terutama jaminan ketersediaan beras untuk konsumsi
Indonesia.10
8
Rumah toko Produk Pertanian di luar Negeri. Tersedia di:http://eksim.deptan.go.id/kln/berita-144-
rumah-toko-produk pertanian-di-luar-negeri.html. (diakses pad: 23 Maret 2014)
10
RI-Sudan Kerja Sama Pertanian dan Peternakan. Tersedia di :
http://internasional.kompas.com/read/2013/04/23/12351495/RI-
Sudan.Kerja.Sama.Pertanian.dan.Peternakan.(diakses 23 Maret 2014)
4
Infrastruktur yang mendukung pertanian pembangunan pertanian di Sudan
adalah11:
kewajiban
Sistem pertanian yang telah digunakan di Sudan dan investasi di sektor pertanian
di Sudan yaitu, sistem irigasi sekitar 2 juta ha untuk tanaman kapas, gandum, kacang
tanah, sayur-sayuran, buah-buahan dan makanan ternak dan juga sistem pertanian
dengan 6 juta ha tanah tadah hujan. Jenis pertanian yang dapat di kelola dengan
menggunakan sistem ini adalah jagung, sesame, bunga matahari dan kapas.
4. Platform modal di sektor pertanian tidak di tentukan dan tidak pula di batasi
Selain ini, ada beberapa hal yang menjadi peluang investasi pendukung, yaitu:
11
Ibid
12
Ibid
5
3. Pelayanan transportasi, pergudangan, dan berbagai sarana pendukung
lainnya.
adalah alat-alat pertanian, pupuk, bibit unggul, dan juga tenaga kerja yang terampil. dan
Produk Pertanian Indonesia yang diisi oleh para pelaku usaha dengan berbagai produk
Indonesia. Diantaranya diisi oleh produk pertanian dari PT RUTAN dan PT ASTRA.
Dengn terkelolanya lahan pertanian di Sudan dengn baik, maka hal ini akan
menyerap 55% kesempatan bagi tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan di bidang
pertanian.
Dari gambaran diatas, beberapa alasan yang menjadi dasar bagi penulis untuk
menganalisis topik yang diangkat dalam penelitian ini diantaranya adalah sebgai
kedua Indonesia dan Sudan melakukan kerja sama dalam bidang pertanian dikarenakan
antara Indonesia dan Sudan saling ketergatungan, dan yang ketiga Sudan memberikan
pertanian.
6
macam kendala untuk bisa membangun dan mengembangkan perekonomiannya.
Keterbatasan modal, teknologi dan tenaga ahli untuk bisa mengembangkan usaha
perekonomiannya. Sedangkan sumber daya alam yang tersedia lebih dari cukup.
pangan yang disebabkan salah satunya oleh perubahan iklim global maka Indonesia
membutuhkan cadangan dan mempersiapkan upaya untuk bisa mengatasi krisis pangan
tersebut. Indonesia juga membutuhkan berbagai bahan-bahan baku pangan untuk bisa
Sudan merupakan negara yang sama-sama berada di dalam level negara selatan
atau negara berkembang. Kendala bagi negara Sudan yang merupakan bagian dari
wilayah Afrika adalah kurangnya informasi mengenai potensi dan kerjasama. Sudan
mememiliki sumber daya alam yang tersedia untuk pertanian, tetapi Sudan tidak
memiliki modal, peralata, dan tenaga yang ahli untuk bisa memamfaatkan sumber daya
Kerjasama dari Indonesia dengan Sudan memberikan peluang bagi Sudan untuk
bisa memamfaatkan sumber daya alam yang bisa di kelola untuk pertanian. Kerjasama
antara Indonesia dengan sudan sama-sama memberikan mamfaat kepada ke dua negara.
Sudan memiliki lahan yang bisa di kelola untuk pertanian, sedangkan Indonesia bisa
melakukan investasi dalam pertanian dan juga bisa melakukan ekspor peralatan
pertanian ke negara sudan. Kerjasama ini juga bisa menjadi transfer ilmu pengetahuan
dan pengembangan informasi yang bermamfaat bagi negara Sudan untuk memajukan
sektor pertaniannya.
7
Berdasarkan paparan diatas, penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai
bidang pertanian.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi yang
berguna dalam memperluas ilmu pengetahuan serta menjadi sumber informasi bagi
8
1.4. Teori
penelitian penullis menggunakan teori yang relevan yang sesuai dengan pembahasan
permasalah.
yang lahirkan corak baru dalam hubunga internasional. Isu-isu internasional yang
sebelumnya berbentuk hight politic issue telah berubah menjadi low politic issue dan
dianggap sama pentingnya dengan high politic issue (Kegley & Witkopf, 1997:4).14
mencakup berbagai macam hubungan interaksi yang melewati batas-batas wilayah dan
segala bentuk aktivitas manusia. Hubungan ini dapa berupa kelompok maupun
perorangan dari suatu negara yang melakukan interaksi secara resmi maupun tidak
pandangan bahwa politik global bersifat kompleks. Ini di karenakan pola-pola yang
terjadi dalam hubungan internasional tidak lagi didominasi oleh isu-isu keamanan,
militer, dan aktivitas negara saja, namun pola-pola dalam hubungan internasional sudah
13
Jack C Plano, Robert E Riggs, & Helena S Robin, Kamus Analisa Politik, (Jakarta: Rajawali pers,
1995), hal. 226
14
BAB II Tinjauan Pustaka, diakses dari: http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/394/jbptunikompp-gdl-
eygagtrisy-19689-7-babii.pdf. (diakses pada : 18 Maret 2014) hal. 30
15
Ibid. hal. 31.
9
lingkungan, aktor non, perusahaan multinasioal, dan kelompok-kelompok sosial
pembangunan ekonomi. Kedua fokus kajian ini dianggap lebih efisien untuk mencapai
kerjasama Internasional menurut Coplin dan Marbun: " kerjasama itu awalnya
terbentuk dari satu alasan dimana negara ingin melakukan interaksi yang terus menerus
pemecahan masalah secara kolektif dan berlansung baik secara bilateral maupun
negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negaranya sendiri. kerja sama
internasional terjadi karena national understanding serta adanya tujuan yang sama,
keinginan yang di dukung oleh kondisi internasional yang saling membutuhkan. Dan
dengan negara-negara selatan. Negara-negara utara di kenal dengan negara maju atau
negara industry yang sebagian besar addalah negara-negara di kawasan Eropa dan
16
Motar Masoed, Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), hal . 41.
17
Lloyd Pettiford, & Jill Steans, HUBUNGAN INTERNASIONAL Perspektif dan Tema, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009)
18
BAB II, Op.Cit, hal, 35
19
Ibid. hal.36.
10
beberapa negara yang berada dikawasan asia. Sedangkan negara-negara selatan
merupakan negara yang di kenal dengan negara berkembang. Dan ini kebanyak berada
negara maju. Dan negara berkembang juga selalu bergantung kepada negara maju
bidang ekonomi dengan negara berkembang biasanya negara maju sebagai pemilik
modal sedangkan negara berkembang menyediakan sumber daya, baik manusia maupun
alam. Hal ini tidak bisa sepenuhnya menyebabkan negara berkembang bisa menjadi
negara maju, malah yang terjadi negara berkembang tetap menjadi negara berkembang.
maju, maka negara berkembang membutuhkan kerja sama sesama negara berkembang.
Kerjama ini dibutuhkan untuk mencapai kemandirian bagi negara berkembang. Kerja
sama ini di bentuk atas dasar adanya kesamaan nasib sebagai negara berkembang. Kerja
sama yang di lakukan oleh negara berkembang untuk saling melengkapi kekurangan
pemerintahan dan swasta yang bergerak dalam bidang pertanian. Tingkat analisis ini
20
Amalia Lia, Ekonomi Internasional, ( Yogyakarta; Graha Ilmu, 2007), hal. 163-164.
21
Mohtar Masoed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, ( Jakarta: 1994), hal 41.
11
bentuk kerjasama yang mana kedua dari negara ini memiliki saling ketergantungan.
Sudan memilki lahan pertanian yang luas dan Indonesia memiliki teknologi,
pengetahuan, dan pengalaman dalam bidang pertanian. Selain itu, walaupun Indonesia
merupakan negara aggraris dan juga memiliki lahan pertanian yang luas, tetapi
Indonesia masih belum bisa untuk mencukupi kebutuhan dari masyarakatnya. Indonesia
pangan.
berkaitan erat dengan keamanan nasional suatu negara karena pangan merupakan
sumber daya yang di perlukan demi kelansuangan hidup masyarakat di dalam negara
tersebut.22
Sudan membutuhkan investor untuk baik dalam bidang teknologi pertanian yang berupa
alat-alat pertanian, pupuk utuk pertanian, tenaga yang ahli untuk bisa mengelola lahan
pertanian dengan baik. Itulah hal yang menjadi alasan bagi sudan untuk melakukan
Sudan merupakan negara yang masih tergolong ke negara berkembang. Sesama negara
berkembang dilakukan kerjasama atas dasar solidaritas, perjuangan bersama, atas dasar
22
Ibid. hal. 48.
12
1.5. Hipotesis
Berdasarkan kepada rumusan masalah dan megacu kepada kerangka teori yang
negara dan alasan dari mengapa Indonesia melakukan kerja sama di bidang
1. Sudan memiliki lahan pertanian yang subur mencapai 84 juta ha, yang baru
di kelola 20%, lahan yang siap di kelola 48 juta ha, hutan 74 juta ha, dan
sudan juga di kelilingi oleh sungai nile dan sungai-sungai kecil lainnya dan
selain itu tanah di Sudan juga merupakan tanah tada hujan dan air sumur.
menanamkan modalnya.
13
negara lain. dan Sudan pernah menjadi salah satu penghasil kapas utama
dunia.
Sudan.
melengkapi kebutuhan dari kedua negara ini. Adapun indikatornya adalah sebagai
berikut:
Indonesia diisi oleh para pelaku usaha dengan berbagai produk Indonesia.
basmati di daerah White Nile, dan jenis NERICA (New Rice for Africa) di
Gezira.
konsumsi Indonesia.
pada Sudan.
kerja.
14
1.6. Defenisi Konsepsional
Pembahasan penelitian ini didasarkan pada berbagai macam konsep yang akan
1. Kerja sama: Kerja sama menurut Coplin dan Marbun adalah atas adanya
alasan dimana negara ingin melakukan interaksi secara terus menerus dan
menagrah kearah yang lebih baik untuk mencapai tujuan bersama. Interaksi-
interaksi ini sebagai usaha untuk pemecahan masalah secara kolektif baik
manusia.
4. Pangan : makanan yang cukup, aman, dan bergizi yang di perlukan untuk
menjada eksistesi dan kesejateraan hidup suatu warga negara, dan kecukupan
(Harianto, 1997:41).25
23
BAB II, Op Cit, hal. 36.
24
Amalia Lia, Op Cit, hal. 164
25
BAB II , Op Cit, hal. 48.
26
K.J. Holsti, POLITIK INTERNASIONAL Kerangka Untuk Analisis, Edisi keempat jilid
1,diterjemahkan dari bahasa ingggris oleh M.Tahir Azhary (Jakarta: Erlangga). Hal. 21
15
6. Liberalisme: pimikiran dengan tujuan utamanya adalah kesejateraan dan
liberal optimis terhadap kemajuan yang di capai melalui kerja sama dengan
melewati proses modernisasi yang memiliki ruang lingkup yang luas dengan
memiliki ketergantungan satu sama lain. tidak ada negara bida memnuhi
negara lain untuk bisa memenuhi kebutuhan dari negaranya. Kerja sama antara negara-
negara selatan di butuhkan untuk bisa membuat negara-negara selatan tersbut tidak
selalu tergantung kepada negara maju. Kerja sama antara negara-negara selatan di
dalam bidang pertanian. Karena pertanian merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan
27
Robert Jackson & Goerg Sorensesn, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Diterjemahkan dari
bahasa Inggris olh Dadan Suryadipura. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 143
28
Wisma Ubayaji, Kemajuan Ekonomi Metodologi, Fisip UI 2009. Tersedia di:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128608-T%2026764-Kemajuan%20ekonomi-Metodologi.pdf (
diakses pada; 19 Maret 2014)
16
pangan. Ketahan pangan merupakan isu yang sangat penting di bahas dan di kaji oleh
sebuah negara.
sekitar tahun 2000an ditandai dengan adanya MoU Indonesia dan Sudan dalam bidang
pertanian dan adanya beberapa bukti lain yang membenarkan adanya kerjasama
kebutuhan pangannya. Dan hal ini juga memberikan peluang bagi Indonesia untuk bisa
kerja sama selatan-selatan yang di analisis kedalam negara Indonesia dan Sudan. Kerja
sama Indonesia dan Sudan di fokuskan kedalam Kerja sama dalam bidang pertanian
Walaupun penulis telah memberikan batasan masalah dalam tulisan ini, namun
tidak menutup kemungkinan bagi penulis untuk melengkapi tulisan ini jika di peroleh
17
data lain di luar lingkup penelitian demi tujuan untuk kelengkapan dan kesempurnaan
penelitian.
deskriptif. Adapun tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah
tertentu. 29
Strategi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah strategi yang berimplikasi
pada teknik pengumpulan data. Teknik yang digunakan adalah menghubungkan teori-
teori dengan data-data yang di dapat melalui riset perpustakaan. Data-data tersebut di
dapatkan dari buku-buku, jurnal, majalah-majalah, surat kabr dan sumber lainnya.
Selain itu penulis juga menggunakan internet sebagai sarana dalam proses pengumpulan
data yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian
1. BAB I: PENDAHULUAN
29
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: CV. Rajawali, 1983), hal. 19
18
Bagian ini memaparkan tentang gambaran umum permasalahan yang diteliti.
Pada bagian ini juga terdapat jawaban sementara (hipotesis) yang akan dianalisis
lebih lanjut pada bab-bab berikutnya. Selain itu ,tujuan, dan mamfaat serta
mertode penelitian yang digunakan juga di bahas dalam bab ini. Bagian
pendahuluan terdiri dari beberapa sub bagian yaitu: latar belakang, permasalahan
2. BAB II: Tinjauan Historis: Sejarah Awal Mulanya Kerja Sama Selatan-
Selatan
Pada bagian ini, penulis akan memaparkan sejarah dimulainya kerja sama
selatan-selatan. Bagian ini juga akan mengembangkan sebab dan akibat perlunya
Sudan
Pada bagian bab ini, penulis akan menggambarkan bagaimana pertanian yang
negara Sudan
Pada bab ini, penulis akan menggambarkan ketergantungan antara Indonesia dan
Sudan dalam bidang pertanian. Pada bagian ini penulis secara spesifik akan
pertanian.
5. BAB V: PENUTUP
19