Analisis Kerjasama Indonesia-Filipina Dalam Pengembangan
Rumput Laut Pendahuluan Artikel ini akan membahas mengenai analisa kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Filipina dalam pengembangan rumput laut menurut kerangka analisis politik luar negeri. Di samping itu artikel ini akan menjelaskan mengenai keuntungan apa saja yang akan diperoleh oleh kedua negara dalam kerjasama tersebut. Selanjutnya artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai potensi dan prospek kedua negara dalam pengembangan rumput laut. Latar Belakang1 Indonesia dan Filipina telah menandantangi nota kesepahaman atau yang biasa disebut MoU dalam istilah kerjasama internasional dalam sektor pengembangan rumput laut. Kerjasama ini dilakukan atas dasar pertimbangan
kedua
negara
dalam
mempersiapkan
diri
untuk
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di awal tahun 2015. Alasan lain
dijalinnya kerjasama ini adalah karena Indonesia mencari rekan yang berpengalaman dalam bidang perdagangan, teknis budidaya, pengelolaan pasca panen serta investasi pengembangan industri rumput laut. Hal ini juga tidak terlepas dari tingginya permintaan ekspor rumput laut ke Filipina yang mencapai 40 ribu hingga 50 ribu ton per tahunnya untuk dikelola menjadi barang siap konsumsi. Maka dari itu perlu dukungan pemerintah dari kedua negara untuk memaksimalkan potensi keuntungan dari sektor tersebut. Sebelum terjadinya kerjasama tersebut, Indonesia dan Filipina saling bersaing dalam sektor rumput laut di tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi,
dengan
adanya
perspektif
baru
dalam
melihat
tingginya
permintaan pasar rumput laut dunia pemerintah Indonesia menggandeng
Filipina untuk menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dan berusaha 1 Nurseffi Dwi Wahyuni,Indonesia & Filipina Teken MoU Pengembangan Rumput Laut, http://bisnis.liputan6.com/read/2104385/indonesia-filipina-teken-moupengembangan-rumput-laut. Diakses pada pukul 13:53 tanggal 6 Oktober 2014.
untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan pangsa pasar rumput laut
dunia. Kerjasama ini akan dilakukan dengan pembagian tugas antara Indonesia dan Filipina yang dilakukan dari hulu sampai hilir. Adapun signifikansi dari kerjasama tersebut adalah Indonesia berfokus pada hal produksi dan barang setengah jadi, khususnya biofuel. Sedangkan Filipina akan berfokus dalam menghasilkan produk makanan yang berbahan baku rumput laut atau disebut juga sebagai food grade seaweed. Analisa Wilayah Indonesia yang begitu luas, terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya mungkin bisa menjadi salah satu potensi besar dalam memajukan sektor pengembangan rumput laut. Begitu juga Filipina yang memiliki kondisi wilayah yang hampir mirip dengan Indonesia, yaitu terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di wilayahnya. Indonesia melakukan kerjasama ini mungkin karena hanya Filipina dan Indonesia yang memiliki kondisi wilayah yang berpotensi besar dalam pengembangan sektor rumput laut di kawasan Asia Tenggara. Seperti yang kita ketahui Indonesia dan Filipina adalah dua negara yang memiliki garis pantai terpanjang di kawasan ini masingmasing 95.181 kilometer untuk Indonesia dan 23.150 kilometer untuk Filipina.2 Di lain sisi, masing-masing negara ini mempunyai keunggulan tersendiri dalam sektor rumput laut. Indonesia unggul dalam hal panjang garis pantai, sumber daya manusia, serta kuantitas produksi yang sangat besar, sedangkan Filipina mempunyai teknologi industri dan standar pangan yang bagus dalam sektor ini. Dengan kondisi masing-masing negara yang memiliki keunggulan tersendiri diharapkan dapat saling
2 Bambang,Garis Pantai RI Terpanjang Keempat di Dunia,
http://www.antaranews.com/berita/133679/garis-pantai-ri-terpanjang-keempatdi-dunia. Diakses pada pukul 13:57 tanggal 6 Oktober 2014.
melengkapi satu sama lain sehingga keuntungan yang didapatkan dapat
dicapai semaksimal mungkin. Kerjasama ini juga menjadikan Filipina tidak usah khawatir lagi dengan pasokan bahan baku rumput laut dalam negeri yang sering terganggu
akibat
seringnya
terjadi
angin
topan,
sehingga
dapat
mempertahankan pangsa pasar negara tersebut. Sedangkan keuntungan
bagi Indonesia sendiri adalah dapat meningkatkan nilai tambah produknya di pasar internasional. Hal inilah yang disebut sebagai win-win solution, yaitu pihak yang melakukan kerjasama mendapat keuntungan dari hasil kerjasama yang mereka lakukan. Di samping itu, dengan semakin mendekatnya waktu pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN di kawasan Asia Tenggara, kerjasama ini dapat dijadikan sebagai sebuah jembatan antara dua negara tersebut agar di antara kedua belah pihak tidak merasa dirugikan dengan semakin terintegrasinya kawasan Asia Tenggara secara ekonomi. Karena ekonomi bagi