1 PENGERTIAN
Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak
disertai.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut Mastitis
Laktasional/Mastitis Puerperalis. Kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak
diberi tindakan yang adekuat.
Mastitis adalah reaksi systemic (seperti demam) yang terjadi 1 3 minggu
setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu, dan putting susu
lecet atau luka.
Mastitis adalah infeksi dan peradangan pada mamma (tertutama pada
primpara) dan terjadi luka pada putting susu, mungkin juga peredaran darah.
Mastitis adalah infeksi bacterial yang sering terjadi pada pasca partum
semasa awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan payudara
melalui sisura pada putting.
Abses payudara(pengumpulan nanah local di dalam payudara) merupakan
komlpikasi berat dari mastitis.Keadaan ini menyebabkan beban penyakit yang berat
dan memerlukan biaya yang sangat besar.Selain itu, menurut penelitian mastitis
dapat meningkatkan resiko penularan HIV melalui menyusui.
2.2 EPIDEMIOLOGI
1. Insiden
Mastitis terjadi pada semua populasi,dengan atau tanpa kebiasaan
menyusui.Insiden ini sangat bervariasi,dari sedikit sampai 33% wanita
menyusui,tetapi biasanya di bawah 10%.
2. Mula timbul
Mastitis paling sering timbul pada minggu kedua dan ketiga pasca
kelahiran.Dengan sebagian besar laporan menunjukkan bahwa 74% sampai 95%
kasus terjadi dalam 12 minggu pertama.Namun mastitis dapat terjadi pada setiap
tahap laktasi,termasuk pada tahun kedua.
2.3 PENYEBAB
Penyebabnya adalah stasis ASI dan infeksi.Stasis ASI biasanya merupakan
penyebab primer,yang dapat disertai atau berkembang menuju infeksi.
Menurut Gunther,mastitis diakibatkan oleh stagnasi ASI di dalam payudara
dan bahwa pengeluaran ASI yang efisien dapat mencegah keadaan tersebut.Selain
itu infeksi bila terjadi bukanlah primer, tetapi diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai
media pertumbuhan bakteri
Menurut Thomson dkk. Menghasilkan bukti tentang pentingnya statis
ASI,meraka menghitung leukosit dan bakteri dalam ASI dari payudar dengan tanda
klinis mastitis dan menghitung klasifikasi sbb:
Stasis ASI
Inflamasi noninfeksiosa(mastitis noninfeksiosa)
Mastitis infeksiosa
Mereka menemukan bahwa stasis ASI(leokosit <106 dan bakteri <103)
membaik hanya dengan terus menyusui.Mastitis Noninfeksiosa (leokosit >10 6 dan
bakteri <103) membutuhkan tindakan pemerasan ASIsetelah menyusui.Mastitis
Infeksiosa (leokosit >106 dan bakteri >103) hanya dapat diobati dengan efektif
dengan pemerasan ASI dan antibiotika sistemik.
Tanpa pengeluaran ASI yang efektif,mastitis noninfeksiosa sering
berkembang menjadi mastitis infeksiosa,dan mastitis infeksiosa menjad
pembentukan abses.
2.5 INFEKSI
Organisme yang paling sering ditemukanpada mastitis dan abses
payudara adalah organisme koagulase-positif, Staphylococcus aureus dan Stap.
Albus, Escherichiacioli, Streptococcus kadang-kadang ditemukan.
2.9 PENCEGAHAN
a. Senam laktasi (menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut
bergerak kea rah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan
limfe di payudara.
b. Perbaikan pemahaman penatalaksanaan menyusui
Misalnya mulai menyusui dalam satu jam atau lebih setelah melahirkan, memastikan
bahwa bayi mengenyut payudara dengan baik
c. Tindakan rutin sebagai bagian perawatan kehamilan
Misalnya bayi harus mendapat kontak dini dengan ibunya dan mulai menyusui
segera setelah tampak tanda-tanda kesiapan,biasanya dalam jam pertama atau
lebih
d. Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang
Misalnya ibu harus dibantu memperbaiki kenyutan pada payudara oleh bayinya
untuk memperbaiki pengeluaran ASI
e. Perhatian dini terhadap semua tanda stasis ASI
Ibu harus tahu cara merawat payudara dan tanda stasis ASI atau mastitis sehingga
mereka dapat mengobatinya sendiri di rumah dan mencari pertolongan secepatnya
bila keadaan tersebut tidak menghilang
f. Perhatian dini pada kesulitan menyusui lain
Pemberian pengetahuan dan keterampilan dari petugas kesehatan untuk para
ibu agar dukungan menyusui terus menerus harus tersedia di masyarakat,serta
pemberian pengobatan secar dini
g. Pengendalian infeksi
Misalnya petugas kesehatan harus mencuci tangan setiap kali setelah kontak
dengan ibu dan bayi,kontak kulit dini dan rawat gabung bayi dengan
ibu,pemijatan,salep dan semprotan payudara (penisilin, klorheksidin)
2.10 PENANGANAN
1. Sumbatan Payudara
Pastikan posisi bayi dan kenyutan baik
Jelaskan perlunya menghindari factor yang dapat menyumbat aliran ASI,misalnya
pakaian ketat dll.
Mendorong ibu untuk menyusui sesering dan selama bayi menghendaki tanpa
batasan
Menyarankan ibu menggunakan panas basah,mis: kompres hangan atau pancuran
hangat
2. Mastitis
Konseling suportif
Memberikan dukungan,bimbingan.keyakinan kembali tentang menyusui yang aman
untuk diteruskan,bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan memhahayakan
bayi,serta payudar kan pulih bentuk maupun fungsinya
Pengeluaran ASI yang efektif
Bantu ibu perbaiki kenyutan bayi pada payudara
Dorong ntuk sering menyusui selama bayi menghendaki serat tanpa batasan
Bila perlu peras ASI dengan tangan atau pompa atau botol panas sampai menyusui
dapat dimulai lagi
Terapi antibiotika
Terapi ini diindikasikan pada:
Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta menunjukkan infeksi
Gejala berat sejak awal
Terlihat putting pecah-pecah
Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah pengeluaran ASI diperbaiki
Dan dapat diberikan antibiotika seperti: Antibiotika Beta-lakta-mase
Pengobatan simtomatik
Diterapi dengan anlgesik (mis: Ibuprofen,Parasetamol)
Istirahat atau tirah baring dengan bayinya
Penggunaan kompres hangat pada payudara
Yakinkan ibu untuk cukup cairan
Pendekatan terapeutik lain (mis: penyinggiran pus,tindakan diit,pengobatan
herbal,menggunakan daun kol untuk kompres dingin
3. Abses Payudara
Terapi bedah (pengeluaran pus dengan insisi dan penyaliran)
Dukungan untuk menyusu
Kesimpulan :
Ny.A umur 23 tahun dengan mastitis
Penatalaksanaan :
Konseling suportif
Memberikan dukungan,bimbingan.keyakinan kembali tentang menyusui yang aman
untuk diteruskan,bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan memhahayakan
bayi,serta payudar kan pulih bentuk maupun fungsinya
Pengeluaran ASI yang efektif
Bantu ibu perbaiki kenyutan bayi pada payudara
Dorong ntuk sering menyusui selama bayi menghendaki serat tanpa batasan
Bila perlu peras ASI dengan tangan atau pompa atau botol panas sampai menyusui
dapat dimulai lagi
Terapi antibiotika
Terapi ini diindikasikan pada:
Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta menunjukkan infeksi
Gejala berat sejak awal
Terlihat putting pecah-pecah
Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah pengeluaran ASI diperbaiki
Dan dapat diberikan antibiotika seperti: Antibiotika Beta-lakta-mase
Pengobatan simtomatik
Diterapi dengan anlgesik (mis: Ibuprofen,Parasetamol)
Istirahat atau tirah baring dengan bayinya
Penggunaan kompres hangat pada payudara
Yakinkan ibu untuk cukup cairan
Pendekatan terapeutik lain (mis: penyinggiran pus,tindakan diit,pengobatan
herbal,menggunakan daun kol untuk kompres dingin
Kesimpulan
Mastitis dan abses payudara merupakan kondisi yang sering terjadi dan dapat
dicegah ddengan mudah. Penyakit ini terutama disebabkan oleh pengeluaran ASI
yang tidak efisien dan juga olek infeksi bakteri. Dalam hal ini ibu perlu mengetahui
tanda-tanda dini dari mastitis,stasis ASI, dan sumbatan saluran payudara.Selain itu
ibu harus tetap menyusui,karena menyusui itu baik untuk memperbaiki pengeluaran
ASI maupun membantu proses penyembuhan.
Mastitis dapat dicegah dengan
1) Senam laktasi (menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut
bergerak kea rah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan
limfe di payudara.
2) Perbaikan pemahaman penatalaksanaan menyusui
3) Tindakan rutin sebagai bagian perawatan kehamilan
4) Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang
5) Perhatian dini terhadap semua tanda stasis ASI
6) Perhatian dini pada kesulitan menyusui lain
7) Pengendalian infeksi