Salah satu tujan pembangunan dibidang kesehatan di Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 (Kemenkes, 2013). Berbagai macam program telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu program yang dicanangkan pemerintah adalah program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipartekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Pelaksanaan Pembinaan PHBS diselenggarakan di berbagai tatanan kehidupan yaitu di rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, dan fasilitas kesehatan (Kemenkes, 2013). Hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik baru mencapai 32,3%. Di Jawa Timur pada tahun 2013 keluarga dengan PHBS baik hanya sekitar 33% (Riskesdas, 2013). Kegiatan yang tercakup dalam PHBS untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sangat banyak, salah satunya adalah men cuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan dengan sabun adalah cara yang sangat murah dan efektif untuk mencegah berbagai macam penyakit infeksi. Di Indonesia kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) perlu terus ditingkatkan. Cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari. Cuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman (Kemenkes RI, 2014). Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Data dari survey Baseline yang dilakukan oleh Environmental Services Program (ESP-USAID) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan menggunakan sabun pada waktu-waktu kritis sangat rendah yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4%, dan sebelum menyiapkan makanan 6%. Sedangkan jalur utama penularan berbagai penyakit adalah melalui tangan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau telur cacing yang menyebabkan diare dan berbagai penyakit maupun kecacingan. Rendahnya perilaku mencuci tangan menggunakan sabun dan tingginya efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka penting sekali untuk melakukan upaya peningkatan mencuci tangan menggunakan sabun termasuk perilaku cuci tangan pada anak sekolah di lingkungan sekolah (Kesmas Diskes Bali, 2015). Selain perilaku cuci tangan, perilaku sikat gigi juga harus diperhatikan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2007 ditemukan bahwa 91,1% orang Indonesia menggosok gigi setiap hari. Namun, hanya 7,3% dari keseluruhan yang melakukan penggosokan gigi dengan benar. Fakta yang terjadi, 72,1% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi berlubang dan 46,5% diantaranya tidak merawat gigi berlubang (Lubis & Nugrahaeni, 2009). Salah satu program Puskesmas Sukowono sebagai upaya membudayakan PHBS di masyarakat adalah dengan adanya program CITASI MAMA (Cuci Tangan dan Sikat Gigi Bersama Mama). Program ini tidak hanya mengajarkan cara mencuci tangan dengan sabun, program ini juga mengajarkan cara sikat gigi dengan baik dan benar. CITASI MAMA ini merupakan salah satu program inovasi Puskesmas Sukowono untuk meningkatkan PHBS di masyarakat. Sasaran program CITASI MAMA ini ditujukan kepada siswa TK dan ibunya. Dengan dilibatkannya ibu siswa diharapkan siswa dapat dibimbing oleh ibu saat mencuci tangan dan sikat gigi di rumah. Pelaksanaan kegiatan CITASI MAMA dilaksanakan berdasarkan tata nilai Puskesmas Sukowono 3R yaitu ramah, rapi, dan resik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut dapat disusun rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana efek program CITASI MAMA terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku wali murid di TK Al-Khoiri Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember? 2. Bagaimana hubungan
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui efek program CITASI MAMA terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku wali murid TK Al-Khoiri Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efek program CITASI MAMA terhadap tingkat pengetahuan wali murid TK Al-Khoiri Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. b. Untuk mengetahui efek program CITASI MAMA terhadap sikap wali murid TK Al-Khoiri Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. c. Untuk mengetahui efek program CITASI MAMA perilaku wali murid TK Al-Khoiri Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan penulis terkait dengan efek program CITASI MAMA terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku wali murid TK Al-Khoiri Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat diedukasikan kepada masyarakat terkait pentingnya pengetahuan tentang CITASI MAMA untuk menunjang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah. c. Bagi Puskesmas Sukowono Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam meningkatkan kinerja suatu program pelayanan kesehatan khususnya dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. d. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa kedokteran.