Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN

LAPORAN F2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Topik : Evaluasi Program Open Defecation Free

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Cebongan
Kota Salatiga

Disusun Oleh:
dr. Rinda Yanuarisa

Periode November 2018 - Maret 2019


Internsip Dokter Indonesia Kota Salatiga
Periode November 2018 - November 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)


Laporan F2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Topik:
EVALUASI PROGRAM OPEN DEFECATION FREE

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus sebagai
bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Cebongan Kota Salatiga

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Februari 2019

Mengetahui,
Dokter Internship, Dokter Pendamping

dr. Rinda Yanuarisa dr. Galuh Ajeng Hendrasti


NIP. 19821014 201001 2 017
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Joint Monitoring Program (JMP) for Water and Sanitation merupakan afiliasi resmi
PBB yang terdiri dari WHO dan UNICEF. JMP memiliki tugas untuk memberikan laporan
mengenai kemajuan Sustainable Development Goals point ke enam, yaitu air bersih dan
sanitasi yang layak. Berdasarkan laporan JMP yang dikutip dalam (CNN Indonesia, 2015),
pada tahun 2015 Indonesia menempati urutan ke dua sebagi negara dengan angka Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) terbesar. Indonesia menempati urutan ke dua setelah India,
dengan jumlah masyarakat yang masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebanyak 51
juta penduduk.
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan melihat persoalan ini sebagai
sebuah problem yang harus diatasi. Sebelumya, pemerintah pada tahun 2008 telah
mengeluarkan kebijakan berupa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/ SK/IX/2008.
Kemudian pada tahun 2014 diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2014
tentang STBM.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan program pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi hiegenis dan
saniter melalui pemicuan. STMB terdiri dari lima pilar yaitu : Stop Buang Air Besar
Sembarangan (Stop BABS) atau Open Defecation Free (ODF), Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), Pengamanan
Sampah Rumah Tangga (PSRT), dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT).
Pembahasan pada paper ini fokus pada pilar pertama dari kebijakan STBM yaitu Open
Defecation Free (ODF).
Berdasarkan data verifikasi Puskesmas Cebongan tahun 2017, 1.49% warga
Kecamatan Argomulyo masih buang air besar sembarangan dan 98.51% sudah ODF. Dari
data tersebut, 71,35% warga mengginakan jamban sehat permanen, 20,51% menggunakan

2
jamban sehat semi permanen, dan 8,14% menggunakan jamban sharing (menumpang).
Setelah mendapat bantuan, 3 kelurahan yang dinaungi Puskesmas Cebongan, yaitu Kelurahan
Ledok, Cebongan, dan Noborejo pada tahun 2018 sudah ODF.
Meskipun sudah dinyatakan ODF, akan tetapi masih diperlukan adanya evaluasi lebih
lanjut untuk mempertahankan kebiasaan masyarakat yang tidak buang air besar sembarangan.
Maka dari itu, perlu diadakan pertemuan antara kader agar dapat memantau program ODF
yang terus berjalan.

B. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Salah satu upaya kesehatan lingkungan, yaitu dengan melakukan evaluasi program
ODF yang telah berjalan di Kecamatan Argomulyo. Peserta evaluasi ini adalah para kader
dari tiga keluraham, yaitu Kelurahan Ledok, Cebongan, dan Noborejo. Selain itu juga datang
perwakilan TNI dan POLRI yang mendukung berjalannya program ODF.

C. PELAKSANAAN
Kegiatan evaluasi dilaksanakan di Aula Puskesmas Cebongan pada hari Jumat, 30
November 2018. Kegiatan dimulai pukul 08.30 dan berakhir pada pukul 10.30. Kegiatan
dibuka oleh kepala Puskesmas Cebongan. Selanjutnya dilakukan kegiatan evaluasi program
meliputi:
1. Pendahuluan mengenai STBM
2. Pemaparan hasil verifikasi ODF Kecamatan Argomulyo
3. Pemaparan hasil verifikasi ODF Per Kelurahan

D. MONITORING DAN EVALUASI


1. Kegiatan : Eva,uasi ODF dilaksanakan di Aula Puskesmas Cebongan pada hari Jumat,
30 November 2018.
2. Sasaran : Kader Kelurahan Ledok, Cebongan, dan Noborejo.
3. Monitoring :
Peserta evaluasi ODF adalah para kader dari tiga keluraham, yaitu Kelurahan Ledok,
Cebongan, dan Noborejo. Selain itu juga datang perwakilan TNI dan POLRI yang

3
mendukung berjalannya program ODF. Acara berjalan dengan baik dan lancar. Para
peserta menyimak dengan baik dan berperan aktif pada diskusi terbuka.
4. Evaluasi :
Di Kelurahan Cebongan, Ledok, dan Noborejo sudah tidak ada warga yang buang air
besar sembarangan. Sebagian besar warga sudah memiliki jamban sehat permanen.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


1. Definisi
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah
pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat
dengan cara pemicuan.
Program STBM memiliki indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome
STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan
lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut :
a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di
sembarang tempat (Open Defecation Free).
b. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang
mencuci tangan dengan benar.
d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

Untuk mencapai outcome tersebut, STBM memiliki 6 (enam) strategi nasional yang
pada bulan September 2008 telah dikukuhkan melalui Kepmenkes
No.852/Menkes/SK/IX/2008. Dengan demikian, strategi ini menjadi acuan bagi petugas
kesehatan dan instansi yang terkait dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi terkait dengan sanitasi total berbasis masyarakat. Pada tahun 2014,

5
naungan hukum pelaksanaan STBM diperkuat dengan dikeluarkannya PERMENKES Nomor
3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Dengan demikian, secara otomatis
Kepmenkes No.852/Menkes/SK/IX/2008 telah tidak berlaku lagi sejak terbitnya Permenkes
Nomor 3 tahun 2014.

2. Tujuan STBM
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang
higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

3. Lima Pilar STBM


Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar akan
mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta
mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat.
Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Pilar STBM terdiri atas perilaku:
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku
buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit dengan dapat
mengakses jamban.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
Masyarakat melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga
untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk
air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene sanitasi pangan dalam proses
pengelolaan makanan di rumah tangga.

6
d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
Masyarakat dapat melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan
mengedepankan prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (memakai ulang), dan
Recycle (mendaur ulang)
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)
Masyarakat melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal
dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutusan mata rantai
penularan penyakit serta mengurangi pencemaran terhadap lingkungan.

4. Prinsip – Prinsip STBM


Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dalam pelaksanaanya program ini
mempunyai beberapa prinsip utama, yaitu :
1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak terkecuali untuk
kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kemampuandan
kebutuhan masyarakat sasaran.
3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk mendukung
terciptanya sanitasi total.
4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam analisa
permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan.
5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi.

B. JAMBAN
1. Pengertian
Jamban adalah suatu fasilitas pembuangan tinja manusia. Jamban terdiri atas
tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Jamban keluarga adalah suatu fasilitas pembuangan tinja bagi suatu keluarga.

7
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2014 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, jamban sehat adalah
suatu fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan
penyakit. Sementara pengertian kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja, air seni dan CO2.

2. Jenis Jamban Keluarga


Jamban keluarga yang didirikan mempunyai beberapa pilihan. Pilihan yang terbaik
ialah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan air yang tercukupi dan
berada di dalam rumah. Jamban/kakus dapat dibedakan atas beberapa macam :
1. Jamban Cemplung
Bentuk jamban ini adalah yang paling sederhana. Jamban cemplung ini hanya terdiri
atas sebuah galian yang di atasnya diberi lantai dan tempat jongkok. Lantai jamban ini
dapat dibuat dari bambu atau kayu, tetapi dapat juga terbuat dari batu bata atau beton.
Jamban semacam ini masih menimbulkan gangguan karena baunya.
2. Jamban Plengsengan
Jamban semacam ini memiliki lubang tempat jongkok yang dihubungkan oleh suatu
saluran miring ke tempat pembuangan kotoran. Jadi tempat jongkok dari jamban ini
tidak dibuat persis di atas penampungan, tetapi agak jauh. Jamban semacam ini sedikit
lebih baik dan menguntungkan daripada jamban cemplung, karena baunya agak
berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin.
3. Jamban Bor
Dinamakan demikian karena tempat penampungan kotorannya dibuat dengan
menggunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut bor auger
dengan diameter antara 30-40 cm. Jamban bor ini mempunyai keuntungan, yaitu bau
yang ditimbulkan sangat berkurang. Akan tetapi kerugian jamban bor ini adalah
perembesan kotoran akan lebih jauh dan mengotori air tanah.

8
4. Angsa trine (Water Seal Latrine)
Di bawah tempat jongkok jamban ini ditempatkan atau dipasang suatu alat yang
berbentuk seperti leher angsa yang disebut bowl. Bowl ini berfungsi mencegah
timbulnya bau. Kotoran yang berada di tempat penampungan tidak tercium baunya,
karena terhalang oleh air yang selalu terdapat dalam bagian yang melengkung. Dengan
demikian dapat mencegah hubungan lalat dengan kotoran.
5. Jamban di Atas Balong (Empang)
Membuat jamban di atas balong (yang kotorannya dialirkan ke balong) adalah cara
pembuangan kotoran yang tidak dianjurkan, tetapi sulit untuk menghilangkannya,
terutama di daerah yang terdapat banyak balong.
6. Jamban Septic Tank.
Septic tank berasal dari kata septic, yang berarti pembusukan secara anaerobik. Nama
septic tank digunakan karena dalam pembuangan kotoran terjadi proses pembusukan
oleh kuman-kuman pembusuk yang sifatnya anaerob. Septic tank dapat terdiri dari dua
bak atau lebih serta dapat pula terdiri atas satu bak saja dengan mengatur sedemikian
rupa (misalnya dengan memasang beberapa sekat atau tembok penghalang), sehingga
dapat memperlambat pengaliran air kotor di dalam bak tersebut. Dalam bak bagian
pertama akan terdapat proses penghancuran, pembusukan dan pengendapan. Dalam bak
terdapat tiga macam lapisan yaitu:
a. Lapisan yang terapung, yang terdiri atas kotoran-kotoran padat
b. Lapisan cair
c. Lapisan endap

3. Syarat Jamban Sehat


Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter
dari sumber air minum.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.

9
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah
di sekitarnya.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
6. Cukup penerangan
7. Lantai kedap air
8. Ventilasi cukup baik
9. Tersedia air dan alat pembersih

4. Pemeliharaan Jamban
Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun cara
pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI 2004 adalah sebagai berikut:
1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering
2. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air
3. Tidak ada sampah berserakanan
4. Rumah jamban dalam keadaan baik
5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada
7. Tersedia alat pembersih
8. Bila ada yang rusak segera diperbaiki
9. Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban keluarga dapat dilakukan dengan:
a. Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember
b. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersih agar tidak bau
dan mengundang lalat.
c. Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak
membahayakan pemakai.
d. Tidak memasukkan bahan kimia dan detergen pada lubang jamban.
e. Tidak ada aliran masuk kedalam lubang jamban selain untuk membilas tinja.

10
C. PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
1. Pengertian
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar
sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa
jamban sehat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014
Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi
yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu:
a. tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi
manusia akibat pembuangan kotoran manusia; dan
b. dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan lingkungan
sekitarnya.

Gambar 5 Perubahan Perilaku SBS

2. Macam Perilaku Buang Air Besar


Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokan buang air besar berdasarkan tempat
yang digunakan sebagai berikut:

1. Buang Air Besar di tangki septic, adalah buang air besar yang sehat dan dianjurkan oleh
ahli kesehatan yaitu dengan membuang tinja di tangki septic yang digali di tanah dengan
syarat-syarat tertentu. Buang air besar di tangki septik juga digolongkan menjadi:

11
a. Buang Air Besar dengan jamban leher angsa, adalah buang air besar menggunakan
jamban model leher angsa yang aman dan tidak menimbulkan penularan penyakit akibat
tinja karena dengan model leher angsa ini maka tinja akan dibuang secara tertutup dan
tidak kontak dengan manusia ataupun udara.
b. Buang Air Besar dengan jamban plengsengan, adalah buang air besar dengan
menggunakan jamban sederhana yang didesain miring sedemikian rupa sehingga
kotoran dapat jatuh menuju tangki septic setelah dikeluarkan. Tetapi tangki septiknya
tidak berada langsung di bawah pengguna jamban.
c. Buang Air Besar dengan jamban model cemplung/cubluk, adalah buang air besar
dengan menggunakan jamban yang tangki septiknya langsung berada di bawah jamban.
Sehingga tinja yang keluar dapat langsung jatuh ke dalam tangki septic. Jamban ini
kurang sehat karena dapat menimbulkan kontak antara septic tank dengan manusia yang
menggunakannya.

2. Buang Air Besar tidak di tangki septic atau tidak menggunakan jamban. Buang Air Besar
tidak di tangki septic atau tidak dijamban ini adalah perilaku buang air besar yang tidak
sehat. Karena dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Buang
Air Besar tidak menggunakan jamban dikelompokkan sebagai berikut:
a. Buang Air Besar di sungai atau di laut : Buang Air Besar di sungai atau di laut dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan teracuninya biota atau makhluk hidup yang
berekosistem di daerah tersebut. Buang air besar di sungai atau di laut dapat memicu
penyebaran wabah penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja.
b. Buang Air Besar di sawah atau di kolam : Buang Air Besar di sawah atau kolam dapat
menimbulkan keracunan pada padi karena urea yang panas dari tinja. Hal ini akan
menyebakan padi tidak tumbuh dengan baik dan dapat menimbulkan gagal panen.
c. Buang Air Besar di pantai atau tanah terbuka, buang air besar di Pantai atau tanah
terbuka dapat mengundang serangga seperti lalat, kecoa, kaki seribu, dsb yang dapat
menyebarkan penyakit akibat tinja. Pembuangan tinja di tempat terbuka juga dapat
menjadi sebab pencemaran udara sekitar dan mengganggu estetika lingkungan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Pemerintah Republik Indonesia 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat.Jakarta.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Strategi Nasional Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
3. Notoadmodjo, S. 2007. Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
4. Slamet, JS. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakaeta: Universitas Gajah Mada.
5. Puskesmas Cebongan. 2018. Data Hasil Verifikasi ODF Kecamatan Argomulyo
Tahun 2017.Salatiga

13
LAMPIRAN

14
15

Anda mungkin juga menyukai