Anda di halaman 1dari 1

Lagi. Kurasakan sakit saat aku terbangun dan tidak mendapati kamu di sisiku.

Bahkan ini lebih


parah dari kemarin. Bukan tidak mendapati kabarmu lagi, isi bunga tidur itu. Tetapi mendapati dirimu
jadi orang yang tidak ku kenali lagi. Kamu dengan arogansimu dengan segala apa yang kamu miliki.
Bunga tidur itu, menjelaskan bahwa kamu bukan lagi kepunyaanku yang harus selalu menjadi nomor
satu. Disana kutemukan kebiasaan kita bertukar kabar. Namun, tetap kamu sudah bukan menjadi
kamunya aku. Kamu meminta aku untuk menghilang dari dimensimu.

Aku tidak bisa memastikan bunga ini hiasan atau peringatan. Sulit sekali memangkas apa
yang sudah lama kita tanam bersama. Walaupun sudah terlalu lama kita tidak menyiramnya berdua.
Mungkin sekarang kita menyiramnya sendiri-sendiri dengan rindu dan air mata. Aku tidak tau, kamu
menyiramnya atau membiarkannya mati. Tapi aku tetap merawatnya sampai aku tahu kapan aku
harus memangkasnya.

Dan hari ini, bunga itu seolah mengancam aku untuk memangkasnya. Keraguanku padamu
semakin besar dari hari ke hari. Hanya doa pada Tuhan yang membuatku yakin kembali. Pertanyaanku
tak banyak, akan berakhir seperti apa semua yang kuyakini ini?. apa benar kamu ujung
penantianku?. apa kamu akan membuktikan perkataanmu selama ini?. Kita lihat saja nanti, apakah
nanti ia akan terus tumbuh atau layu ditelan waktu.

Anda mungkin juga menyukai