Anda di halaman 1dari 9

Oseana, Volume XLI, Nomor 4 Tahun 2016 : 41 - 49 ISSN 0216-1877

PRESERVASI BAHAN PUSTAKA


PERPUSTAKAAN PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI-LIPI :
SAAT INI DAN MASA DEPAN

Oleh

Rahmadani Ningsih Maha1)

ABSTRACT

MATERIAL PRESERVATION OF RESEARCH CENTER FOR


OCEANOGRAPHY: CURRENT AND FUTURE. Preservation of library materials is
to preserve its records that have historical value and intellectual content of a particular
time period. The purpose is to ensure the present and future use of information in
whatever form to be recorded. Library of Research Center for Oceanography LIPI
has antiquariat collections and publication institutions that need to be conserved for
the development of marine science in Indonesia. A challenge for library to be able to
preserve the library materials owned, and one of them is to have its own preservation
laboratory. When this is realized, it is expected to be a reference to the preservation of
library materials for LIPI and national level in the maritime field.

PENDAHULUAN Perkembangan pengetahuan


saat ini tidak bisa lepas dari rekam
Sebuah perpustakaan dalam jejak informasi sebelumnya. Untuk
lembaga penelitian memiliki peran tetap memperoleh informasinya maka
penting dalam menjamin akses informasi. preservasi atau pelestarian bahan pustaka
Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan menjadi sebuah kemestian. Jika terjadi
memiliki tanggung jawab melakukan kerusakan maka isi atau kandungan
akuisisi, pengorganisasian, preservasi intelektual di dalamnya akan hilang.
dan diseminasi informasi ilmiah kepada Oleh karena itu pelestarian bahan pustaka
pengguna. Informasi adalah kekuatan. menjadi suatu tema atau cabang ilmu
Informasi ilmiah adalah kekuatan untuk perpustakaan dan informasi.
bisa meningkatkan produktifitas peneliti.
Produk penelitian yang dihasilkan baik Pepustakaan Pusat Penelitian
cetak maupun elektronik semua harus Oseanografi-LIPI merupakan
ada di perpustakaan agar nilai histori perpustakaan yang bertanggung
dan perkembangan ilmu pengetahuan jawab untuk mengumpulkan semua
memiliki rekam jejak dan dapat diakses hasil riset bidang oseanografi baik
oleh siapa pun yang membutuhkan. yang terbaru ataupun masa lampau
1)
Pustakawan Muda-Pusat Penelitian Oseanografi LIPI

41
dan bidang terkait dengannya, intelektual pada masa tertentu adalah
mengelolanya, melestarikannya serta penting. Tentunya perubahan bentuk
menyebarluaskannya kepada masyarakat. atau kemasan ini dari waktu ke waktu
Berdasarkan misi kedua dari lembaga yaitu membawa perubahan pada perpustakaan.
meningkatkan pelayanan publik dalam Sejalan dengan perkembangan teknologi
bentuk penyediaan data dan informasi informasi saat ini, maka perpustakaan turut
oseanografi yang akurat, tepat waktu dan menyesuaikan dengan perkembangan.
tepat guna, maka perpustakaan memiliki Saat ini perpustakaan sudah mulai beralih
peran signifikan untuk menjamin akses dari tercetak ke elektronik. Namun apakah
informasi yang dibutuhkan baik masa semuanya menjadi harus elektronik dan
lampau atau terbaru. meninggalkan karya cetak atau monograf.
Tentu itu semua harus diatur dalam
PRESERVASI PERPUSTAKAAN kebijakan perpustakaan, pustakawan
harus menentukan mana bahan pustaka
Tema preservasi bukanlah yang harus tetap dilestarikan fisiknya
sebuah bahasan baru tapi dia memiliki dan mana bahan pustaka yang bisa
sejarah yang cukup panjang dalam dilestarikan isi kandungan intelektualnya
dunia informasi. Ketika masa Babilonia dalam bentuk soft file atau kedua-duanya.
Kuno, kita bisa mengetahui Nabu
adalah dewa buku dan pelindung tablet. The American Institute for
Dewa Tiongkok kuno Wei T’O adalah Conservation of Historic and Artistic
dewa perpustakaan dan buku karena ia Works (AIC) 2014 memberikan definisi
melindungi buku dari kerusakan akibat mengenai preservasi sebagai berikut :
kebakaran, hama, serangga dan perampok “Preservation: The protection of cultural
besar maupun kecil (Widyawan, 2013). property through activities that minimize
Para pustakawan Mesopotamia pada chemical and physical deterioration
empat ribu tahun yang lalu menyimpan and damage and that prevent loss of
clay tablet sebagai media informasi informational content. The primary
rujukan yang tersimpan di perpustakaan, goal of preservation is to prolong the
lalu sejalan dengan perkembangan existence of cultural property.”
masanya berubah dalam bentuk yang
lebih modern yaitu gulungan naskah
terbuat dari kulit hewan dan tumbuhan. Dari definisi tersebut di atas bisa
Kemudian berubah bentuk lagi menjadi disimpulkan adalah bahwa preservasi
codexes atau lembaran naskah yang adalah usaha untuk melindungi benda
tersusun hingga akhirnya tercipta budaya melalui sebuah proses atau
monograf atau buku (Rachman, 2013). kegiatan untuk meminimalisir kerusakan
fisik dan kimia dengan tujuan untuk
Sejarah tersebut membuktikan menghindari terjadinya kehilangan isi
bahwa melestarikan rekaman informasi atau kandungan informasi. Adapun
yang memiliki nilai histori dan kandungan tujuan utama dari preservasi ini adalah

42
memperpanjang keberadaan dari benda Dari pengertian diatas dijelaskan
budaya itu tadi, sehingga kandungan bahwa kegiatan yang terkait dengan
informasi yang ada didalamnya bisa terus memelihara bahan perpustakaan, arsip
menerus diketahui oleh publik (Maha, atau museum untuk digunakan, baik
2015). dalam bentuk fisik aslinya atau dalam
beberapa format lain. Preservasi atau
Definisi yang lain tentang
pelestarian memiliki istilah yang lebih
preservasi dari sumber lainnya adalah
luas dari konservasi: kegiatan konservasi
sebagai berikut :“Preservation includes
merupakan bagian dari program
safeguarding not only physical materials
keseluruhan preservasi. Preservasi
but also information. To this end,
mencakup kegiatan yang diambil untuk
reformatting, replacement, and the use
memperbaiki atau mengatasi bahan yang
of protective containers are employed to
rusak (retrospektif) serta mencegah atau
extend access to information that might
memperlambat terjadinya kerusakan.
be lost once paper or electronic books or
documents deteriorate” – (Ballofet, Nelly Jika kita simpulkan secara
2005) keseluruhan dari definisi tercantum di
Hal ini menunjukkan bahwa atas bahwa :
preservasi atau pelestarian tidak 1. Tujuan preservasi tidak hanya
hanya bertujuan untuk melestarikan melindungi fisik dokumen tapi
fisik namun kandungan informasi juga kandungan informasi di
didalamnya. Demi tercapainya tujuan dalamnya.
itu maka alih bentuk, pemindahan dan 2. Intinya adalah agar menjamin
penggunaan media pelindung menjadi dan memperluas akses informasi
sarana memperluas akses informasi dari dari terjadinya kerusakan atau
berbagai kemungkinan seperti terjadinya kehilangan.
kerusakan atau hilang. 3. Kegiatan preservasi lebih luas
dari konservasi.
”Activities associated with
maintaining library, archival or museum Preservasi memiliki istilah yang
materials for use, either in original lebih luas dari pada konservasi. Selain
physical form or in some other format. itu kita juga mengenal istilah restorasi.
Preservation is a broader term than Untuk menghindari kesalahpemahaman
conservation: conservation activities arti konservasi dan restorasi maka kita
form part of a total preservation juga perlu mengetahui definisi atau
program. Preservation includes both pengertiannya.
activities taken to repair or treat
damaged materials (retrospective) and “Conservation: The profession
activities taken to prevent or delay devoted to the preservation of cultural
material becoming damaged (preventive property for the future. Conservation
preservation)” ( Munich, 1988) activities include examination,

43
documentation, treatment, and preventive PRESERVASI DI PERPUSTAKAAN
care, supported by research and P2O-LIPI
education.”(AIC, 2014).
“Restoration: Treatment procedures Perpustakaan Puslit Oseanografi-
intended to return cultural property to a LIPI memiliki sekitar 7.000 bahan pustaka
known or assumed state, often through the yang telah masuk dalam katalog terpasang
addition of nonoriginal material.”(AIC, SLiMS (Senayan Library Management
2014) System) sejak tahun 2010 meliputi jurnal,
buku teks, laporan penelitian, prosiding
Berdasarkan definisi tersebut dan lain-lain. Perpustakaan juga memiliki
di atas bisa diambil kesimpulan sekitar 150 bahan pustaka antiquariat.
bahwa konservasi adalah pekerjaan Antiquariat adalah dokumen atau bahan
yang ditujukan untuk melestarikan pustaka kuno yang memiliki kelangkaan,
benda budaya di masa mendatang. bernilai histori dan dalam jumlah yang
Kegiatannya meliputi pemeriksaan, terbatas. Antiquariat ini sulit ditemukan
pendokumentasian, perawatan/perlakuan kembali di toko buku atau perpustakaan
dan pemeliharaan preventif yang lainnya karena kelangkaanya. Yang
didukung oleh riset dan pendidikan. termasuk kelompok ini adalah buku yang
Adapun restorasi sendiri merupakan dicetak sebelum abad 16-18 terutama
prosedur perawatan/perlakuan yang edisi yang berilustrasi, memiliki cetakan
dimaksudkan untuk mengembalikan unik, buku dengan tema tertentu yang
benda budaya pada keadaan aslinya dimiliki oleh suatu daerah (Prytherch,
(perbaikan), dan sering kali melalui 2005). Daftar dokumen antiquariat yang
penambahan bahan yang tidak asli dimiliki perpustakaan bisa dilihat pada
(Maha, 2015). tabel 1.

Tabel 1. Dokumen Antiquariat Perpustakaan P2O-LIPI

No Judul Bahan Pustaka Antiquariat


1. Eier und sogenannte cystem der plankton-expedition
2. Rapporten Er Verhandelingen Deel 1913-1919
Journal of the faculty of science (Hokkaido imperial University series VI
3.
Zoology
4. Snellius 55 buku
5. Siboga 50 buku
6. Conserveerirs van visch door kunstmatige koude
7. Le pecheur a toutes les lignes
8. Elements de biologie marine
9. Memories India 14 buku

44
Seperti telah disebutkan pada zoologi dari University of Amsterdam
bahasan di atas bahwa definisi preservasi membuat rencana mengkaji fauna laut
ditujukan tidak hanya menjaga kemasan dalam di Hindia Belanda (Nusantara).
fisik dokumen tersebut namun isi Ekspedisi ini lebih menitikberatkan pada
kandungannya juga diperhatikan. Oleh aspek biologi laut, sedangkan aspek
karena itu, perpustakaan telah melakukan oseanografi fisika dan geologi sangat
upaya-upaya preservasi bahan pustaka sedikit tersentuh. Adapun Ekspedisi
guna menjamin akses informasi kelautan Snellius (1929-1930) dipimpin oleh P.M.
di Indonesia, diantaranya adalah dengan van Riel, seorang purnawirawan Angkatan
mendigitalisasi bahan pustaka terbitan Laut Belanda. Kapal ini dilengkapi oleh
Puslit Oseanografi-LIPI. Koleksi digital berbagai peralatan dasar untuk penelitian
adalah koleksi yang lahir dalam format oseanografi. Hasil-hasil Ekspedisi
digital atau hasil pengalihan bentuk Snellius ini dipublikasikan secara resmi
analog ke dalam bentuk digital (Deegan & dalam bentuk serial sebanyak 23 buku
Tanner, 2006). Perpustakaan melakukan dengan judul “The Snellius Expedition”
digitalisasi dari cetak menjadi elektronik yang diterbitkan oleh E.J. Brill, Leiden
ataupun bahan pustaka yang lahir sejak (Nontji, 2009).
awal dalam format digital.
Perpustakaan Puslit Oseanografi
Dalam “Harrod’s Librarian telah melakukan preservasi digital sejak
Glossary” preservasi digital memiliki tahun 2008 dan dapat dilihat pada tabel
dua definisi yaitu : 2. Diawali dengan mendigitalisasi
1. Penggunaan digitalisasi sebagai jurnal terbitan lembaga, bahan pustaka
teknik preservasi antiquariat pada tahun 2010 dan kliping
2. Metode untuk menjaga agar koran tema kelautan dan LIPI pada tahun
materi digital “tetap hidup” 2016. Digitalisasi ini telah dikemas dalam
sehingga mereka tetap dapat bentuk CD (bisa dilihat pada Gambar 1)
dimanfaatkan. guna memudahkan pemanfaatannya pada
berbagai komputer. Pada tahun 2010 juga
Berdasarkan definisi pertama
pernah ditampilkan digital antiquariat ke
perpustakaan melakukan proses scanning
dalam website oseanografi lipi (lihat pada
untuk bahan pustaka yang menjadi
Gambar 2). Namun tidak ditampilkan
prioritas yaitu bahan pustaka antiquariat,
lagi karena alasan hak cipta. Pada tahun
jurnal terbitan lembaga dan kliping
2012 perpustakaan melakukan otomasi
kelautan dan informasi tentang LIPI.
perpustakaan dengan menggunakan
Ekspedisi Snellius dan Siboga SLiMS (Senayan Library Management
adalah bahan pustaka antiquariat yang System) dimana seluruh bahan pustaka
telah didigitalkan. Ekspedisi Siboga yang dimiliki dimasukkan ke dalam
(1899-1900) dilaksanakan dengan tujuan data base ini, sehingga memungkinkan
menguak misteri laut dalam Nusantara. pengguna mengaksesnya dimana saja dan
Max Wilhelm Carl Weber seorang ahli kapan saja.

45
Tabel 2. Bahan pustaka yang terdigitalisasi

No. Bahan Pustaka Jumlah File

1. Oseana (1984-2014) 489 artikel

2. OLDI (1974-2006) 142 artikel


Marine Research in Indonesia (MRI)
3. 280 artikel
(1987-1995) (2005-2015)
4. Siboga Expedition 50 buku

5. Snellius Expedition 23 buku


Kliping
1. 2007 145 judul
2. 2008 90 judul
6.
3. 2013 140 judul
4. 2014 150 judul
5. 2015 46 judul

Gambar 1. E-book dalam CD (Maruatal, 2010)

46
Gambar 2. Tampilan E-book Siboga yang diunggah ke Website (Maruatal, 2010)

HARAPAN PRESERVASI Terobosan baru yang belum


PERPUSTAKAAN MASA DEPAN pernah dilakukan oleh perpustakaan
dalam kegiatan preservasi fisik bahan
Preservasi adalah usaha untuk
pustaka yaitu dengan magang atau praktek
melindungi benda budaya melalui sebuah
kerja langsung ke PUSTAKA (Pusat
proses atau kegiatan untuk meminimalisir Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi
kerusakan fisik dan kimia dengan tujuan Pertanian Bogor pada bulan Maret
untuk menghindari terjadinya kehilangan 2016. Tujuan utama kegiatan tersebut
isi atau kandungan informasi. Guna adalah staf memperoleh pengetahuan
menghindari terjadinya kehilangan isi dan keahlian mempreservasi dokumen
maka dilakukan digitalisasi, namun untuk antiquariat. Bagaimana proses preservasi
meminimalisir kerusakan fisik dan kimia dilakukan dan bahan-bahan apa saja yang
maka perlu dilakukan perawatan bahan perlu dipersiapkan untuk melakukannya.
pustaka. Hal yang sudah dilakukan secara Mengingat perpustakaan memiliki
rutin adalah dengan fumigasi untuk banyak bahan pustaka antiquariat
mencegah terjadinya penjamuran pada dan mahal apabila dikerjakan oleh
buku dan perawatan penjilidan buku dan perpustakaan lain. Apabila dikerjakan
jurnal. langsung oleh staf perpustakaan sendiri,

47
maka staf akan semakin mahir dan Tantangan ke depan yang akan
bermanfaat untuk lembaga. Untuk dilakukan perpustakaan adalah memiliki
mewujudkannya maka perpustakaan saat Laboratorium Preservasi Bahan Pustaka.
ini mulai merencanakan atau mendesain Melalui sarana ini, perpustakaan bisa
laboratorium preservasi fisik yang ideal. melakukan perawatan fisik dokumen
secara mandiri dan menjadi rujukan bagi
Beberapa tahapan ketika perpustakaan yang ada di satuan kerja
melakukan preservasi fisik bahan pustaka Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
adalah : Hal ini dilakukan dengan tujuan utama
1. Pencucian kertas. Kertas dalam adalah untuk mengembangkan layanan
bentuk lembaran diselipkan pustaka dan menjamin akses informasi
diantara dua kain kassa lalu bahan pustaka lampau bagi pengguna
nyalakan keran air di dalam perpustakaan yang membutuhkan.
sebuah ember besar dan siram

dengan air mengalir dan
DAFTAR PUSTAKA
direndam sekitar 10 menit lalu
ditiriskan. Maksudnya untuk
The American Institute for Conservation
melunturkan kotoran atau debu.
of Historic and Artistic
2. Proses perendaman Kalium
Works (AIC). 2014. Definitions
Permanganat kurang lebih sekitar
of Conservation Terminology
30 menit – 1 jam.
(http://www.conservation-us.
3. Tahapan Bleaching (Pemberian
org/about-conservation/related-
asam oksalat). Dengan
organizations/definitions.
memasukkan kertas dokumen
2014. (Diakses pada tanggal 31
ke dalam larutan Asam Oksalat
selama 15 menit. Lihat hasil Desember 2014).
perubahannya, kertas berubah
dari coklat menjadi putih secara Ballofet, N. and Hille, J. 2005.
perlahan. “Preservation and conservation
4. Penyiapan tabung karbondioksida for libraries and archives.”
dan merendamkannya di larutan Chicago : American Library
magnesium. Ini dilakukan guna Assosiation.
menghilangkan sifat asam pada
kertas. Deegan, M. and S. Tanner. 2002. Digital
5. Setelah perendaman pada larutan Futures: strategies for the
magnesium dikeringkan. Lalu information age. London:
dilakukan pengeleman. Kertas Library Association Publishing.
ditempelkan pada kertas Jepang. 276 hlm.
6. Lalu setelah itu dikeringkan
kembali agar tidak menempel Maha, R. N.. 2015. Pelestarian bahan
pada kertas lainnya pustaka antiquariat : Alih Media

48
Digital di Perpustakaan Pusat Prytherch, R. 2005. Harrod’s Librarians’
Penelitian Oseanografi-LIPI. Glossary and Reference Book.
Oseana 40 (1): 35-40. Ashgate Publishing Group,
United Kingdom: 768 hlm.
Maruatal. 2010. Laporan akhir digitalisasi
publikasi koleksi antiquariat Rachman, Y. B. 2013. Pengantar
(Ekspedisi Siboga) dan pelestarian bahan perpustakaan
disseminasinya melalui media : sebuah catatan ringkas.
website Puslit Oseanografi-LIPI. (https://theyounglibrarian.
Pusat Penelitian wordpress.com/2013/05/26/
Oseanografi-LIPI, Jakarta: 40 pengantar-pelestarian-bahan-
hlm. perpustakaan/) tanggal akses :
29 April 2013.
Nontji, A. 2009. Penjelajahan dan
penelitian laut dari masa ke masa.
Pusat Penelitian Oseanografi-
LIPI, Jakarta: 433 hlm.

49

Anda mungkin juga menyukai