Bahan Perpustakaan
Oleh: Sri Purwati Asep
Page 0
yang dimiliki. Terkait dengan tugas dan kewajibannya, perpustakaan harus berusaha
bagaimana agar tindakan pengerusakan maupun hal yang tidak diinginkan pada
koleksi suatu perpustakaan tidak terjadi. Dalam hal ini di perpustakaan ada istilah
Preservation dan Conservation.
Preservation atau Preservasi: pelestarian mencakup pada semua aspek usaha
melestarikan semua bahan perpustakaan dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan
pengolahan, sumber daya manusia, metode dan tehnik penyimpanannya agar semua
koleksi yang terdapat pada perpustakaan tersebut bisa dilestarikan dengan baik.
Conservation atau Konservasi: pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara
khusus dalam melindungi atau menyimpan bahan perpustakaan dan arsip untuk
kelestarian semuanya.
Aktivitas Konservasi dan Preservasi haruslah bisa berjalan dengan baik, karena
semua itu dilakukan semata-mata untuk menjaga dam menyimpan semua jenis koleksi
yang terdapat pada suatu perpustakaan. Dengan berjalannya semua itu, maka sangat
mungkin suatu perpustakaan akan dikunjungi oleh banyak pengguna untuk mencari
koleksi yang telah disediakan.
Konservasi secara umum diartikan dengan pelestarian, namun dalam
khasanahnya sangat banyak pengertian yang ada dan berbeda pula implikasinya.
Konservasi adalah konsep proses pengolahan suatu tempat atau ruang ataupun obyek
agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik. Maka
dalam lingkup perpustakaan dapat dikatakan bahwa Konservasi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk melestarikan semua bahan
perpustakaan yang ada agar tetap dalam keadaan yang baik, bisa digunakan serta
dalam pelestariannya mengacu pada kebijakan perpustakaan tersebut.
Preservasi adalah kegiatan yang terencana dan terkelola untuk memastikan agar
koleksi perpustakaan dapat terus dipakai selama mungkin. Pada dasarnya Preservasi
itu upaya untuk memastikan agar semua bahan perpustakaan cetak maupun non cetak
pada suatu perpustakaan bisa tahan lama dan tidak cepat rusak. Preservasi telah
berkembang menjadi salah satu macam pekerjaan yang menarik perhatian dalam dunia
perpustakaan. Dan kita mengaharapkan terjaganya semua koleksi perpustakaan agar
tidak cepat rusak maupun hilang.
Menurut Internatoinal Federation of Library Assosiation (IFLA) memberi batasan
dalam mendefinisikan tentang pelestarian (Sudarsono, 2006: 314). Pelestarian
(Preservation), mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan perpustakaan dan
arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengolahan, metode dan tehnik, sumber daya
Page 1
manusia, dan penyimpanannya. Pengawetan (Conservation), membatasi kebijakan dan
cara khusus dalam melindungi bahan perpustakaan dan arsip untuk kelestarian koleksi
tersebut. Perbaikan (Restoration), menunjuk pada pertimbangan dan cara yang
digunakan untuk memperbaiki bahan perpustakaan dan arsip yang rusak. Dari
beberapa definisi istilah di atas dapat kita simpulkan bahwa, kegiatan Conservation dan
Restoration adalah bagian dari kegiatan Konservasi. Sedangkan Preservation adalah
kegiatan yang tidak bisa dimasukkan ke dalam Konservasi karena itu telah masuk pada
Preservasi sendiri. Hal ini dipisahkan karena ada batasan-batasan dari masing-masing
istilah tersebut.
Perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktifitas
pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran
informasi. Suatu kemungkinan yang sangat besar jika kegiatan Konservasi dan
Preservasi itu menjadi bagian dalam manajemen perpustakaan dan terorganisir dengan
baik. Sehingga semua langkah-langkah yang telah diambil dan diputuskan bisa
dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan apa yang telah diinginkan bersama.
Konservasi
Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan Konservasi, antara
lain adalah:
Preservasi – pelestarian
Restorasi – perbaikan
Replikasi – penggandaan
Rekonstruksi – pengembalian seperti semula
Revitalisasi – pendayagunaan kembali
Rehabilitasi – pemulihan/perbaikan.
Dari definisi di atas mengenai Konservasi maka seharusnya memungkinkan
fungsi dari itu semua bisa dimanfaatkan menjadi kegiatan yang relevan. Karena hanya
dengan kegiatan itu semua maka setiap koleksi maupun yang lainnya yang terdapat
pada suatu perpustakaan bisa terawat dengan baik. Biasanya kegiatan pelestarian
koleksi dilakukan secara bertahap terdiri dari inventarisasi dan klasifikasi koleksi,
koleksi yang terhitung sudah sangat tua, dan dana yang tersedia.
Selain itu kita harus bisa melihat faktor-faktor yang membuat koleksi menjadi
rusak: Koleksi perpustakaan yang sudah sangat tua, Terkena cahaya yang berlebihan,
Terkena air, Tekanan fisik yang berlebihan, dan Vandalisme. Selain faktor-faktor di
atas, masih banyak lagi yang lainnya. Melihat adanya faktor-faktor di atas, maka
Page 2
kegiatan pelestarian dapat dilakukan pula dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
telah disebutkan pada bagian atas. Sehingga kerusakan yang akan terjadi pada suatu
koleksi di perpustakaan akan dapat diminimalisir dengan baik.
Dalam perpustakaan, idealnya haruslah ada seorang yang ahli dalam kegiatan
Konservasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan konservator. Konservaror ini
harusnya sudah terlatih dengan baik dan berpengalaman untuk melakukan semua
prosedur pemeliharaan dan perbaikan, dan semua prosedur lainnya. Tugas utama
seorang Konservator antara lain adalah: Mengawasi kegiatan Konservasi, Membuat
prioritas utama terhadap usaha perbaikan bahan perpustakaan, Mengembangkan dan
mengenalkan prosedur dan tehnikbaru dalam perbaikan bahan perpustakaan,
Memperbaharui informasi mengenai Konservasi bahan perpustakaan dengan
mengikuti perkembangan literature Konservasi.
Semua aktifitas yang dilakukan pada Konservasi diatas tergantung pada kondisi,
persoalan, dan kemungkinan yang dapat yang dapat dikembangkan dalam upaya
pemeliharaan lebih lanjut. Suatu program Konservasi sedapat mungkin tidak hanya
dipertahankan keasliannya dan perawatannya saja, melainkan juga haruslah
mendatangkan nilai dan manfaat yang lainnya kepada masyarakat yang ikut serta
dalam kegiatan tersebut dengan mengikuti kebijakan yang telah dilakukan oleh
lembaga perpustakaan tersebut.
Preservasi
Preservasi/Perawatan (Preservation) merupakan semua unsur pengolahan,
keuangan, cara penyimpanan, alat bantu, ketenaga kerjaan, maupun metode yang
digunakan untuk melestarikan bahan perpustakaan, dokumentasi, arsip maupun
informasi yang dikandungnya. Preservasi itu pada dasarnya adalah upaya
mempertahankan sumber daya kultural dan intelektual agar dapat digunakan sampai
batas waktu yang selam mungkin. Khususnya lagi pada bahan perpustakaan buku
yang terdapat pada perpustakaan, preservasi memainkan peran yang penting dalam
pertumbuhan kekayaan intelektual dan pengembangan profesionalisme pada
seseorang.
Kandungan isi buku dapat dilestarikan dengan merawat fisik kertasnya dan
melakukan perawatan yang lainnya. Sehingga sebuah koleksi buku itu dapat tetap awet
walau sudah sangat berumur tua. Dalam kegiatan Preservasi sebenarnya tidak hanya
dalam betuk buku saja, hal ini disebabkan majunya teknologi yang ada. Bahkan ada
yang melakukan Preservasi digital untuk koleksi perpustakaan yang bentuknya non
Page 3
cetak. Preservasi koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan memperhatikan
beberapa faktor, diantaranya harus memperhatikan biaya dan keuntungan dari
melakukan kegiatan Preservasi. Perlindungan koleksi yang mencakup perlindungan
dari kebakaran, sistem pendeteksi dini kebakaran, bahan kimia, perlindungan dari air,
pencurian, vandalism, dan kesiagaan dari bencana alam yang akan datang.
Lingkungan yang mencakup kelembaban, temperatur, kestabilan kelembaban, sirkulasi
udara, tata pencahayaan, dan sarana penyimpanan.
Beberapa upaya kegiatan Preservasi koleksi perpustakaan diatas mempunyai
tujuan yang sangat mendasar. Menurut saya karena perpijak pada sebuah harapan
yang besar akan perkembangan peradaban lebih maju. Apapun kegiatan yang
dilakukan, semuanya pada akhirnya adalah suatu cara agar semua koleksi yang di
perpustakaan itu mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan koleksi dengan baik
dan benar. Dalam suatu perpustakaan memang dibutuhkan seorang Konservator
dalam melestarikan koleksi yang ada. Selain seorang Konservator, peran pustakawan
juga sangat penting dalam pemeliharaan koleksi. Pendidikan pemeliharaan bahan
perpustakaan perlu diberikan kepada pustakawan, karena pustakawan terlibat
langsung dalam kegiatan pemeliharaan tersebut.
Preservasi teknologi dalam bentuk perawatan secara seksama semua perangkat
keras dan lunak yang dipakai dalam membaca atau menjalankan suatu materi digital
tertentu. Penyegaran atau pembaharuan dengan memperhatikan usia media, misalnya
dialihmediakan. Migrasi dan format ulang, berupa kegiatan mengubah konfigurasi data
digital tanpa mengubah kandungan isi intelektualnya.
Fungsi Pelestarian
Secara umum fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak
diganggu oleh tangan jahil, serangga, atau jamur yang merajalela pada buku-buku
yang ditempatkan di ruang yang lembab. Maka dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa fungsi dari pada pelestarian adalah :
Fungsi melindungi, terhindar dari serangan serangga, manusia, jamur, panas
matahari, air dan sebaginya.
Fungsi pengawetan, harus dirawat dengan baik, koleksi menjadi awet, bisa lebih
lama dipakai dan diharapkan lebih banyak pemustaka dapat memanfaatkannya.
Fungsi kesehatan, dilakukannya pelestarian yang baik, perpustakaan menjadi
bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang penyakit,
sehingga pemustaka maupun pustakawan menjadi tetap sehat.
Page 4
Fungsi pendidikan, memberikan arahan pada pemustaka dan pustakawan untuk
berdisipilin tinggi dan menghargai kebersihan perpustakaan.
Fungsi kesabaran, melatih kesabaran pustakawan terhadap koleksi perpustakaan.
Fungsi sosial, kegiatan ini tidak bisa dikerjakan oleh sepihak, Pustakawan harus
mengikutsertakan pemustaka untuk menjaga/merawat perpustakaan dan
koleksinya.
Fungsi ekonomi, dengan pelestarian yang baik, koleksi menjadi lebih awet dan
keuangan dapat dihemat.
Fungsi keindahan, dengan pelestarian yang baik, penataan koleksi yang rapi,
perpustakaan tampak menjadi indah, sehingga menambah daya-tarik kepada
pemustaka. (Marto Atmodjo. 1993)
Page 5
Jenis kerusakan koleksi perpustakaan adalah suatu hal yang timbul dari berbagai
pengaruh yang menjadi penyebabnya. Pada umumnya kerusakan pada dapat berupa :
kertas menjadi keriput, rapuh, lengket, robek, hilang beberapa bagian, noda, jamur,
warna tinta yang memudar, warna kertaS berubah menjadi kuning – coklat dan masih
banyak lagi. Penyebab kerusakan pun beragam, yaitu :
a. Faktor Internal : Bahan kertas (bahan kertas dibuat dari selulosa yang tidak murni,
umumnya dicampur dengan lignin, hemiselulosa dan bahan kimia tambahan lain
yang dipengaruhi mutu kertas). Bahan selain kertas (fotografi, pita magnetik,
piringan/disk pengaruh pada kondisi penyimpanan, keterpakaian fluktuasi pada
temperatur dan kelembaban, debu, goresan dan pengaruh magnet)
b. Faktor Eksternal: temperatur dan kelembaban udara, pencahayaan, polusi udara
c. Faktor Biota
d. Faktor Manusia
e. Bencana (Kebakaran, gempa bumi, banjir, tsunami)
3. Laminasi, manuskrip, naskah kuno, dokumen yang kuno, terutama yang kertasnya
sudah lapuk sehingga mudah hancur, dapat diawetkan dengan cara menyemprotkan
bahan kimia atau dilaminasi.
4. Bleaching, adalah proses pemutihan pada kertas. Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan noda dan warna kuning kecoklatan pada kertas, yang terjadi karena
pengaruh faktor kimia. Ada beberapa bahan kimia yang biasa digunakan untuk
pemutihan kertas, seperti : sodium klorida, potassium permanganat, hypochlorit dan
hydrogen peroksida.
Page 6
5. Menambal dan Menyambung, proses ini dilakukan untuk memulihkan bentuk dan
kekuatan kertas. Menambal dan menyambung dilakukan untuk mengisi lubang-
lubang dan bagian yang hilang pada kertas atau menyatukan kembali kertas yang
robek akibat bermacam-macam faktor perusak.
8. Rebinding, buku yang jilidannya rusak dan masih mungkin untuk dijilid ulang,
sehingga tetap dapat dimanfaatkan.
Page 7
preventif untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya jamur dan serangga, juga
berkembangnya hewan pengerat, adalah dengan :
Memeriksa bahan perpustakaan juga ruang penyimpanan secara berkala
Membersihkan ruang/ tempat penyimpanan
Menurunkan kelembaban udara
Buku-buku/bahan perpustakaan lain tidak boleh disusun terlalu rapat karena
menghalangi sirkulasi udara
Untuk mencegah menularnya jamur dan serangga dari luar, sebaiknya buku
yang diterima dari pihak lain, dilakukan fumigasi terlebih dahulu, sebelum
disimpan bersama koleksi yang lain
Cara pencegahan ini lebih baik dari pada menggunakan insektisida yang mungkin
dapat membahayakan manusia juga.
d. Faktor Kerusakan karena Polutan, gas-gas pencemar, partikel debu dan logam
yang dikandung udara sangat cepat dapat merusak kertas ataupun media lain.
Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah berikut untuk mengurangi
kerusakan yang ada, yaitu :
Membersihkan ruang/tempat penyimpanan dari debu
Ruangan menggunakan AC, karena pada AC terdapat filter untuk menyaring
udara
Di dalam ruang, di pasang alat pembersih udara (air cleaner), karena pada alat
ini terdapat karbon aktif yang dapat menyerap gas pencemar dan terdapat filter
untuk membersihkan udara dari debu
Kerusakan koleksi perpustakaan, karena faktor debu dan polutan udara,
diantaranya sebagai berikut :
Mengurangi nilai estetika, karena debu akan memperburuk dan mengaburkan
informasi pada cetakan, foto dan mikrofilm/mikrofis
Partikel debu, akan menimbulkan goresan pada mikrofilm/mikrofis, negatif
foto, lukisan dan dokumen berharga lainnya
Kertas yang kotor oleh debu, akan cenderung menimbulkan noda, jika kertas
tersebut terkena air dan udara lembab
Debu akan menyebabkan kertas menjadi asam. Hal ini dikarenakan debu
biasanya bercampur dengan polutan udara lain, terutama dari hasil
pembakaran minyak bumi. Asam ini akan menyebabkan kertas menjadi
semakin rapuh, juga akan merusak lapisan emulsi pada negatif foto dan
mikrofilm dan mikrofis
Page 8
e. Faktor Manusia. yang tidak bertanggung jawab merupakan perusak yang paling
hebat, karena tidak hanya menyebabkan kerusakan tetapi juga hilangnya koleksi
perpustakaan. Penjagaan yang ketat sangat diperlukan untuk menghadapi
perusak yang satu ini begitu juga sanksi-sanksi dalam pernyataan tata tertib perlu
ditegaskan juga. Faktor manusia ini, bisa berpengaruh langsung (kebakaran, salah
penanganan, pencurian) ataupun tidak langsung (mutu kertas, mutu penjilidan,
kebijakan). Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi tentang preservasi, baik pada
pemustaka, juga pada pustakawan/pembuat kebijakan
10. Penyiangan bahan pustaka. Penyiangan adalah merupakan bagian yang integral
dalam proses pengambangan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan
mengingat pengembangan koleksi tidak selalu diikuti oleh pengembangan ruang
atau gedung. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan penyiangan adalah sebagai
berikut :
a. Membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan.
b. Memperbaiki penampilan atau kinerja suatu perpustakaan.
c. Meningkatkan dayaguna dan hasil guna ruang dari koleksi.
Page 9
5. Tekanan fisik.
6. Vandalisme
Page 10
Rak harus ditambah penahan yang cukup, sehingga rak tersebut tidak akan jatuh dalam
getaran gempa bumi yang paling ringan atau ketika rak yang lebih rendah dalam
keadaan kosong yang menyebabkan ketidakseimbangan.
Ruang vertikal antar rak harus cukup sehingga dapat meminimalkan kemungkinan
kerusakan pada bagian atas buku.
Rak harus tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga semua koleksi dapat
ditempatkan di rak.
Cara Mengambil & Mengembalikan Buku yang Baik dari Rak
A. Mengambil Buku
Sentuh punggung dua buku pada sisi lainnya dari buku yang diambil di rak
Pegang bagian tengah buku dan tidak dengan tutup kepala (headcap) (bagian atas
jilidan).
Tarik atau angkat buku dari rak.
B. Mengembalikan Buku
Pindahkan bagian akhir buku untuk mengendurkan keseluruhan baris buku
Buat ruang untuk buku tersebut agar dipindahkan ke bagian belakang buku
Sesuaikan bagian akhir buku lagi sehingga buku-buku tersebut tegak lurus tetapi tidak
terlalu ketat.
Buku-buku harus tidak terjepit
Contoh-contoh yang dilakukan pustakawan dalam hal perawatan & penanganan
perpustakaan
Memberi peringatan secara tegas ketika melihat bahan perpustakaan mendapatkan
perlakuan yang kurang baik dari pemustaka.
Penanganan yang cepat pada buku yang mengalami kerusakan sehingga dapat
dimanfaatkan kembali oleh pemustaka.
Menjaga kebersihan dan kerapihan perpustakaan
Bentuk-bentuk Pendidikan Pemakai
Pesan tentang penanganan bahan perpustakaan pada:
pembatas buku
Brosur
pamflet dan surat selebaran lainnya
Rambu-rambu di perpustakaan
Prosedur Pembaharuan Jilidan
Mengganti ujung lembaran yang robek.
Memperbaharui punggung buku yang rusak.
Menjilid ulang teks blok dengan menggunakan jilidan asli.
Memasang sampul buku baru.
Memperbaiki bagian depan dan belakang halaman.
Page 11
Alasan Penjilidan di Perpustakaan
Jilidan di penerbit tidak sesuai untuk pemakaian perpustakaan.
Jilidan sudah rusak.
Menyatukan terbitan berseri.
Keamanan
memperpanjang umur bahan perpustakaan.
Tugas Konservator
Mengawasi kegiatan konservasi
Membuat prioritas utama terhadap usaha perbaikan bahan perpustakaan
Mengembangkan dan mengenalkan prosedur dan teknik baru dalam perbaikan bahan
perpustakaan.
Memperbaharui informasi mengenai konservasi bahan perpustakaan dengan mengikuti
perkembangan literatur konservasi
Page 12
Pemilihan Prosedur Perawatan
Pemilihan bahan perpustakaan yang akan di konservasi
Penunjukkan konservator
Pemilihan bentuk konservasi (teknologi, biaya, penanganan)
Page 13
Langkah-langkah Prosedur Pembaharuan Menurut Carolyn Horton
1. Mengatur area kerja dan peralatan
2. Menetapkan prosedur dokumentasi
3. Memindahkan buku dari rak
4. Membersihkan buku
5. Membagi buku ke dalam dua kategori (a. Buku yang memerlukan perawatan konservasi oleh
tenaga profesional; b. Buku yang dapat diperbaiki oleh staf perpustakaan)
6. Membagi buku kategori pada langkah 5 (b) ke dalam dua kategori (a. Kain, catatan/kertas,
vellum, penjilidan alum-tawed; b. Penjilidan kulit selain alum-tawed)
7. Buku yang telah di bagi pada langkah 6 (a) dibagi kedalam (kategori perawatan:
pembersihan, lampiran, dll.; Menggunakan perawatan yang sesuai; Menempatkan kembali
ke rak)
Perbaikan Buku Menurut Carolyn Morrow
Perbaikan buku yang aktif dan terorganisasi dengan baik merupakan aktivitas perawatan
penting dalam perpustakaan, karena adanya penurunan tajam pada kualitas pembuatan buku,
khususnya kualitas kertas dan penjilidan.
Peralatan yang diperlukan untuk perbaikan :
Peralatan sederhana dan tidak terlalu mahal:
penyimpan map
pemotong kertas atau karton
Gunting
sikat halus
Daftar Peralatan yang digunakan untuk Perbaikan
Gunting Sikat halus debu Pengering tinta
Penggaris baja panjang Vacum claener Polyester film
Cutter Penyimpan map Pembersih debu
Persegi panjang Tissue pembersih lensa Minyak kayu putih
Pemotong karton Pasta selulosa metil Air suling
Pensil Tusuk sate Cotton wool
Penghapus plastik putih Penjepit datar Kaca Pembesar
Pad pembersih dokumen Penjepit catatan Botol penyemprot
Timbangan Box yang ringan Lem PVA bahan pereka
Page 14
Membersihkan Jilidan
Pembersihan jilidan dengan menggunakan sabun dan air hanya digunakan untuk sampul buku
anti air, karena akan menghilangkan warna dan membuka lem perekatnya. Cara lain yang
dapat dipakai ialah dengan menggunakan karet penghapus. Pembersihan jilidan kulit dicatat di
bawah pada bagian
”Leather Cleaning and Dressing.” (Horton, 1969, p.34)
Penjilidan
Ada beberapa cara untuk menjilid buku dengan tangan.Menjilid buku tidak hanya berguna
untuk belajar bagaimana untuk membuat buku, tetapi juga dapat berguna dalam memperbaiki
buku. Banyak buku dapat terikat menggunakan bahan yang ditemukan di rumah dalam sebuah
kotak jahit. Menjilid buku menggunakan tangan masih merupakan praktik yang populer,
karena banyak orang lebih memilih kualitas buku terikat dengan
tangan. Ada berbagai teknik dalam menjilid buku, diantaranya:
Jahit, Menjilid dengan pita, Menjilid dengan Staples, Profesional
Binding.
1. Jahit
Proses ini sederhana. Pertama, Anda harus tumpukan halaman
dan lipat tulang belakang. Pada tulang belakang menembus tiga
lubang dengan jarum jahit. Lubang-lubang harus 1/2 inci dari atas,
inci 1/2 dari bawah, dan dekat dengan titik tangah. Untuk membuat menusuk kertas lebih
mudah, Anda dapat menempatkan gabus di ujung jarum sehingga tidak melukai tangan Anda.
Jahit dari lubang tengah ke atas lalu ke bawah dan kembali ke tengah, menggunakan benang
tiga kali tinggi buku.
Spine Stitching
Needle Variasi
Page 15
halaman dalam urutan yang benar. Buka halaman dan menggunakan stapler panjang untuk
pokok secara vertikal di sepanjang tulang belakang berkerut sehingga pokok pergi ke arah yang
sama seperti lipatan, untuk melintasi lawan flip. Tutup buku dan menyembunyikan pokok
pada bagian luar tulang belakang dengan panjang pita sedikit lebih panjang dari buku itu.
4. Profesional Binding
Beberapa pengikat buku profesional masih mengikat buku dengan tangan. Pertama halaman
diatur dalam urutan dan dilipat. Tanda ditempatkan pada halaman di mana mereka akan
dijahit bersama-sama. Mereka adalah dijahit pada bingkai yang
telah digunakan selama ratusan tahun untuk mengikat buku.
Halaman-halaman ditekan bersama untuk melipatnya. Lem yang
digunakan untuk memperkuat tulang belakang buku. Halaman
yang dipotong untuk ukuran yang tepat. Kemudian diletakkan
pada penutup, bisa dari berbagai kompleksitas untuk
memungkinkan fleksibilitas tulang belakang.
Jilidan Punggung
Jilidan Tengah
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur, Pedoman Pelestarian Bahan Pustaka. Surabaya: Badan
Perpustakaan Propinsi Jawa Timur, 2003.
Lasa, HS. Leksikon Kepustakaan Indonesia. Yogyakarta : Pustakawan UGM, 2000.
Lasa, HS. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media,2005.
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A-Z. Jakarta : Cita Karyakarsa Mandiri, 2008.
Perpustakaan Nasional. Pedoman perawatan dan pemeliharaan fasilitas perpustakaan. Ed.1. Jakarta :
Perpustakaan Nasional, 1992.
Perpustakaan Nasional. Petunjuk teknis pelestarian bahan pustaka. Jakarta : Perpusnas, 1995
Sunarto, NS. Perpustakan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2006.
Trimo, Soejono. Pengantar Ilmu Dokumentasi. Bandung : Remadja Karya, 1987.
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: (1993 : 4)
Jhon Feather, Preservasi dan pengolahan koleksi perpustakaan. Terjemahan Rusina Syahrial (dari
judul asli : Preservation and management of library ).
Page 17