Anda di halaman 1dari 4

Nama : DEWI HAJAR AGUSTINA Nomor Skenario : C

NIM : 1413206014 Judul Skenario : Cobaan dalam kehidupan


Tujuan
1. Definisi skizofrenia dan hipertensi?
Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmonisasi antara
proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan
halusinasi, assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul inkoherensi, afek dan emosi inadekuat, serta psikomotor yang
menunjukkan penarikan diri, ambivalensi dan perilaku bizar (Hendarsyah, 2016). Sedangkan Penyakit hipertensi adalah
peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik, secara umum seseorang
dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik > 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg) (Herwati
& sartika, 2013 - 2014)
2. Penyebab skizofrenia dan hipertensi?
Skizofrenia : (Dipiro et al., 2011)
1. Peningkatan aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik gejala positif
2. Peningkatan aktivitas serotonergik menurunkan aktivitas dopaminergik pada sistem mesocortis gejala negatif
3. Disfungsi glitamate
a) Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada
sekitar 90% penderita hipertensi.
b) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial\Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). (Kementerian Kesehatan Rl, 2014)
3. Tanda dan gejala skizofrenia dan hipertensi?
Skizofrenia:
Gejala positif (delusi dan halusinasi), gejala negatif (apatis, menarik diri, penurunan daya pikir, dan penurunan afek), dan
gangguan kognitif (memori, perhatian, pemecahan masalah, dan sosial). Terdapat beberapa tipe dari skizofrenia
(Paranoid, hiberfrenik, katatonik, undifferentiated, dan Residual). (Herwati & sartika, 2013 - 2014).
Sedangkan Hipertensi:
Sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur, telinga
berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kementerian Kesehatan Rl, 2014)
4. Terapi farmakologi dan non farmakologi skizofrenia dan hipertensi?
Terapi farmakologi : (Dipiro et al., 2015)
1) Generasi 1: Klorpromazin, Tioridazin, Mesoridazin, Flufenazin, Perfenazin, Thiotixene, Haloperidol, Loxapin,
Molindon.
2) Generasi 2: Clozapin, Risperidon, Olanzapin, Quetiapin, Ziprasidon, Aripiprazol.
Terapi non farmakologi: program rehabilitasi : living skills, social skills, basic education, work program,supported
housing, Psikoterapi ( terapi tambahan, terutama jika pasien sudah berespon thd obat), Family education. (Dipiro et al.,
2015)
Terapi farmakologi HTN:
Obat gol ARB, ACEI Inhibitor, CCB,Beta blocker, diuretik (tiazid, loop, penahan kalium) (PERKI, 2015)
Terapi non farmakologi hipertensi antara lain:
(Penurunan berat badan, Mengurangi asupan garam, Olah raga, Mengurangi konsumsi alcohol, Berhenti merokok)
(PERKI, 2015).
5. Sudah tepatkah terapi yang diberikan kepada pasien?
Demografi pasien:
Nama : Nn. Andri
Umur : 20 th
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 155 cm
Riwayat alergi: pasien memiliki alergi terhadap makanan berprotein tinggi.
Riwayat keluarga : -
Riwayat penyakit : -
Riwayat sosial : ibu meninggal karena kecelakaan.
Subjek :
Keluhan : ansietas, delusi, halusinasi, motivasi kuliah menurun, menarik diri dari lingkungan.
Objek :
Parameter 8/10 9/10 10/10 Keterangan
TD/(mmHg) 158/98 150/95 150/94 Tdk normal
Nadi (x/menit) 87 88 85 Normal
RR (x/menit) 25 23 20 ?
Suhu (C) 38,5 37,3 37,0 Normal
Kolesterol total (mg/dl) 195 - - Normal
Gula darah (mg/dl) 100 105 103 Normal
Assesment :
Medical problem: skizofrenia , hipertensi.
Terapi : captropil 3x1, neurosanbe 1x sehari, alprazolam 3x1.
Pasien mengalami skizofrenia ditandai dengan gejala ansietas,halusinasi,delusi,motivasi kuliah menurun,menarik diri
dari lingkungan.
Pasien mengalami hipertensi derajat 1 ditandai dengan ditandai dengan peningkatan tekanan darah 150/95mmHg.
Kriteria hipertensi derajat 1 sistolik 140-159 dan/atau diastolik 90-99.( (PERKI, 2015).
DRP :
Problem Causes Intervensi Outcome
1. Pasien mengalami gejala 1. Pasien mengalami skizofrenia Dalam resep Tidak
positif,negatif, dan kognitif. semenjak ibu nya meninggal karena dituliskan resep diketahui.
kecelakaan. yang tidak perlu.
2. Pasien mengalami peningkatan 2. Pasien mengalami hipertensi
tekanan darah. derajat 1.
3. Terapi captopril dapat 3. Pasien hipertensi sebaiknya
digunakan Dlam menurunkan tekanan tidak mendapatkan terapi farmakologi,
darah, tetapi kurang tepat apabila akan tetapi dengan terapi non
digunakan dalam hipertensi derajat 1. farmakologi seperti menjaga pola hidup
dengan baik selama 4-6 bulan. Karena
hipertensi yg diderita pasien maih
tergolong dalam hipertensi derajat 1.
(PERKI, 2015)
4. Pasien dapat mengalami 4. Dosis terlalu tinggi captropil 3x
toksisitas captropil sehari @ 12,5 mg (Medscape, 2017)
5. Terapi alprazolam kurang tepat 5. Pasien didiagnosa skizofrenia,
untuk pasien tersebut. tetapi pasiea hanya diberi terapi
alprazolam yang diindikasikan untuk
ansietas (sukandar, et al., 2013)
6. Pasien dapat mengalami 6. Terjadi interaksi antara
peningkatan efek hipotensi apabila alprazolam dengan ACEI yang dapat
diberikan terapi alprazolam bersamaan meningkatkan efek hipotensi (sukandar,
dengan ACEI ( Captropil) et al., 2013)
Planning :
Sebaiknya penggunaan captropil 3x1 untuk terapi hipertensi di hentikan karena pasien masih dalam katagori hipertensi
derajat 1, dengan kriteria hipertensi derajat 1 sistolik 140-159 dan/atau diastolik 90-99. (PERKI, 2015)
Untuk terapi hipertensi dilakukan terapi non farmakologi seperti Penurunan berat badan, Mengurangi asupan garam,
Olah raga, Mengurangi konsumsi alcohol,dan Berhenti merokok.
Sebaiknya terapi paracetamol untuk demam dihentikan karena suhu tubuh pasien masih dalam batas normal.
Sebaiknya terapi alprazolam 0,5 mg 3x1 untuk terapi skizofrenia diganti dengan gol antipsikotik generasi II
resperidon tab @2 mg 1x sehari diminum setelah makan (Medscape, 2017) Resperidon merupakan derivat dari
benzisoksazol yang diindikasikan untuk terapi skizofrenia baik untuk gejala negatif maupun positif. Untuk efek
samping ekstrapiramidal umumnya lebih ringan dibandingkan dengan antipsikosis tipikal (Yulia Maria Jarut, 2013 )
Sebaiknya penggunaan Neurosanbe 1x1 tab yang di gunakan sebagai multivitamin di sesuaikan dengan kondisi pasien.
Sebaiknya pasien menghindari stress,dilakukan rehabilitasi dan edukasi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J. T. et al., 2011. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Eighth Edition. New York: McGraw-Hill
Dipiro, J. T. et al., 2015. Pharmacotherapy Handbook. Ninth ed. United States: McGraw-Hill Companies.
Hendarsyah, F., 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan Gejala-Gejala Positif dan Negatif. J
Medula Unila, Volume 4 (Nomor 3), pp. 58-63.
Herwati & sartika, W., 2013 - 2014. Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita Hipertensi Berdasarkan Pola Diet Dan
Kebiasaan Olah Raga Dipadangtahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 8( No. 1), pp. 8-14.
Kementerian Kesehatan Rl, 2014. Infodatin: Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan lnformasi kementrian kesehatan.
Medscape, 2017. Drugs & Diseases captropil. [Online] Available at: https://reference.medscape.com/drug/
[Accessed 15 oktober 2017].
PERKI, 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. 1 Ed. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
sukandar, e. y. et al., 2013. Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI Penerbitan.
Yulia Maria Jarut, F. W. I. W., 2013 . Tinjauan Penggunaan Antipsikotik Pada Pengobatan Skizofrenia Di Rumah Sakit
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado Periode Januari 2013-Maret 2013. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi , Vol. 2
(No. 03 ), pp. 2302 - 2493.

Anda mungkin juga menyukai