Conto Proposal Pemecah Gelombang Yogya
Conto Proposal Pemecah Gelombang Yogya
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lokasi Rencana
Pelabuhan Glagah
1
1. Potensi ikan sangat besar dan bernilai ekonomi tinggi.
2. Lahan di sekitarnya masih luas dan belum banyak dimanfaatkan sehingga
memungkinkan perkembangan kawasan pelabuhan.
3. Lokasi rencana pelabuhan hanya sekitar 2,5 km dari jalan negara lintas selatan
yang menghubungkan Yogyakarta dan Purworejo.
4. Rencana Lokasi sekitar Pelabuhan Glagah mempunyai daerah yng subur, padat
penduduk, ketersediaan lahan di sepanjang pantai cukup luas, dan fasilitas
pendukung seperti listrik dan air bersih mencukupi.
Gambar 1.2. Sketsa Muara Sungai Serang dan Peta lokasi Pantai Glagah
(Sumber : https://fadlyfauzie.wordpress.com/page/9/)
2
Pada musim kemarau muara sungai Serang selalu tertutup oleh endapan
pasir, pada musim penghujan endapan pasir tersebut mengganggu kelancaran
pengaliran debit banjir ke laut, sehingga menyebabkan terjadinya banjir di bagian
hulu sungai.
3
gelombang yang saat ini terjadi disebabkan lapis lindung pada ujung dan lengan
pemecah gelombang tidak direncanakan dan dilaksanakan dengan baik seperti :
perencanaan berat batu lapis lindung, jumlah lapisan yang digunakan, dan cara
penataan di lapangan, tidak sesuai dengan kaidah perencanaan lapis lindung
pemecah gelombang.
2. Bagi peneliti, menambah wawasan dalam hal tata cara perencanaan pemecah
gelombang yang baik, terutama dalam hal analisis lapis lindung pemecah
gelombang
3. Bagi universitas, bermanfaat untuk membangun kerja sama dengan industri
dalam bidang akademik.
1.6 Lokasi Evaluasi
5
Gambar 1.4. Foto satelit peta situasi wilayah pantai Glagah dan sekitarnya
(sumber: wikimapia.org)
DAFTAR ISI
vi
5.2 Zona Pergerakan Material ....................................................................... 78
5.3 Tata Letak Pemecah Gelombang ........................................................... 81
5.4 Perencanaan Pemecah Gelombang
5.4.1. Analisis Letak dan Tinggi Gelombang Pecah ............................. 82
5.4.2. Tinggi Gelombang Rencana (HD) ............................................... 85
5.4.3. Daerah Pergerakan Material Sedimen .......................................... 86
5.4.4. Perencanaan Detail Pemecah Gelomang ...................................... 87
5.4.5. Perencanaan Alur Pelayaran ......................................................... 93
5.5 Diskusi Evaluasi Perencanaan Breakwater ............................................ 98
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 99
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 102
6.2 Saran ................................................................................................ 105
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 106
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Tujuan ..................................................................................................................... 4
1.3 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 5
vi
BAB III JENIS-JENIS PEMECAH GELOMBANG
1.1 Berdasarkan Bentuk Model Penampang Melintangnya ........................................ 12
1.2 Berdasarkan Letaknya ........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas besar ini adalah :
1) Tujuan umum adalah agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
konstruksi bangunan sipil di semester V.
2) Tujuan khusus adalah bahwa dengan selesainya tugas makalah ini, mahasiswa
diharapkan dapat memahami mengapa diperlukan, jenis-jenisnya, pelaksanaan,
dan perawatan konstruksi pemecah gelombang tersebut saat di lapangan.
BAB II, berisi tentang dasar teori yang digunakan dalam menjelaskan topik.
Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan
yaitu:
1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel
halus dari debu dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter
layer) yang melindungi bagian inti(core)terhadap penghanyutan material,
biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi
dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) sepertinamanya, merupakan
pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada
lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton
atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan
ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc
accropode dan lain-lain
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional
kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan
serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling
kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan
konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan
sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini.
Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
Gam
bar
2.2
Bebe
rapa
maca
m
mate
rial
batu
buat
an
Syarat yang harus diperhatikan pada tipe pemecah gelombang sisi miring adalah:
1. Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan baik
3. Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan
yang dapat membahayakan stabilitas bangunan
Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah
dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Ada tiga
macam pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :
1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan bangunan
sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas
2. Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan
air tertinggi
3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut
Gambar 3.5 Pemecah gelombang kubus beton tumbuk untuk melindungi kapal dari
gelombang
Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu
dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :
1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang
2. Kondisi tanah
Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka
type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya
adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :
1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton
memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton
untuk 1 m3 beton
2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk
kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita.
Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita
dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja
dengan bentuk susunan berpori.
3. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang
tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg
700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan
mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.
Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan
bagian dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah. Dengan mengatur tekanan
udara didalam kaison, maka tingkat pengapungannya dapat dikendalikan untuk
memastikan stabilitas dan mengatur aliran udaranya selama pemindahan ke
lokasi pemasangannya.
Gambar 4.1 Ilustrasi kaison yang diapungkan dengan mengontrol tekanan udara
Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison dikeluarkan
dan kaison ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan beratnya
sendiri. Kemudian setelah kaison ditenggelamkan dan berada pada posisi yang
telah direncanakan, maka kaison diisi dengan material pengisi untuk
meningkatkan kekuatan strukturnya.
Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya hanya
mempunyai luasan permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan area
yang dicakup oleh kaison itu sendiri. Luas permukaan ujung yang kecil ini
digabungkan dengan berat kaison yang besar mengakibatkan kaison lebih
mudah ditenggelamkan hinga menancap ke dasar laut dengan dengan
kedalaman yang cukup. Ini untuk memastikan kaison dapat menahan
pergerakan horisontal dari struktur setelah dipasang. Disamping itu juga
dimaksudkan agar material dasar laut yang berada dalam cakupan kaison dapat
dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu solusi
menghemat pemakaian material pengisi.
Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung kaison
selama pengisian dan setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar laut
sampai kedalaman yang diinginkan, penurunan selanjutnya dapat dicegah
dengan memelihara udara bertekanan yang ada di dalam kaison.
Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material kerukan
melalui suatu lubang masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur dan/atau
pasir dipompa masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa dalam
kaison itu dikurangi seperti yang dilakukan pada air yang mengisi kaison,
sehingga struktur itu berada dibawah dukungan hidrolik sementara.
Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka
lubang-lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.
Gambar 4.3 Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi
dengan material pengisi
Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh
berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti yang juga
menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan
material dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah gelombang lepas
pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai maka
untuk pemidahan material dan alat berat ke lokasi pemasangan menggunakan alat
transportasi air misalnya kapal atau tongkang pengangkut material.
Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju
transport sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan
pengendapan sedimen dan terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga
pembentukan cuspate terus berkembang hingga akhirnya
terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan merintangi/menangkap transport
sedimen sepanjang pantai. Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang
dapat berakibat terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.
Teknologi ini telah mulai diterapkan pada beberapa daerah pantai, antara
lain :
Salah satu fungsi dari breakwater yaitu jika berkurangnya energi gelombang di
daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka
pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sediment tersebut
Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna
mencegah akibat yang berkelanjutan dan jika mungkin mengembalikan
(merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan
prasarana social-religius masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan
sangat besar yakni dalam usaha membangun pengaman pantai. Pengaman pantai
bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat
limpasan gelombang (overtopping).