Anda di halaman 1dari 4

Indikasi

Klien yang telah menjalani konduit ileal harus mengenakan alat-alat diatas
stoma ubtuk mengumpulkan urine. Prosedur ini menggunakan lebih sedikit
waktu dan konduit lebih mudah dibuat dibandingkan prosedur diversi lainnya,
yang membuatnya menjadi pilihan yang yang tepat untuk klien tua yang tidak
dapat menoleransi operasi lama karena kondisi medis lainnya. Oleh karena
segmen ileal bukanlah reservoir, absorpsi dari elektroit, dan frekuensi dari
komplikasi lain terjadi minimal.
Kontraindikasi
Klien dengan penyakit usus kronis atau kanker kolon tidak dapat menjadi
kandidat. Kondisi medis lain yang tidak memungkinkan prosedur operasi besar
juga merupakan kontraindikasi.
Komplikasi
Beberapa komplikasi berhubungan dengan tata laksana stoma (misal iritasi
kulit, defek stoma, dan masalah pengantungan stoma) dapat timbul. Kebocoran
daerah anastomosis, stenosis, hernia peristomal, ulkus, dan obstruksi pada
anastomosis ureteroileal dapat terjadi. Akhirnya klien yang menjalani prosedur
konduit ileal memiliki peningkatan resiko untuk pielonefritis, hidronerosis,
(distensi pelvis renalis ddan kaliks karena urine), dan pembentukan batu.
Hasil yang diharapkan
Sekitar 6-8 minggu setelah operasi, diharapkan agar klien terbiasa dengan
stoma dan penutupnya, mempertahankan perawatan stoma dan penutupnya,
serta kembali ke aktivitas-aktivitas sebelumnya dinikmati.

Kantong indiana
Prosedur diversi lainnya adalah kantong(pouch)indiana, kantong florida,
kantong kock, dan wadah internal ileum. Sebuah wadah dibentuk dari kolon
asenden dan ileum terminal. Kantong indiana adalah sebuah versi peningkatan
dan lebih besar dari kantong kock yang asli. Operasi pembuatan wadah lainnya
bervariasi bergantung dari teknik operasi dan bagian dari kolon dan ileum yang
digunakan.
Ketika wadah penyimpanan sudah dibuat, ureter ditanam ke dalam sisi
diversi. Sebuah katup puting khusus dibuat dan digunakan untuk menempelkan
wadah penyimpanan ke kulit. Beberapa minggu setelah operasi, klien diajari
untuk menggunakan kateter untuk mengalirkan isi penyimpanan setiap 3-4 jam.
Tujuan jangka panjang diharapkan penyimpanan internal dapat mencapai 800 ml
urine, dengan kecepatan kontinensi disiang hari mencapai 96% dan kontinensi
dimalam hari mencapai 86%.
Indkasi
Oleh karena prosedur ini tidak mengunakan alat untuk menampumg urine,
prosedur ini digunakan kepada klien dengan kemungkinan hidup lebih dari 2
tahun. Pembuatan wadah dan penyimpanan dan katup puting membutuhkan
waktu 1-3 jam lebih lama sewaktu operasi dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan untuk membuat konduit ileum. Kadar kreatinin serum klien harus
<2,5 mg/dl. Klien perlu koordinasi motorik halus dan kasar untuk mengateterisasi
katup puting dan harus bersedia dan mampu untuk berpatisipasi dalam
perawatan mandiri. Reabrsorpsi elektrolit terjadi minimal dengan teknik diversi ini
selama urine dialirkan keluar secara teratur.

Kontraindikasi
Klien dengan riwayat reseksi usus yang signifikan dan malabsorpsi
berhubungan dengan diare, sindrom iritasi usus(IBS), kolitis ulkus, penyakit
divertikuler, kanker usus, penyaki crohn, kelainan neurologis progresif, obesitas
parah, penyakit ginjal (level kreatini >2,5 mg/dl) dan radiasi pelvis bukanlah
kandidat untuk kantong indiana. Klien denga ketangkasan yang buruk atau tidak
mampu merawat diri sendiri tidak dapat dijadikan kandidat prosedur ini.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin meliputi inkontinensia, kateterisasi yang sulit,
refluks urine, kebocoran anastomosis, pielonefritis, obstruksi, bakteriuria, batu,
disfungsi ereksi, ketidak seimbangan elektrolit, malabsorpsi garam empedu atau
vitamin B 12, dan pecahnya wadah penampungan.
Hasil yang diharapkan
Hal ini dapat menjadi normal bagi klien untuk mengalami inkontinensi secara
berkala selama beberapa bulan setelah operasi. Sekitar 8-10 minggu setelah
operasi, klien akan menglami peningkatan kontinensi urine, akan tetap bebas dari
ISK, dan akan kembali ke aktivitas yang dilakukan seblum operasi. Kateterisasi
harus dimulai 2-3 minggu setetlah operasi.
Neobladder
Terkadang uretra dapat dipertahankan, memungkinkan pembentukan sebuah
neobladder, yang juga dikenal sebagi ileal w-bladder. Terapi ini dapat menjadi
pilihan pada klien dengan kanker kandung kemihyang membutuhkan sistektomi.
Walaupun prosedur ini berbeda dengan prosedur dimana prosedur wadah
penampung dikosongkan melalui stoma abdomen, neobladder dikosongkan
melaluioutlet pelvis ke ureter. Jika ureter direseksi, dibentuk kembali neouretra
bersama dengan sfingter buatan. Prosedur ini lebih sukses pada laki-laki karena
uretra lebih panjang.
Indikasi
Oleh karena tidak diperlukan alat penampung dan anatomi normal dapat
dipertahankan, teknik neobladder merupakan diversi urine lebih disukai klien
dengan kemungkinan hidup lebih dari 2 tahun dan tanpa kontraindikasi. Indikasi
yang lain seperti yang dijelaskan pada kantong indiana.
Kontraindikasi
Selain kontraindikasi yang dijabarkan pada kantong indiana, klien dengan
tumor kandung kemih pada daerah trigone, karsinoma difus insitu, tumor
multifokal, atau kanker kandung kemih yang melibatkan prostat bukanlah
kandidat untuk prosedur ini.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pecahnya kantong akibat diperkontinensi,
ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara total,
inkontinensia, ketidakseimbangan elektrolit, disfungsi ereksi, dan batu. Dengan
reseksi ileum, kemungkinan perubahan metabolisme meliputi hal-hal berikut : 1.
Malabsorsi garam empedu, vitamin B 12, lemak dan vitamin larut lemak A,D,E dan
K; 2. Peningkatan resiko batu bilier dan ginjal dan steatore.
Hasil yang diharapkan
Klien akan pulang kerumah 4-8 hari setelah operasi dengan kateter
terpasang. Kateter akan dilepas setlah 4 minggu setelah operasi, dan klien akan
diajari mengejan untuk berkemih. Setelah 2-3 bulan, klien diharapkan memiliki
kontinensi urine mampu untuk menhgosongkan kandung kemih secara total, dan
untuk kembali beraktivitas seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai