DI SUSUN OLEH :
WIBY MUHAMAD HAFIDZ
NIM : P1908130
Di Susun Oleh :
Wiby Muhamad Hafidz
Nim : P1908130
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING PEMBIMBING
Mengetahui
Ka. Prodi Profesi Ners
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan bahwa KIA-N ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber,
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Samarinda,
Yang membuat pernyataan,
iii
KATA PENGANTAR
yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam
pada Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, sehingga penulis dapat
ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ners Keperawatan. Dalam
penyusunan KIAN ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan akan tetapi
Oleh karena itu melalui kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan
Samarinda.
iv
6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan ITKES
7. Kepada kedua orang tua saya Bapak dan Ibu saya, kakak saya dan adik-adik
saya, serta keluarga besar saya yang sangat saya cintai dan sayangi. Saya
ucapkan terimakasih atas doa dan dukungan serta segala yang telah kalian
keluarga kita.
8. Dan kepada Teman-teman Ners 2020, Saya doakan semoga kita semua dapat
9. Semua pihak yang turut membantu pelaksanaan pembuatan KIA-N ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas semua
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari berbagaipihak dalam perbaikan KIAN yang dibuat oleh peneliti.
Dan akhirnya penulis berharap agar KIAN penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penysun
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Dengan ini menyetujui dan memberikan hak kepada ITKES Wiyata Husada
Samarinda atas karya ilmiah akhir ners saya yang berjudul :
Pengaruh Terapi Spiritual Untuk Menurangi Kecemasan Pasien Fraktur Pre
Operasi: Literature Review
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak ini, ITKES Wiyata Husada
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik hak cipta.
Samarinda, 27-Januari-2021
Yang menyatakan
vi
ABSTRAK
PENGARUH TERAPI SPIRITUAL UNTUK MENGURANGI
KECEMASAN PASIEN FRAKTUR PRE OPERASI:
LITERATURE REVIEW
Latar Belakang: Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan dengan
jenis dan luas fraktur yang disebabkan adanya trauma dan terdapat tekanan yang berlebihan
pada tulang. Pasien yang mengalami fraktur akan dilakukan tindakan operasi kondisi ini
menyebabkan pasien fraktur mengalami kecemasan. Tujuan: Penulisan Karya Ilmiah Akhir-
Ners (KIA-N) dalam bentuk literature review Ini bertujuan untuk mengidentifikasi artikel-
artikel penelitian yang memaparkan pengaruh terapi spiritual untuk mengurangi kecemasan.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Hasil: Dari 10 jurnal
penelitian yang dipaparkan didapatkan bahwa sumber kecemasan yang dialami pasien
fraktur pre operasi dapat berasal dari ketakutan terhadap kondisi yang dialami, anastesi,
nyeri, keterbatasan permanen, perubahan penampilan, dan kematian. Pada jurnal penelitian
yang telah dipaparkan menjelaskan bahwa terapi spiritual yang diberikan pada pasien fraktur
pre operasi dapat mengurangi kecemasan pasien sehingga pasien merasa lebih tenang dalam
menghadapi kondisi yang dihadapainya. Kesimpulan: Dari analisis 10 jurnal terkait dapat
disimpulkan bahwa terapi spiritual dapat mengurangi kecemasan pasien fraktur pre operasi.
Saran: Hasil kajian literatur ini dapat dijadikan sebagai referensi dasar dan untuk
meningkatkan kompetensi perawat di ruang IGD.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................vi
ABSTRAK.................................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
DAFTAR SKEMA.....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................6
C. Tujuan Penelitian......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................7
viii
B. Pembahasan..............................................................................................57
BAB V PENUTUP....................................................................................................61
A. Kesimpulan...............................................................................................61
B. Saran ........................................................................................................61
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SKEMA
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan jenis dan luas fraktur yang disebabkan adanya trauma dan terdapat
menurut beberapa ahli ada close fraktur yang tidak menyebabkan robeknya
kulit oleh fragmen tulang, dan open fraktur dengan adanya luka pada kulit
(2009) bahwa pada closed fracture pasien akan mengalami tingkat kecemasan
yang lebih tinggi karena operasinya bersifat diperlukan atau waktu tunggu
operasinya sesuai urutan jadwal operasi sehingga dalam masa waktu tunggu itu
biasanya pasien akan berfikir tentang kemungkinan buruk yang akan menimpa
dirinya karena terkait dengan berbagai macam prosedur asing yang harus
terutama oleh karena adanya pengalaman baru, termasuk pada pasien yang
1
2
dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup,
integeritas tubuh, atau bahkan kehidupan itu sendiri (Brunner & Suddarth’s
2010).
pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi closed fracture diantaranya
yaitu takut terjadi perubahan fisik (cacat), takut menghadapi ruang operasi,
takut mati saat dilakukan anestesi, serta takut operasinya akan gagal (Potter &
Perry 2013). Dampak yang mungkin muncul bila kecemasan pasien pre operasi
closed fracture tidak segera tertangani adalah pasien tidak bisa berkonsentrasi
saat pembedahan ataupun pasca operasi. Pada kondisi seperti ini dibutuhkan
dan Pengembangan Depkes RI tahun 2013 kejadian fraktur yang di alami oleh
masyarakat Indonesia sebanyak 8.650 kasus. Di Jawa Timur sendiri pada tahun
2015 angka kejadian fraktur cukup tinggi sebanyak 1.348 kasus. Menurut
3
survey Depkes RI 2013 dalam Maisyaroh, Rahayu, & Rahayu, (2015), 15%
penderita fraktur mengalami stres psikologis dalam bentuk cemas. Thomas &
edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi apabila fraktur terbuka,
dislokasi sendi, rupture tendon dan kerusakan saraf, yang akan menyebabkan
Nyeri sendiri merupakan hal yang tidak menyenangkan yang dirasakan oleh
pasien yang mengalami cedera dan kerusakan pada tubuh, pada kasus fraktur,
nyeri adalah masalah yang paling sering di jumpai pada pasien pasca operasi
disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas, salah satunya dengan adanya tindakan
pembedahan (Muttaqin & Sari, 2009). Dalam penelitian Maysaroh dkk (2015),
terhadap kesehatan fisik saja tetapi mencakup kesehatan psikologis, sosial dan
spiritual.
2013).
sebuah intervensi dari layanan spiritual yang di tujukan pada pasien yang
pasien mampu memaknai kondisinya, berserah diri dan menyadari apapun yang
terjadi pada hidupnya adalah sebuah nikmat dari Allah SWT sehingga klien
direspon oleh kortek adrenal dengan penurunan kortisol yang berdampak pada
pendekatan sistem adaptasi Roy (1984, dalam Tomey & Alligood, 2006)
tentang stimuli fokal terhadap tindakan pre operasi yang menimbulkan takut
terjadi perubahan fisik (cacat), takut menghadapi ruang operasi, takut mati saat
spiritual klien dapat menemukan masalah yang ada. Gangguan pada dimensi
klien mengalami distress spiritual. Kecemasan yang datang direspon oleh klien
tawakkal).
pembuatan Literatur Review lebih intensif terkait dengan pasien fraktur yang
B. Rumusan Masalah
kebutuhan pasien yang mengalami kecemasan pre operasi closed fracture tidak
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
klien fraktur pre operasi untuk menguatkan respon adaptasi sehingga klien
2. Manfaat Praktis
1) Bagi peneliti
spiritual.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi Fraktur
ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner & Suddarth, 2005 dalam Wijaya
dan putri, 2013). Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma
atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price dan Wilson, 2006).
tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau primpilan
korteks, biasanya patahan lengkap dan fragmen tulang bergeser (Wijaya dan
putri, 2013).
b. Etiologi
a) Kekerasan langsung
9
10
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat
kontraksi otot ekstremitas, organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya
c. Klasifikasi fraktur
tulang.
fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang
kepatahan tulang.
ekstensif
d) Greenstick fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang lainnya
membengkok.
belakang).
lainya.
d. Patofisiologi
Jika ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka tulang mungkin
hanya retak saja bukan patah. Jika gayanya sangat ekstrem, seperti tabrakan
mobil, maka tulang dapat pecah berkeping-keping. Saat terjadi fraktur, otot
yang melekat pada ujung tulang dapat terganggu. Otot dapat mengalami spasme
dan menarik fragmen fraktur keluar posisi. Kelompok otot yang besar dapat
menciptakan spasme yang kuat bahkan mampu menggeser tulang besar, seperti
13
femur. Walaupun bagian proksimal dari tulang patah tetap pada tempatnya,
namun bagian distal dapat bergeser karena faktor penyebab patah maupun
spasme pada otot-otot sekitar. Fragmen fraktur dapat bergeser ke samping, pada
suatu sudut (membentuk sudut), atau menimpa segmen tulang lain. Fragmen
juga dapat berotasi atau berpindah.Selain itu, periosteum dan pembuluh darah
di korteks serta sumsum dari tulang yang patah juga terganggu sehingga dapat
cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang itu sendiri. Pada saluran sumsum
periosteum. Jaringan tulang disekitar lokasi fraktur akan mati dan menciptakan
respon peradangan yang hebat sehingga akan terjadi vasodilatasi, edema, nyeri,
e. Manifestasi klinis
fragmen tulang.
melengketnya otot.
karena kontraksi otot yang melekat diatas atau dibawah tempat fraktur.
Fraktur sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm
(1-2 inci).
dengan lainnya.
tidak menyadari adanya fraktur, serta berusaha berjalan dengan tungkai yang
patah (Brunner & Suddarth’s 2010). Nyeri berhubungan dengan fraktur sangat
berat dan dapat dikurangi dengan menghindari gerakan antar fragmen tulang
f. Pemeriksaan Penunjang
menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada
taruma multiple).
g. Penatalaksanaan
tertutup, traksi, dan reduksi terbuka. Metode yang dipilih untuk mereduksi
disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Pada fraktur tertentu memerlukan
fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku atau batangan logam
posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat
dilakukan dengan fiksasi interna dan fiksasi eksterna. Metode fiksasi eksterna
17
meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontin, pin dan teknik gips. Sedangkan
tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak asalnya.
dibawah fraktur.
kompikasi
18
- Observasi warna
- Tanyakan pada pasien mengenai rasa nyeri atau hilang sensasi pada
lokasi cedera
nyeri.
revaskularisasi
yang baru
h. Komplikasi
a) Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring.
suatu tempat.
20
Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-
individu uang imobilisasi dalam waktu yang lama karena trauma atau
atau trauma komplikasi palinh fatal bila terjadi pada bedah ortopedi.
h) Infeksi, sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.
Pada trauma orthopedik infeksi dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk
kedalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga
karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
iskemia.
a. Definisi Kecemasan
hubungan saling percaya dan rasa saling percaya diperkuat ketika pemberi
Perry 2013).
emosi yang dialami tidak memiliki objek secara spesifik, kecemasan dialami
suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami semua mahluk hidup
dalam kehidupan sehari-hari sebagai ancaman atas identitas diri yang sangat
(2010) menyatakan, kecemasan adalah reaksi yang normal terhadap stress dan
adanya bahaya, baik yang nyata maupun yang hanya bayangan. Seseorang yang
mengalami kecemasan akan merasa tidak enak dan takut yang tidak jelas.
22
oleh idividu tersebut . Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat
d) Gejala somatic : rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak
fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau
(Kaplan & Sadock’s 2015). Menurut Stuart, G dan Sundeen (2007) pada orang
a) Respon fisiologis
engah
b) Respon perilaku
masalah.
c) Respon kognitif
kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual dan takut cedera atau
kematian.
24
d) Respon afektif
Respon afektif yang sering muncul adalah mudah terganggu, tidak sabar,
gelisah, tegang, ketakutan, waspada, gugup, mati rasa, rasa bersalah dan
malu.
c. Karakteristik Kecemasan
a. Kecemasan Ringan
kreativitas.
b. Kecemasan Sedang
c. Kecemasan Berat
lain.
d. Panik
Pada tingkat ini lapangan persepsi sangat sempit sehingga individu tidak
a. Definisi Spiritual
suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf
atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Hidayat 2006). Menurut Thomas
(1999 dalam Syam 2010) sehat spiritual adalah kemampuan seseorang dalam
sayang, kedamaian, dan kesejahteraan serta cara untuk menolong diri sendiri
saling berdekatan antara diri dengan orang lain, alam dan dengan kehidupan
yang tertinggi. (Hungelmann, 1985, dalam Potter & Perry 2013). Rasa
nilai, tujuan dan sistem keyakinan individu dengan hubungan mereka di dalam
diri mereka sendiri dan dengan orang lain. Keyakinan ini sering berakar dalam
spiritual akan lebih tumbuh sehingga individu menjadi lebih menyadari tentang
paling komprehensif dari perintah atau nilai final yaitu argument yang sangat
kuat yang diberikan untuk pilihan yang dibuat dalam hidup kita (Potter & Perry
2013).
Kuasa. Sebagai contoh, orang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau
dalam kehidupan
diri sendiri
Maha Tinggi.
bagian inti dari individu melebihi keyakinan dan praktik beragama, yang
tubuh, emosi, berhubungan dengan orang lain dan dengan susuatu di luar diri,
serta merupakan proses aktif dan positif berkaitan dengan pencarian makna,
b. Kebutuhan Spiritual
28
kebutuhan mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan
2009).
c. Perkembangan Spiritual
keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum
yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru
oranng lain, seperti berdo’a sebelum tidur, makan, dan lain-lain. Pada
29
keagamaan orang sekelilingnya, dalam hal ini keluarga, arti dosa serta
Perkembangan spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan
terhadap kepercayaan.
30
d. Karakteristik Spiritual
Kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu
siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang
terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas (Kozier &
Erb’s 2016)
1. Kepercayaan (Faith).
luas.
2. Harapan (Hope).
orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini kehidupan dan kematian.
Hubungan dengan orang lain lahir dari kebutuhan akan keadilan dan
Cinta kasih dan dukungan sosial (Love and social support). Keinginan
positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan
pengalaman cinta kasih dan dukungan sosial yang kuat cenderung untuk
jantung
Erb’s 2016)
dalam pemenuhan hal- hal yang dianggap penting dalam hidup seperti
sebagainya
Melalui televisi.
bantuan non fisik yang berupa bantuan spiritual dan bimbingan ruhani yang
Pasien rawat inap yang datang ke rumah sakit memiliki berbagai macam
perasaan, ada yang tabah dan sabar, ada yang merasa takut, bingung, kesepian,
putus asa, dan perasaan lainnya. Bagi yang tabah dan sabar, maka mentalitas
dan dirinya akan bertambah kuat serta nilai keruhaniannya akan meningkat,
karena ia yakin bahwa di balik sakit yang dideritanya Tuhan akan memberi
hikmah yang banyak, dan akan diberi kesembuhan. Ini merupakan motivasi
dari dalam yang bisa membantu proses penyembuhan bagi pasien. Sebaliknya
bagi yang iman dan jiwanya lemah, maka ia akan resah dan gelisah yang
secara bertahap akan tampak lebih parah dan menyulitkan bagi orang- orang
yang merawat. Dalam kondisi yang demikian maka layanan bimbingan ruhani
sangat dibutuhkan untuk memberi dorongan moral dan spiritual bagi pasien
tersebut (Nurul Aeni 2008). Menurut Hidayat (2006) beberapa orang yang
1. Pasien Kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan
Tuhan.
karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Saat itulah
kekacauan keyakinan bila kea rah yang lebih buruk. Akan tetapi biloa
perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik, maka pasien akan lebih
D. Kerangka Teori
Faktor-faktor kecemasan
diagnosis keganasan, anastesi,
sakaratul maut, nyeri, perubahan
penampilan, keterbatasan permanen
Terapi spiritual
METODE
A. Desain Penelitian
terkait topik yang diangkat yaitu pengaruh terapi spiritual untuk mengurangi
kecemasan pasien fraktur pre operasi. Penelitian ini akan melakukan sintesis
penelitian terkait kecemasan yang dialami pasien pre operasi diruang instalasi
gawat darurat dengan ruang lingkup terapi spiritual, kecemasan pasien fraktur
pre operasi.
Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku,
dan mencatat, serta mengelolah bahan penulisan (Zed, 2008 dalam Nursalam,
2016)
B. Database Jurnal
39
40
dan www.googlescholar.com.
rentang tahun 2010 sampai 2020 yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan
ekslusi.
D. Kata Kunci
dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci yang
spiritual
Comparison No Comparator
Outcome Hasil penelitian yang diharapkan untuk
studies
Publication Years Setelah 2010 Sebelum 2010
Language Inggris dan Indonesia Diluar Inggris dan Indonesia
dengan mengeluarkan temuan non jurnal yaitu dissertasion and theses sehingga
Exclude
Study included in synthesis Tidak sesuai dengan
(n=10) kriteria inklusi (n=15)
A. Hasil Penelitian
Kecemasan Pasien Fraktur Pre Operasi.”. Berikut uraian hasil penelitian dan
analisisnya :
a. Terapi Spiritual
oleh pasien. Pada penelitian Anik Supriani, Edy Siswantoro, Happy Rina
Mardiana, Nanik Nur Rosyidah, Moch Ulil Abshor (2017) lebih detail
45
46
pre operasi. Hal ini dipertegas dengan penelitian yang dilakukan Ah.
Wilcoxon dengan
tingkat kemaknaan yang
berarti Ha di terima dan
Ho di tolak, dapat di
simpulkan bahwa
adanya pengaruh dzikir
terhadap kecemasan
pasien pre operasi di
Rumah Sakit Nene
Mallomo Kabupaten
Sidrap Tahun 2017.
3 Rhona Sandra Hubungan Jenis penelitian Populasi semua Teknik sampling Hasil penelitian (51,0%)
(2015) Spritualitas deskriptif pasien yang purposive sampling. pasien pre operasi
Dengan Tingkat analitik, desain akan dilakukan Pengumpulan data memiliki spiritualitas
Kecemasan Pada survey cross operasi dan menggunakan yang terpenuhi. (54,2%)
Pasien Pre sectional belum pernah kuesioner. Data diolah mengalami kecemasan
Operasi operasi dengan analisis sedang. Ada hubungan
sebelumnya univariat spiritualitas pasien
sebanyak 868 mengggunakan statistik dengan tingkat
orang deskriptif dan analisis kecemasan pasien pre
bivariat uji chi-square operasi (p = 0,000).
(α = 0,05) Disimpulkan ada
hubungan spiritualitas
dengan tingkat
50
Andalia Roza, Asmaul Husna ini quasy penelitian ini digunakan adalah menunjukkan bahwa
Santi Riska Safitri Terhadap eksperiment sebanyak 30 lembaran observasi dan terdapat perbedaan rata-
(2018) Penurunan Skala dengan orang, 15 orang diberikan terapi asmaul rata terapi Asmaul
Nyeri Pada rancangan pre sampel untuk husna pada kelompok Husna. Jadi dapat
Pasien Fraktur Di test and post test kelompok eksperimen. Analisis disimpulkan bahwa Ho
Rsud Provinsi design with eksperimen dan yang digunakan adalah ditolak. Hasil penelitian
Riau control. 15 orang untuk univariat dan bivariat ini menunjukkan bahwa
kelompok dengan uji T-test. terapi Asmaul Husna
kontrol. efektif untuk
mengurangi skala nyeri
pada pasien fraktur.
6 Purindra Darma S, Hubungan Penelitian ini populasi 63 Teknik yang digunakan Hasil dari pengolahan
Shanti Pemenuhan menggunakan orang, sampel yaitu Aksidental data menunjukkan
Rosmaharani , Kebutuhan design penelitian yang digunakan Sampling, variabel bahwa pasien pra operasi
Pepin Nahariani Spiritual Dengan Analitik yaitu sebagian independen pemenuhan dengan responden
(2017) Tingkat Korelasional pasien operasi di kebutuhan spiritual dan dengan spiritual
Kecemasan dengan Paviliun Mawar variabel dependen terpenuhi dengan jumlah
Pasien Pra menggunakan RSUD Jombang tingkat kecemasan. 39 orang (72,2%),
Operasi pendekatan Cross sebanyak 54 Metode pengumpulan tingkat kecemasan
Sectional orang. data dengan lembar ringan sejumlah 23
kuisioner dan analisis orang (42,6%), tingkat
uji Spearmen Rank kecemasan sedang
dengan tingkat sebanyak 8 orang
signifikansi (14,8%) dan normal 8
52
B. Pembahasan
fraktur yang dialami pasien dan ditambah lagi dengan prosedur tindakan
operasi yang akan dijalankan oleh pasien sehingga pasien merasa cemas
dalam melakukan operasi sampai pasien dalam kondisi stabil lagi. Rhona
Sandra (2015).
Rosyidah, Moch Ulil Abshor (2017). Kecemasan atau ansietas pasien fraktur
pre operasi yang menghadapi proses operasi salah satu masalah gangguan
peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah dan suhu,
Tidak hanya itu, emosi yang tidak stabil dapat membuat rasa sakit meningkat.
58
pembedahan dilingkupi oleh rasa takut yaitu takut akan kematian, takut dengan
tidak bisa bangun lagi setelah dioperasi. Sehingga terapi spiritual pada pasien
di anut pasien.
59
Nahariani (2017) tingkat kecemasan ini bisa menurun dengan cara pemenuhan
Rohani, memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien baik itu dari
secara spiritual dapat mengurangi nyeri pada pasien dengan operasi fraktur
analgesik (ketorolac) plus terapi senam nafas dalam lebih besar dan signifikan.
kesadaran klien bahwa manusia itu lemah dan membutuhkan Allah, dengan
fungsi tubuh/fisik yang Allah berikan, semisal fungsi jantung dan paru-paru
dan mengajak klien untuk menyadari kebesaran Allah melalui penciptaan Allah
semisal berapa biaya oksigen yang kita hirup sepanjang hidup bila dihitung
dalam bentuk uang, (5) Menyadarkan klien bahwa operasi dan terapi
tangan bila mampu, posisi klien senyaman mungkin, meminta klien berdoa
dalam hati, (7) Menganjurkan klien tetap rileks, (8) Menganjurkan klien untuk
mengalami fraktur dan akan dilakukan tindakan operasi pasien merasa lebih
PENUTUP
A. Kesimpulan
kecemasan yang dialami pasien fraktur pre operasi dapat berasal dari ketakutan
fraktur pre operasi dapat mengurangi kecemasan pasien sehingga pasien merasa
B. Saran
1. Pelayanan kesehatan
2. Keilmuan keperawatan
62
3. Penelitian selanjutnya
Hasil kajian literatur ini menjadi data dasar untuk meneliti pengaruh atau
pre operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf, Miranti Florencia Iswari, Sriyono Sriyono, Esti Yunitasari. (2020). The
effect of combination of spiritual deep breathing exercise therapy on pain and
anxiety in postoperative nonpatological orthopedic fracture patients
Anik Supriani, Edy Siswantoro, Happy Rina Mardiana, Nanik Nur Rosyidah, Moch
Ulil Abshor. (2017). Pengaruh Bimbingan Relaksasi Spiritual Terhadap
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Sunan Drajat Rsi Sakinah
Kabupaten Mojokerto
El Rahmayati, Ruth Novelina Silaban, Siti Fatonah. (2018). Pengaruh Dukungan
Spritual terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre-Operasi
Muhmmad Tahir, Mimik Angreani. (2017). Pengaruh Dzikir Terhadap Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Selemba
Medika.
Putri Wulandini, Andalia Roza, Santi Riska Safitri. (2018). Efektifitas Terapi Asmaul
Husna Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Rsud Provinsi
Riau
Purindra Darma S, Shanti Rosmaharani , Pepin Nahariani. (2017). Hubungan
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pra
Operasi
Rhona Sandra. (2015). Hubungan Spritualitas Dengan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi
Sartika Jovina Rompas, Mulyadi Henry, Palandeng. (2013). Efektivitas Konseling
Dan Musik Religi Kristen Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
Ruangan Irina A Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
64
Sevani Singaram, Mergan Naidoo. (2018). The physical, psychological and social
impact of long bone fractures on adults: A review
Siriratana Juntaramano, RN, MSc, Janerawee Swangareeruk, RN, PhD, Tanida
Khunboonchan, RN, MSc. (2019). The Wisdom of Thai Indigenous Healers for
the Spiritual Healing of Fractures
LAMPIRAN