Anda di halaman 1dari 10

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

(PMI)
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si
TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003

Pemantapan Mutu Internal PMI adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang p
laboratorium dilaksanakan oleh setiap laborotorium secara terus menerus agar tidak terjadi
atau mengurangi
Pengertian

Untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan laboratorium, mencegah atau
Tujuan pengendalian kejadian penyimpangan, mencegah pengeluaran hasil yang salah, perbaikan
pelyanan kepada pelanggan.
- Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pondok ranji Nomor Tahun 2017 tentang
pengendalian Mutu Laboratorium
Kebijakan
- Setiap laboratorium puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan
memenuhi kriteria, salah satunya adalah mutu
- Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat
Referensi - Permnekes No 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan Laboratorium Klinik
Yang Baik

1. Petugas laboratorium melaksanakan Pemantapan Mutu Internal yang cakupannya


meliputi aktivitas tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik.
2. Petugas laboratorium mempersiapkan pasien, mengambil spesimen, menerima
spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen rujukan sampai dengan
menyimpan spesimen, semua dipastikan sudah dilakukan dengan benar.
3. Petugas laboratorium mempersiapkan reagen, mengajukan kalibrasi alat dan
Prosedur memelihara peralatan laboratorium, pemeriksaan spesimen, semua dipastikan sudah
dilakukan dengan benar.
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan, pelaporan hasil, semua
dipastikan sudah dilakukan dengan benar.
5. Petugas laboratorium membuat standar prosedur operasional ( SPO ) untuk
pengambilan spesimen dan setiap jenis pemeriksaan.

Laboratorium
Unit Terkait
Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan
PELAYANAN DILUAR JAM KERJA

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si


TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003

Merupakan pelayanan laboratorium yang dilakukan diluar jam kerja yang telah ditentukan,
Pengertian pada sore hari atau pada hari libur

Sebagai pedoman petugas laboratorium untuk melaksanakan pelayanan di luar jam kerja
Tujuan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pondok Ranji Nomor Tahun 2017
Kebijakan
Tentang pelayanan diluar jam kerja
Peraturan Walikota
Referensi

1. Kepala puskesmas mengintruksikan adanya pemeriksaan laboratorium diluar jam


kerja.
2. Petugas laboratorium menyiapkan perlengkapan untuk melakukan pemeriksaan.
Prosedur
3. Petugas laboratorium mengatur jadwal peeriksaan dan tenaga yang diperlukan.
4. Petugas laboratorium mellaksanakn pemeriksaan sesuai jadwal yang telah dibuat.

Laboratorium
Unit Terkait BPU,BPG,KIA,GiZI, RAWAT INAP

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan
PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit :

Halaman :
PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si
TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003

- Pengelolaan reagen adalah proses yang memberikan pengawasan pada hal yang
terlibat dengan reagen, meliputi pembuatan laporan penerimaan dan penggunaan
reagen, Alat medis pakai Habis ( AMPH ), penyimpanan dan distribusi reagen,
pelabelan reagen.
- Penyimpanan dan Distribusi reagensia adalah suatu tindakan menyimpanan dan
mendistribusikan bahan reagensia sesuai persyartan dan prosedur yang ditetapkan
Pengertian
untuk menjaga dan menjamin kualitas reagensia.
- Pelabelan reagensia adalah upaya pemberian identitas reagensia
- Pelebelan reagensia adalah upaya pemberian identitas reagen
- Buffer stock adalah stock yang dibuat untuk menanggulangi perubahn permintaan
reagensia

- Agar dapat mempertanggung jawabkan penggunaan reagen agar dapat mengetahui


stok reagen untuk perencanaan kebutuhan berikutnya.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyimpanan dan distribusi reagensia di
laboratorium puskesmas supaya terjaga, terjamin kualitasnya, stabil, tidak rusak
Tujuan
sampai batas kadaluarsa,guna terpenuhi semua persyaratan.
- Supaya reagen dapat teridentifikasi dengan baik dan jelas, guna menghindari
kesalahan pengambilan dan pemakaian reagen.

- Surat keputusan kepala Puskesmas Pondok Ranji Nom,or Tahun 2017 tentang
jenis Reagen Esensial dan Bahan Lain yang harus tersedia
- Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pondok Ranji Nomor Tahun 2017 tentang
menyatakan kapan Reagensia tidak tersedia ( Batas Buffer stock untuk
Kebijakan
melaksanakan order )
- Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pondok Ranji Nomor Tahun 2017 tentang
pengemdalian Mutu Laboratorium

- Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan


Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
- Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
Referensi
Laboratorium Klinik Yang Baik
- Pedoman praktik Laboratorium Yang Benar. Depkes RI Tahun 2008

I. Pembuatan laporan penerimaan dan penggunaan reagen, AMPH, BMPH


1. Petugas laboratorium membuat Laporan pemakaian dan lembar permintaan Reagen (
Prosedur LP- LPLAB ).
2. Petugas laboratorium meminta tandatangan Kepala Puskesmas pada LP LPLAB.
3. Petugas laboratorium melaporkan LP LPLAB ke UPT farmasi dan Alkes Dinas
Kesehatan.
II. Penyimpanan reagen
1. Petugas laboraotorium menerima reagen dari UPT Farmasi dan Alkes Dinas
Kesehatan dan dari Unit Farmasi puskesmas.
2. Petugas laboratorium memperhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan,
kemudian menyimpan reagen pada suhu ruangan atau suhu dingin ( 2-8 derajat C )
3. Petugas laboratorium menyimpan larutan berwarna dalam botol kaca berwarna
coklat / gelap, kemudian menyimpan dalam lemari supaya tidak kena cahay
matahari langsung.
4. Petugas laboratorium menyimpanan reagen atau larutan yang tidak mengalami
reaksi fotokimia dalam baotol plastik putih.
5. Petugas laboratorium meletakkan bahan-bahan berbahya di bagian bawah atau di
lantai dengan label tanda bahya.
6. Petugas laboratorium menutup botol reagen selama penyimpanan.

III. Distribusi reagensia


1. Petugas laboratorium membuat daftar reagen yang diterima dari UPT Farmasi dan
Alkes Dinas Kesehatan dan Unit Farrmasi Pusekesmas sesuai tanggal
penerimaannya.
2. Petugas laboratorium menggunakan kaidah petman masuk-pertama keluar ( FIFO
first in-first out ), yaitu reagen yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan terlebih dahulu.
3. Petugas laboratorium menggunakan kaidah masa kadaluarsa pendek dipakai
dahulu ( FEFO- first expired-first out ).
IV. Pelabelan reagen

1. Petugas laboratorium memeriksa semua label reagen apakah label sudah membuat
identitas reagen.
2. Petugas laboratorium memberi label pada reagen buatan sendiri yang berisi nama
reagen, tanggal pembuatan, expired date..

V. . menentukan buffer-stock.
1. Petugas laboratorium menentukan reagen yang memerlukan buffer stock.
2. Petugas laboratorium mengambil data variasi permintaan reagen dalam waktu tiga
bulan
3. Petugas laboratorium mencatat permintaan tertinggi, kemudian mengurangi dengan
rata-rata permintaan per hari, didapat hasil buffer stock reagen di tempat terpisah
4. Petugas laboratorium mencatat pengisisan dan pengambilan buffer stock reagen.

1. Laboratorium
2. Farmasi Puskesmas
Unit Terkait
3. UPT Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA BAGI PETUGAS
LABORATORIUM
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si
TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003

1. Kesehatan dan keselamatn kerja (k3) laboratorium merupakan bagian dari


pengelolaan laboratorium secara keseluruhan
2. Upaya keshatan dan keselamatan kerja di laboratorium
Pengertian 3. Ketentuan- ketentuan pemakaian alat pelindung diri saat bekerja di laboratorium

- Untuk mengurangi, mencegah bahaya yang terjadi.


- Untuk melindungi bahaya penularan penyakit.
Tujuan

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas dapat menimbulkan bahaya


/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya.
Kebijakan
Untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan tugas dengan ketentuan yang berlaku.
- Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat
Referensi - Permnekes No 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan Laboratorium Klinik
Yang Baik

1. Petugas laboratorium memperlakukan setiap spesimen sebagai bahan infeksius.


2. Petugas laboratorium diwajibkan memakai alat pelindung diri ( jas laboratorium,
maskeer, sarung tangan, alas kaki ) selama bekerja.
3. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium yang bersih secara terus menerus
selama bekerja dalam laboratorium.
4. Petugas laboratorium mengikat rambut panjang ke belakang dengan rapi untuk
menghindari kecelakaan.
5. Petugas laboratorium mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium.
6. Petugas laboratorium melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruang
Prosedur
laboratorium.
7. Petugas laboratorium tidak makan, minum dan merokok di tempat kerja,
8. Petugas laboratorium selalu membersihkan tempat kerja.
9. Petugas laboratorium segera membersihkan apabila ada tumpahan.
10. Petugas laboratorium melaporkan peralatan yang rusak atau pecahan kepada
penanggungjawab laboratorium.
11. Petugas laboratorium menempatkan tas/kantong/tempat sampah di tempat yang
telah ditentukan.
Laboratorium
Unit Terkait Kesling

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si
TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Referensi
Prosedur

Unit Terkait

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

JUDUL SOP Pemeriksaan Glukosa Sewaktu


No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si
TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Referensi
Prosedur

Unit Terkait

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

KALIBRASI DAN VALIDASI


INSTRUMEN

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si
TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003

Kalibrasi dan validasi instrumen adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran niai
Pengertian penunjukan instrumen / alat ukur dan bahan dengan cara membnadingkannya dengan
standar ukur yang punya kemampuan telusur ke standar nasional dan atau internasional.
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terpercaya, menjamin penampilan
hasil pemeriksaan.
Tujuan

Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pondok Ranji Nomor Tahun 2017 tentang
Pengendalian Mutu Laboratorium
Kalibrasi instrumen, peralatan secara berkala harus dipantau dan dibuktikan memenuhi
Kebijakan
syarat/ sesuai standar laboratorium
- Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
- Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
Referensi
Laboratorium Klinik Yang Baik
- Pedoman praktik Laboratorium Yang Benar. Depkes RI Tahun 2008

1. Petugas laboratorium melalui petugas pengelola barang medis puskesmas


mengajukan rencana program kalibrasi dan validasi instrumen ke Dinas Kesehatan.
2. Petugas laboratorium menerima jadwal kalibrasi dan validasi instrumen dari Dinas
Kesehatan yang diketahui Kepala puskesmas dan petugas pengelola barang medis
puskesmas.
Prosedur
3. Petugas laboratorium menerima dan mendampingi petugas / pihak yang kompeten
dari Dinas Kesehatan untuk mengkalibrasi instrumen sesuai prosedur.
4. Petugas laboratorium meminta bukti kalibrasi dan validasi instrumen yang telah
dilakukan

Laboratorium
Unit Terkait

Rekaman Historis Perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai