Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEHUMASAN

PUBLIC RELATION PADA ORGANISASI BISNIS

DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Kehumasan ini. Dalam penyusunan makalah
ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun, kelompok menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orangtua, dosen pengampu mata kuliah serta teman-teman kelompok sehingga kendala-
kendala yang penyusun hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang Public Relation pada Organisasi Bisnis yang kelompok sajikan berdasarkan dari
berbagai informasi dan referensi. Makalah ini disusun oleh kelompok dengan berbagai
rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Andalas.
Kelompok sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pengampu, penyusun meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah penyusun di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca.

Padang, 17 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Public Relation sebagai fungsi manajemen, maka secara struktural merupakan bagian
integral dari suatu kelembagaan atau organisasi, artinya PR bukanlah merupakan fungsi
terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut. Fungsi dasar PR bukan untuk
menampilkan pandangan organisasi, tetapi untuk melakukan atau penyesuaian terhadap
kepentingan publik setiap aspek pribadi organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya
signifikan sosial. Jadi di sini PR berfungsi membantu organisasi melakukan penyesuaian
terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.
Konsep tersebut punya konsekuensi penting, karena penyesuaian organisasi
mengisyaratkan sebuah fungsi yang berada pada level manajemen organisasi. Konsep ini
menekankan pentingnya tindakan-tindakan perbaikan yang harus dilakukan organisasi di
samping usaha-usaha untuk berkomunikasi. PR sebagai fungsi manajemen berkaitan dengan
bagaimana sebuah organisasi menyusun kebijakan sehingga memperlihatkan sebuah kinerja
yang bertanggungjawab. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa penampilan yang
bertanggungjawab merupakan dasar penerimaan publik terhadap sebuah organisasi. Hal ini
berarti, PR sebuah organisasi tidak semata-mata menjadi tanggungjawab praktisi PR tetapi
harus menjadi tanggungjawab para pengelola organisasi tersebut. Praktisi PR dalam konteks
PR sebagai fungsi manajemen harus membantu organisasi dalam membangun filosofi-
filosofinya, mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan , beradaptasi dengan lingkungannya dan
bisa sukses dalam berkompetisi merebut sumber-sumber bagi kelangsungan hidup organisasi.
Oleh karena itu, dari penjelasan sudah kita ketahui bahwasannya peranan PR tak bisa
terlepas dari suatu organisasi, karena pentingnya peranan PR dalam suatu organisasi. Dan
pada akhirnya penulis menulis makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah bersangkutan,
1.2. Rumusan Masalah
Apa definisi Public Relation?
Sebutkan jenis-jenis organisasi bisnis?
Bagaimana peranan PR dalam organisasi bisnis?
1.3. Tujuan Penulisan
Menjelaskan definisi dari Public Relation
Menyebutkan jenis-jenis organisasi bisnis
Menjelaskan peranan PR dalam organisasi bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi PR
Public Relation adalah fungsi manajemen yang membantu mencapai tujuan organisasi,
mendefinisikan filosofi, dan memfasilitasi perubahan organisasional.
2.2. Jenis-jenis Organisasi Bisnis
Dalam dunia bisnis kita mengenali tiga jenis organisasi bisnis. Ketiga jenis organisasi
bisnis itu adalah perorangan, persekutuan, dan perseroan terbatas. Berikut akan dijelaskan
ketiga organisasi bisnis itu:
1) Perorangan
Bisnis yang bersifat perorangan mudah didirikan dan juga mudah dibubarkan. Dalam
pembiayaan dibiayai oleh yang bersangkutan. Jika usaha dengan sistem perorangan bangkrut
dan mempunyai hutang, harta pribadi akan ikut digunakan untuk melunasi hutang-hutangnya.
2) Persekutuan
Bisnis persekutuan adalah gabungan dari beberapa orang. Pendiriannya juga mudah dan
mudah juga dibubarkan. Jika terjadi bangkrut dan ada hutang, harta pribadi anggota
persekutuan dapat diambil untuk melunasi hutang-hutang persekutuan
3) Perseroan terbatas
Organisasi bisnis dengan Perseroan Terbatas atau PT pengurusan pembuatannya relatif
lebih sulit dibanding perorangan dan persekutuan. Pelaku bisnis yang mau mendirikan badan
usaha PT ini harus mengurus TDP (Tanda Daftar Perusahaan), SIUP (Surat Izin Usaha
Perusahaan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) , Akta Notaris, keterangan domisili dan
persyaratan lain. Meskipun demikian ada jasa yang menyediakan kepengurusan ini sehingga
mempermudah pengurusan dokumen-dokumen ini.
Dalam operasional perusahaan, perseroan terbatas harus benar-benar melakukan
pembukuan yang baik untuk usahanya. Perusahaan bisa merekrut seorang lulusan Akuntansi
atau menyerahkan pembukuan kepada biro jasa pembukuan dan pajak.
Secara umum, mendirikan usaha dengan berbentuk Perseroan Terbatas atau PT lebih
baik dibandingkan perorangan atau persekutuan. Dari sisi fleksibilitas, PT dapat melakukan
bisnis dengan perusahaan mana saja. Dari segi profesionalitas, PT lebih terlihat profesional
dibandingkan perorangan dan persekutuan. Dilihat dari resiko, resikonya adalah sebesar
modal yang ditanamkan dalam PT tersebut, harta pribadi tidak akan diambil jika ada
permasalahan di PT-nya. Tentu saja kita harus mengelola secara profesional Perseoran
Terbatas yang sudah kita dirikan supaya semakin maju dan membuka banyak lapangan
pekerjaan.
2.3. Peranan PR dalam Organisasi Bisnis
Peran Public Relation dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
a) Communication Technician (Teknisi Komunikasi)
Beberapa praktisi memasuki dunia PR ini sebagai teknis. Pada tahap ini kemampuan
jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis
surat kabar, menulis in house journal, menulis berita rilis, menulis prestasi, dll. Biasanya
praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak
dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah
penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai "the last to know"
b) Expert Prescriber (Penasehat Ahli)
Praktisi PR sebagai pendefinisi problem, pengembang program dan memiliki tanggung
jawab penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer
yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si "komunikasi" ini
sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya. Tampaknya bangga
karena PR semacam ini dianugerahi kepercayaan tinggi tetapi karena tidak adanya
keterlibatan top manajemen dalam peran PR maka PR seolah terisolir dari perusahaan. Ia
sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Di pihak manajemen mereka juga menjadi sangat
tergantung kepada PR nya. Mereka menjadi minim komitmen kepada tugas-tugas PR,
padahal seperti diketahui seharusnya tugas PR harusnya dilakukan oleh semua orang yang
ada dalam sebuah perusahaan.
Dalam hal difusi peran dan fungsi PR sehingga mereka paham spirit perlunya PR bagi
perusahaan menjadi rendah dan tidak akan tersosialisasi bahkan terburuk akan hilang
kepercayaan top manajemen akan fungsi PR bagi sebuah organisasi. Hal ini akan terjadi
apabila top manajemen banyak merasa dikecewakan oleh PR yang dianggap mereka sebagai
pakar.
c) Communication Facilitator (Fasilitator Komunikasi)
PR sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung,
interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way
Communications nya dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada/yang terjadi.
Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan
informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat kedua belah pihak.
Para pelaku dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan
sebagai kontak antara organisasi dan publiknya. Sebagai wasit dari interaksi, memantapkan
agenda yang akan didiskusikan antara dua belah pihak, menyimpulkan pandangan, bereaksi
terhadap kasus, membantu partisipan mendiagnosa masalah, membantu menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan komunikasi. Mereka menjadi pembatas antara perusahaan
dan publiknya. Mereka bekerja di bawah asumsi bahwa Komunikasi dua arah mampu
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan organisasi dan publik dalam hal prosedur,
kebijakan, serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak.
d) Problem Solving Facilitator (Fasilitator Pemecahan Masalah)
Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan
masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen stratejik perusahaan. Bergabung dengan
konsultan mulai dari awal direncanakan program hingga evaluasinya. Membantu manajemen
menerapkan PR sebagai tahapan fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan manajemen
yang lain.
PR berfungsi sebagai bagian penting penganalisis situasi, memiliki peran yang intens
dalam pengembangan prosedur, kebijakan, produk dan aksi perusahaan. Mereka juga
memiliki kekuatan mengubah sesuatu yang seharusnya diubah. Mereka harus terlibat dalam
segala bentuk perubahan organisasi.
Melalui peran ini mereka menjadi paham spirit setiap program baik motivasi maupun
tujuan mengapa program harus dilaksanakan, mereka mendukung perubahan strategis
organisasi, keputusan yang sifatnya taktis dan memiliki komitmen pada perubahan dan
mampu menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan
program.
Mereka dimasukkan sebagai tim manajemen karena mereka mampu menunjukkan
kemampuan dan nilai dalam membantu manajemen menangani serta menyelesaikan
permasalahan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Public Relation adalah fungsi manajemen yang membantu mencapai tujuan organisasi,
mendefinisikan filosofi, dan memfasilitasi perubahan organisasional.
Dalam dunia bisnis terdapat tiga jenis organisasi bisnis. Ketiga jenis organisasi bisnis itu
adalah;
Perorangan
Persekutuan
Perseroan Terbatas (PT)
Dan yang terakhir adalah peranan Public Relation dalam organisasi bisnis yaitu;
Communication Technician (Teknisi Komunikasi)
Expert Prescriber (Penasehat Ahli)
Communication Facilitator (Fasilitator Komunikasi)
Problem Solving Facilitator (Fasilitator Pemecahan Masalah).
3.2. Saran
Demikianlah pembuatan makalah pada kesempatan kali ini. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengumpulkan data untuk merumpunkan data tersebut menjadi sebuah makalah.
Ini adalah buah kesanggupan penulis dalam berkarya. Apabila ada kesalahan atau kekurangan
dalam segi penulisan maupun penyajian data mohon dimaklumi. Karena penulis hanyalah
manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan. Dan apabila ada kritik dan saran tentang
pembuatan makalah ini mohon untuk disampaikan. Agar penulis bisa menjadikan bahan
pembelajaran dan bisa memperbaiki kesalahan ketika pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://arjaenim.blogspot.com/2013/04/peran-dan-fungsi-public-relations-dalam.html
http://www.proweb.co.id/articles/erp/jenis_organisasi_bisnis.html
http://detiker.com/public-relation/public-relation/perspektif-public-relations/page-4.html

Anda mungkin juga menyukai