Efusi pleura menggambarkan kelebihan cairan pada rongga pleura, biasanya akibat
ketidakseimbangan laju produksi cairan pleura atau penyerapan, atau keduanya. Efusi pleura
terjadi dengan perkiraan 1-1,5 juta kasus baru di Amerika Serikat dan 200.000-250.000 di
Inggris setiap tahunnya1. Efusi pleura sering sebagai komplikasi dari gagal jantung, pneumonia,
dan keganasan. Proses yang menyebabkan perubahan pada mekanika cairan tubuh, seperti pada
gagal jantung atau sindrom nefrotik, cenderung menyebabkan efusi transudatif, sedangkan proses
inflamasi atau keganasan lokal sering dikaitkan dengan efusi eksudatif. Pasien dapat asimtomatik
atau dapat datang dengan batuk, dyspnea, dan nyeri dada pleuritik. 2
Pekak pada perkusi dalam pemeriksaan fisik menunjukkan efusi. Radiografi dada bisa
mengkonfirmasi diagnosisnya. Thorakosintesis dapat diindikasikan untuk mendiagnosa efusi dan
menghilangkan gejala. Pemeriksaan cairan aspirasi rutin meliputi kadar protein dan laktat
dehidrogenase, pewarnaan Gram, sitologi, dan pengukuran pH. Kriteria Light harus digunakan
untuk membedakan eksudatif dari efusi transudatif. 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Efusi pleura adalah terkumpulnya cairan di rongga pleura. Dalam rongga pleura,
terdapat kurang lebih 5 ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura
parietalis dan pleura viseralis. Efusi pleura disebabkan oleh gangguan keseimbangan antara
produksi dan absorpsi, misalnya pada hiperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan
osmotik (hipoalbuminemia), dan peningkatan tekanan vena (gagal jantung).3
Rongga potensial di antara pleura parietalis dan pleura viseralis berperan sebagai sistem
yang berpasangan antara paru dan dinding dada, dan dalam keadaan normal mengandung
sedikit cairan.7 Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena adanya tekanan
hidrostatik, tekanan koloid, dan daya tarik elastis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh
kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecilnya (10-20%) mengalir ke dalam pembuluh
limfe sehingga pasase cairan mencapai 1 liter per hari.3 Dalam keadaan fisiologis normal,
cairan pleura bersifat hipotonik, dengan pH 7,6, konsentrasi glukosa sama dengan yang di
serum, dan protein sekitar 1,5 g / dL (15 g / L). Cairan pleura disaring pada tingkat pleura
parietal, dan reabsorpsi terjadi melalui limfatik pleura parietal.8
Tekanan pleura secara fisiologis memiliki dua pengertian yaitu tekanan cairan pleura
dan tekanan permukaan pleura. Tekanan cairan pleura mencerminkan dinamik aliran cairan
melewati membran dan bernilai sekitar -10 cmH2O. Tekanan permukaan pleura
mencerminkan keseimbangan elastik rekoil dinding dada ke arah luar dengan elastik rekoil
paru ke arah dalam. Nilai tekanan pleura tidak serupa di seluruh permukaan rongga pleura;
lebih negatif di apeks paru dan lebih positif di basal paru.6