Disusun oleh :
(1410401016)
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Di Indonesia timbunan sampah mencapai 22,5 juta ton pada tahun 1995
dan diperkirakan akan mencapai 53,7 juta ton pada tahun 2020. Sumber
sampah terbesar adalah sampah rumah tangga, sumber terbesar kedua adalah
sampah dari pasar tradisional (Lu Aye dan Widjaya 2005). Kota Bandung
setiap hari menghasilkan 2100 ton timbunan sampah. Kebutuhan lahan untuk
dijadikan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Indonesia pada tahun
1995 adalah 675 hektar sedangkan tahun 2020 luas lahan yang diperlukan akan
meningkat menjadi 1610 hektar (Mungkasa, 2004). Di satu sisi, daerah
perkotaan sendiri semakin sulit menyediakan lahan kosong untuk dijadikan
TPA. Metode pengolahan sampah yang hanya memerlukan lahan dalam jumlah
terbatas merupakan hal yang penting untuk dicari.
2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sampah yang tidak diolah dengan baik dapat sebagai sumber pencemaran
dan sumber penyakit. Sampah yang dibuang sembarangan ke sungai atau saluran
pembuangan dapat menimbulkan banjir di saat musim hujan tiba. Masalah lain
yang ditimbulkan oleh sampah adalah menurunnya kualitas air karena
pembuangan sampah ke sungai, merembesnya air lindi dari TPA ke air tanah
dangkal dan air permukaan, pencemaran udara akibat timbulnya bau serta
merebaknya dioxin yang bersifat karsinogen (Mungkasa, 2004). Penanganan
sampah yang baik yaitu dengan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).
Hal lain yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan sampah sebagai sumber
energy (waste to energy) (Mungkasa, 2004) misalnya dengan mengubah sampah
menjadi biogas.
Syarat dasar dalam proses pembuatan biogas adalah C/N rasio antara 20-
25, sedangkan pada sampah di atas 40. Karena itu, untuk menurunkan
kelebihan tersebut diperlukan sumber N baru, baik berbentuk kotoran maupun
pupuk (urea). Sebagai gambaran dalam skala kecil, sampah rumah tangga
menghasilkan 1.000 liter sampah atau 300 kg sampah per harinya yang mampu
menghasilkan sekitar 50-60 persen gas CH4, metan, dan sisanya karbon
dioksida. Dalam satu bulan mampu menghasilkan biogas. Jika dimanfaatkan
untuk kompor gas telah mampu menghemat bahan bakar yang harganya cukup
mahal. Sementara sampah dari bioreaktor yang tidak bisa dikonversi dan
berupa limbah dapat dimanfaatkan untuk kompos. Limbah kompos itu dapat
digunakan sebagai pupuk untuk tanaman
(www.riaupos.com/web/content/view/5793/7/ -)
A. Fermentasi
Methanosarcina -
Acetvorans C2A Asetat
Bakteri MS CO2/H2
Bakteri 227 methanol, metilamin
Bakteri DM Asetat, methanol, metilamin
Bakteri CHTI CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Bakteri FR-I CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Bakteri Fusaro Asetat, methanol, metilamin
Mazei MC3 CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Mazei LYC CO2/H2, Asetat/H2, methanol,
metilamin
Mazei S-6 CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Thermophila TMI CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Vacuolata Z-761 CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Strain MP CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Methanosaeta -
Concilii CO2/H2, Asetat, methanol, metilamin
Soehngenii VNBF Asetat, methanol, metilamin
Soehngenii pfikon Asetat/ CO2
Soehngenii Hanya asetat
Soehngenii FE Hanya asetat
CALS-1 Hanya asetat
a. Air limbah dan kotoran organik masuk melalui lubang pengisi (fill hole)
ke dalam ruang digester.
b. Di dalam ruang digester, air limbah dan kotoran organik akan di
fermentasi oleh bakteri. Tekanan dari gas yang dihasilkan oleh proses
fermentasi ini akan terukur oleh katup uji (check valve) sehingga akan
diketahui jumlah gas yang dihasilkan melalui tekanan yang terukur.
c. Efluen dan endapan yang dihasilkan dikeluarkan melalui katup uji
bagian bawah sedangkan katup uji bagian atas digunakan sebagai
saluran pengeluaran jika terjadi kelebihan aliran (overflow).
d. Campuran gas yang dihasilkan akan tersalurkan melalui katup uji. Uap
air yang terbawa bersama campuran gas yang dihasilkan akan
mengalami kondensasi dan akan masuk ke dalam suatu wadah
penangkap air (water traps). Biogas kemudian keluar melalui katup yang
di ujungnya tersambung dengan bak filter air sehingga mengalami
proses pemurnian.
e. Setelah mengalami pemurnian dengan KMnO4 dan KOH, biometana
akan ditampung terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan.
Biometana dari bak penampungan dapat langsung digunakan sebagai
sumber bahan bakar. Aliran biometana menuju kompor terjadi secara
spontan karena tekanan yang tinggi dari biometana.
C. Pengolahan Biogas
1. Penghilangan H2S
PENUTUP
Kesimpulan