Anda di halaman 1dari 12

TEMPORARY IMMERSION BIOREACTOR UNTUK PERBANYAKAN

TANAMAN

Seminar Kelas

Disusun Oleh :
Ardika Ageng Samudera
19/448830/PPN/04445

MAGISTER AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LAPORAN SEMINAR KELAS

TEMPORARY IMMERSION BIOREACTOR UNTUK PERBANYAKAN


TANAMAN

Oleh
Ardika Ageng Samudera
19/448830/PPN/04445

Laporan seminar kelas ini telah diperiksa dan disahkan sebagai kelengkapan mata
kuliah Seminar Kelas

Menyetujui, Tanda tangan Tanggal


Pembimbing Seminar Kelas

Rani Agustina Wulandari, S.P., M.P., Ph.D. ____________ ..................


NIP.

Mengetahui,
Ketua Program Pasca Sarjana Agronomi

Ir. Budiastuti Kurniasih, M.Sc., Ph.D. ____________ ..................


NIP. 1960122219860310002

i
DAFTAR ISI

LAPORAN SEMINAR KELAS ................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Kultur Jaringan .............................................................................. 3
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................ 00
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 00
3.2 Saran .............................................................................................. 00
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 00

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 A ................................................................................................ 00


Tabel 1.2 B ................................................................................................ 00

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 A ............................................................................................ 00


Gambar 1.2 B ............................................................................................ 00

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan permintaan terhadap spesies tanaman yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu sehingga
diperlukan suatu cara untuk memproduksi bahan tanam berkualitas tinggi (seragam,
terkontrol secara genetik dan bebas patogen) dalam kurun waktu yang singkat
dengan bioteknologi. Oleh karena itu, perbanyakan tanaman secara in vitro menjadi
cara yang efektif untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak dan
dimungkinkan untuk dilakukan pada beberapa spesies tanaman.
Salah satu strategi perbanyakan tanaman secara in vitro adalah jenis media
kultur yang digunakan dimana nantinya menjadi salah satu faktor penentu yang
berkontribusi terhadap biaya produksi (Camolesi, et al., 2010). Penggunaan media
cair untuk perbanyakan tanaman memberikan hasil sama bahkan lebih baik
dibandingkan media padat pada beberapa spesies tanaman karena memungkinkan
terjadinya kontak yang lebih besar antara permukaan eksplan dengan nutrien
sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam proses perbanyakan
tanaman (Frometa, et al., 2017).
Penggunaan temporary immersion bioreactors system merupakan sebuah
metode yang menawarkan tingkat keberhasilan yang lebih besar untuk perbanyakan
tanaman secara in vitro. Sistem tersebut merupakan pilihan untuk memproduksi
tanaman berskala besar dibanding dengan perbanyakan in vitro konvensional
dikarenakan memberikan beberapa kelebihan antara lain percepatan dan
peningkatan laju multiplikasi, keseragaman produksi, pengurangan tenaga kerja
dan total biaya produksi per unit dikarenakan adanya otomasi sistem perbanyakan
(Debiasi, 2011).
Efisiensi produksi menggunakan bioreaktor apabila seluruh langkah kerja
pada keadaan optimal memberikan hasil yang lebih unggul dibandingkan sistem
mikropropagasi konvensional (Debiasi, 2011). Akan tetapi, langkah kerja yang
dibutuhkan sangat spesifik terhadap spesies ataupun kultivar tanaman tertentu
1
dikarenakan respon yang dihasilkan dapat berbeda antar spesies atau kultivar yang
lain. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan pengatahuan mengenai tingkat
efisiensi teknik perbanyakan menggunakan temporary immersion bioreactors
system pada masing-masing spesies, kultivar atau genotip tanaman.

1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah mengetahui cara perbanyakan tanaman
menggunakan teknik temporary immersion bioreactors system serta mekanisme
kerjanya.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Bioreaktor dan Temporary Immersion System (TIS)


Bioreaktor merupakan suatu lingkungan steril yang memanfaatkan media
berbentuk cair atau sistem aliran input-output zat berbentuk cair maupun gas.
Bioreaktor dirancang untuk kultur yang sering diperbanyak secara intensif pada
kondisi lingkungan mikro yang dapat dipantau dan terkontrol (contoh: agitasi,
aerasi dan suhu). Penggunaan bioreaktor pertama kali dilakukan oleh Takayama
dan Misawa (1981) pada multiplikasi Begonia menggunakan shake cultures. Saat
ini, sejumlah besar reaktor dalam berbagai jenis dirancang agar dapat direproduksi
pada skala rumahan maupun dikomersilkan. Perbedaan yang utama terletak pada
jenis wadah dan mekanisme agitasi (non-agitasi, mekanis, pneumatik).
Macam-macam temporary immersion system yang saat ini telah dikenal
antara lain :
a. System with tilting or rocker machines
Mesin tilting dan mesin rocker dijelaskan oleh Harris and Mason (1983).
Mesin tilting memiringkan botol Erlenmeyer dengan sudut kemiringan 30° ke
arah yang berlawanan dan memiliki kapasitas menampung 400 botol Erlenmeyer
ukuran 50 ml atau 320 botol Erlenmeyer ukuran 125 ml. Mesin rocker
mengguncang botol (kapasitas 70 botol ukuran 910 ml) atau memiringkan botol
(kapasitas 120 botol ukuran 455 ml) dengan sudut kemiringan 30-40° setiap 30
detik. Kedua mesin tersebut tidak mendukung adanya penambahan media cair
baru ke dalam botol kultur.
b. Systems with complete immersion and a liquid medium renewal mechanism
Tisserat dan Vandercook (1985) mengembangkan sebuah sistem budidaya
berukuran besar yang secara berkala dapat dikosongkan dan kemudian diisi
kembali dengan media baru dalam lingkungan steril. Sistem budidaya tanaman
secara otomatis (automated plant culture system) terdiri dari tabung silikon, 2
pompa pendorong, 2 wadah penampung media, 1 katup stainless steel tiga arah,
1 wadah budidaya, dan modul antarmuka dengan relay board (Gambar 1A).
3
Sistem ini dapat digunakan untuk kultur tanaman secara in vitro dalam jangka
waktu panjang.
c. Systems with partial immersion and a liquid medium renewal mechanism
Jaringan tanaman diletakkan pada suatu penyangga (media agar, kasa
propylene, cellulose plugs). Media kultur cair dialirkan secara berkala kemudian
dikeluarkan menuju wadah pembuangan, sehingga media tersebut dapat terserap
oleh penyangga, menyetabilkan komposisi media, mengurangi kegiatan
subkultur dan penggantian media kultur. Hanya bagian dasar kultur yang
terendam sementara.
Aitken–Christie and Jones (1987) dan Aitken–Christie and Davies (1988)
mengembangkan sistem semi-automatis dalam wadah polikarbonat berukuran
250 ×390 ×120 mm (Gambar 1B). Pada sistem ini, tunas Pinus spp. ditumbuhkan
pada media agar yang dialirkan media cair menggunakan pompa peristaltik
secara periodik. Media cair yang masih baru dialirkan sehingga mengadakan
kontak dengan permukaan eksplan selama 4-6 jam menggunakan sistem hisap
vakum yang kemudian dikeluarkan menuju wadah pembuangan.
Sistem yang dikembangkan oleh Simonton et al. (1991) merupakan sebuah
sistem yang dilengkapi pompa yang dikendalikan oleh komputer secara berkala
mengalirkan media cair ke eksplan yang dikulturkan dengan wadah berukuran 7
liter (Gambar 1C). Eksplan diletakkan diatas kasa polypropylene yang dipasang
di dalam wadah tersebut. Adanya kemampuan untuk mengontrol melalui
komputer sehingga pemberian media cair dapat diatur waktu dan volumenya
pada setiap wadah kultur, menentukan siklus media, penyesuaian jadwal
mengikuti fase kultur dan penggantian media.
d. Systems with complete immersion by pneumatic driven transfer of liquid
medium and without medium replenishment

4
Gambar 1.
2.2 Pengaruh Temporary Immersion System Pada Kualitas Kultur
Karakteristik morfologi
Hiperhidrisitas
5
Aklimatisasi material
2.3 Parameter Penentu Temporary Immersion System
Waktu perendaman
Volume media cair
Volume wadah kultur
Aerasi dan ventilasi
2.4 Dampak Temporary Immersion System Terhadap Biaya Produksi

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Media cair
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

6
Camolesi, M. R., R. T. Faria, C. S. V. J. Neves, A. N. Martins. 2010. Flask Size and
Growth Medium Consistence in In Vitro Multiplication of Maçã Banana
Tree. Ciência Rural 40(2): 255-260.
Debiasi, C. 2011. Use of Temporary Immersion Bioreactors In A Tissue Culture
Biofactory. Antiqua. São Paulo.
Frómeta, O.M., M. M. E. Morgado, J. A. T. Silva, D. T. P. Morgado, M. A. D.
Gradaille. 2017. In Vitro Propagation of Gerbera jamesonii Bolus Ex Hooker
F. in A Temporary Immersion Bioreactor. Plant Cell, Tissue and Organ
Culture 129(3): 543-551.

7
Produk Lama Perbandingan
Spesies Eksplan Jenis TIS Hasil/eksplan Referensi
multiplikasi perendaman/hari multiplikasi

Anda mungkin juga menyukai