DISUSUN OLEH :
RINI ANJARSARI
NIM. P.09096
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S
DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA
DEXTRA DI RUANG DAHLIA
RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
RINI ANJARSARI
NIM. P.09096
Nim : P. 09096
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
RINI ANJARSARI
NIM P.09096
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 09096
SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Rabu/ 02 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK. 201084050
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya, sehingga penulis dapat
SURAKARTA.
Penyusunan studi kasus ini merupakan tugas akhir sebagai syarat dalam
Husada Surakarta.
Selama menyusun studi kasus ini, penulis banyak menemui kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak,
akhirnya semua bisa berjalan lancar dan laporan studi ini dapat terselesaikan
sesuai dengan waktunya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang
Dalam laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan studi kasus
ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
kasus ini. Harapan dari penulis adalah laporan studi kasus ini dapat memberikan
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ........................................................................ 8
F. Evaluasi Keperawatan....................................................... 14
A. Pembahasan ...................................................................... 16
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa semua nyeri sendi diakibatkan oleh penyakit reumatik atau asam urat.
pengobatan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila cukup banyak nyeri
sendi yang tidak sembuh meskipun telah memperoleh pengobatan dari dokter,
bahwa nyeri sendi berarti penyakit reumatik dan asam urat mulai di
tinggalkan. Ada banyak penyakit lain yang dapat menyebabkan nyeri, salah
terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendon. Kista ini berisi
cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Ganglion
merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan.
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan
tangan atau melekat pada suatu sendi, namun ada juga yang tidak memiliki
hubungan dengan struktur apapun. Ganglion ini juga dapat ditemukan di kaki.
teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan
pada bagian belakang pergelangan tangan, atau pada sendi terdekat ke ujung
angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan
sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah
merupakan prosedur minor, tetapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi
ganglion dan yang kemudian dapat menimbulkan nyeri. Data survei pasca
Derajat nyeri berat dirasakan 16,67% pasien, nyeri sedang 41,7% dan sisanya
Nyeri itu sendiri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
Pain (IASP), nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang
M. Ridwan, 2009).
10, pembagian tingkatan nyeri yaitu, angka 0 : tidak nyeri, angka 1-3 : nyeri
ringan, secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, angka 4-6 :
nyeri sedang, secara objektif klien mendesis, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
: nyeri berat, secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri , tidak
panjang dan distraksi, angka 10 : nyeri sangat berat, pasien sudah tidak
Nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut, nyeri yang terjadi segera
setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang
cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan. Fungsi nyeri ini
adalah memberi peringatan akan adanya cedera atau penyakit yang akan
untuk itu harus menjadi prioritas perawatan. Nyeri kronik adalah nyeri
yaitu gejala hilang sebagian atau keseluruhan dan periode eksaserbasi, yaitu
2006 : 1510)
data, maka penulis melaporkan studi kasus Asuhan Keperawatan Nyeri Akut
pada Ny. S dengan Post Operasi Ganglion Poplitea Dextra di Ruang Dahlia
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri pada Ny. S dengan post operasi ganglion di ruang
2. Tujuan Khusus
operasi ganglion.
operasi ganglion.
operasi ganglion.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
ganglion.
2. Bagi instansi
a. Pendidikan
b. Rumah sakit
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Pengkajian pada tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB, pada pengkajian
menelaah catatan medis, dan catatan perawat. Metode Auto Anamnesa yaitu
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, pasien dirawat mulai tanggal 2 April
jawab pada Ny. S adalah Tn. K, yang merupakan kakak dari Ny. S.
B. Pengkajian
pada luka operasi yaitu pada lipat kaki belakang lutut kanan. Riwayat penyakit
sekarang Ny. S mengatakan 3 bulan yang lalu dibagian lutut kanan terasa
kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke Rumah Sakit Simo untuk melakukan
terapi, sudah dilakukan 6 kali terapi, tetapi tidak ada perubahan yang
pasien ke Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, dan pada tanggal 2 April 2012
pukul 19.00 WIB pasien menjalani operasi pengambilan ganglion pada lipat
kaki belakang lutut kanan. Saat pengkajian didapatkan data, pasien merasakan
nyeri pada luka operasi yaitu dilipat kaki belakang lutut kanan, dengan skala
nyeri 6.
yang lalu pasien pernah melakukan operasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dengan kasus yang sama, yaitu di lipat kaki belakang lutut sebelah kiri.
yang mempunyai sakit yang sama seperti yang sedang dideritanya. Pada
lingkungan sekitar rumah bersih dan tidak ada pembuangan limbah industri,
sekitar.
aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola kognitif perseptual, pola persepsi
konsep diri, pola hubungan peran, pola seksualitas dan reproduksi, pola
mekanisme koping, pola nilai dan keyakinan. Dari kesebelas pola diatas, yang
mengalami gangguan yaitu pada pola kognitif perseptual, pola aktivitas dan
latihan.
pengecapan, dan penciuman, pasien merasakan nyeri pada luka operasi yaitu di
lipat kaki belakang lutut kanan, nyeri seperti ditekan-tekan, skala nyeri 6, nyeri
tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 20 kali per
menit dan suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan kepala didapatkan hasil bentuk
kepala mesocepal, kulit kepala sedikit kotor, rambut hitam dengan sedikit
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, mata simetris antara kanan dan kiri.
Pemeriksaan hidung, hasilnya penciuman baik, tidak ada polip, sedikit sekret.
antara telinga kanan dan kiri. Pemeriksaan leher, hasilnya tidak ada
dada datar, palpasi : vocal vremitus sama antara kanan dan kiri, perkusi : bunyi
cordis tidak nampak, palpasi : ictus cordis teraba di ICS ke 5 mid clavikula,
Pemeriksaan abdomen, inspeksi : perut datar, tidak ada bekas luka, auskultasi :
peristaltik usus 4 kali per menit, perkusi : bunyi hipertimpani, palpasi : tidak
ada pembesaran hati dan limpa, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan genetalia :
capillary refile kurang dari 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang,
kekuatan otot 5, tangan kiri terpasang infus, ekstermitas bawah : akral hangat,
capillary refile kurang dari 2 detik, kekuatan otot kaki kiri 5, kekuatan otot kaki
kanan 4, kaki kiri bebas untuk digerakan, kaki kanan tepatnya dilipat kaki
belakang lutut terasa nyeri bila digerakan, nyeri seperti ditekan-tekan, skala
nyeri 6.
2012 adalah pemeriksaan Thorax PA, hasilnya : Thorax foto dalam batas
normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit : 38,8 % (nilai normal 35-45 %), eritrosit :
5,03 juta/mm3 (nilai normal 4,5-5,9 juta/mm3), leukosit : 8,500 /mm3 (nilai
450ribu U/L), basofil : 0,2 % (nilai normal 0-2%), eosinofil 6,5 % (nilai normal
0-4%), neutrofil 59,8 % (nilai normal 55-80 %), limfosit 26,1 % (nilai normal
22-44 %), monosit 7,4 % (nilai normal 0-7 %), golongan darah B dengan RH+.
Program terapi yang diperoleh pasien pada tanggal 3 April 2012 adalah
injeksi analgesik yaitu injeksi antrain 1 gram tiap 8 jam fungsinya untuk
meredakan nyeri pasca operasi dan nyeri kolik, injeksi ferzobat 1 gram tiap 8
jam fungsinya untuk mengatasi infeksi kulit, jaringan lunak, profilaksis infeksi
pasca operasi ortopedik dan ginekologi, injeksi kalnex 250 miligram tiap 8 jam
fungsinya untuk mencegah perdarahan abnormal setelah operasi, dan obat oral
yaitu ceptik 200 miligram tiap 8 jam fungsinya untuk infeksi saluran kemih
tanpa komplikasi, otitis media, faringitis bronkitis akut dan kronis dengan
eksaserbasi akut, dan mefinter 500 miligram tiap 8 jam fungsinya untuk
meredakan nyeri otot, nyeri sendi, nyeri post operasi dan nyeri traumatik.
evaluasi tindakan.
C. Rumusan Masalah
dengan agen cidera fisik (post op ganglion), data subjektif : pasien mengatakan
luka operasi terasa nyeri yaitu pada lipat kaki belakang lutut kanan, data
objektif : lipat kaki belakang lutut kanan ada luka operasi yang tertutup kasa,
D. Intervensi Keperawatan
pada Ny. S dapat berkurang ataupun hilang dengan kriteria hasil : nyeri hilang,
pasien rilex, skala nyeri menjadi 1-2, pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80-100 kali per menit,
nyeri dan peredaan nyeri serta mengidentifikasi jenis nyeri, kedua ajarkan
mengurangi rasa nyeri, keempat periksa tanda-tanda vital dengan rasional hasil
E. Implementasi Keperawatan
penulis yaitu pukul 08.00 WIB mengkaji karakteristik nyeri (PQRST), respon
lipat kaki belakang lutut kanan, S (Skala) : skala nyeri 6, T (Timing) : nyeri
hilang timbul, respon objektif : pasien meringis kesakitan, lipat kaki belakang
lutut kanan ada bekas operasi yang tertutup kasa. Pukul 08.20 WIB
mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon objektif : pasien bisa
melakukan teknik nafas dalam walaupun belum sempurna. Pukul 09.00 WIB
obat masuk melalui injeksi intravena dan tidak ada tanda-tanda alergi pada
tubuh pasien. Pukul 09.30 WIB mengukur tanda-tanda vital, dengan hasil
tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 20 kali per
menit dan suhu 36,7oC. Pukul 10.45 WIB memberikan posisi nyaman, respon
yaitu di lipat kaki belakang lutut sebelah kanan, Q (Quality) : nyeri cekit-cekit,
luka bekas operasi yaitu pada lipat kaki belakang lutut kanan tertutup kasa.
Pada pukul 08.15 WIB menganjurkan pasien untuk nafas dalam, respon
yaitu injeksi antrain 1 gram, hasilnya obat masuk melalui injeksi intravena dan
tidak ada tanda-tanda alergi pada tubuh pasien. Pukul 11.00 WIB mengukur
tanda-tanda vital, hasilnya : tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 82 kali per
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi tindakan pada tanggal 3 April 2012 pukul 14.00 WIB yaitu
untuk nafas dalam, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
analgesik.
Evaluasi tindakan pada tanggal 4 April 2012 pukul 12.30 WIB yaitu
anjurkan pada pasien untuk melakukan nafas dalam di rumah bila rasa nyeri
nyeri muncul lagi, anjurkan pada pasien untuk selalu rutin minum obat di
BAB III
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan
tanggal 3-4 April 2012 di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
validasi dan dokumentasi data atau informasi dari klien yang sistematis dan
mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer atau
klien, dan sumber sekunder yaitu meliputi keluarga maupun tenaga kesehatan
tanggal 3-4 April 2012 pasien mengeluh nyeri, didukung dengan data
subjektif pasien mengatakan luka operasi terasa nyeri yaitu pada lipat kaki
belakang lutut kanan, data objektif lipat kaki belakang lutut kanan ada luka
operasi yang tertutup kasa, pasien meringis kesakitan, dengan skala nyeri 6.
atau operasi, dan masalah yang ditimbulkan pada kasus pascabedah salah
ekstremitas bawah akral hangat, capillary refile kurang dari 2 detik, kekuatan
otot kaki kiri 5, kakuatan otot kaki kanan 4, kaki kiri bebas untuk digerakan,
kaki kanan tepatnya dilipat kaki belakang lutut terasa nyeri bila digerakan,
lukanya, hal ini dikarenakan pasien post operasi hari pertama dan belum
rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik (post op ganglion
poplitea dextra), (Nanda, 2011 : 410). Pengertian dari nyeri itu sendiri adalah
karena saat pengkajian yang paling dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri pada
mengancam gangguan kesehatan yang lebih berat. Karena masalah ini bila
mengatakan luka operasi terasa nyeri yaitu pada lipat kaki belakang lutut
kanan, nyeri terasa seperti ditekan-tekan, skala nyeri 6, nyeri terasa bila
kali 24 jam, diharapkan nyeri pasien dapat berkurang ataupun hilang dengan
kriteria hasil : nyeri hilang, ekspresi wajah pasien rilex, skala nyeri menjadi
1-2, dan pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80-100 kali per menit, pernafasan 16-24 kali per menit,
suhu 36,70C-37,50C).
(Region) yaitu daerah nyeri, S (Severity skala) yaitu tingkat keparahan nyeri,
dengan melihat intensitas skala nyeri, skala 0 : tidak nyeri, skala 1-3 : nyeri
ringan, skala 4-6 : nyeri sedang, skala 7-9 : nyeri berat, skala 10 : nyeri sangat
berat, T (Timing) yaitu waktu terjadinya nyeri (Brunner & Suddarth, 2002),
nafas dalam menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi
otot-otot tangan, kaki, perut dan punggung, serta mengulangi hal yang sama
sambil terus berkonsentasi hingga pasien merasa nyaman, tenang dan rileks
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005 :
203).
teknik nafas dalam. Kemudian pada tanggal 4 April 2012, implementasi yang
penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif, Objektif,
Sesuai teori kriteria hasil pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera fisik (post operasi), yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 kali 24 jam, diharapkan nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil
pasien rilex, skala nyeri menjadi 1-2. Dengan hasil evaluasi dari pasien,
tercapai karena dalam kasus ini post operasi ganglion, dan dilahan
analgesik hanya berfungsi beberapa jam jadi setelah analgesik tidak berfungsi
1. Simpulan
sebagai berikut :
mengatakan luka operasi terasa nyeri yaitu pada lipat kaki belakang
lutut kanan, data objektif: lipat kaki belakang lutut kanan ada luka
f. Analisa kondisi nyeri akut pada Ny. S dengan post operasi ganglion
poplitea dextra yaitu pasien masih merasakan nyeri pada lipat kaki
2. Saran
a. Bagi Penulis
b. Bagi Instansi
1) Pendidikan
2) Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 1, Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal140- 203.
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin, (2006), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 2, Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, hal 1510.
Purba, Jan S, (2009), Nyeri dan Sostem Imun ; Sejauh Mana Keterkaitannya,
Suatu tinjauan biomolekuler, http://www.google.co.id/nyeri_dan_
sistem_imun.pdf Diakses tanggal 11 April 2012.
Sjamsuhidajat, R & Wim de jong, (2005), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 294.
Sjamsuhidajat, R & Wim de jong, (2011), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 402-403.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Vol 1, Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 213.