1 Februari-Mei 2012
Hikmawati
SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai
hikma_wati@yahoo.com
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan hasil belajar pesawat
sederhana siswa kelas V SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses? Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai.
Data dikumpulkan dengan tes, observasi dan catatan lapangan. Penelitian ini mengggunakan rencana
penelitian tindakan kelas (action research), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus).
Temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan pendekatan keterampilan proses, pada
tindakan siklus 1 pertemuan pertama menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan
terdapat 3 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan kurang (K). Pada
tindakan siklus 2 pertemuan kedua menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan terdapat
7 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan Sangat Baik (SB). Hasil
kerja siswa pada tindakan siklus 2, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam memahami materi
sudah sesuai dengan yang diharapkan, sebagaimana dilihat dari hasil tes siswa dalam menjawab soal
yang diberikan secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 73,33 % , sudah sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70 % dengan nilai paling rendah 6. Dari data hasil
jawaban siswa tersebut terungkap bahwa siswa sudah dapat memahami materi dengan baik sehingga
hasil belajar siswa meningkat.
Kata kunci: Pendekatan Keterampilan Proses, Hasil Belajar
ABSTRACT
The problem in this research is how improved learning outcomes in fifth grade elementary
school Lambari Sinjai Regency using process skills approach? This study will be conducted in class
V SDN 51 Lambari Sinjai. Data collected by the tests, observations and field notes. This study use
traditional classroom action research plan (action research), the re-design of the study cycle (cycle).
The findings of research on teacher success skills approach process, the act of one cycle of the first
meeting showed that, of the seven indicators that are planned, there are 3 indicators that can be
implemented, thus considered less (K). In the second cycle of action suggests that the second meeting,
scheduled from 7 indicators are 7 indicators that can be implemented, so it is classified very good
(SB). The work of students in the second cycle of action, suggesting that the learning outcomes of
students in understanding the material is as expected, as seen from the test results of students in
answering the questions given in writing to obtain an average value of 73.33%, is in accordance with
the criteria of success set is 70% with the lowest value of 6. From the data of students' responses
revealed that students are able to understand the material so well that improved student learning
outcomes.
Keywords: process skills approach, learning outcomes
(2006: 78) mengemukakan bahwa dengan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
belajar Sains, dapat meningkatkan kemampuan mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas,
siswa kearah sikap dan kemampuan yang baik 2004.P.3). Jika guru dalam mengajarkan konsep
dan berguna bagi lingkungannya. Sains lebih menekankan pada proses yaitu siswa
Belajar Sains bukan hanya sekedar mengkonstruksi pengetahuannya sendiri untuk
menghafalkan konsep dan prinsip Sains, memahami masalah atau objek yang diamati,
melainkan dengan pembelajaran Sains maka dapat membawa dampak positif bagi
diharapkan siswa dapat memiliki sikap dan kemajuan belajar siswa yang berorientasi pada
kemampuan yang berguna bagi dirinya dalam peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa.
memahami perubahan yang terjadi di Dengan memberikan kesempatan kepada
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri,
Abruscato, 1992 (Khairudin dan Soedjono, 2005: siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif,
15) mengemukakan bahwa sebagai berikut: menumbuhkan kesan bermakna dan menarik
Tujuan pembelajaran Sains adalah (1) bagi siswa, sehingga tujuan pembelajaran yang
mengembangkan kognitif siswa, (2) diharapkan dalam pembelajaran Sains dapat
mengembangkan afektif siswa, (3) tercapai.
mengembangkan psikomotorik siswa, (4) Pada observasi langsung terhadap guru
mengembangkan kreativitas siswa, dan (5) dan siswa dalam situasi belajar mengajar
melatih siswa berfikir kritis. Peneliti memperoleh data sebagai berikut: (1)
Dari tujuan pembelajaran Sains yang telah dalam proses pembelajaran pesawat sederhana
dikemukakan sebelumnya tampak bahwa hasil guru hanya menggunakan metode ceramah saja,
belajar Sains diharapkan tercermin dari (2) guru tidak memberi kesempatan kepada
kemampuan siswa bersikap dan bertingkah laku siswa melakukan percobaan dengan
yang baik, dalam memahami fenomena- menggunakan alat, (3) siswa hanya mencatat
fenomena alam yang terjadi di lingkungannya. materi yang dibacakan guru, (4) siswa hanya
Olehnya itu guru perlu merancang suatu menjawab soal-soal dalam buku paket.
pembelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga Hasil wawancara dengan guru dan siswa
tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran kelas V SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai
Sains dapat tercapai. terungkap pula bahwa (1) guru beranggapan
Von Glasersfeld (Suparno, 1997) sulit menemukan dan melaksanakan pendekatan
mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mengajar yang tepat dalam mengajarkan materi
menentukan prestasi dan hasil belajar Sains pesawat sederhana, sehingga prestasi belajar
adalah faktor kemampuan guru menerapkan dan siswa rata-rata rendah yaitu 5,0, (2) guru kurang
mengembangkannya dalam kegiatan belajar memahami arti pendekatan keterampilan proses
mengajar Sains yang antara lain Guru perlu seperti: mengamati, menggolongkan,
belajar mengerti cara berfikir siswa sehingga menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
dapat membantu memodifikasinya. Baik dilihat merencanakan penelitian, dan
bagaimana jalan berfikir mereka mengenai suatu mengkomunikasikan, sehingga tidak
persoalan yang ada. Guru perlu menanyakan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
kepada siswa bagaimana mereka mendapatkan menggunakannya, (3) siswa kurang memahami
jawabannya. Ini adalah cara yang baik untuk konsep pesawat sederhana, hal ini terlihat dari
menemukan pemikiran mereka dan membuka ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal
jalan untuk menjelaskan mengapa suatu jawaban latihan yang berkaitan dengan pesawat
tidak berlaku untuk keadaan tertentu. sederhana.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, Berdasarkan latar belakang penelitian,
maka guru hendaknya memandang pembelajaran maka secara umum rumusan masalah dalam
Sains tidak hanya menekankan pada hasil, tetapi penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan
juga menekankan pada proses memahami hasil belajar pesawat sederhana siswa kelas V
konsep tersebut, sehingga dapat membantu
SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai dengan Menurut Carin, 1993 (Khaerudin dan
menggunakan pendekatan keterampilan proses. Eko, 2005: 11) mengemukakan bahwa pada
dasarnya tujuan Sains di sekolah adalah:
KAJIAN PUSTAKA 1. Menambah keingintahuan (curiosity)
Dasar program Sains akan pengaruh
A. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran perhatian pada keingintahuan siswa tentang
Sains alam semesta dengan cara (a) mendorong siswa
Pengetahuan alam sudah jelas artinya untuk menyelidiki alam dengan teknologi, (b)
adalah pengetahuan tentang alam semesta mengembangkan kemampuan siswa untuk
dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu mengajukan pertanyaan tentang alam semesta, (c)
sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui mengembangkan kemampuan siswa untuk
oleh manusia. Jadi secara singkat Sains adalah mengidentifikasi masalah pengadaptasian
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang manusia.
alam semesta dengan segala isinya (Darmojo, 2. Mengembangkan keterampilan
1992: 3). menginvestigasi (skill for investigation)
Selain itu, Nash 1993 (Darmojo, 1992: 3) Dasar program Sains akan
dalam bukunya The Nature of Sciences, mengembangkan keterampilan menginvestigasi
menyatakan bahwa Sains adalah suatu cara atau alam semesta, memecahkan masalah dan
metode untuk mengamati alam. Nash juga membuat keputusan. Hal ini dapat: (a)
menjelaskan bahwa cara Sains mengamati dunia memperkaya hasil belajar siswa dan kemampuan
ini bersifat analisis, cermat, serta menggunakan proses Sains, (b) awal
menghubungkan antara satu fenomena dengan pemahaman siswa dan kemampuan
fenomena lain, sehingga keseluruhannya memecahkan masalah dan strategi membuat
membentuk suatu perspektif yang baru tentang keputusan.
obyek yang diamatinya. 3. Sains, teknologi dan masyarakat (nature of
Sains membahas tentang gejala-gejala science, tecnology and society)
alam yang disusun secara sistematis yang Dasar program Sains akan berusaha
didasarkan pada hasil percobaan dan mengembangkan hasil belajar siswa dan sikap
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. tentang alam, keterbatasan dan kemungkinan
(Powler dalam Winaputra, 1992: 122) yang akan timbul dari teknologi.
Sistematis (teratur) artinya pengetahuan
itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri B. Pendekatan Keterampilan Proses
sendiri, satu dengan yang lainnya saling 1. Pengertian Pendekatan Keterampilan
berkaitan, saling menjelaskan sehingga Proses
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, Pendekatan keterampilan proses pada
sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan
beberapa orang dengan cara eksperimentasi siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
yang sama akan memperoleh hasil yang sama pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 1992).
atau konsisten. Selanjutnya Winaputra Pendekatan keterampilan proses ini dipandang
(1992:123) mengemukakan bahwa tidak hanya sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar
merupakan kumpulan pengetahuan tentang paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran
benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara di sekolah dalam rangka menghadapi
kerja, cara berpikir dan cara memecahkan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
masalah. pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat
Tujuan Sains diajarkan di Sekolah Dasar dewasa ini.
adalah untuk membina dan menyiapkan peserta Samatowa (2006: 138) mengemukakan
didik agar nantinya peserta didik tanggap dalam bahwa keunggulan pendekatan keterampilan
menghadapi lingkungannya. proses di dalam proses pembelajaran antara lain:
a. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata dan atau mencicipi atau mengecap,
sehingga dapat mempermudah pemahaman menyimak, mengukur, dan atau membaca.
siswa terhadap materi pelajaran b. Menggolongkan (Mengklasifikasikan)
b. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep Menggolongkan adalah keterampilan
yang dipelajari mengklasifikasikan benda, kenyataan,
c. Melatih siswa untuk berfikir lebih konsep, nilai, tujuan atau keterampilan
kritis tertentu. Untuk membuat penggolongan
d. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat perlu ditinjau persamaan dan perbedaan
lebih aktif dalam pembelajaran antara benda, kenyataan atau konsep.
e. Mendorong siswa untuk menemukan Persamaan dan perbedaan tersebut menjadi
konsep-konsep baru dasar untuk membandingkan dan
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengontraskan.
belajar menggunakan metode ilmiah. c. Menafsirkan (menginterpretasikan).
Pendekatan keterampilan proses akan Menafsirkan adalah keterampilan
efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. menginterpretasikan sesuatu berupa benda,
Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses kenyataan, peristiwa, konsep atau informasi
harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai yang telah dideteksi atau dikumpulkan
dengan tingkat kemampuan dan pengalaman melalui pengamatan, perhitungan,
siswa. Misalnya sebelum melaksanakan pengukuran, penelitian sederhana atau
penelitian, siswa terlebih dahulu harus eksperimen. Yang tercakup ke dalam
mengobservasi atau mengamati dan membuat keterampilan menafsirkan adalah
hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu kemampuan menaksir, memberi
agar siswa dapat menciptakan kembali konsep- arti/mengartikan, memproposisikan, mencari
konsep yang ada dalam pikiran dan mampu hubungan ruang atau waktu, menemukan
mengorganisasikannya. Dengan demikian, pola, menarik kesimpulan, dan merampatkan
keberhasilan anak dalam belajar Sains (menggeneralisasikan).
menggunakan pendekatan keterampilan proses d. Meramalkan
adalah suatu perubahan tingkah laku dari Meramalkan adalah mengantisipasi atau
seorang anak yang belum paham terhadap menyimpulkan sesuatu hal yang akan terjadi
permasalahan Sains yang sedang dipelajari pada waktu yang akan datang berdasarkan
sehingga menjadi paham dan mengerti pemikiran atas kecenderungan atau pola
permasalahannya. tertentu atau hubungan antar data atau
2. Komponen Keterampilan Proses dalam informasi.
Pendidikan Sains e. Menerapkan
Menurut Moh. Uzer Usman dan Menerapkan adalah menggunakan hasil
depdikbud (Hafid, 1996: 13-16), terdapat tujuh belajar berupa informasi, kesimpulan,
keterampilan proses yaitu: (1) mengamati, (2) konsep, hukum, teori, keterampilan, sikap
menggolongkan / mengklasifikasi, (3) atau nilai yang dimiliki siswa dalam situasi
menafsirkan / menginterpretasikan, (4) atau pengalaman baru, perilaku dalam
meramalkan, (5) menerapkan, (6) merencanakan lingkungan yang lain, praktikum di
penelitian, (7) mengkomunikasikan. Laboratorium atau bengkel, Praktek
Ketujuh hal tersebut diuraikan sebagai Pengalaman Lapangan, atau kehidupan
berikut : sehari-hari. Yang tercakup dalam kegiatan
a. Mengamati menerapkan adalah menghitung,
Mengamati adalah keterampilan menentukan variabel (perubah),
mengumpulkan data atau informasi melalui mengendalikan variabel, menghubungkan
penerapan dengan indera seperti melihat, konsep, merumuskan pertanyaan penelitian,
mendengar, merasa dengan kulit, meraba, menyusun hipotesis, dan membuat model.
memahami materi sudah sesuai dengan yang Hasil penelitian yang terdiri atas
diharapkan, sebagaimana dilihat dari hasil tes aktivitas siswa dan hasil belajar konsep pesawat
siswa dalam menjawab soal yang diberikan sederhana melalui dua siklus dengan
secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 73,33 menggunakan pendekatan keterampilan proses
% , sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan mengalami peningkatan yang signifikan.
yang telah ditetapkan yaitu 70 % dengan nilai Hasil tindakan siklus pertama belum
paling rendah 6. Dari data hasil jawaban siswa mencapai hasil yang diharapkan, dan masih
tersebut terungkap bahwa siswa sudah dapat terdapat indikator-indikator pendekatan
memahami materi dengan baik sehingga hasil keterampilan proses yang belum dilaksanakan.
belajar siswa meningkat. Pada tahap pertama melaksanakan pembelajaran,
Berdasarkan data dari tindakan siklus 2 siswa sudah dapat melaksanakan empat
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa indikator dari tujuh indikator yang terdapat
dalam memahami materi pesawat sederhana dalam pendekatan keterampilan proses. Hal ini
rata-rata dikategorikan baik. Hal ini dikarenakan membuktikan bahwa siswa sudah memahami
guru sudah mampu mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran yang
rencana pembelajaran dengan baik. dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
Hasil observasi dan hasil tes siswa di keterampilan proses, yang pada akhirnya
analisis bahwa pelaksanaan pembelajaran menghasilkan nilai belajar yang dikategorikan
pesawat sederhana dengan menggunakan baik.
pendekatan keterampilan proses, Keberhasilan siklus kedua mencapai
pelaksanaannya sudah sesuai dengan yang kualifikasi Sangat Baik (SB) karena pada
direncanakan, sehingga berdampak pada kegiatan pembelajaran yang terakhir siswa
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi, mampu melaksanakan semua indikator-indikator
olehnya itu berdasarkan analisis data tersebut keterampilan proses. Hal ini menunjukkan
dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian bahwa siswa telah memahami betul langkah-
tindakan siklus II, di analisis dan direfleksi langkah pembelajaran pendekatan keterampilan
bahwa : proses. Hal ini sejalan dengan pendapat Harlen
1. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam (Patta Bundu, 1992 : 12) yang mengatakan
proses pembelajaran terutama pada bahwa setelah memahami indikator masing-
penggunaan alat peraga sebagai model masing keterampilan proses, maka siswa dapat
dalam pembelajaran dan dikaitkan langsung merancang kegiatan percoban yang dapat
dengan kehidupan nyata mereka, sehingga memberikan kesempatan siswa untuk melatih
mereka belajar dari mengalaminya langsung dan menunjukkan keterampilan yang diinginkan.
bukan sekedar menghafal. Keberhasilan tindakan dari siklus pertama ke
2. Guru sudah lebih memperhatikan siswa- siklus kedua karena siswa telah memahami
siswa yang pemahamannya rendah dengan indikator keterampilan proses yaitu keterampilan
cara mendekati dan membimbing siswa saat melakukan pengamatan, keterampilan
belajar ataupun setelah pembelajaran agar mengklasifikasi, keterampilan menginterpretasi
pemahaman mereka dapat setera dengan data, keterampilan meramalkan atau
yang lain sehingga dapat mengikuti menyimpulkan, keterampilan menerapkan,
pembelajaran pada tindakan siklus II. keterampilan merencanakan penelitian, dan
3. Guru sudah melaksanakan keseluruhan dari keterampilan mengkomunikasikan hasil
rencana pembelajaran yang telah pengamatan maupun penelitiannya kepada orang
direncanakan sebelumnya dengan baik. lain baik secara lisan maupun secara tertulis.
4. Hasil belajar siswa dari siklus pertama Usman dan depdikbud (Hafid, 1996 : 13-16)
kesiklus kedua mengalami peningkatan yang yang menyatakan bahwa keterampilan proses
sangat signifikan. sains yang diharapkan dimiliki oleh dan
PEMBAHASAN berkembang pada siswa diantaranya adalah
keterampilan melakukan pengamatan,