Anda di halaman 1dari 10

Publikasi, Volume II No.

1 Februari-Mei 2012

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR PESAWAT SEDERHANA SISWA DI KELAS V SDN 51 LAMBARI

Hikmawati
SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai
hikma_wati@yahoo.com

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan hasil belajar pesawat
sederhana siswa kelas V SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses? Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai.
Data dikumpulkan dengan tes, observasi dan catatan lapangan. Penelitian ini mengggunakan rencana
penelitian tindakan kelas (action research), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus).
Temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan pendekatan keterampilan proses, pada
tindakan siklus 1 pertemuan pertama menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan
terdapat 3 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan kurang (K). Pada
tindakan siklus 2 pertemuan kedua menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan terdapat
7 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan Sangat Baik (SB). Hasil
kerja siswa pada tindakan siklus 2, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam memahami materi
sudah sesuai dengan yang diharapkan, sebagaimana dilihat dari hasil tes siswa dalam menjawab soal
yang diberikan secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 73,33 % , sudah sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70 % dengan nilai paling rendah 6. Dari data hasil
jawaban siswa tersebut terungkap bahwa siswa sudah dapat memahami materi dengan baik sehingga
hasil belajar siswa meningkat.
Kata kunci: Pendekatan Keterampilan Proses, Hasil Belajar

ABSTRACT
The problem in this research is how improved learning outcomes in fifth grade elementary
school Lambari Sinjai Regency using process skills approach? This study will be conducted in class
V SDN 51 Lambari Sinjai. Data collected by the tests, observations and field notes. This study use
traditional classroom action research plan (action research), the re-design of the study cycle (cycle).
The findings of research on teacher success skills approach process, the act of one cycle of the first
meeting showed that, of the seven indicators that are planned, there are 3 indicators that can be
implemented, thus considered less (K). In the second cycle of action suggests that the second meeting,
scheduled from 7 indicators are 7 indicators that can be implemented, so it is classified very good
(SB). The work of students in the second cycle of action, suggesting that the learning outcomes of
students in understanding the material is as expected, as seen from the test results of students in
answering the questions given in writing to obtain an average value of 73.33%, is in accordance with
the criteria of success set is 70% with the lowest value of 6. From the data of students' responses
revealed that students are able to understand the material so well that improved student learning
outcomes.
Keywords: process skills approach, learning outcomes

PENDAHULUAN terjadi dilingkungan sekitar kita. Pada dasarnya


Sains bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi agar tanggap menghadapi lingkunganya, karena
secara global telah mengalami berbagai dengan belajar Sains siswa belajar memahami
perkembangan. Hal ini dapat dilihat dan fenomena-fenomena alam yang terjadi
dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang dilingkungannya. Sejalan dengan itu Samatowa

Jurnal Publikasi Pendidikan 44


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

(2006: 78) mengemukakan bahwa dengan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
belajar Sains, dapat meningkatkan kemampuan mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas,
siswa kearah sikap dan kemampuan yang baik 2004.P.3). Jika guru dalam mengajarkan konsep
dan berguna bagi lingkungannya. Sains lebih menekankan pada proses yaitu siswa
Belajar Sains bukan hanya sekedar mengkonstruksi pengetahuannya sendiri untuk
menghafalkan konsep dan prinsip Sains, memahami masalah atau objek yang diamati,
melainkan dengan pembelajaran Sains maka dapat membawa dampak positif bagi
diharapkan siswa dapat memiliki sikap dan kemajuan belajar siswa yang berorientasi pada
kemampuan yang berguna bagi dirinya dalam peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa.
memahami perubahan yang terjadi di Dengan memberikan kesempatan kepada
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri,
Abruscato, 1992 (Khairudin dan Soedjono, 2005: siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif,
15) mengemukakan bahwa sebagai berikut: menumbuhkan kesan bermakna dan menarik
Tujuan pembelajaran Sains adalah (1) bagi siswa, sehingga tujuan pembelajaran yang
mengembangkan kognitif siswa, (2) diharapkan dalam pembelajaran Sains dapat
mengembangkan afektif siswa, (3) tercapai.
mengembangkan psikomotorik siswa, (4) Pada observasi langsung terhadap guru
mengembangkan kreativitas siswa, dan (5) dan siswa dalam situasi belajar mengajar
melatih siswa berfikir kritis. Peneliti memperoleh data sebagai berikut: (1)
Dari tujuan pembelajaran Sains yang telah dalam proses pembelajaran pesawat sederhana
dikemukakan sebelumnya tampak bahwa hasil guru hanya menggunakan metode ceramah saja,
belajar Sains diharapkan tercermin dari (2) guru tidak memberi kesempatan kepada
kemampuan siswa bersikap dan bertingkah laku siswa melakukan percobaan dengan
yang baik, dalam memahami fenomena- menggunakan alat, (3) siswa hanya mencatat
fenomena alam yang terjadi di lingkungannya. materi yang dibacakan guru, (4) siswa hanya
Olehnya itu guru perlu merancang suatu menjawab soal-soal dalam buku paket.
pembelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga Hasil wawancara dengan guru dan siswa
tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran kelas V SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai
Sains dapat tercapai. terungkap pula bahwa (1) guru beranggapan
Von Glasersfeld (Suparno, 1997) sulit menemukan dan melaksanakan pendekatan
mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mengajar yang tepat dalam mengajarkan materi
menentukan prestasi dan hasil belajar Sains pesawat sederhana, sehingga prestasi belajar
adalah faktor kemampuan guru menerapkan dan siswa rata-rata rendah yaitu 5,0, (2) guru kurang
mengembangkannya dalam kegiatan belajar memahami arti pendekatan keterampilan proses
mengajar Sains yang antara lain Guru perlu seperti: mengamati, menggolongkan,
belajar mengerti cara berfikir siswa sehingga menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
dapat membantu memodifikasinya. Baik dilihat merencanakan penelitian, dan
bagaimana jalan berfikir mereka mengenai suatu mengkomunikasikan, sehingga tidak
persoalan yang ada. Guru perlu menanyakan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
kepada siswa bagaimana mereka mendapatkan menggunakannya, (3) siswa kurang memahami
jawabannya. Ini adalah cara yang baik untuk konsep pesawat sederhana, hal ini terlihat dari
menemukan pemikiran mereka dan membuka ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal
jalan untuk menjelaskan mengapa suatu jawaban latihan yang berkaitan dengan pesawat
tidak berlaku untuk keadaan tertentu. sederhana.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, Berdasarkan latar belakang penelitian,
maka guru hendaknya memandang pembelajaran maka secara umum rumusan masalah dalam
Sains tidak hanya menekankan pada hasil, tetapi penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan
juga menekankan pada proses memahami hasil belajar pesawat sederhana siswa kelas V
konsep tersebut, sehingga dapat membantu

Jurnal Publikasi Pendidikan 45


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai dengan Menurut Carin, 1993 (Khaerudin dan
menggunakan pendekatan keterampilan proses. Eko, 2005: 11) mengemukakan bahwa pada
dasarnya tujuan Sains di sekolah adalah:
KAJIAN PUSTAKA 1. Menambah keingintahuan (curiosity)
Dasar program Sains akan pengaruh
A. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran perhatian pada keingintahuan siswa tentang
Sains alam semesta dengan cara (a) mendorong siswa
Pengetahuan alam sudah jelas artinya untuk menyelidiki alam dengan teknologi, (b)
adalah pengetahuan tentang alam semesta mengembangkan kemampuan siswa untuk
dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu mengajukan pertanyaan tentang alam semesta, (c)
sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui mengembangkan kemampuan siswa untuk
oleh manusia. Jadi secara singkat Sains adalah mengidentifikasi masalah pengadaptasian
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang manusia.
alam semesta dengan segala isinya (Darmojo, 2. Mengembangkan keterampilan
1992: 3). menginvestigasi (skill for investigation)
Selain itu, Nash 1993 (Darmojo, 1992: 3) Dasar program Sains akan
dalam bukunya The Nature of Sciences, mengembangkan keterampilan menginvestigasi
menyatakan bahwa Sains adalah suatu cara atau alam semesta, memecahkan masalah dan
metode untuk mengamati alam. Nash juga membuat keputusan. Hal ini dapat: (a)
menjelaskan bahwa cara Sains mengamati dunia memperkaya hasil belajar siswa dan kemampuan
ini bersifat analisis, cermat, serta menggunakan proses Sains, (b) awal
menghubungkan antara satu fenomena dengan pemahaman siswa dan kemampuan
fenomena lain, sehingga keseluruhannya memecahkan masalah dan strategi membuat
membentuk suatu perspektif yang baru tentang keputusan.
obyek yang diamatinya. 3. Sains, teknologi dan masyarakat (nature of
Sains membahas tentang gejala-gejala science, tecnology and society)
alam yang disusun secara sistematis yang Dasar program Sains akan berusaha
didasarkan pada hasil percobaan dan mengembangkan hasil belajar siswa dan sikap
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. tentang alam, keterbatasan dan kemungkinan
(Powler dalam Winaputra, 1992: 122) yang akan timbul dari teknologi.
Sistematis (teratur) artinya pengetahuan
itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri B. Pendekatan Keterampilan Proses
sendiri, satu dengan yang lainnya saling 1. Pengertian Pendekatan Keterampilan
berkaitan, saling menjelaskan sehingga Proses
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, Pendekatan keterampilan proses pada
sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan
beberapa orang dengan cara eksperimentasi siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
yang sama akan memperoleh hasil yang sama pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 1992).
atau konsisten. Selanjutnya Winaputra Pendekatan keterampilan proses ini dipandang
(1992:123) mengemukakan bahwa tidak hanya sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar
merupakan kumpulan pengetahuan tentang paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran
benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara di sekolah dalam rangka menghadapi
kerja, cara berpikir dan cara memecahkan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
masalah. pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat
Tujuan Sains diajarkan di Sekolah Dasar dewasa ini.
adalah untuk membina dan menyiapkan peserta Samatowa (2006: 138) mengemukakan
didik agar nantinya peserta didik tanggap dalam bahwa keunggulan pendekatan keterampilan
menghadapi lingkungannya. proses di dalam proses pembelajaran antara lain:

Jurnal Publikasi Pendidikan 46


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

a. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata dan atau mencicipi atau mengecap,
sehingga dapat mempermudah pemahaman menyimak, mengukur, dan atau membaca.
siswa terhadap materi pelajaran b. Menggolongkan (Mengklasifikasikan)
b. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep Menggolongkan adalah keterampilan
yang dipelajari mengklasifikasikan benda, kenyataan,
c. Melatih siswa untuk berfikir lebih konsep, nilai, tujuan atau keterampilan
kritis tertentu. Untuk membuat penggolongan
d. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat perlu ditinjau persamaan dan perbedaan
lebih aktif dalam pembelajaran antara benda, kenyataan atau konsep.
e. Mendorong siswa untuk menemukan Persamaan dan perbedaan tersebut menjadi
konsep-konsep baru dasar untuk membandingkan dan
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengontraskan.
belajar menggunakan metode ilmiah. c. Menafsirkan (menginterpretasikan).
Pendekatan keterampilan proses akan Menafsirkan adalah keterampilan
efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. menginterpretasikan sesuatu berupa benda,
Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses kenyataan, peristiwa, konsep atau informasi
harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai yang telah dideteksi atau dikumpulkan
dengan tingkat kemampuan dan pengalaman melalui pengamatan, perhitungan,
siswa. Misalnya sebelum melaksanakan pengukuran, penelitian sederhana atau
penelitian, siswa terlebih dahulu harus eksperimen. Yang tercakup ke dalam
mengobservasi atau mengamati dan membuat keterampilan menafsirkan adalah
hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu kemampuan menaksir, memberi
agar siswa dapat menciptakan kembali konsep- arti/mengartikan, memproposisikan, mencari
konsep yang ada dalam pikiran dan mampu hubungan ruang atau waktu, menemukan
mengorganisasikannya. Dengan demikian, pola, menarik kesimpulan, dan merampatkan
keberhasilan anak dalam belajar Sains (menggeneralisasikan).
menggunakan pendekatan keterampilan proses d. Meramalkan
adalah suatu perubahan tingkah laku dari Meramalkan adalah mengantisipasi atau
seorang anak yang belum paham terhadap menyimpulkan sesuatu hal yang akan terjadi
permasalahan Sains yang sedang dipelajari pada waktu yang akan datang berdasarkan
sehingga menjadi paham dan mengerti pemikiran atas kecenderungan atau pola
permasalahannya. tertentu atau hubungan antar data atau
2. Komponen Keterampilan Proses dalam informasi.
Pendidikan Sains e. Menerapkan
Menurut Moh. Uzer Usman dan Menerapkan adalah menggunakan hasil
depdikbud (Hafid, 1996: 13-16), terdapat tujuh belajar berupa informasi, kesimpulan,
keterampilan proses yaitu: (1) mengamati, (2) konsep, hukum, teori, keterampilan, sikap
menggolongkan / mengklasifikasi, (3) atau nilai yang dimiliki siswa dalam situasi
menafsirkan / menginterpretasikan, (4) atau pengalaman baru, perilaku dalam
meramalkan, (5) menerapkan, (6) merencanakan lingkungan yang lain, praktikum di
penelitian, (7) mengkomunikasikan. Laboratorium atau bengkel, Praktek
Ketujuh hal tersebut diuraikan sebagai Pengalaman Lapangan, atau kehidupan
berikut : sehari-hari. Yang tercakup dalam kegiatan
a. Mengamati menerapkan adalah menghitung,
Mengamati adalah keterampilan menentukan variabel (perubah),
mengumpulkan data atau informasi melalui mengendalikan variabel, menghubungkan
penerapan dengan indera seperti melihat, konsep, merumuskan pertanyaan penelitian,
mendengar, merasa dengan kulit, meraba, menyusun hipotesis, dan membuat model.

Jurnal Publikasi Pendidikan 47


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

f. Merencanakan Penelitian konsep yang rumit dan abstrak jika disertai


Merencanakan Penelitian adalah dengan contoh-contoh konkret, contoh-
keterampilan yang amat penting, karena contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan
menentukan berhasil tidaknya melaksanakan kondisi yang dihadapi, dengan
penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih mempraktekkan sendiri upaya penemuan
karena selama ini pada umumnya kurang konsep melalui perlakuan terhadap
diperhatikan dan kurang terbina. Pada tahap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-
ini tentukan masalah, atau objek yang akan benda yang benar-benar nyata.
diteliti, tujuan dan ruang lingkup penelitian, 3. Tugas guru bukanlah memberikan
sumber data atau informasi, cara analisis, pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi
alat, dan bahan atau sumber kepustakaan menggiring anak untuk bertanya, mengamati,
yang diperlukan, jumlah orang yang terlibat, mengadakan eksperimen, serta menemukan
langkah-langkah pengumpulan dan fakta dan konsep sendiri.
pengolahan data atau informasi, serta tata 4. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat
cara melakukan penelitian. mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat
g. Mengkomunikasikan relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan
Mengkomunikasikan adalah menyampaikan ditolak setelah orang mendapatkan data baru
perolehan baik proses maupun hasil belajar yang mampu membuktikan kekeliruan teori
kepada orang lain dalam bentuk tulisan, yang dianut. Muncul lagi, teori baru yang
gambar, gerak, tindakan atau penampilan. prinsipnya mengandung kebenaran yang
Dengan demikian berdiskusi, bercerita, relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap
mendeklamasikan, meramalkan, bertanya, ilmiah pada diri anak, maka anak perlu
merumuskan, mengarang, dan melaporkan dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis,
termasuk kegiatan berkomunikasi. dan mengusahakan kemungkinan-
Bertanya dapat digolongkan dalam kemungkinan jawaban terhadap suatu
keterampilan berkomunikasi. Ingin tahu adalah masalah. Dengan perkataan lain anak perlu
pangkal tolak kegiatan belajar. Ingin tahu dibina berpikir dan bertindak kreatif.
mendorong siswa untuk bertanya. Para siswa 5. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya
perlu didorong untuk mengajukan pertanyaan pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
dan merumuskan pertanyaan. Pertanyaan dapat pengembangan sikap dan nilai dalam diri
berbentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan anak-anak didik. Konsep disatu pihak serta
terbuka. sikap dan nilai di lain pihak harus dikaitkan.
(Semiawan dkk, 1985: 15-16).
C. Perlunya Penerapan Keterampilan Sementara itu Darmodjo dan Kaligis,
Proses dalam Kegiatan Belajar Mengajar (1992: 52) merinci keterampilan proses dalam
Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci pendidikan Sains itu meliputi :
alasan yang melandasi perlunya diterapkan 1) keterampilan mengobservasi yang meliputi
keterampilan proses dalam kegiatan belajar kemampuan untuk dapat membedakan,
mengajar sehari-hari : menghitung dan mengukur, 2) keterampilan
1. Perkembangan ilmu pengetahuan mengklasifikasi, yang meliputi menggolong-
berlangsung semakin cepat sehingga tak golongkan atas dasar aspek-aspek tertentu, serta
mungkin lagi para guru mengajarkan semua kombinasi antara menggolongkan dengan
fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengurutkan, 3) keterampilan menginterpretasi,
mengatasi hal tersebut, siswa diberi bekal termasuk menginterpretasi data, grafik, maupun
keterampilan proses yang dapat mereka mencari pola hubungan yang terdapat dalam
gunakan untuk memperoleh ilmu pengolahan data, 4) keterampilan memprediksi,
pengetahuan tanpa tergantung dari guru. termasuk membuat ramalan atas kecenderungan
2. Para ahli psikologi umumnya sependapat yang terdapat dalam pengolahan data, 5)
bahwa anak-anak mudah memahami konsep- keterampilan membuat hipotesis, meliputi

Jurnal Publikasi Pendidikan 48


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

kemampuan berpikir deduktif dengan 2. Observasi


menggunakan konsep-konsep, teori-teori Pengamatan dilakukan untuk melihat secara
maupun hukum-hukum Sains yang telah dikenal, langsung proses belajar siswa pada pokok
6) keterampilan mengendalikan variabel, yaitu bahasan pesawat sederhana.
upaya mengisolasi variabel yang tidak diteliti 3. Catatan Lapangan
sehingga adanya perbedaan pada hasil Catatan lapangan yaitu mencatat hal-hal
eksperimen adalah dari variabel yang diteliti, 7) penting yang terjadi selama pembelajaran
keterampilan merencanakan dan melakukan berlangsung yang dapat digunakan untuk
penelitian, eksperimen yang meliputi penetapan melengkapi data yang tidak terekam dalam
masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis, lembar observasi.
8) keterampilan menyimpulkan atau inferensi, D. Prosedur Penelitian
yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari Penelitian ini mengggunakan rencana
pengolahan data, 9) keterampilan menerapkan penelitian tindakan kelas (Action research),
atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus).
hasil penelitian ke dalam perikehidupan dalam Hal ini mengacu pada pendapat Mc. Taggart
masyarakat, 10) Keterampilan (1988: 123) dan Wardani (2007: 5) bahwa,
mengkomunikasikan, yaitu kemampuan siswa penelitian tindakan kelas mengikuti proses
untuk dapat mengkomunikasikan siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan
pengetahuannya, hasil pengamatan, maupun tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
penelitiannya kepada orang lain baik secara lisan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi).
maupun secara tertulis. Perencanaan tindakan adalah persiapan
perencanaan tindakan pembelajaran dengan
METODE PENELITIAN menggunakan pendekatan proses dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
A. Setting Penelitian a. Menyamakan persepsi antara peneliti dan
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V guru tentang konsep dan tujuan penggunaan
SDN 51 Lambari Kabupaten Sinjai, yang pendekatan keterampilan proses dalam
berada dekat jalan raya sehingga bisa dijangkau pembelajaran konsep pesawat sederhana.
peneliti, siswa maupun personalia sekolah. b. Secara kolaborasi menyusun rencana
B. Subjek Penelitian tindakan pembelajaran siklus 1.
Subjek dari penelitian ini adalah siswa c. Menentukan bahan dan media pembelajaran
kelas V sebagai responden dengan alasan : (1) yang akan digunakan.
Tingkat perkembangan kognitif usia antara 9 d. Menyusun rambu-rambu instrumen data
dan 10 tahun sudah dapat memahami konsep keberhasilan guru maupun instrumen data
pesawat sederhana karena mereka telah belajar keberhasilan siswa, berupa: format observasi,
tentang konsep pesawat sederhana sejak di kelas pedoman wawancara, tes, dan foto
1 sampai kelas 3, (2) Adanya variasi murid, pelaksanaan tindakan.
dilihat dari status sosial, pendidikan, pekerjaan 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
orang tua mereka, (3) Adanya masalah yang Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap
dialami siswa kelas V dalam belajar pesawat mengimplementasikan rencana tindakan yang
sederhana, dan (4) Peneliti dan guru kelas V telah disusun secara kolaboratif dengan guru
dapat berkolaborasi dengan baik karena mereka kelas V. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah
adalah mitra kerja. guru melaksanakan tindakan pembelajaran
konsep pesawat sederhana dengan menggunakan
C. Tehnik Pengumpulan Data pendekatan proses dengan beberapa tahap yaitu:
1. Tes Mengamati, menggolongkan, menafsirkan,
Tes dilakukan untuk mengumpulkan meramalkan, menerapkan, merencanakan
informasi tentang hasil belajar terhadap penyelidikan, dan mengkomunikasikan.
konsep pesawat sederhana. a. Observasi

Jurnal Publikasi Pendidikan 49


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

Tahap observasi adalah mengamati mengkomunikasikan pemahamannya dalam


seluruh proses tindakan dan pada saat selesai kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan,
tindakan. Fokus observasi adalah aktifitas guru dan (3) guru tidak membimbing siswa untuk
dan siswa. Aktifitas guru dapat diamati mulai mengolong-golongkan dan mengklasifikasikan
pada tahap awal pembelajaran, saat masalah berdasarkan data dan informasi awal
pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Data yang telah ditemukan terhadap materi.
aktifitas guru dan siswa diperoleh dengan Aktivitas guru pada tindakan 1
menggunakan format observasi, pedoman pertemuan pertama berpengaruh pada
wawancara, dan hasil pemahaman setiap keberhasilan siswa dalam melakukan aktivitas
responden. Format observasi seperti pada belajar, serta berpengaruh pada peningkatan
lampiran. hasil belajar siswa. Pada tindakan 1 siklus
b. Refleksi pertemuan pertama diharapkan siswa mampu
Langkah terakhir dalam prosedur melakukan 7 butir indikator yang telah
penelitian tindakan ini adalah mengadakan ditetapkan dari keseluruhan subjek penelitian
refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah yakni berjumlah 15 siswa. Penelitian
dicapai pada setiap siklus. Refleksi dilakukan menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang
dengan mengacu pada hasil observasi selama dapat melaksanakan indikator pertama yaitu
proses dan pada saat selesai pembelajaran, yang berjumlah 4 orang, indikator kedua hanya 3
terdiri atas aktivitas guru maupun siswa. Jika orang, indikator ketiga hanya 5 orang, indikator
hasil yang dicapai pada siklus 1 belum sesuai keempat hanya 4 orang, indikator kelima hanya
indikator dan target (70% ke atas) sesuai 10 orang, indikator keenam hanya 3 orang,
rencana, maka akan dimusyawarakan bersama indikator ketujuh hanya 13 orang.
Tim tentang alternatif pemecahannya dan Temuan penelitian tentang keberhasilan
selanjutnya direncanakan tindakan berikutnya. guru menggunakan pendekatan pendekatan
E. Analisis Data keterampilan proses, pada tindakan siklus 2
Dalam pelaksanaan penelitian, analisis data pertemuan pertama menunjukkan bahwa, dari 7
dilakukan selama dan sesudah pengumpulan indikator yang direncanakan terdapat 6
data. Analisis data dapat dilakukan setelah indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik,
melihat data yang telah dikumpul melalui tes, sehingga dikategorikan kurang (K). 1 butir
observasi, dan catatan lapangan selama tahapan- indikator yang belum dilakukan adalah guru
tahapan (siklus) yang telah dilewati. tidak membimbing siswa untuk meramalkan dan
atau menyimpulkan kemungkinan yang akan
dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan,
HASIL PENELITIAN yaitu berupa pemahaman terhadap materi.
Pada tindakan siklus 2 pertemuan kedua
Temuan penelitian tentang keberhasilan menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang
guru menggunakan pendekatan keterampilan direncanakan terdapat 7 indikator yang dapat
proses, pada tindakan siklus 1 pertemuan dilaksanakan dengan baik, sehingga
pertama menunjukkan bahwa, dari 7 indikator dikategorikan Sangat Baik (SB). Aktivitas guru
yang direncanakan terdapat 3 indikator yang pada tindakan 2 pertemuan pertama berpengaruh
dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga pada keberhasilan siswa dalam melakukan
dikategorikan kurang (K). Tiga butir indikator aktivitas belajar, serta berpengaruh pada
yang belum dilakukan adalah (1) guru tidak peningkatan hasil belajar siswa. Pada tindakan 2
membimbing siswa untuk meramalkan dan atau siklus pertemuan pertama diharapkan siswa
menyimpulkan kemungkinan yang akan dari mampu melakukan 7 butir indikator yang telah
kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, ditetapkan dari keseluruhan subjek penelitian
yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (2) yakni berjumlah 15 siswa.
guru tidak membimbing siswa untuk Hasil kerja siswa pada tindakan siklus 2,
mengaplikasikan pemahamannya dalam menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam
bersikap dan bertingkah laku serta

Jurnal Publikasi Pendidikan 50


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

memahami materi sudah sesuai dengan yang Hasil penelitian yang terdiri atas
diharapkan, sebagaimana dilihat dari hasil tes aktivitas siswa dan hasil belajar konsep pesawat
siswa dalam menjawab soal yang diberikan sederhana melalui dua siklus dengan
secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 73,33 menggunakan pendekatan keterampilan proses
% , sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan mengalami peningkatan yang signifikan.
yang telah ditetapkan yaitu 70 % dengan nilai Hasil tindakan siklus pertama belum
paling rendah 6. Dari data hasil jawaban siswa mencapai hasil yang diharapkan, dan masih
tersebut terungkap bahwa siswa sudah dapat terdapat indikator-indikator pendekatan
memahami materi dengan baik sehingga hasil keterampilan proses yang belum dilaksanakan.
belajar siswa meningkat. Pada tahap pertama melaksanakan pembelajaran,
Berdasarkan data dari tindakan siklus 2 siswa sudah dapat melaksanakan empat
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa indikator dari tujuh indikator yang terdapat
dalam memahami materi pesawat sederhana dalam pendekatan keterampilan proses. Hal ini
rata-rata dikategorikan baik. Hal ini dikarenakan membuktikan bahwa siswa sudah memahami
guru sudah mampu mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran yang
rencana pembelajaran dengan baik. dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
Hasil observasi dan hasil tes siswa di keterampilan proses, yang pada akhirnya
analisis bahwa pelaksanaan pembelajaran menghasilkan nilai belajar yang dikategorikan
pesawat sederhana dengan menggunakan baik.
pendekatan keterampilan proses, Keberhasilan siklus kedua mencapai
pelaksanaannya sudah sesuai dengan yang kualifikasi Sangat Baik (SB) karena pada
direncanakan, sehingga berdampak pada kegiatan pembelajaran yang terakhir siswa
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi, mampu melaksanakan semua indikator-indikator
olehnya itu berdasarkan analisis data tersebut keterampilan proses. Hal ini menunjukkan
dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian bahwa siswa telah memahami betul langkah-
tindakan siklus II, di analisis dan direfleksi langkah pembelajaran pendekatan keterampilan
bahwa : proses. Hal ini sejalan dengan pendapat Harlen
1. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam (Patta Bundu, 1992 : 12) yang mengatakan
proses pembelajaran terutama pada bahwa setelah memahami indikator masing-
penggunaan alat peraga sebagai model masing keterampilan proses, maka siswa dapat
dalam pembelajaran dan dikaitkan langsung merancang kegiatan percoban yang dapat
dengan kehidupan nyata mereka, sehingga memberikan kesempatan siswa untuk melatih
mereka belajar dari mengalaminya langsung dan menunjukkan keterampilan yang diinginkan.
bukan sekedar menghafal. Keberhasilan tindakan dari siklus pertama ke
2. Guru sudah lebih memperhatikan siswa- siklus kedua karena siswa telah memahami
siswa yang pemahamannya rendah dengan indikator keterampilan proses yaitu keterampilan
cara mendekati dan membimbing siswa saat melakukan pengamatan, keterampilan
belajar ataupun setelah pembelajaran agar mengklasifikasi, keterampilan menginterpretasi
pemahaman mereka dapat setera dengan data, keterampilan meramalkan atau
yang lain sehingga dapat mengikuti menyimpulkan, keterampilan menerapkan,
pembelajaran pada tindakan siklus II. keterampilan merencanakan penelitian, dan
3. Guru sudah melaksanakan keseluruhan dari keterampilan mengkomunikasikan hasil
rencana pembelajaran yang telah pengamatan maupun penelitiannya kepada orang
direncanakan sebelumnya dengan baik. lain baik secara lisan maupun secara tertulis.
4. Hasil belajar siswa dari siklus pertama Usman dan depdikbud (Hafid, 1996 : 13-16)
kesiklus kedua mengalami peningkatan yang yang menyatakan bahwa keterampilan proses
sangat signifikan. sains yang diharapkan dimiliki oleh dan
PEMBAHASAN berkembang pada siswa diantaranya adalah
keterampilan melakukan pengamatan,

Jurnal Publikasi Pendidikan 51


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

mengklasifikasi, menginterpretasi, keterampilan Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan


meramalkan atau menyimpulkan data, Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran
keterampilan menerapkan, merencanakan SAINS SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
penelitian, dan mengkomunikasikan hasil. Hadiat, dkk. 1996. Metodologi Ilmu
Selain keberhasilan karena adanya Pengetahuan. Bandung: Depdikbud
kemampuan siswa memahami indikator-
indikator keterampilan proses, juga didukung Hafid, 1996. Studi Kemampuan Guru SD
adanya kerjasama antar siswa sehingga siswa Menerapkan Pendekatan Keterampilan
yang memiliki kemampuan rendah juga dapat Proses Dalam Pengajaran IPA Kelas V
memahami dan menyelesaikan pembelajaran SD Kecamatan Sukasari Kota Madya
dengan baik. Bandung. Bandung: fakultas pendidikan
Matematika dan IPA institut keguruan dan
PENUTUP ilmu pendidikan.
Haryanto, 2004. Sains Untuk Sekolah Dasar
Penggunaan pendekatan keterampilan Kelas V. Jakarta: Erlangga.
proses dalam pembelajaran pokok bahasan
pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil Hasbullah, 1993 . Belajar dan Pembelajaran.
belajar siswa kelas V SDN 51 Lambari . Hal ini Bandung: Unesya Press.
terbukti adanya perkembangan aktivitas belajar Khaeruddin dan Sudjiono, E. H. 2005.
dari siklus pertama dengan kualifikasi Baik (B) Pembelajaran Sains (IPA) Berdasarkan
ke siklus kedua dengan kualifikasi Sangat Baik Kurikulum Berbasis Kompetensi.
(SB). Makassar: Badan Penerbit Makassar.
Proses pembelajaran pokok bahasan
Miles, M.B dan Huberman. Tanpa tahun.
pesawat sederhana dengan menggunakan
Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
pendekatan keterampilan proses dapat dicapai
Tjetjep Rohidu Rihidi (1992). Jakarta: UI
karena dari satu siklus kesiklus berikutnya terus
Press.
diadakan refleksi dan perbaikan. Hasil ini dapat
dicapai karena adanya kerjasama antara peneliti, Moleong, L.J. 2001. Metode Penelitian
pengamat, dan wali kelas V dalam merancang, Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksi Usman, Moh, Uzer. 1995. Menjadi Guru
secara berdaur ulang selama dua siklus. Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution. H.N. 2000. Pendidikan Sains di
Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas
Pembelajaran Matematika di Sekolah Terbuka.
Dasar. Jakarta: Depdiknas Nurkancana, 1986. Evaluasi Pendidikan.
Bundu, Patta D. 2006. Penilaian Keterampilan Surabaya: Usaha Nasional.
Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana
Depdikbud. Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Darmojo Hendro, dkk. 1991/1992. Pendidikan Jakarta: Depdikbud.
IPA II. Jakarta: Depdikbud. Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan
Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Kompetensi Mata Pelajaran Sains. Jakarta: Sofyan, G dan Amiruddin. 2007. Diklat Profesi
Depdiknas. Guru Model-model Pembelajaran 1.
Kendari: Universitas Haluoleo.

Jurnal Publikasi Pendidikan 52


Publikasi, Volume II No. 1 Februari-Mei 2012

Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam


Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Surapranata,Sumarna.2004. Panduan Penulisan
Tes Tertulis. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Taggart. 1998. Theaction Research Plamer.
Deaking University Press.
Wardani, I.G.K. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Universitas terbuka.
Winaputra, 1992. Pembelajaran Sains di SD.
Jakarta: Depdiknas.

Jurnal Publikasi Pendidikan 53

Anda mungkin juga menyukai