Anda di halaman 1dari 3

Komponen sistem pengapian mobil dan fungsinya

Berikut adalah komponen sistem pengapian mobil beserta fungsinya.

Keterangan gambar:
a. bateri, b. kunci kontak, c. koil pengapian, d. kabel koil, e. platina, f. kondensor, g. distributor, h. kabel busi,
i. busi.
Pertama – Baterai
Baterai atau accu pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan
digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan
komponen komponen kelistrikan lainnya. Selain itu baterai atau accu bisa digunakan untuk menstabilkan
tegangan ( stabilisator ).Bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:

1. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, radio,
2. Saat starter untuk menghidupkan sistem starter
3. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik
bersumber dari alternator

Kedua – Kunci kontak


Kunci kontak untuk mobil-mobil baru yang digantikan dengan banyak teknologi canggih misalnya saklar
(tombol) atau bahkan sidik jari menjadi tidak penting. Tetapi kunci kontak untuk mobil-mobil lama dan masih
banyak berada di pasaran saat ini, sangat penting untuk sistem pengapian.

Kunci kontak akan menggantikan saklar yang sering dipakai pada sistem kelistrikan lain. Perannya tentu saja
sebagai pemutus dan penyambung arus listrik dari baterai menuju ke sistem pengapian. Dengan adanya kunci
kontak, kendali sistem pengapian benar-benar ada ditangap pengemudi atau bahkan Anda.

Ketiga – koil pengapian (ignition coil)


Komponen sistem pengapian mobil yang ketiga adalah koil pengapian atau disebut juga ignition coil.
Pekerjaan berat yang harus dilakukan oleh sebuah koil pengapian. Sebuah koil pengapian harus merubah
tegangan 12 V dari baterai atau sistem pengisian menjadi tegangan minimal 5K volt hingga 25K.

Untuk menaikkan tengangan sebesar itu tidak ada jalan lain kecuali menggunakan sistem kerja trafo penaik
tegangan. Di dalam nya tentu ada kumparan (dua), yang digunakan untuk menaikkan tengangan ini. Lebih
lanjut bagaimana semua ini bekerja, baca;  koil pengapian mobil.
Ke empat – Kabel koil (high voltage)
Komponen sistem pengapian mobil keempat adalah kabel koil. Kabel koil adalah yang bertugas menyalurkan
tegangan “ekstra” tinggi dari koil ke distributor. Anda bisa membayangkan besar tegangan katakanlah 20.000
volt yang harus dibawa oleh kabel koil.

Besarnya tegangan ini menuntut kabel tegangan tinggi untuk memiliki bahan yang cukup baik dan juga tentu
dengan daya hambat yang sekecil-kecilnya untuk membuat tidak banyaknya tegangan yang hilang saat
disalurkan ke distributor.

Kelima – Platina
Komponen sistem pengapian mobil yang kelima adalah platina. Platina dalam sistem pengapian berfungsi
sebagai pemutus dan penyambung arus. Yakni arus gulungan primer (pada koil) ke massa (ground). Tentu saja
tujuan dari pemutusan arus ini adalah untuk menimbulkan induksi pada kumparan skunder pada koil. Jika
platina tidak bekerja, dapat diteka bukan, bahwa tegangan tinggi tidak mungkin dicapai oleh coil.

Keenam – Kondensor
Komponen sistem pengapian mobil yang berikutnya adalah kondensor. Sering juga kondensor dikenal
dengan nama kondensator atau juga kapasitor. Apa gunanya ada kondensor di sistem pengapian?
Tugas atau fungsi utama kondensor dalam sistem pengapian mobil adalah untuk mencegah adanya loncatan
bunga api pada celah platina saat platika melakukan kerjanya. Yakni pada saat platina terbuka dan tertutup
untuk memutus aliran arus koil. Ada fungsi lain dari itu, yakni untuk mempercepat pemutusan arus primer
koil. Dengan putusnya arus listrik pada kumparan primer lebih cepat maka akan terbentuk medan magnet
lebih cepat juga. Kecepatan terjadinya medan magnet ini akan menimbulkan tegangan yang lebih tinggi juga
yang dihasilkan koil pengapian. Dan ini akan meningkatkan kerja sistem pengapian.  
Ketujuh – Distributor
(Silahkan baca untuk informasi lebih lengkap) distributor sebuah mobil adalah komponen sistem pengapian
mobil yang ketujuh. Ini adalah komponen yang bekerja setelah terjadinya tegangan tinggi yang dihasilkan
oleh koil pengapian. Lalu apa fungsi sesungguhnya?
Seperti namanya “distributor” maka tentu saja fungsinya sebagai penyalur. Yakni menyalurkan arus dengan
tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi-busi mobil melalui kabel-kabel busi. Tetapi ingat! Pembagiannya
tidak sembarangan melainkan harus sesuai dengan aturan pengapian atau firing order (FO) yang berdasarkan
jumlah silinder yang ada pada mesin.

Kedelapan – Kable busi


Komponen kedelapan dari sistem pengapian mobil adalah kabel busi beserta dengan aturan pembagian api
(FO). Kabel busi seperti yang disampaikan di atas bahwa kabel busi akan menjadi jembatan mengalirnya arus
dengan tegangan tingggi yang terjadi ke busi (dari distributor).
Kabel busi memiliki bahan yang seharusnya sama dengan kabel koil. Karena juga harus menyalurkan arus
dengan tengangan tinggi yang, setidaknya, sama dengan kabel koil. Bahkan hambatan yang dimiliki pun
seharusnya sama dengan kabel koil agar sistem pengapian dapat bekerja optimal. Perlu diketahui bahwa kabel
busi jumlahnya sama dengan busi.

Kesembilan – Busi
Kesembilan dan yang terakhir dari komponen sistem pengapian mobil adalah busi. Busi terbaik menjadi
tempat terakhir besarnya arus dengan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil sebelum terjadinya
pembakaran pada ruang bakar.
Busi dalam bekerjanya adalah untuk memercikkan bunga api yang akan terjadi di antara elektroda . Loncatan
bunga api ini lah yang kemudian memantik terbakarnya bahan bakar dan udara yang telah dikompresi oleh
piston. Meskipun kompresi piston sempurnya, tetapi jika api busi kecil, pembakaran akan tetap sulit terjadi.
Oleh karena itu, perlu menggunakan busi-busi terbaik yang ada di pasaran ataupun keluaran dari pabrik
pembuat mobil.

Anda mungkin juga menyukai