TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
(Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Sampah yang harus
dikelola tersebut meliputi sampah yangdihasilkandari:
1. Rumah tangga
2. Kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran,
tempat hiburan.
3. Fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah
sakit, klinik, puskesmas
4. Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum,
taman, jalan
5. Industri
6. Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
Sampah adalah materi sisa yang nilai gunanya sudah habis terpakai. Jenis
sampah secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
1. Sampah Organik
2. Sampah Non-Organik
Sampah ini kebalikannya sampah organik, yakni sampah yang
tidak mudah diuraikan sehingga diberlakukan cara khusus untuk
mempercepat proses penguraiannya. Contohnya: sampah plastik, pecahan
kaca, potongan besi, potongan tembaga,botol kaleng bekas,limbah,asap
pabrik atau asap motor dan ban bekas. Sampah bila berserakan dimana-
mana akan menyebabkan lingkungan terlihat kotor dan apabila jumlahnya
sudah tidak terkendali sampah ini juga akan menimbulkan pencemaran
bahkan banjir.
b. Sampah Komersil
Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran.
Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton,
plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.
c. Sampah Institusi
Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit,
penjara, dan pusat pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa
sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan
kadang-kadang sampah B3
.
d. Sampah Konstruksi dan Pemugaran
Sampah yang berasal dari kegiatan konstruksi, remodeling,
perbaikan perumahan, dan perbaikan bangunan komersil. Sampah yang
dihasilkan berupa batu bara, beton, plester, dan lain-lain. Sampah
pemugaran adalah sampah yang berasal dari reruntuhan bangunan, jalan
retak, trotoar, dan jembatan. Jenis sampah yang dihasilkan adalah kaca,
plastik, baja, dan juga sama dengan sampah konstruksi.
f. Sampah Industri
Macam dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis
industri. Sampah Pertanian Sampah jenis ini berasal dari aktifitas
pertanian seperti kegiatan penanaman, panen, peternakan, dan
pemupukan. Pada umumnya sampah jenis ini bukan merupakan tanggung
jawab dari pihak persampahan kota.
b. Sampah kering
Sampah kering adalah sampah yang mengandung unsur-unsur anorganik,
tidak membusuk, tidak mudah terurai, dan tidak mengandung air. Sampah
kering terdiri atas:
Abu (Dust/Ash)
Abu adalah sampah yang mengandung unsur organik dan
anorganik yang berasal dari proses atau kegiatan pembakaran.
1. Tujuan sistem
Merupakan tujuan dari sistem tersebut dibuat, dapat berupa
tujuan organisasi, kebutuhan organisasi, permasalahan yang ada
dalam suatu organisasi maupun urutan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Batasan Sistem
Merupakan sesuatu yang membatasi sistem dalam
mencapai tujuan sistem tersebut, misalnya dapat berupa peraturan-
peraturan yang ada dalam suatu organisasi, biaya-biaya yang
dikeluarkan, orang-orang yang ada dalam organisasi, fasilitas baik
itu sarana dan prasarana maupun batasan yang lain.
3. Kontrol Sistem
Kontrol sistem merupakan pengawasan terhadap
pelaksanaan pencapaian tujuan dari sistem itu, dapat berupa
kontrol terhadap masukan data (input), keluaran (output),
pengolahan, umpan balik dan sebagainya.
4. Masukan / Input
Input merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk
menerima seluruh masukan, dimana masukan tersebut dapat
berupa jenis data, frekuensi pemasukan dan sebagainya.
5. Proses
Proses merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk
mengolah atau memproses seluruh masukan data menjadi suatu
informasi yang lebih berguna.
6. Keluaran / Output
Output adalah tujuan akhir sistem. Merupakan hasil dari
input yang
telah diproses oleh bagian pengolah. Ouput dapat berupa hasil dari
proses pengolahan yang dilakukan oleh sebuah sistem.
Jogianto (2005:54) mengemukakan sistem mempunyai unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama untuk
membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau
elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau
bagian-bagian dari sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan Sistem
Batasan sistem atau (boundary) merupakan daerah yang
membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainya atau
dengan lingkungan luarnya. Batasan ruang sistem menunjukan
ruang lingkup dari sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem
Penghubung (interfance) merupakan media penghubung
antara
satu sistem dengan subsistem yang lainya. Melalui
penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir
dari satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang
lainya membentuk satu kesatuan.
5. Pengolah Sistem
Sistem dapat mempunyai satu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran.
1. Kelayakan regional
Kriteria yang digunakan untuk menentukan zone layak atau
zone tidak layak dengan ketentuan berikut:
1. Kondisi geologi
2. Kemiringan lereng
3. Jarak terhadap badan air
4. Jarak terhadap terhadap lapangan terbang
5. Kawasan lindung atau cagar alam
6. Kawasan budidaya pertanian dan atau perkebunan
7. Batas administrasi
2. Kelayakan penyisih
Kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari hasil
kelayakan regional dengan ketentuan berikut::
1. Ketersediaan zone penyangga kebisingan dan bau
2. Permeabilitas tanah
3. Kedalaman muka air tanah
4. Intensitas hujan
5. Bahaya banjir
6. Jalur dan lama pengangkutan sampah
3. Kelayakan Rekomendasi
Kriteria yang digunakan oleh pengambil keputusan atau lembaga
yangberwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih
sesuai dengan kebijakan lembaga berwenang setempat dan dengan
ketentuan yang berlaku.
Kriteria kesesuaian lahan yang tepat untuk tempat pembuangan
akhir sampah terbuka menurut (USDA,1983 dalam Sarwono
Hardjowigeno dan Widiatmaka)
NO Sifat Tanah
Baik Sedang Buruk
Kedalaman sampai
Permeabiltas*)
4 - - >5
(50-100)
7 Longsor - - Ada
2.3.1 Tanah
Tanah yang diklasifikasikan menurut Soil Survey Staff (1990)
didefinisikan sebagai kumpulan benda-benda alam yang terdapat di
permukaan bumi, setempat-setempat dimodifikasi atau bahkan dibuat
oleh manusia dari bahan-bahan yang berasal dari tanah, mengandung
jasad hidup dan mendukung atau mampu mendukung tanaman atau
tumbuhtumbuhanyang hidup di alam terbuka.
Definisi tanah di atas menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak
saja tanah yang terbentuk secara alami, tetapi juga tanah-tanah yang
terbentuk karena modifikasi manusia. Biasanya tanah tersebut
mengandung horison-horison (lapisan-lapisan). Batas atas tanah adalah
udara atau air dangkal. Pada bagian-bagian pinggir, tanahsecara
berangsur-angsur beralih ke air yang dalam atau ke area tandus batuan
atauhamparan es. Sedangkan batas bawahnya sampai kebahan bukan-
tanah yang barang kalipaling sulit didefinisikan. Tanah mencakup
horison-horison dekat permukaan tanah yangberbeda dari batuan di
bawahnya, sebagai hasil interaksi iklim, jasad hidup, bahan induk,dan
relief atau topografi, melalui waktu pembentukannya.
Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga
fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika-
kimia dan kimia tanah. Sebagai contoh besarnya lapangan pertukaran dari
ion-ion di dalam tanah amat ditentukan oleh tekstur tanah. Jika beberapa
contoh tanah ditetapkan dan dianalisis, maka hasilnya selalu
memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-pertikel yang
beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloid, sangat halus, kasar
dan sangat kasar (Bale, 1986dalam Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka
, 1987).
2.3.2 Lahan
Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim,
relief, tanah, air, flora dan fauna, serta bentukan hasil budaya manusia.
Dalam hal ini lahan juga mengandung pengertian ruang tempat
(Sinatala Arsyad, 1989 dalam Jamulya dan Sunarto). Lahan memiliki
sifat-sifat yang dapat dilakukan pengukuran atau dilakukan perkiraan,
sperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah
hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan
sebagainya.
Lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan atau
belum diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai ekonimis yang
besar karena mampunyai tingkat kesuburan yang tinggi dan
mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Lahan
potensian merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu harus ditangani dan dikelola
secara bijak. Daerah diluar jawa banyak memiliki daerah produktif
yang sangat potensial, tetapi belum atau tidak dimanfaatkan sehingga
daerah ini dikenal dengan daerah yan sedang tidur.
Tanah juga merupakan salah satu sumber daya fisik yang sangat
penting dan utama untuk diperhatikan dan dikaji dalam perencanaan
tataguna lahan. Bersama dengan sumberdaya fisik wilayah yang lainya
seperti iklim, topografi, geologi dan tanah, sifat tanah sangat
diperlukan dalam menentukan potensinya dalam berbagai jenis
penggunaan lahan. Tanah sangat penting bagi manusia dalam
memenuhi kebutuhan akan bangunan rumah tinggal maupun
kebutuhan yang berkaitan dengan pangan yang berasal dari kegiatan
bercocok tanam dalam menunjang kehidupanya.
2.3.4 Bentuk Lahan
Bentuklahan merupakan yang menggambarkan kenampakan
secara keseluruhan dan berkesinambungan yang secara bersamaan
membentuk permukaan bumi. Bentuklahan meliputi Plato, dataran,
gunung, lembah, ngarai, sungai, delta, lererng dan sebagainya.
Menurut Ahli Bentuk lahan (landform) merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan masing-masing dari setiap satu
kenampakan dari kenampakan secara menyeluruh dan sinambung
(multitudineous features) yang secara bersama-sama membentuk
permukaan bumi. Hal ini mencakup semua kenampakan yang
luas,seperti dataran, plato, gunung dan kenampakan-kenampakan kecil
seperti bukit,lembah, ngarai, arroyo, lereng, dan kipas aluvial
(Desaunettes,1977 dalam Joko Pramono 2000). Wiradisastra et al.
(1999) menambahkan bahwa bentuk lahan merupakankonfigurasi
permukaan lahan (land surface) yang mempunyai bentuk-bentuk
khusus. Suatu bentuk lahan akan dicirikan oleh struktur atau
batuannya, proses pembentukannya, dan mempunyai kesan topografi
spesifik.