Anda di halaman 1dari 3

VAKSIN POLIO

Ada 2 macam jenis vaksin polio

Vaksin virus polio oral (OPV)


Vaksin polio inactivated (IPV)
Vaksin virus polio oral (OPV)
OPV berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3 adalah strain/suku sabin yang masih hidup tapi
sudah dilemahkan (attenuated), vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera
yang distabilkan dengan sukrosa
Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral. Virus
vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus san memacu pembentukan antibodi
baik dalam darah maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal
terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian
Vaksin polio oral harus disimpan tertutup pada suhu 2-8C. OPV dapat disimpan beku
pada temperatur 20C. Vaksin yang beku dapat cepat dicairkan dengan cara
ditempatkan antara kedua telapak tangan dan digulir-gulirkan, dijaga agar warna tidak
berubah yaitu merah muda sampai orange muda (sebagai indikator pH). Bila keadaan
tersebut dapat terpenuhi, maka sisa vaksin yang telah terpakai dapat dibekukan lagi,
kemudian dipakai lagi sampai warna berubah dengan catatan tanggal kadaluarsa harus
selalu diperhatikan.
Vaksin polio inactivated (IPV) atau vaksin polio injeksi
IPV berisi tipe 1, 2 dan 3 dibiakan pada sel-sel fero ginjal kera dan dibuat tidak aktif
dengan formaldehid
IPV harus disimpan pada suhu 2-8C dan tidak boleh dibekukan
Pemberian dengan dosis 0,5 ml, SC 3x berturut-turut dengan jarak masing-masing
dosis 2 bulan
Imunitas mukosa yang ditimbulkan IPV lebih rendah dibandingkan dengan yang
ditimbulkan OPV
OPV diberikan pada BBL sebagai dosis awal, sesuai dengan Pengembangan Program
Imunisasi (PPI) dan Program Eradiksi Polio (ERAPO) tahun 2000
Kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3 bulan yang diberikan 3
dosis terpisah berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu
Satu dosis sebanyak 2 tetes (0,1 ml) diberikan per oral pada umur 2-3 bulan dapat
diberikan bersama-sama waktunya dengan suntikan vaksin DPT dan hepatitis B
Imunisasi penguat (booster)

Dosis penguat OPV harus diberikan sebelum masuk sekolah, yaitu bersamaan pada
saat diberikan dosis DPT sebagai penguat
Dosis OPV berikutnya harus diberikan pada umur 15-19 tahun atau sebelum
meninggalkan sekolah
Orang dewasa yang telah mendapatkan imunisasi sebelumnya, tidak diperlukan
vaksinasi penguat, kecuali mereka yang dalam resiko khusus,
Imunisasi untuk orang dewasa

Untuk orang dewasa sebagai imunisasi primer (dasar) dianjurkan diberikan 3 dosis
berturut-turut OPV 2 tetes dengan jarak 4-8 minggu
Interval minimal antara 2 dosis vaksinasi dapat diperpanjang dan dapat menyelesaikan
vaksinasinya tanpa mengulang lagi
Demua orang dewasa seharusnya divaksinasi terhadap poliomielinitis dan tidak boleh
ada yang tertinggal
KIPI

Setelah vakisnasi, sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala

Pusing-pusing
Diare ringan
Sakit pada otot
Kontrai indikasi pemberian OPV
Penyakit akut atau demam (suhu >38,5 C)
Muntah atau diare
Sedang dalam proses pengobatan kortikosteroid atau imuno supresif oral maupun
suntikan, juga pengobatan radiasi umum
Keganasan (untuk pasien dan kontak) yang berhubungan dengan sistem
retikuloendotelial seperti limfoma, leukimia, dan anak dengan mekanisme imunologik
yang terganggu, misal pada hipo-gamaglobulinemia
Menderita infeksi HIV/anggota keluarga sebagai kontak
Apa itu Hib?
Hib adalah singkatan untuk Haemophilus influenzae type b, sejenis bakteria yang
menyebabkan penyakit yang dapat berakibat fatal, seperti: Radang selaput otak ( Meningitis)
-jangkitan pada selaput otak dan saraf tunjang, Radang paru- paru (Pneumonia) - jangkitan
pada paru- paru, Radang epiglotis ( kerongkong ) - jangkitan pada epiglottis, Keracunan
darah ( septicaemia ) - jangkitan darah, Radang sendi.

Palpasi hepar:
Digunakan patokan 2 garis:
1. Garis yang menghubungkan pusat dengan titik potong garis midklavikularis kanan
dengan arkus kosta.
2. Garis yang menghubungkan pusat dengan prosessus xyphoideus.
Pembesaran hepar diproyeksikan pada kedua garis ini & dinyatakan berapa bagian dari kedua
garis tersebut (misalnya 1/3 ) atau dalam cm.
Catat juga: konsistensi, permukaan, nyeri tekan.

Palpasi Lien:
Besarnya lien diukur menurut cara schuffner.
Jarak maksimum dari pusat ke garis singgung arkus kosta kiri dibagi menjadi 4 bagian yang
sama: garis ini diteruskan ke bagian bawah sehingga memotong lipat paha, garis dari pusat ke
lipat paha juga dibagi menjadi 4 bagian yang sama.
Lien membesar samapai pusat = S IV, lien membesar sampai lipat paha = S VIII

Anda mungkin juga menyukai