A. Definisi
Menurut kamus kedokteran, Atresia berarti tidak adanya lubang pada tempat yang
seharusnya berlubang. Sehingga atresia ani brarti tidak terbentuknya lubang pada
anus. (Saifudin, 1998)
Klasifikasi :
1. Anomali bawah
Rectum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis, terdapat
spingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal, dan
tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinari
2. Anomali intermediate
Rektum berada pada atau dibawah tingkat otot puborektalis, lesung anal dan
spingter eksternal berada pada posisi yang normal
3. Anomali tinggi
Ujung rectum diatas otot puborektalis, dan spingter internal tidak ada. Hal ini
biasanya berhubungan dengan fistula genitourinarius rektouretral (pria) atau
rektovaginalis (wanita).
B. Etiologi
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain:
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir
tanpa lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu / 3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik di daerah usus,
rectum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat
sampai keenam usia kehamilan.
C. Manifestasi Klinis
1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran
2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi
3. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya
4. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus
5. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam
6. Pada pemeriksaan rectal touch terdapat adanya membran anal
7. Perut kembung
Pemeriksaan penunjang :
Penatalaksanaan
1. Atresia Ani letak tinggi dan intermediate dilakukan sigmoid kolostomi atau TCD
dahulu, setelah 6-12 bulan baru dikerjakan tindakan definitive (PSARP)
2. Atresia Ani letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana sebelumnya
dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot
sfingter ani ekternus
3. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion
4. Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin, berbeda dengan Pena dimana
dikerjakan minimal PSARP tanpa kolostomi
Resiko infeksi
1 Gangguan Eliminasi Urin NOC NIC
Definisi : Disfungsi pada eliminasi urine Urinary elimination Urinary Retention Care
Batasan karakteristik : Urinary Contiunence Lakukan penilaian kemih yang
Disuria Kriteria Hasil : komprehensif berfokus pada
Sering berkemih Kandung kemih kosong secara penuh inkontinensia ( misalnya, output urin,
Anyang-anyangen Tidak ada residu urine >100-200 cc pola berkemih, fungsi kognitif, dan
Inkontinensia Intake cairan dalam rentang normal masalah kencing praeksisten )
Nokturia Bebas dari ISK Memantau penggunaan obat dengan
Retensi Tidak ada spasme bladder sifat antikolinergik atau property
Dorongan Balance cairan seimbang alpha agonis
Faktor yang berhubungan : Memonitor efek dari obat-obatan
Obstruksi anatomic yang diresepkan, seperti calcium
Penyebab multiple channel blockers dan pasien
antikolinergik
Gangguan sensori motoric
Menyediakan penghapusan privasi
Infeksi salurah kemih
Gunakan kekuatan sugesti dengan
menjalankan air atau disiram toilet
Merangsang reflex kandung kemih
dengan menerapkan dingin untuk
perut
Sediakan waktu yang cukup untuk
pengosongan kandung kemih (10
menit)
Gunakan spirit wintergreen dipispot
atau urinal
Menyediakan maneuver crede, yang
diperlukan
Gunakan double void tekhnik
Masukkan kateter kemih
Anjurkan pasien / keluarga untuk
merekam output urine
Instruksikan cara-cara untuk
menghindari konstipasi atau impaksi
tinja
Memantau asupan dan keluaran
Memantau asupan dan keluaran
Memantau tingkat distensi kandung
kemih dengan palpasi dan perkusi
Membantu dengan toilet secara
berkala
Memasukkan pipa ke dalam lubang
tubuh untuk sisa
Menerapkan kateterisasi intermiten
Merujuk ke spesialis kontinensia
kemih
2. Inkontinensia Urinarius fungsional NOC NIC
Definisi : ketidakmampuan individu yang biasanya Perawatan diri : Eliminasi Self care assistance : toileting
kontinen untuk mencapai toilet tepat waktu untuk Kontinensia Urin Manajemen Eliminasi Urin
menghindari kehilangan urine tanpa disengaja. Eliminasi Urine Monitor eliminasi urin, frekuensi,
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : konsistensi, bau, volume, dan warna,
Mampu mengosongkan kandung kemih dengan Mengidentifikasi keinginan berkemih jika diperlukan
komplet jumlah waktu yang diperlukan untuk Berespon tepat waktu terhadap Monitor tanda dan gejala retensi urin
mencapai mencapai toilet melebihi lama waktu dorongan berkemih Identifikasi factor yang menyebabkan
antara merasakan dorongan untuk berkemih dan Mencapai toilet antara waktu episode inkontinensia
tidak dapat mengontrol berkemih dorongan berkemih dan pengeluaran Kumpulkan specimen urin tengah
Mengeluarkan urine sebelum mencapai toilet urin untuk pemeriksaan urinalisis, jika
Mungkin inkontinensia hanya pada dinihari Melakukan eliminasi secara mandiri diperlukan
Merasakan perlunya untuk berkemih Mengosongkan kandung kemih Ajarkan pasien tentang tanda dan
Faktor yang berhubungan: secara tuntas gejala infeksi saluran kemih
Faktor lingkungan yang berubah Mengkonsumsi cairan dalam jumlah Ajarkan pasien dan keluarga untuk
Gangguan kognisi adekuat mencatat haluaran dan pola urine, jika
Gangguan penglihatan Urin residu pasca berkemih >100- diperlukan
Keterbatasan neuromuscular 200ml Batasi cairan sesuai kebutuhan
Faktor psikologis Tidak terjadi hematuria dan partikel
Kelemahan struktur panggul pendukung pada urin Perawatan inkontinensia Urin
Tidak ada rasa sakit pada saat Identifikasi multifactor yang
berkemih menyebabkan inkontinensia (produksi
urin, pola berkemih yang dialami, dan
pengobatan)
Anjurkan pasien untuk minum
minimum 1500cc per hari
Sediakan ruangan yang tenang dan
privasi untuk prosedur eliminasi
Tetapkan interval jadwal eliminasi
dengan rutinitas yang dilakukan setiap
hari
Kurangi konsumsi yang menyebabkan
iritasi pada bladder (seperti minuman
bersoda, teh, kopi dan cokelat)
3. Nyeri Akut NOC NIC
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang Pain Level Pain Management
tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan Pain control Lakukan pengkajian nyeri secara
jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
dalam hal kerusakan sedemikian rupa Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi,
Batasan karateristik : Mampu mengontrol nyeri (tahu kualitas dan factor presipitasi
- Perubahan selera makan penyebab nyeri, mampu Observasi reaksi nonverbal dari
- Perubahan tekanan darah menggunakan tekhnik ketidaknyamanan
- Perubahan frekwensi jantung nonfarmakologi untuk mengurangi Gunakan tekhnik komunikasi
- Perubahan frekwensi pernapasan nyeri, mencari bantuan) terapeutik untuk mengetahui
- Laporan isyarat Melaporkan bahwa nyeri berkurang pengalaman nyeri pasien
- Diaforesis dengan menggunakan manajemen Kaji kultur yang mempengaruhi
- Perilaku distraksi nyeri respon nyeri
- Mengekspresikan perilaku (gelisah, merengek, Mampu mengenali nyeri (skala, Evaluasi pengalaman nyeri masa
menangis)
- Masker wajah intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) lampau
- Sikap melindungi area nyeri Menyatakan rasa nyaman setelah Evaluasi bersama pasien dan tim
- Fokus menyempit nyeri berkurang kesehatan lain tentang
- Indikasi nyeri yang dapat diamati ketidakefektifan kontrol nyeri masa
- Perubahan posisi untuk menghindari nyeri lampau
- Sikap tubuh melindungi Bantu pasien dan keluarga untuk
- Dilatasi pupil mencari dan menemukan dukungan
- Melaporkan nyeri secara verbal Kontrol lingkungan yang dapat
- Gangguan tidur mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Faktor yang berhubungan : Kurangi factor presipitasi nyeri
Agen cedera (biologis, zat kimia, fisik, psikologis) Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, dan interpersonal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang tekhnik
nonfarmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Admnistration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesic yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari Satu
Tentukan analgesic pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesic pertama
kali
Berikan analgesic tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektifitas analgesic, tanda
dan gejala