HIPERTERMI
A. Pengertian
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (NANDA International
2009-2011)
Hipertermi adalah peningkatan suhu basal tubuh melebihi batas normal yang diakibatkan
gagalnya pusat termotegulasi di otak.
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau berisiko untuk
mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 370C (peroral) atau
38.80C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal (Linda
Juall Corpenito)
B. Etiologi
Dehidrasi
C. Patofisiologi
Demam, yang berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan
dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-
penyakit bakteri, tumor otak, atau dehidrasi.
Banyak protein, hasil pemecahan protein dan zat-zat tertentu lain, seperti toksin
lipopolisakarida yang disekresi oleh bakteri dapat menyebabkan titik stel termostat hipotalamus
meningkat. Zat-zat yang menyebabkan efek ini dinamakan pirogen ( zat yang menyebabkan
demam) yang akan meningkatkan seting point suhu di hipotalamus. Zat-zat pirogen ini akan
merangsang pelepasan PGE2 ( prostagelandin 2 ) yang selanjutnya akan meningkatkan seting point
suhu dihipotalamus. Kenaikan seting point ini akan menyebabkan perbedaan antara suhu seting
point dengan suhu tubuh, dimana suhu seting point lebih tinggi dari pada suhu tubuh. Untuk
menyamakan perbedaan ini, suhu tubuh akan meningkat sehingga akan menyebabkan demam.
Pada saat awal kenaikan panas tubuh, suhu tubuh yang lebih rendah dari pada seting point
menyebabkan terjadinya vasokontriksi (penyempitan) penbuluh darah untuk mencegah hilangnya
panas dari tubuh, sementara penderita akan merasa kedinginan dan mengigil untuk meningkatkan
suhu tubuh. Proses ini mengakibatkan penderita merasa kedinginan dan mengigil meskipun jika
diukur, tubuhnya panas. Peristiwa ini akan berhenti apabila suhu tubuh sudah sama dengan seting
point suhu dihipotalamus.
Terdapat pirogen yang disekresikan oleh bakteri toksik atau pirogen yang dikeluarkan dari
degenerasi jaringan tubuh yang menyebabkan demam selama sakit.Bila titik stel termostat
hipotalamus meningkat lebuih tinggi dari normal, semua mekanisme untuk meningkatkan suhu
tubuh bekerja termasuk konservasi panas dan peningkatan pembentukan panas. Dalam beberapa
jam setelah termostat diubah ke tingkat yang lebih tinggi, suhu tubu juga mencapai tingkat
tersebut.
Guyton Arthur C, MD. 2012, GUYTON Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi III.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
HIPERTERMI
Sengatan panas didefinisikan sebagai kegagalan akut pemeliharaan suhu tubuhnormal
dalam mengatasi lingkungan yang panas.Orang tua biasanya mengalami sengatanpanas yang tidak
terkait aktifitas karena gangguan kehilangan panas dan kegagalanmekanisme homeostatik. Seperti
pada hipotermia, kerentanan usia lanjut terhadap seranganpanas berhubungan dengan penyakit dan
perubahan fisiologis.
Castillo, et al (1998) melaporkan bahwa hipertermia, 58% disebabkan oleh infeksi, 42%
disebabkan oleh nekrosis jaringan atau oleh perubahan mekanisme termoregulasi yang terjadi jika
lesi mengenai daerah anterior hipotalamus. Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat
pirogen dari dalam lekosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang
dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi (Benneth, et al, 1996; Gelfand, et al, 1998).Pirogen eksogen ini juga
dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya progesterone.Pirogen eksogen bekerja pada
fagosit untuk menghasilkan IL-1, suatu polipetida yang juga dikenal sebagai pirogen endogen.IL-
1 mempunyai efek luas dalam tubuh.
Zat ini memasuki otak dan bekerja langsung pada area preoptika hipotalamus.Di dalam
hipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan
sintesis PGE-2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia/ demam (Lukmanto, 1990;
Gelfand, et al, 1998).
Nelson, Prof. Dr. dr. Samik Wahab, S.PA (k), 1996, Buku Ilmu Kesehatan Anak Vol1 edisi 15,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
1. Radiasi
Mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gel. Panas inframerah (panjang
gelombang 5 20 mm), tanpa adanya kontak langsung
Mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60% )
Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih
dingin dari kulit
2. Konduksi
Perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda benda yg ada disekitar
tubuh
Proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil sifat isolator benda
menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus
Perpindahan langsung dari badan ke obyek tanpa gerakan : kompres
3. Evaporasi
4. Konveksi
Proses Terjadi :
Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia bermanfaat sebagai
proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1 yang akan mengaktifkan sel T. suhu
tinggi (demam) juga berfungsi meningkatkan keaktifan (kerja) sel T dan B terhadap organisme
pathogen. Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam
(peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa
gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar sisa
metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan kejang.
F. Komplikasi
Pengaruh hipertermia terhadap sawar darah otak/ BBB adalah meningkatkan permeabilitas
BBB yang berakibat langsung baik secara partial maupun komplit dalam terjadinya edema serebral
(Ginsberg, et al, 1998). Selain itu hipertermia meningkatkan metabolisme sehingga terjadi lactic
acidosis yang mempercepat kematian neuron (neuronal injury) dan menambah adanya edema
serebral (Reith, et al, 1996). Edema serebral (ADO Regional kurang dari 20 ml/ 100 gram/ menit)
ini mempengaruhi tekanan perfusi otak dan menghambat reperfusi adekuat dari otak, dimana kita
ketahui edema serebral memperbesar volume otak dan meningkatkan resistensi serebral. Jika
tekanan perfusi tidak cukup tinggi, aliran darah otak akan menurun karena resistensi serebral
meninggi. Apabila edema serebral dapat diberantas dan tekanan perfusi bisa terpelihara pada
tingkat yang cukup tinggi, maka aliran darah otak dapat bertambah (Hucke, et al, 1991).
Dengan demikian daerah perbatasan lesi vaskuler itu bisa mendapat sirkulasi kolateral yang
cukup aktif, kemudian darah akan mengalir secara pasif ke tempat iskemik oleh karena terdapatnya
pembuluh darah yang berada dalam keadaan vasoparalisis. Melalui mekanisme ini daerah iskemik
sekeliling pusat yang mungkin nekrotik (daerah penumbra) masih dapat diselamatkan, sehingga
lesi vaskuler dapat diperkecil sampai daerah pusat yang kecil saja yang tidak dapat diselamatkan
lagi/nekrotik (Hucke, et al, 1991).
Apabila sirkulasi kolateral tidak dimanfaatkan untuk menolong daerah perbatasan lesi iskemik,
maka daerah pusatnya yang sudah nekrotik akan meluas, sehingga lesi irreversible mencakup juga
daerah yang sebelumnya hanya iskemik saja yang tentunya berkorelasi dengan cacat fungsional
yang menetap, sehingga dengan mencegah atau mengobati hipertermia pada fase akut stroke
berarti kita dapat mengurangi ukuran infark dan edema serebral yang berarti kita dapat
memperbaiki kesembuhan fungsional (Hucke, et al, 1991).
Dalam diagnose kep NANDA NIC NOC, Hipertermi termasuk dalam domain, keselamatan/
perlindungan, dan masuk dalam kelas termoregulasi. Dalam penulisan askep hipertermi tidak perlu
menuliskan NIC atau NOC nya, namun pengetahuan kita akan NIC dan NOC atas suatu diagnose
kep akan mambantu kita dalam membuat kriteria hasil dan factor penyebab suatu diagnose kep
NANDA Nursing outcome Criteria :
- Thermoregulasi
- Thermoregulasi : baru lahir
- Status neurologi
- Tanda tanda vital
NANDA Nursing Interventions Criteria :
- Perawatan demam
- Pencegahan hipertermi malignan
- Pengaturan suhu
- Reaksi alergi
- Reaksi transfuse
- Respon pengobatan
- Cedera fisik atau trauma
- Dehidrasi
- Anastesi
- Suhu lingkungan yang tinggi
- Peningkatan metabolism
- Ketidakmampuan berkeringan
Untuk menuliskan kriteria hasil dari hipertermi, anda dapat membuatnya sendiri, kriteria hasil
dapat dibuat berdasar data obyektif yang kita peroleh. Contoh KH atau NOC hipertermi adalah :
Intervensi kep :
Untuk mengatasi demam banyak intervensi yang perawat dapat lakukan, diantaranya adalah :
HIPERTERMI
DAFTAR PUSTAKA
Advertisements
Guyton Arthur C, MD. 2012, GUYTON Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi III.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
- Monitor TTV