PENDAHULUAN
kehidupan sosial. Dengan adanya internet apapun dapat kita lakukan baik positif
yang semakin modern dan canggih ini bukan hanya memberi manfaat bagi
terutama bagi kalangan pelajar. Informasi atau situs yang dapat diakses dari internet
ada yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan tapi ada juga yang
dapat merusak mental dari kalangan pelajar yaitu situs-situs porno (Marlenia,
membuka situs atau informasi yang tidak digunakan sebagai sumber belajar.
pengguna, tahun 2010 sebanyak 42 juta pengguna, tahun 2011 mencapai 55 juta
pengguna, dan tahun 2012 mencapai 63 juta pengguna atau sekitar 24,23% dari
1
2
APJII bersama Badan Pusat Statistik (BPS) berhasil mengungkap bahwa jumlah
pengguna internet hingga akhir tahun 2013 mencapai 71,19 juta meningkat 13
Ketua Umum APJII bahwa sesuai dengan MGDs, pengguna internet di Indonesia
mencapai 107 juta pada tahun 2014, dan 139 juta pengguna pada 2015 (Puskakom,
2014). Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11
November 2016 kepada remaja di SMK Negeri Dander, dari 15 remaja didapat 12
remaja (80%) pergi ke warnet 5 kali dalam seminggu selama 3 jam, dan 3 remaja
(20%) hanya pergi ke warnet 1 kali dalam seminggu selama 1 jam. Sedangkan dari
15 remaja tersebut didapat 11 remaja (73,3%) pergi ke warnet bermain game online
berjenis battle seperti point blank, ragnarok, counter strike dan hanya 4 remaja
kalangan masyarakat mulai dari remaja, orang dewasa bahkan sampai anak-anak.
Kehadiran internet tentu memberikan dampak positif dan negatif pada remaja.
secara sehat dan tidak sehat. Penggunaan internet yang dikatakan sehat jika
kerentanan yang tinggi dan kesehatan yang rendah. Hal ini disebabkan karena
Oleh karena itu dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak tumbuh berkembang
optimal. Pola asuh orangtua adalah suatu metode disiplin yang diterapkan
orangtua terhadap anak. Metode disiplin ini meliputi konsep positif. Dari Konsep
positif dijelaskan bahwa disiplin berarti pendidikan dan bimbingan yang lebih
menekankan pada disiplin diri dan pengendalian diri. Sehingga anak merasa
nyaman dalam didikan orangtua, dan nantinya anak juga dapat menjadi sesuai
perhatian dan waktu untuk anak, dalam kaitan dengan pendidikan maupun
lingkungan keluarga yang norma kental dengan nilai-nilai kesopanan dan agama,
moral dan agama. (Depkes RI, 2010). Peran perawat sebagai care provider
(penyedia pelayanan) dan nurse educator and counselor (pendidik dan konsultan)
4
dibutuhkan dalam membantu keluarga untuk dapat memberikan pola asuh yang
masalah :
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfat bagi peneliti dan
a. Bagi Peneliti
remaja yang diperoleh dari kampus dengan keadaan yang ada di masyarakat.
5
selanjutnya.
a. Bagi Responden
remaja, sehingga akan terbentuk keluarga yang harmonis. Sedangkan bagi remaja
penyuluhan tentang pola asuh orangtua dalam menangani masalah remaja yaitu
salah satunya dengan cara menggunakan strategi koping keluarga sehingga remaja
c. Bagi Orangtua