Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, maka kemajuan informasi dan

teknologi sangat di perlukan, kemudahan dalam mengakses informasi begitu

penting, sehingga peningkatan jumlah pemakai internet setiap tahun selalu

meningkat di seluruh dunia. Sehingga internet mempunyai andil penuh dalam

kehidupan sosial. Dengan adanya internet apapun dapat kita lakukan baik positif

maupun negatif. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet

yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat

berkomunikasi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia. Perkembangan teknologi

yang semakin modern dan canggih ini bukan hanya memberi manfaat bagi

penggunanya tapi juga menimbulkan pengaruh yang negatif bagi penggunanya,

terutama bagi kalangan pelajar. Informasi atau situs yang dapat diakses dari internet

ada yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan tapi ada juga yang

dapat merusak mental dari kalangan pelajar yaitu situs-situs porno (Marlenia,

2015). Fenomena yang terjadi di SMK Negeri Dander, sebagian siswa

menghabiskan waktu dengan gadget masing-masing untuk chatting bahkan untuk

membuka situs atau informasi yang tidak digunakan sebagai sumber belajar.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2012

mencatat, pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 30 juta

pengguna, tahun 2010 sebanyak 42 juta pengguna, tahun 2011 mencapai 55 juta

pengguna, dan tahun 2012 mencapai 63 juta pengguna atau sekitar 24,23% dari

1
2

jumlah penduduk Indonesia (Puskakom, 2014:3). Survei terbaru telah dilakukan

APJII bersama Badan Pusat Statistik (BPS) berhasil mengungkap bahwa jumlah

pengguna internet hingga akhir tahun 2013 mencapai 71,19 juta meningkat 13

persen di banding tahun 2012. Adanya pertumbuhan penggunaan internet juga

dipertegas oleh pernyataan yang diungkapkan Semuel A. Pangerapan, selaku

Ketua Umum APJII bahwa sesuai dengan MGDs, pengguna internet di Indonesia

mencapai 107 juta pada tahun 2014, dan 139 juta pengguna pada 2015 (Puskakom,

2014). Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11

November 2016 kepada remaja di SMK Negeri Dander, dari 15 remaja didapat 12

remaja (80%) pergi ke warnet 5 kali dalam seminggu selama 3 jam, dan 3 remaja

(20%) hanya pergi ke warnet 1 kali dalam seminggu selama 1 jam. Sedangkan dari

15 remaja tersebut didapat 11 remaja (73,3%) pergi ke warnet bermain game online

berjenis battle seperti point blank, ragnarok, counter strike dan hanya 4 remaja

(26,6%) pergi ke warnet untuk mengerjakan tugas.

Penggunaan internet yang semakin meluas telah menyentuh berbagai

kalangan masyarakat mulai dari remaja, orang dewasa bahkan sampai anak-anak.

Kehadiran internet tentu memberikan dampak positif dan negatif pada remaja.

penggunaan internet dibagi menjadi dua golongan, yaitu penggunaan internet

secara sehat dan tidak sehat. Penggunaan internet yang dikatakan sehat jika

seseorang mampu memadukan kehidupan nyata dan kehidupan di dalam internet,

sehingga mampu membicarakan aktivitas online dengan teman-teman di dunia

nyata. Sedangkan pengguna internet yang tidak sehat memisahkan kehidupan

nyata dengan dunia internet, sehingga tidak ingin membicarakan aktivitasnya

kepada orang-orang dalam kehidupannya. Penggunaan internet tidak sehat ini


3

yang dikatakan sebagai kecanduan internet (Suler, 2014). Penggunaan internet

secara ekstrim juga dapat menurunkan kesehatan mental serta menderita

kerentanan yang tinggi dan kesehatan yang rendah. Hal ini disebabkan karena

kecanduan internet menyebabkan masalah interpersonal, keluarga, persahabatan,

dan ketidakpedulian hubungan sosial (Mutoharoh, 2014:3).

Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,

karena merekalah anak pertama kali mendapatkan pendidikan. Bentuk pertama

dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Setiap orangtua pasti

menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak.

Oleh karena itu dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak tumbuh berkembang

optimal. Pola asuh orangtua adalah suatu metode disiplin yang diterapkan

orangtua terhadap anak. Metode disiplin ini meliputi konsep positif. Dari Konsep

positif dijelaskan bahwa disiplin berarti pendidikan dan bimbingan yang lebih

menekankan pada disiplin diri dan pengendalian diri. Sehingga anak merasa

nyaman dalam didikan orangtua, dan nantinya anak juga dapat menjadi sesuai

harapan orangtua (Suteja, 2012). Keluarga diharapkan lebih meningkatkan

perhatian dan waktu untuk anak, dalam kaitan dengan pendidikan maupun

memelihara kemesraan hubungan antara anggota keluarga, dapat menciptakan

lingkungan keluarga yang norma kental dengan nilai-nilai kesopanan dan agama,

serta mampu mengelola konflik keluarga, meningkatkan sikap orangtua yang

menunjang perkembangan psikologis dan karakter anak, meningkatkan

kewibawaan, keteladanan dan konsistensi orangtua dalam menanamkan nilai-nilai

moral dan agama. (Depkes RI, 2010). Peran perawat sebagai care provider

(penyedia pelayanan) dan nurse educator and counselor (pendidik dan konsultan)
4

dibutuhkan dalam membantu keluarga untuk dapat memberikan pola asuh yang

tepat untuk memandirikan anak (Riyadi, 2007).

Dari masalah di atas yang melatar belakangi penulis untuk melakukan

penelitian mengenai Dampak Penggunaan Internet Pada Siswa Kelas XI di SMK

Negeri Dander Bojonegoro Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti merumuskan

masalah :

Bagaimana Dampak Penggunaan Internet Pada Siswa Kelas XI di SMK

Negeri Dander Bojonegoro Tahun Pelajaran 2016/2017?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Dampak Penggunaan Internet Pada Siswa Kelas XI di

SMK Negeri Dander Bojonegoro Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfat bagi peneliti dan

semua pihak, antara lain :

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan

peneliti dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya tentang keperawatan

remaja yang diperoleh dari kampus dengan keadaan yang ada di masyarakat.
5

b. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat memberikan tambahan wawasan dan tambahan pustaka bagi

pendidikan dan digunakan sebagai bahan bacaan untuk penelitian sejenis

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Dapat memberikan gambaran pola asuh yang sesuai dengan kepribadian

remaja, sehingga akan terbentuk keluarga yang harmonis. Sedangkan bagi remaja

dapat mengurangi perilaku kecanduan internet dengan melakukan aktifitas yang

lebih bermanfaat seperti berolahraga, belajar kelompok, ikut organisasi sekolah.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat memberikan gambaran dan informasi untuk lebih menggerakkan

penyuluhan tentang pola asuh orangtua dalam menangani masalah remaja yaitu

salah satunya dengan cara menggunakan strategi koping keluarga sehingga remaja

lebih dekat dengan keluarga

c. Bagi Orangtua

Dapat memberikan gambaran dan informasi kepada orangtua untuk dapat

menggunakan pola asuh yang sesuai dengan kepribadian remaja.

Anda mungkin juga menyukai