Anda di halaman 1dari 10

Step 1

Visum :

- Keterangan dari ahli yang berisi hasil pemeriksaan barang bukti atas permintaan
pihak berwenang.
- Suatu laporan tertulis dari dokter yang telah di sumpah tentang apa yang dilihat dan
ditemukan dari hasil pemeriksaan atas barang bukti medis, yang dibuat berdasarkan
surat permintaan tertulis dari penyidik, serta memuat pula kesimpulan dari
pemeriksaan tersebut guna kepentingan peradilan.

Step 2

1. Apakah definisi dan etiologi fraktur?


2. Bagaimana klasifikasi fraktur?
3. Bagaimana manifestasi klinis fraktur?
4. Bagaimana penegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang fraktur?
5. Bagaimana penatalaksanaan fraktur?
6. Apakah komplikasi fraktur?
7. Apakah etiologi luka?
8. Bagaimana klasifikasi luka?
9. Apakah fungsi dari visum?
10. Apakah jenis-jenis dari visum?
11. Bagaimana struktur surat visum?
12. Bagaimana prosedur permintaan visum?

1
Step 3

1. Definisi fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau jaringan tulang
rawan akibat rudapaksa.

Etiologi : trauma, patologi


Kekerasan langsung
Kekerasan tidak langsung

1. Ekstrinsik
2. Intrinsik

2. Klasifikasi fraktur
a. Berdasarkan letak
- fraktur humerus, tibia, femur dll.
b. Berdasarkan luas fraktur
- fraktur komplit
- fraktur tidak komplit
c. Berdasarkan jumlah retakan
- fraktur segmental
- fraktur kominutif
- fraktur multipel
d. Berdasarkan bentuk patahan
- fraktur oblik
- fraktur spiral
- fraktur transversal
e. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar
- fraktur terbuka
- fraktur tertutup

Pada anak-anak lebih cenderung mengalami fraktur greenstick.

2
3. - Adanya bunyi krek
- Memar
- Bengkak
- Ekstremitas yang cedera lebih pendek dibandingkan ekstremitas normal
- Kram otot
- Krepitasi
- Nyeri sumbu
- Nyeri gerak aktif dan pasif
- Deformitas
- Fungsiolesa atau hilangnya fungsi
- Terjadi angulasi
- Dapat terjadi perdarahan atau tidak

4. Diagnosa : Anamnesis ( riwayat trauma, nyeri)


Pemeriksaaan fisik : Look, feel, move
Pemeriksaan penunjang : laboratorium, radiologi

5. Prinsip penatalaksanaan
Reposisi, Imobilisasi, Mobilisasi

Proses penyembuhan tulang


1. Fase hematoma
2. Fase proliferasi
3. Fase kalus
4. Fase konsolidasi
5. Fase rehabilitasi
atau
a. Fase hematoma
b. Fase jaringan fibrosa
c. Fase penyatuan klinis
d. Fase konsolidasi

3
6. Komplikasi dibagi menjadi komplikasi segera, dini dan lanjutan

7. Etiologi luka: trauma (mekanik, fisik, kimia)

Luka adalah hilangnya kontinuitas jaringan

8. Klasifikasi luka (vulnus)


a. mekanik
tajam
iris (vulnus incisivum/vulnus schissum)
tusuk (vulnus punctum/stab wound)
bacok (chop wound)
tumpul
luka lecet (vulnus excoriatum/abration)
luka memar (kontusio/hematom)
luka robek (vulnus laceratum/laserasi)
tembak
b. fisik
suhu tinggi
suhu rendah
petir
c. kimia
asam
basa
logam

Luka gigitan hewan, luka bakar

Berdasarkan KUHP, luka dibagi menjadi:

a. Derajat I / Golongan C
b. Derajat II / Golongan B
c. Derajat III / Golongan A

4
9. Fungsi visum:
a. untuk membuat keterangan hasil pemeriksaan fisik akibat perbuatan
b. untuk kepentingan penyidikan yang sah
c. sebagai tanda bukit dalam peradilan
d. dilakukan pada orang yang masih hidup yang merupakan korban kejahatan
e. untuk mengidentifikasi orang yang sudah meninggal

10. Jenis-jenis visum


1. a. Kepada yang sudah meninggal (anak-anak, korban kecelakaan lalu lintas,
korban penusukan, penembakan dll)
b. Kepada yang masih hidup

2. Berdasarkan barang bukti


visum korban hidup
visum korban meninggal
visum barang lain (air mani, darah)

3. a. visum definitif
b. visum sementara
c. visum lanjutan

4. Berdasarkan keilmuan
forensik
psikiatri

11. a. projustitia
b. identitas
c. hasil pemeriksaan
d. interpretasi
e. penutup

5
atau
a. projustitia
b. pendahuluan
c. pemberitaan
d. kesimpulan
e. penutup

12. Untuk orang yang masih hidup meminta surat visum dari penyidik (berpangkat
Bintara, Aipda) dibawa ke dokter forensik
Untuk orang yang sudah meninggal dibutuhkan surat pernyataan dari keluarga
korban jenazah diberi label dibawa ke dokter forensik
Surat harus diberikan secara tertulis, tidak boleh diungkapkan secara lisan.

6
Step 4

1. hbfvj

2. Klasifikasi fraktur
a. Berdasarkan letak
- fraktur humerus, tibia, femur dll.
b. Berdasarkan luas fraktur
- fraktur komplit
- fraktur tidak komplit
c. Berdasarkan jumlah retakan
- fraktur segmental
- fraktur kominutif
- fraktur multipel
d. Berdasarkan bentuk patahan
- fraktur oblik
- fraktur spiral
- fraktur transversal
e. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar
- fraktur terbuka
- fraktur tertutup
Pada anak-anak lebih cenderung mengalami fraktur greenstick.

Fraktur terbuka dibagi atas (Gustillo Anderson )


Grade I : Jika luka < 1 cm,patah tulang simple dan tidak disertai contusio otot
dan jaringan lunak sekitar.
Grade II : Jika luka >1 cm,fraktur tranversal atau oblik pendek,disertai
kerusakan jaringan yang tidak begitu luas.
Grade III : Kerusakan jaringan lunak yang luas disertai patah tulang yang
fragmented dan kotor.
III A : Bagian tulang yang patah masih dapat ditutupi jaringan lunak.
III B : Kehilangan jaringan yang luas disertai bone exposed dan
periosteal striping

7
III C : Apabila disertai kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan

3. vdf

4. fvd

5. vfd

6. vdv

7. Luka adalah hilangnya atau rusaknya kontinuitas jaringan tubuh (kulit, mukosa, otot,
tulang maupun organ tubuh) yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul,
perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu
Hidayat, 1997).

8. Tipe Luka (Vulnus)


1). Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)
Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi
luka tidak rata dan perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko infeksi.

2). Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)


9. Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit
merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.
10.
11. 3). Vulnus Punctum (Luka Tusuk)
12. Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan
luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai
abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum(luka tembus).
13.
14. 4). Vulnus Contussum (Luka Kontusio)
15. Penyebab : benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka tertutup, akibat dari
kerusakan pada soft tissue dan ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri dan
berdarah (hematoma) bila kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya jika organ
dalam terbentur dapat menyebabkan akibat yang serius
16.
17. 5). Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat)
18. Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbuka
akibat dari terapi untuk dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin.
19.
20. 6). Vulnus Schlopetorum (Lika Tembak)

8
21. Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa
tidak teratur kadang ditemukan corpus alienum.
22.
23. 7). Vulnus Morsum (Luka Gigitan)
24. Penyebab adalah gigitan binatang atau manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka
tergantung dari bentuk gigi.
25.
26. 8). Vulnus Perforatum (Luka Tembus)
27. Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak
atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.
28.
29. 9). Vulnus Amputatum (Luka Terpotong)
30. Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka
membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi
tinggi, terdapat gejala pathom limb.
31.
32. 10). Vulnus Combustion (Luka Bakar)
33. Penyebab oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan
berbagai derajat mulai dari lepuh (bula carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau
anesthesia.
34.

35. LO

36. LO

37. LO

38. LO

Step 5

1. Penatalaksanaan luka
2. Fungsi visum
3. Jenis visum
4. Struktur surat visum
5. Prosedur permintaan visum
6. Luka bakar
7. Tumor muskuloskeletal

9
39. Terputusnya kontinuitas tulang disertai luka yang berhubungan antara lingkungan
luar dengan daerah yang fraktur.

10

Anda mungkin juga menyukai