Laporan Perencanaan Proyek Penambangan e
Laporan Perencanaan Proyek Penambangan e
Disusun Oleh :
Fidkya Allisha, Edina Amadea Putri, Adam Ramadhan Priatna, Muhammad Ariq Dewantara,
Briliant, Rizky Rachmadi
TUJUAN :
Laporan ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil penambangan endapan batubara dengan
membuat perencanaan proyek pembangunan green field area dengan memperhatikan aspek
multidisiplin keilmuan, penerapan teknologi, manajemen, dan wawasan lingkungan.
METODOLOGI :
Metode yang digunakan untuk mencari informasi dalam laporan rancangan rencana
pertambangan batubara untuk menjawab studi kasus pertambangan pada wilayah green field
area adalah dengan metode studi literatur, yaitu dengan cara mencari dan mempelajari
informasi yang bersumber dari buku dan internet yang dapat berupa skripsi, tesis, maupun
paper.
Bahan tambang batu bara mayoritasnya ditemukan di permukaan / kerak bumi dalam bentuk
lapisan-lapisan. Dalam penentuan metode penambangan yang akan digunakan, diperlukan
informasi mengenai karakteristik, persebaran pada wilayah, dan potensi wilayah sehingga
dapat dihitung tingkat keekonomisannya dan teknologi-teknologi yang diperlukan. Dengan
mempertimbangkan kondisi daerah yang berada di green field area dan berdekatan dengan
pelabuhan, metode yang paling tepat dilakukan adalah metode pertambangan terbuka, metode
pertambangan terbuka conventional area strip mining
Metode pertambangan terbuka strip mining merupakan sistem tambang kupas atau
pertambangan baris yang secara khusus merupakan pertambangan terbuka untuk menambang
batubara. Sistem penambangan ini terbagi menjadi dua yaitu sistem tambang area dan sistem
tambang kontur. Metode yang digunakan adalah dengan mengupas lapisan atas tanah atau
lapisan batuan penutup batu bara dengan bentuk pengupasan baris baris sejajar. Strip
mining digunakan untuk menambang batubara yang memiliki kemiringan (dip) yang kecil
atau landai mengingat bahwa proyek penambangan akan dilakukan di green field area berupa
lahan hijau dengan kemiringan yang cukup landai.
Berdasarkan metode penambangan yang kami pilih, berikut kami jabarkan rancangan proyek
mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengangkutan, pengolahan, reklamasi, dan
penutupan tambang.
3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas bawaan)
4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok
5. Faktor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
SR = -
BESR =
Cost pengupasan OB
Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall stripping
ratio.
BESR-1 > 1 = Tamka
BESR-1 < 1 = Tamda
BESR = 2 = Bisa Tamka/Tamda
Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tamka, maka dalam rangka pengembangan rencana
penambangan tiap tahap digunakan istilah economic stripping ratio (BESR-2).
BESR-2 =
BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh 1 ton
ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable stripping ratio) dan
untuk menentukan batas pit (pit limit).
Tambang di tempat (insitu mining) adalah metode penambangan yang dilakukan terhadap endapan
mineral dan batuan yang terbentuk secara khusus (model endapan geologi tertentu), di mana
penambangannya langsung dilakukan di tempat tersebut dengan cara khusus pula.
Contohnya adalah gasifikasi batubara, metode pelindian, metode pemanasan bawah tanah, metode
penyaliran metan, dan lain-lain.
Praktek Pertambangan Yang Baik
(Good Mining Practice = GMP).
Praktek pertambangan yang baik (GMP) adalah seluruh proses penambangan yang dilakukan dari
awal hingga akhir harus dilakukan dengan baik dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan,
mengikuti norma dan peraturan yang berlaku sehingga dapat dicapai tujuan pertambangan yang
efisien.
Salah satu bagian penting dari tujuan pertambangan adalah pengembangan berkelanjutan
(sustainable development).
1) Contour Mining
Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara yang tersingkap di lereng pegunungan
atau bukit. Cara penambangannya diawali dengan pengupasan tanah penutup (overburden) di
daerah singkapan di sepanjang lereng mengikuti garis ketinggian (kontur), kemudian diikuti dengan
penambangan endapan batubaranya. Penambangan dilanjutkan ke arah tebing sampai dicapai batas
endapan yang masih ekonomis bila ditambang.
Menurut Robert Meyers, Contour Mining dibagi menjadi beberapa metode, antara lain :
Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan tanah penutup blok 4
dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok 5
dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan seterusnya
sampai selesai. Penggalian beruturan ini akan mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang harus
diangkut untuk menutup final pit.
Metode mountaintop removal method ini dikenal dan berkembang cepat, khususnya di Kentucky
Timur (Amerika Serikat). Dengan metode ini lapisan tanah penutup dapat terkupas seluruhnya,
sehingga memungkinkan perolehan batubara 100%.
Gambar 5. Mountaintop Removal Methode
Metode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara yang dekat permukaan pada daerah
mendatar sampai agak landai. Penambangannya dimulai dari singkapan batubara yang mempunyai
lapisan dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke yang lebih tebal sampai batas pit.
Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal sehingga penggalian lapisan tanah
penutup dan penimbunannya tidak terlalu mengganggu lingkungan. Kemudian lapisan tanah
penutup ini ditimbun di belakang daerah yang sudah ditambang.
Gambar 6. Conventional Area Mining Methode
Cara ini digunakan untuk batubara yang terletak 1015 m di bawah permukaan tanah. Penambangan
dimulai dengan membuat bukaan berbentuk segi empat. Lapisan tanah penutup ditimbun sejajar
dengan arah penggalian, pada daerah yang sedang ditambang. Penggalian sejajar ini dilakukan
sampai seluruh endapan tergali.
Cara ini hampir sama dengan conventional area mining method, tetapi daerah penambangan dibagi
menjadi beberapa blok penambangan. Cara ini terbatas untuk endapan batubara dengan tebal
lapisan tanah penutup maksimum 12 m. Blok penggalian awal dibuat dengan bulldozer. Tanah hasil
penggalian kemudian didorong pada daerah yang berdekatan dengan daerah penggalian.
b. Lapisan tebal
Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan tanah penutup dan penimbunan
dilakukan pada daerah yang sudah ditambang. Sebelum dimulai, harus tersedia dahulu daerah
singkapan yang cukup untuk dijadikan daerah penimbunan pada operasi berikutnya.
Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun penggalian batubaranya, digunakan
sistem jenjang (benching system).
Metode penambangan batubara bawah tanah ada 2 buah yang populer, yaitu:
- Room and Pillar
- Longwall
1.2.2 Longwall
Metode penambangan ini dicirikan dengan membuat panel-panel penambangan dimana ambrukan
batuan atap diijinkan terjadi di belakang daerah penggalian. Layout Metode Longwall dapat dilihat
pada Gambar. Penambangan ini juga dapat dilaksanakan secara manual maupun mekanis.
Gambar 12. Longwall
Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan dengan dinding yang tinggi
atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari batubara dengan pemboran ataupun penggalian
bukaan ke dalam lapisan di antara lapisan penutup. Auger mining dilahirkan sebelum 1940-an adalah
metode untuk mendapatkan batubara dari sisi kiri dinding tinggi setelah penambangan permukaan
secara konvensional. Penambangan batubara dengan auger bekerja dengan prinsip skala besar drag
bit rotary drill. Tanpa merusak batubara, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara dari lubang
dengan memiringkan konveyor atau pemuatan dengan menggunakan loader ke dalam truk.
Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining adalah tugas yang mudah jika dilakukan
bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau open pit. Setelah kondisi dinding tinggi, auger
drilling dapat ditempatkan pada lokasi. Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini
berdasarkan Pfleider (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki penyebaran yang baik
dan kemiringannya mendekati horisontal, serta kedalamannya dangkal (terbatas sampai ketinggian
dinding dimana auger ditempatkan.
Auger Holes
COAL EXTRACTION ACTIVITY
Continuous Mining1
Continuous Mining2
Contour Mining
Direct Dozing Method
Direct Dozing Method
Downhill Dozer Wedge
Dragline
Example Dozer Method