NIM : 166020310111009
Beberapa peneliti beragumentasi bahwa riset harus dilakukan secara ilmiah. Riset metode
ilmiah menggunakan pendekatan deduksi dalam proses pengambilan keputusan, sedang riset
metode naturalis menggunakan pendekatan induksi. Riset didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal 5)
sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistematik berbasis data,
kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya. Menurut
Kerlinger (1973) menjelaskan bahwa riset metode ilmiah sebagai investigasi yang sistematik,
terkendali dan empiris terhadap suatu set hipotesis yang dibangun dari suatu struktur teori. Adapun
pendekatan naturalis menlak bentuk terstruktur dari riset. proses pembentukan struktur teori tidak
dilakkan. Pendekatan naturalis juga menolak pengaturan-pengaturan riset secara artifisial seperti
yang dilakukan oleh periset mengggunakan metode ilmiah. Sedangkan hasil riset harus dijelaskan
Mengidentifikasi isu-isu riset merupakan hal yang sangat penting. karena urutam-urutan
riset selanjutnya tergantung dari isu riset. Sekaran (2003) menegaskan bahwa isu dari risetperlu
diindentifikasikan dan didefinisika dnegan jelas. Latar belakang permasalahan merupakan gejala
dari permasalahan yang akan diteliti. Gejala permasalahan berbeda dengan permasalahannya.
Gejala permasalahan merupakan akibat dari permasalahan yang tampak dan dapat dijadikan
identifikasi adanya permasalahan. Tujuan dari riset adalah apa yang ingn dicapai dengan
melakukan penelitiannya untuk mencapai sasaran dari isu riset itu sendiri. Riset yang baik harus
mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset. Kontribusi teori adalah hasil dari
riset yang dapat memeperbaiki teori yang sudah ada, menjelaskan teori yang sudah ada ke
fenomena barua tau menemukan teori yang baru. Kontribusi praktek menunjukkan bahwa hasil
dari riset dapat digunakan dan diterapkan di praktek nyata atau paling tidak dapat digunakan untuk
memperbaiki praktek yang ada dengan lebih baik. Kontribusi kebijakan berhubungan dengan
Dalam suatu riset, terdapat pengembangan hipotesis. Hipotesis tidak dapat muncul dengan
sendirinya tanpa ada yang melatrbelakangi. Untuk mengembangkan hipotesis diperlukan teori
yang mendukungnya, penjelasan logis dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Teor adalah
kumpulan dari konsep, definisi dan proporsi-proporsi yang sistematis yang digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Namun penelitian tidak selalu menggunakan
hipotesis, karena ada penelitian yang hipotesisnya sudah dapat ditentukan di awal riset sehingga
tidak lagi memerlukan pengujian hipotesis, contohnya penelitian eksplanatori. Hipotesis berbeda
dengan proposisi. Menurut Kinney, Ir (1986) hipotesis adalah prediksi tentang fenomena.
Proposisi adalah pernyataan tentang konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika dihubungkan
dengan fenomena yang diobservasi. HIpotesis dapat diklasifkasikan sebagai hipotesis deskriptif
dan hipotesis hubungan. Hipotesis deskriptif adalah pernyataan tentang keberadaan sebuah
variabel tunggal dan hipotesis hubungan merupakan pernyataan tentang hubungan dua buah
variabel. Hipotesis hubungan dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis korelasi dan hipotesis
penjelas atau kasual. Hipotesis korelasi merupakan hipotesis yang mengatakan dua variabel terjadi
bersamaan tanpa diketahui mana yang mempengaruhi lainnya. Hipotesis penjals atau hipotesis
kausal adalah hipotesis yang menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan
Setelah hipotesis dikembangkan, langkah selanjutnya dalah merancang riset untuk dapat
menguji hipotesisnya. Dalam hal ini dengan menentukan jenis risetnya, menentukan data yang
akan digunakan dan merancang model empiris untuk menguji hipotesi secara statistik. Rancangan
riset atau desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset
sedapat mungkin menjadi valid. Kemudian menentukan karakteristik riset, setelah itu merancang
sampel data yang akan dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dapat berupa elemen-elemen data
yang sudah dapat diukur besarannya, tetapi juga terkadang masih berupa konsep yang belum dapat
diukur. Sehingga harus diuraikan sedemikian rupa agar menjadi dimensi dan elemen data yang
dapat diukur. Setelah itu diperlukan alat untuk mengukurnya yang disebut dnegan skala.
Pengukuran adalah pemberian nilai property dari suatu obyek. Obyek adalah suatu entitas yang
akan diteliti. Properti adalah karakteristik dari obyek. Pengoperasian konsep menjelaskan
karaktristik dari obyek ke dalam elemen yang dapat diobservasi ayng menyebabkan konsep dapat
diukur dan dioperasionalkan ke dalam riset. Dimensi dari suatu konsep adalah bagian dari property
yang menunjukkan karakterstik utama dari property konsep tersebut. Setelah konsep sudah dapat
dibentuk maka langkah selanjutnya adalah mengukurnya dengan skala. Tipe dari skala mengikuti
tipe nilai datanya. Setelah hipotesi selesai dikembangkan, hipotesis perlu disajikan dengan
faktanya. Tidak semua fakta dapat diambil untuk diujikan ke hipotesisnya.Prose pengambilan
sampel merupakan proses yang sangat penting karena harus menghasilkan sampel yang sangat
akurat dna tepat. Sampel yang tidak akurat tidak akan dapat memebrikan kesimpulan riset yang
tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan salah yang menyesatkan. Dalam metode
pengambilan sampel bisa berbasis pada probabilitas atau pengambilan sampel secara
nonprobabilitas.