Anda di halaman 1dari 4

Sabtu, 07 Oktober 2017

Nama : Siti Nurcholifah, SE

NIM : 166020310111009

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Terapan (Jogiyanto, 2007)

Dosen : Dr. Drs. Zaki Baridwan , Ak., M.Si.

Beberapa peneliti beragumentasi bahwa riset harus dilakukan secara ilmiah. Riset metode

ilmiah menggunakan pendekatan deduksi dalam proses pengambilan keputusan, sedang riset

metode naturalis menggunakan pendekatan induksi. Riset didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal 5)

sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistematik berbasis data,

kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya. Menurut

Kerlinger (1973) menjelaskan bahwa riset metode ilmiah sebagai investigasi yang sistematik,

terkendali dan empiris terhadap suatu set hipotesis yang dibangun dari suatu struktur teori. Adapun

pendekatan naturalis menlak bentuk terstruktur dari riset. proses pembentukan struktur teori tidak

dilakkan. Pendekatan naturalis juga menolak pengaturan-pengaturan riset secara artifisial seperti

yang dilakukan oleh periset mengggunakan metode ilmiah. Sedangkan hasil riset harus dijelaskan

dengan argument yang dapat diterima.

Mengidentifikasi isu-isu riset merupakan hal yang sangat penting. karena urutam-urutan

riset selanjutnya tergantung dari isu riset. Sekaran (2003) menegaskan bahwa isu dari risetperlu

diindentifikasikan dan didefinisika dnegan jelas. Latar belakang permasalahan merupakan gejala

dari permasalahan yang akan diteliti. Gejala permasalahan berbeda dengan permasalahannya.

Gejala permasalahan merupakan akibat dari permasalahan yang tampak dan dapat dijadikan

identifikasi adanya permasalahan. Tujuan dari riset adalah apa yang ingn dicapai dengan
melakukan penelitiannya untuk mencapai sasaran dari isu riset itu sendiri. Riset yang baik harus

mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset. Kontribusi teori adalah hasil dari

riset yang dapat memeperbaiki teori yang sudah ada, menjelaskan teori yang sudah ada ke

fenomena barua tau menemukan teori yang baru. Kontribusi praktek menunjukkan bahwa hasil

dari riset dapat digunakan dan diterapkan di praktek nyata atau paling tidak dapat digunakan untuk

memperbaiki praktek yang ada dengan lebih baik. Kontribusi kebijakan berhubungan dengan

manfaat bagi regulator ynag mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik.

Dalam suatu riset, terdapat pengembangan hipotesis. Hipotesis tidak dapat muncul dengan

sendirinya tanpa ada yang melatrbelakangi. Untuk mengembangkan hipotesis diperlukan teori

yang mendukungnya, penjelasan logis dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Teor adalah

kumpulan dari konsep, definisi dan proporsi-proporsi yang sistematis yang digunakan untuk

menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Namun penelitian tidak selalu menggunakan

hipotesis, karena ada penelitian yang hipotesisnya sudah dapat ditentukan di awal riset sehingga

tidak lagi memerlukan pengujian hipotesis, contohnya penelitian eksplanatori. Hipotesis berbeda

dengan proposisi. Menurut Kinney, Ir (1986) hipotesis adalah prediksi tentang fenomena.

Proposisi adalah pernyataan tentang konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika dihubungkan

dengan fenomena yang diobservasi. HIpotesis dapat diklasifkasikan sebagai hipotesis deskriptif

dan hipotesis hubungan. Hipotesis deskriptif adalah pernyataan tentang keberadaan sebuah

variabel tunggal dan hipotesis hubungan merupakan pernyataan tentang hubungan dua buah

variabel. Hipotesis hubungan dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis korelasi dan hipotesis

penjelas atau kasual. Hipotesis korelasi merupakan hipotesis yang mengatakan dua variabel terjadi

bersamaan tanpa diketahui mana yang mempengaruhi lainnya. Hipotesis penjals atau hipotesis
kausal adalah hipotesis yang menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan

variabel yang lainnya.

Setelah hipotesis dikembangkan, langkah selanjutnya dalah merancang riset untuk dapat

menguji hipotesisnya. Dalam hal ini dengan menentukan jenis risetnya, menentukan data yang

akan digunakan dan merancang model empiris untuk menguji hipotesi secara statistik. Rancangan

riset atau desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset

sedapat mungkin menjadi valid. Kemudian menentukan karakteristik riset, setelah itu merancang

sampel data yang akan dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dapat berupa elemen-elemen data

yang sudah dapat diukur besarannya, tetapi juga terkadang masih berupa konsep yang belum dapat

diukur. Sehingga harus diuraikan sedemikian rupa agar menjadi dimensi dan elemen data yang

dapat diukur. Setelah itu diperlukan alat untuk mengukurnya yang disebut dnegan skala.

Pengukuran adalah pemberian nilai property dari suatu obyek. Obyek adalah suatu entitas yang

akan diteliti. Properti adalah karakteristik dari obyek. Pengoperasian konsep menjelaskan

karaktristik dari obyek ke dalam elemen yang dapat diobservasi ayng menyebabkan konsep dapat

diukur dan dioperasionalkan ke dalam riset. Dimensi dari suatu konsep adalah bagian dari property

yang menunjukkan karakterstik utama dari property konsep tersebut. Setelah konsep sudah dapat

dibentuk maka langkah selanjutnya adalah mengukurnya dengan skala. Tipe dari skala mengikuti

tipe nilai datanya. Setelah hipotesi selesai dikembangkan, hipotesis perlu disajikan dengan

faktanya. Tidak semua fakta dapat diambil untuk diujikan ke hipotesisnya.Prose pengambilan

sampel merupakan proses yang sangat penting karena harus menghasilkan sampel yang sangat

akurat dna tepat. Sampel yang tidak akurat tidak akan dapat memebrikan kesimpulan riset yang

tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan salah yang menyesatkan. Dalam metode
pengambilan sampel bisa berbasis pada probabilitas atau pengambilan sampel secara

nonprobabilitas.

Anda mungkin juga menyukai