Anda di halaman 1dari 5

Annisa Haryanti Nurhasanah

(163112620150012)

Sistem Musculare dan Skeleton


Bidang

1. Median: bidang yg membagi badan dalam 2 belahan, kiri dan kanan


2. Sagital: bidang yg sejajar dengan bidang median
3. Paramedian: bidang sagital yang dekat pada bidang median
4. Frontal: bidang yg tegak lurus pada bidang median dan sejajar dengan sumbu panjang badan
5. Transversal: bidang melintang yang tegak lurus pada sumbu panjang badan

Arah

1. Transversal: arah kiri-kanan


2. Sagital: arah muka-belakang
3. Longitudinal: arah sumbu panjang

Letak

1. Anterior : letak lebih dekat ke bagian depan badan


2. Posterior: letak lebih dekat ke bagian belakang badan
3. Superior: letak lebih dekat ke atas (kepala)
4. Inferior: letak lebih dekat ke bawah (kaki)
5. Medial: letak lebih dekat ke bidang median
6. Lateral: letak lebih jauh dari bidang medial
7. Kranial: letak lebih dekat ke kepala
8. Kaudal: letak lebih dekat ke ekor
9. Ventral: letak lebih dekat ke perut
10. Dorsal: letak lebih dekat ke punggung
11. Rostral: lebih dekat ke pertengahan (regio oris & regionasi); lebih dekat ke ujung depan
12. Radial: lebih dekat ke os radius; Ulnar: lebih dekat ke os ulna
13. Tibial: lebih dekat ke os tibia; Fibular: lebih dekat ke os fibula
14. Distal: lebih jauh dari batang badan; proksimal: lebih dekat dr batang badan
15. Superfisial: lebih dekat dengan permukaan tubuh ; Profaunda: lebih jauh/dalam dari permukaan
tubuh
16. Interna: lebih dekat dengan titik pusat rongga ; externa: lebih jauh dari pusat rongga
17. Proksimal: mendekati pangkal tubuh ; distal: menjauhi pangkal tubuh
18. Palmar: telapak tangan ; dorsum manus: punggung tangan
19. Dextra: kanan ; sinistra: kiri
20. Ipsilateral: dua bagian tubuh yang letaknya pada sisi yang sama (kanan/kiri) ; kontra lateral:
dua bagian tubuh yang letaknya pada sisi yang berlawanan

Istilah perlekatan pada segmen tulang biasanya digunakan :

1. Punctum fixum (origo) yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang tidak ikut bergerak.
2. Punctum mobile (insertion) yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang bergerak.

Sedang istilah lain yang juga sering digunakan sekarang tanpa mengngat tempat perlekatan
tersebut bergerak atau tidak bergerak yaitu :

1. Perlekatan distal, yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang berada disebelah distal
(terletak menjauhi dari semua badan).
Annisa Haryanti Nurhasanah
(163112620150012)

2. Perlekatan proximal, yaitu perlekatan otot pada segmen tulang yang berada disebelah proximal
(terletak lebih dekat dengan sentrum badan).

Bermacam-macam bentuk otot penyususn tubuh, diantaranya :

1. Otot fusiformis yaitu otot yang mempunyai serabut-serabut panjang dan menghasilkan gerakan
yang luas, tetapi tidak kuat biasanya mempunyai tendo yang relative pendek.
2. Otot unipenatus yaitu otot yang mempunyai tendo panjang walaupun serabut-serabut otot yang
melekat pada tendo tersebut merupakan otot pendek-pendek, otot ini lebih kuat.
3. Otot bipenatus yaitu otot yang mempunyai struktur sama dengan unipenatus, hanya serabut-
serabut otot melekat pada kedua sisi tendo.
4. Otot planus ialah otot yang mempunyai tendo tipis atau sponeurosis.

Karakteristik otot :

1. Exitabilitas yaitu kemampuan dari jaringan otot untuk menggadakan jawaban jika dirangsang
atau dipacu.
2. Conductivitas yaitu sifat jaringan otot untuk menghantarkan suatu rangsang.
3. Elastisitas yaitu sifat jaringan otot untuk kembali ke bentuk semula jika kekuatan yang ada
padanya berhenti.
4. Viscositas yaitu sifat dari jaringan otot mempunyai tahanan / tekanan.
5. Contraktilitas yaitu sifat jaringan otot untuk memendek atau berubah teganganya jika mendapat
suatu rangsang.

Bagian-bagian otot :

1. Kepala otot (muskulus kaput)


2. Empal otot (muskulus venter)
3. Ekor otot (muskulus kaudal)
Tendo : Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat, yaitu tempat melekatnya otot
pada tulang.
Origo : Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang
Insersi : Tempat melekatnya ekor otot
Muskulus Venter : Di bagain tengah bentuknya gembung terdiri dari berkas-berkas otot yang
merupakan bagian aktif dalam berkontraksi

Gerak adanya persendian, dikontrol oleh kontraksi otot :

1. Fleksi >< ekstensi


Fleksi : Gerak menekuk atua membengkokkan
Ekstensi : Gerak meluruskan
Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan
2. Adduksi >< abduksi
Adduksi : gerak mendekati tubuh
Abduksi : gerak menjauhi tubuh
Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan
abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan
adduksi (mendekati tubuh)
3. Elevasi >< depresi
Elevasi : gerakan mengangkat
Depresi : gerakan menurunkan
Annisa Haryanti Nurhasanah
(163112620150012)

Contohnya: Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi)juga gerakan pundak
keatas (elevasi) dan kebawah (depresi)
4. Inversi >< eversi
Inversi : gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh
Eversi : gerakan memiringkan telapak kaki ke luar
Istilah inversi dan eversi hanya untuk wilayah di pergelangan kaki
5. Supinasi >< pronasi
Supinasi : gerakan menengadahkan tangan
Pronasi : gerakan menelungkupkan
Istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan tangan saja
6. Endrotasi >< eksorotasi
Endorotasi : gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi (rotasi).
Eksorotasi : gerakan rotasi ke luar
7. Dilatasi >< Kontraksi
Dilatasi : memanjangkan otot
Kontraksi : memendekkan otot

Sistem Skeleton

Macam-macam tulang

Tulang rawan (kartilago) terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan matriks yang
disebut kondrin. Tulang rawan bersifat bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak berbeda dengan
tulang rawan pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak berasal dari mesenkim dan lebih
banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang dewasa berasal dari perikondrium (selaput tulang
rawan) yang mengandung calon sel tulang rawan (kondroblas).

Tulang keras/ sejati (osteon) dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang mengeluarkan matriks
yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan
tulang menjadi keras. Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut lakuna.
Lakuna ini dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu saluran kecil yang disebut kanalikuli.
Lakuna yang berisi osteosit ini membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan
yang disebut saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem saraf dan pembuluh darah yang bertugas
mensuplai oksigen dan nutrisi bagi osteosit.

Osifikasi: proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras.

Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu:

1. Epifise: ujung
2. Diafise: tengahnya yang tersusun atas tulang keras
3. Cakra epifise: antara diafise dan epifise yang terdiri atas tulang rawan dan banyak mengandung
osteoblas (calon osteosit).

Hubungan antara tulang yang satu dengan lainnya (persendian tulang) dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :

Sinartrosis, yaitu hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerak. Pada jenis
artikulasi ini penghubungnya adalah jaringan ikat yang kelak akan mengalami osifikasi.
Misalnya hubungan antar tulang tengkorak (sutura).
Annisa Haryanti Nurhasanah
(163112620150012)

Amfiarthrosis yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan sedikit gerak karena


antartulang dihubungkan oleh tulang rawan. Misalnya ruas tulang belakang (vertebrae) dan
hubungan antara tulang belakang dengan tulang rusuk.
Diartrosis: hubungan antartulang yang memungkinkan timbulnya gerak, sering disebut dengan
sendi.

Rangka aksial (tulang sumbu), Tulang aksial merupakan rangka-rangka penyusun sumbu tubuh

1. Tulang tengkorak
Tulang tempurung (kranium) Tulang penyusunnya :
a. Tulang dahi (Frontalis) jumlahnya 1
b. Tulang ubun-ubun (Parientalis/Parietale) jumlahnya 2
c. Tulang pelipis (Temporalis) jumlahnya
d. Tulang kepala belakang (Osipitalis) jumlahnya 1
e. Tulang baji (Spenoid) jumlahnya 1
f. Tulang tapis (Ethmoid) jumlahnya 1

Tulang wajah

a. Tulang rahang atas (Maksilaris) jumlahnya 2


b. Tulang hidung (Nasalis) jumlahnya 2
c. Tulang pipi (Zigomatikus) jumlahnya 2
d. Tulang air mata (Lakrimalis) jumlahnya 2
e. Tulang langit-langit (Palatinus) jumlahnya 2
f. Tulang konka nasalis inferior jumlahnya 2
g. Tulang rahang bawah (mandibula) jumlahnya 1
h. Tulang vormer jumlahnya 1
2. Tulang hioid
3. Columna vertebrae (tulang belakang)
a. Tulang leher (Serviks) jumahnya 7
b. Tulang punggung (Thorax) jumlahnya 12
c. Tulang pinggang (Lumbar) jumlahnya 5
d. Tulang selangkang (Sacrum) Jumlahnya 5 pada bayi, setelah dewasa maka jumlahnya
menjadi 1
e. Tulang ekor (koksigea) Jumlahnya 4 pada bayi, setelah dewasa maka menjadi 1
4. Strernum (tulang dada)
a. Manubrium, jumlahnya 1
b. Body, jumlahnya 1
c. Xifoid, jumlahnya 1
5. Costa (tulang rusuk)
a. Tulang rusuk sejati, jumlahnya 7
b. Tulang rusuk palsu, jumlahnya 3
c. Tulang rusuk melayang, jumlahnya 2

Rangka appendikuler (penyusun gerak)

Bagian atas :

1. Tulang selangka (Klavikula), jumlahnya 2


2. Tulang belikat (Skapula), jumlahnya 2
3. Tulang pangkal lengan (Humerus), jumlahnya 2
Annisa Haryanti Nurhasanah
(163112620150012)

4. Tulang hasta (Ulna), jumlahnya 2


5. Tulang pengumpil (Radius), jumlahnya 2
6. Tulang pergelangan tangan (Karpal), jumlahnya 16 (8 pada setiap tangan); Skafoid, Lunate,
Triquetrum, Pisiform, Trapesium, Trapesoid, Kapitatum, Hamate
7. Tulang telapak tangan (Metakarpal), jumlahnya 10
8. jari tangan (falanges), jumlahnya 28

bagian bawah:

1. Tulang koksa
2. Ileum, jumlahnya 1
3. Ischium, jumlahnya 1
4. Tulang paha (Femur)
5. Tulang lutut (Patella)
6. Tulang betis (Fibula)
7. Tulang kering (Tibia)
8. Tulang pergelangan kaki (Tarsal), jumlahnya 14 (7 pada tiap kaki); Kalkaneus,Talus, Kuboid,
Navikular, Kuneformis, jumlahnya 6
9. Tulang telapak kaki, jumlahnya 10
10. Jari kaki, jumlahnya 28

Anda mungkin juga menyukai