Air merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, baik untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan kebutuhan lainya. Air merupakan sumberdaya vital yang sekaligus paling berlimpah di muka bumi. Sekitar 71% dari permukaan bumi tertutupi oleh air. Dari seluruh air yang ada di bumi 97,2 % nya adalah air laut. Dan hanya 2,8 % yang berupa air baku (fresh water). Sebanyak 70 % dari air baku tersebut berbentuk benua dan gunung es di kutub bumi. Sisa yang 30 % dari air baku tersebut berada di tanah sebagai kelengasan tanah dan sebagian lagi berada jauh di dalam akifer di perut bumi. Air baku yang siap untuk didayagunakan manusia hanya tersedia kurang dari 1 % atau 0,01 % dari seluruh air yang ada di bumi. Air itu tersedia di danau, sungai, dan di sumur dangkal. Ini menunjukkan bahwa air merupakan sumberdaya yang melimpah di muka bumi sekaligus sangat terbatas untuk dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya. Tabel 1 menyajikan perkiraan jumlah sumberdaya air di bumi.
Tabel 1. Perkiraan jumlah sumber daya air di dunia (Fetter, 1994)
Lokasi Volume air (Km 3) Persen (%)
Air di daratan 37800 2,8 Danau air tawar 125 0.009 Danau air asin dan laut daratan 104 0.008 Sungai 1.25 0.0001 Kelembapan tanah dan air vadase 67 0.005 Air tanah pada kedalaman 4000 m 8350 0.61 Es dan glaciers 29200 2.41 Air di atmosfer 12 0.001 Air di lautan 1.320.000 97.2 Total air di dunia 1.360.000 100 2
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1980) air tanah merupakan
sejumlah air yang bergerak didalam tanah dan yang terdapat didalam ruang antar butir tanah dan terletak dalam retakan batuan, yang terbentuk dari air hujan yang meresap kedalam tanah melalui media lapisan batuan yang bertindak sebagai lapisan pembawa air dalam satu cekungan airtanah yang berada dibawah permukaan tanah menuju ke daerah keluaran.
Keberadaan air tanah sangat tergantung besarnya curah hujan dan
besarnya air yang dapat meresap kedalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi litologi (batuan) dan geologi setempat. Kondisi tanah yang berpasir lepas atau batuan yang permeabilitasnya tinggi akan mempermudah infiltrasi air hujan kedalam formasi batuan. Dan sebaliknya, batuan dengan sementasi kuat dan kompak memiliki kemampuan untuk meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir semua curah hujan akan mengalir sebagai limpasan (runoff) dan terus ke laut. Faktor lainnya adalah perubahan lahan-lahan terbuka menjadi pemukiman dan industri, serta penebangan hutan tanpa kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi infiltrasi terutama bila terjadi pada daerah resapan (recharge area) (Usmar dkk., 2006).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses yang berlangsung pada siklus hidrologi? 2. Bagaimana pengalihan fungsi lahan dapat mempengaruhi ketersediaan air pada suatu cekungan air tanah? 3. Bagaimana cara meningkatkan ketersediaan air tanah dengan menggunakan sumur resapan ?
Studi Terhadap Dosis Penggunaan Kapur Tohor Cao Pada Proses Pengolahan Air Asam Tambang Pada Kolam Pengendap Lumpur Tambang Air Laya Pt. Bukit Asam Persero Tbk.