Menurut Sosrodarsono, 1981, sondir atau Cone Penetration Test memiliki kelebihan
dan kekurangan, antara lain :
a. Dapat dengan cepat menentukan lapisan keras dan diperkirakan perbedaan
lapisan serta cukup baik untuk digunakan pada lapisan yang berbutir halus.
b. Dengan rumus empiris hasilnya dapat digunakan untuk menhitung daya dukung
tiang.
c. Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras yang salah dan
tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung.
d. Jika alat tidak lurus dank onus tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh
bisa meragukan.
qt = qc + f
Keterangan :
qc : perlawanan penetrasi konus / conus resistance ( kg/cm2 )
f : gaya friksi tanah terhadap selubung konus ( kg/cm2 )
qt : jumlah perlawanan ( kg/cm2 )
faktor alat : luas konus standart ( 10 cm )
tahap pembacaan : 20 cm
𝑞𝑡−𝑞𝑐
Local Friction = 10
𝑙𝑜𝑐𝑎𝑙 𝑓𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
Friction Ratio = 𝑐𝑜𝑛𝑢𝑠 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 × 100 %
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Gambar 2.3 Contoh grafik sondir
Hasil grafik yang dihasilkan pada cone penetration test dapat berupa grafik
yang berbentuk zig – zag pada kedalaman tertentu dan ada grafik yang lebih lembut
pada kedalaman tertentu, hal ini menggambarkan jenis tanah yang ada pada
kedalaman tersebut. Jika terlihat grafik yang berbentuk zig – zag maka jenis tanah
terebut lebih condong ke jenis tanah pasir, tetapi jika grafik lebih membentuk garis
yang lebih lembut hal ini menunjukkan pada kedalaman tersebut jenis tanah lebih
cenderung ke jenis tanah lempung, hal ini disebabkan karena partikel pada pasir lebih
besar daripada lempung.
Kg/cm2 %
Kg/cm2 %