Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran pembelajar (guru/dosen) di sekolah tidak hanya memberikan materi terhada
pebelajar (di SD, SLTP, SLTA dan Perguruan tinggi) akan tetapi pebelajar harus memberi
wahana baru dan inovasi kepada pembelajarannya. Pembelajaran harus diposisikan sebagai
agen modernisasi dalam segala bidang, dan harus memiliki visi tentang apa yang diperbuat
bagi pebelajarnya, mengapa dia melakuakan suatu perbuatan dan bagaimana cara dia
melakukannnnya terhadap pembelajarannya itu. Dalam hal ini pengembangan silabus
berperan penting karena merupakan salah satu tahapan kurikulum, khususnya untuk
menjawab pertanyaan apa yang harus dipelajari?.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian silabus?
2. Apa saja manfaat dan fungsi silabus?
3. Bagaimana proses penyusunan silabus?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian silabus.
2. Untuk mengetahui manfaat dan fungsi silabus?
3. Untuk mengetahui proses penyusunan silabus?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Silabus
Menurut para ahli:
Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi
pembelajaran (salim, 1987:98). Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-
komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati,
2004:123). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan (Mulyasa,2010:190). Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah
seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
B. Manfaat dan Fungsi Silabus

1. Manfaat
Adapun manfaat silabus yaitu sebagai pedoman bagi pengembangan
pembelajaran lebih lanjut:
Pembuatan rencana satuan pembelajaran.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Penyediaan sumber belajar.
Pengembangan sistem penilaian.
2. Fungsi
Pengembangan silabus ditujukan kepada guru dan kelompok guru mata pelajaran
di sekolah/madrasah, musyawarah guru mata pelajaran, dan dinas pendidikan. Sejalan
dengan itu maka tujuan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan pembelajaran.

2
Adapun fungsi silabus secara umum adalah:
a. Sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti:
pembuatan rencana pengelolaan pembelajaran baik secara klasikal, kelompok
kecil maupun pembelajaran secara individual;
penyusunan materi ajar;
pengembangan sistem penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi, yaitu sistem penilaiaan yang selalu mengacu kepada Strandar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator pembelajaran yang terdapat di
dalam silabus.
b. Dalam hal ini silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana
pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi maupun
satu Kom petensi Dasar (Abdul Majid, 2009: 40).
c. Hasil pengembangan silabus dalam bentuk perangkat pembelajaran berfungsi sebagai
alat untuk aktualisasi kurikulum secara operasional pada tingkat satuan pendidikan,
sehingga memudahkan guru dalam melakukan tugas pembelajaran.
Dengan adanya rancangan pembelajaran guru akan lebih terarah dalam
penyajian materi ajar atau pengalaman-pengalaman belajar, sehingga dapat
menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik.

C. Proses Penyusunan Silabus


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
bahwasannya perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

3
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun; dan
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber
belajar lain yang relevan.
Adapun proses penyusunan silabus adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu
mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai
untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media dan internet.
2. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu memahami
semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang
berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
3. Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran,

4
ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas,
staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
4. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria rancangan silabus dapat
segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.
5. Penilaian silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan
mengunakaan model-model penilaian kurikulum.
Untuk melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun Silabus, berikut
tambahan agar Silabus yang disusun menjadi lebih baik:
1. Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan berkaitan, sebelum memulai
menulis Silabus guru. Sebagai contoh :
a. Standar isi
b. Standar proses untuk mata pelajaran terkait dan tingkatan kelas.
c. Standar penilaian untuk mata pelajaran terkait dan tingkat kelas.
d. Standar lulusan
e. Buku wajib/buku cetak dan sumber lainnya
2. Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber belajar lokal, termasuk
sumber belajar dari rumah dan masyarakat/lingkungan
3. Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Pemetaan mencakup kegiatan menentukan urutan pembelajaran kompetensi-kompetensi
ini dan perkiraan alokasi waktu. Guru tidak harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2,
1.3 dll) seperti yang dinyatakan dalam dokumen BSNP. Dalam beberapa mata pelajaran
seperti bahasa, guru bisa memilih untuk mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh
yang tersedia, yang berasal dari hasil demonstrasi kerja mereka.
4. Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu dalam pemetaan
5. Masing-masing mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan dalam 4 pertemuan setiap
minggu dalam dokumen BSNP, yang sama dengan antara 68-76 pertemuan per semester.
Satu semester berakhir dari 17-19 minggu]

5
6. Pusatkan kegiatan pembelajaran guru pada siswa. Gunakan pengalaman masa lalu
mereka dalam merencanakan kegiatan-kegiatan ini. Cobalah untuk memulai setiap
kompetensi dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan apa
yang telah mereka ketahui. Kemudian guru bisa menyusun Silabus berdasarkan kegiatan-
kegiatan ini
7. Pastikan bahwa di manapun memungkinkan, guru menyediakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran yang akan melibatkan siswa dengan cara belajar mereka sendiri. Kadang-
kadang hanya ada satu kegiatan pembelajaran yang cocok untuk suatu topik, tetapi disini
kami menekankan pada variasi kegiatan untuk seluruh semester
8. Ingatlah bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa untuk belajar. Jadi
Silabus guru harus memuat kegiatan pembelajaran dimana siswa menggunakan waktu
mereka sendiri untuk membaca mengenai suatu/beberapa konsep. Guru harus memeriksa
apakah siswa memiliki teknik membaca yang efektif. Hal ini merupakan hasil penting
dari pelatihan bahasa.
9. Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa urutan kegiatan
pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam
berbagai macam cara, yang akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan
kegiatan guru, melihat apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan tingkatan.
Perlihatkan hasil kerja guru pada guru lain untuk mengetahui apakah mereka setuju
dengan metode guru.
10. Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber belajar lokal
termasuk yang berasal dari rumah dan masyarakat/lingkungan ketika menyeleksi materi
dari kegiatan-kegiatan ini.
11. Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan ini. Sebagai contoh
pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa banyak unsur yang akan mereka pelajari dan
pada Matematika, pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
Juga pastikan dalam setiap mata pelajaran bahwa cara penyampaian konsep-konsep ini
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
12. Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari
karakteristik mata pelajaran, seperti :

6
a. Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam langkah-langkah
sederhana
b. Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir (advanced)
c. Dari konsep yang umum ke yang khusus
d. Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum
13. Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai siswa sebagai
bukti bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat
dengan penilaian karena indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah
menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Pikirkan dengan jernih mengenai apa yang
dipelajari dan bagaimana hal tersebut bisa di demonstrasikan.
14. Perjelas perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya antara kegiatan
pembelajaran, materi, dan indikator. Ingatlah bahwa kegiatan menggambarkan apa yang
seharusnya terjadi di kelas, materi adalah dasar dari suatu topik atau materi belajar, dan
indikator merujuk pada apa yang harus dicapai. Sering terjadi dalam draft/naskah awal,
tidak mungkin membedakan ke tiga kolom ini, dan dalam beberapa kasus mereka sama.
Contoh :
a. Kegiatan pembelajaran: siswa diminta mengatur/mengurutkan daftar bilangan
pecahan dengan cara/metode yang lain
b. Materi : bilangan pecahan
c. Indikator pembelajaran : siswa bisa mengatur/mengurutkan bilangan pecahan dengan
benar
15. Sediakan pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih jauh selain dari tes lisan
dan tes tulis untuk dimasukkan dalam Penilaian-Penilaian lain seperti: menyelesaikan
pekerjaan di kelas, tugas, proyek, melakukan percobaan, membuat model, dan menulis
essay, laporan dll. Guru harus menyediakan instrumen yang bervariasi, kalau tidak,
semua siswa akan belajar dengan cara yang sama, sementara mereka memiliki keahlian-
keahlian yang berbeda. Tidak semua kompetensi bisa dicapai melalui metode kertas dan
pulpen (tertulis)
16. Pastikan pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah yang sesuai dan guru
tidak merencanakan terlalu banyak Penilaiant didalam Silabus. Tidaklah realistis untuk

7
melakukan tes tulis setiap selesai pertemuan seperti yang tercantum (dalam Silabus),
yang menjadi kasus dalam beberapa Silabus.
17. Pilihlah sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin mempengaruhi guru untuk
menggunakan sumber lokal yang tersedia. Dalam semua kasus sepertinya buku
cetak/wajib (text books), namun peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset,
radio, dan TV merupakan sumber-sumber yang memungkinkan.[3]
Setelah Silabus disusun perlu dilihat lagi apakah Silabus tersebut sudah memenuhi
syarat atau belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi Silabus:
1. Rambu-rambu umum
a. Kajilah kembali apakah terdapat kesesuaian antar komponen dalam Silabus.
b. Kajilah kembali apakah seluruh komponen Silabus dikembangkan dengan memper-
hatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi (apakah menggunakan berbagai sumber yang bervariasi
dan aktual), apakah media kontekstual (sesuai dengan kompetensi dasar yang mau
dicapai dan kontekstual)
c. Apakah keseluruhan komponen Silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan
masyarakat.
d. Apakah komponen Silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, dan psikomotor)
2. Rambu-rambu khusus untuk validasi Silabus dapat dilakukan dengan menggunakan
rubrik penilaian.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai