Anda di halaman 1dari 25

Media Literasi di Indonesia

Zaman sekarang media massa sudah sangat mendominasi kehidupan kita. Media massa
adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak melalui media
elektronik dan media cetak, bisa berupa hiburan ataupun pendidikan, berfungsi juga untuk
memberikan opini atau pendapat.
Media literasi muncul karena media massa dianggap telah mengabaikan fungsi
mendidik dari media. Media literasi dikenal dengan istilah melek media di Indonesia.
Menurut Potter,W.J; Melek media adalah satu set perspektif yang aktif kita gunakan untuk
membuka diri kepada media untuk menafsirkan makna pesan yang kita hadapi. Kita
membangun perspektif kita dari struktur pengetahuan. Untuk membangun struktur
pengetahuan kita, kita perlu alat dan bahan baku. Alat-alat adalah keterampilan kita. bahan
baku adalah informasi dari media dan dari dunia nyata. aktif menggunakan berarti bahwa kita
sadar akan pesan dan berinteraksi dengan mereka secara sadar.
Jadi dapat disimpulkan, media literasi adalah kemampuan untuk menganalisa dan
mengevaluasi informasi yang terdapat di dalam media dan mengomunikasikannya dalam
berbagai macam format. Media literasi dapat menjadi langkah antisipatif dalam menghadapi
konflik.
Media literasi bertujuan untuk:
1. Membatasi PILIHAN
Media telah memprogram kita untuk berpikir bahwa seakan-akan kita memiliki banyak
pilihan, namun pada kenyataannya pilihan yang disediakan sangat terbatas.
2. Memperkuat PENGALAMAN
Di otak kita tertanam bahwa media adalah sarana hiburan. Tetapi, seiring berjalannya
waktu, kita harus mengubah pandangan tersebut untuk menjadikan media bukan hanya sarana
hiburan, melainkan sarana untuk mencari informasi yang bersifat positif. Seringnya kita
memilah informasi di media, maka akan menjadi pengalaman tersendiri yang akan berguna di
kehidupan social kita.
3. Memperkuat PERSEPSI
Agar kita tidak mudah mendapat kesimpulan setelah menerima suatu informasi dari
media masa, baik positif maupun negatif. Kita juga harus mempunyai persepsi dari diri kita
masing-masing terhadap informasi tersebut.
Perkembangan media literasi di Indonesia masih sangat minim dikarenakan masyarakat
lebih mengutamakan media sebagai sarana hiburan dibanding sarana edukasi. Media literasi
belum diedukasikan kepada anak-anak dan remaja melalui kurikulum sekolah, hanya ada
beberapa seminar dan diskusi yang sangat sedikit.
Beberapa kendala yang mengakibatkan terhambatnya media literasi di Indonesia:
- Tingkat ketertarikan untuk membaca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Masyarakat cenderung menonton sinetron atau hal-hal lain yang bersifat non edukatif
dibandingkan harus membaca buku yang melibatkan kata-kata yang terkadang sulit dimengerti.
- Tipe pendidikan Indonesia yang menganut interaksi satu arah.
- Masih terdapat golongan rakyat yang buta huruf
Oleh sebab itu, mulai sekarang kita harus membagi informasi kepada kalangan sosial
bahwa media literasi sangat penting, serta memberikan edukasi tambahan seperti seminar,
ceramah dan diskusi mengenai pentingnya media literasi.
Data SMA

No. Nama Alamat Status Jumlah Siswa

1 KMI PONDOK MODERN GONTOR Swasta -


GONTOR SETINGKAT
SLTA
2 MA AL-HASANAH JL. RAYA PONOROGO- Swasta 7
PACITAN
3 MA AL-HIDAYAH JAMBON JL PESANTERN MENANG Swasta 62
JAMBON PONOROGO
4 MA DARUL FALAH JL. MANGGA 5 Swasta 9
SUKOREJO
5 MA MAARIF AL-FALAH JL. RAYA PASAR Swasta 37
SAWOO GROGOL 63
6 MA Maarif Balong Jl. Balong Ponorogo Negeri 167
7 MA SAKTI JL. KARANG ASRI NO. Swasta 28
27 NGEBEL
8 MA. Muhammadyah 7 Negeri 23
Bungkal
9 MAN 1 PONOROGO Jl. Raya Madiun Km.1 Negeri 704
10 MAN 2 PONOROGO Jl. Sukarno Hatta Negeri 336
No.381
11 MAS AHMAD DAHLAN JL. SUMBAWA NO. 28 Swasta 34
12 MAS AL AZHAR Jl. Mangga II Carangrejo Negeri 91
13 MAS AL IHSAN Sambilawang Bungkal Negeri 47
14 MAS AL IMAN Jl. Perniagaan No.15 Negeri 183
15 MAS AL ISHLAH Jl. Raya Ngrayun Km.1 Negeri 1
16 MAS AL ISLAM Jl. Madura Joresan Negeri 462
17 MAS AL MAWADDAH Jl. Mangga Desa Coper Negeri 94
18 MAS AL MUKARROM Jl. Raden Fatah No.11 Negeri 240
19 MAS AL-FALAH Baosan Lor Negeri 316
20 MAS AR RISALAH Bakalan Ds. Gundik Negeri 261
21 MAS ARJOWINAGUN Jl. Majapahit No.2A Negeri -
22 MAS DARUL FIKRI Bringin Negeri 85
23 MAS DARUL HUDA Jl. Ir. H. Juanda VI Negeri 831
No.38 Mayak
24 MAS DARUL ISTIQOMAH Jl. Serut Sewu Ngumpul Negeri 138
25 MAS DARUL `ARIFIN Jl. Nyai Ageng Serang Negeri 18
14
26 MAS DIPOKERTI Jl. Manggis No.24 Negeri 62
27 MAS HUDATUL MUNA 1 Jl Yos Sudarso 10 B Negeri 2
28 MAS MA`ARIF KLEGO Jl. Halim Perdana Negeri 73
Kusuma No.38
29 MAS MIFTAHUSSALAM Soborejo Kambeng Negeri 53
30 MAS MUHAMMADIYAH 1 Jl. Batoro Katong No.6c Negeri -
PONOROGO
31 MAS MUHAMMADIYAH 2 Yanggong Desa Jimbe Negeri -
32 MAS MUHAMMADIYAH 3 Jl. S. Sukowati No.180 Negeri 27
33 MAS MUHAMMADIYAH 4 Jl. Nojorono No.25 Negeri -
Beton
34 MAS MUHAMMADIYAH 5 Jl. Raya Pulung Negeri -
35 MAS NURUL MUJTAHIDIN Jl. Pahlawan Suntari Negeri -
No.31
36 MAS PUTRA MA`ARIF Jl. Gabah Sinawur No.9A Negeri 29
37 MAS PUTRI MA`ARIF Jl. Sultan Agung No. 81 Negeri 83
38 MAS RONGGOWARSITO Desa Tegalsari Negeri -
39 MAS SEDAH Jl. Raya Ngebel No.159 Negeri 32
40 MAS SULAMUL HUDA Jl. Masjid No. 1 Siwalan Negeri 20
41 MAS TERPADU HUDATUL Jl Yos Sudarso 2B Negeri 60
MUNA 2
42 MAS WALI SONGO PUTRA JL. SUNAN KALIJAGA Swasta -
43 MAS WALI SONGO PUTRI Jl. Sunan Kalijaga Negeri 165
44 MAS YP KH. Jl. Lawu IV No.04-06 Swasta 66
SYAMSUDDIN
45 MAS YPIP Panjeng Negeri 36
46 NATIONAL IMMERSION JL. UKEL 39 Swasta 103
SENIOR HIGH SCHOOL
47 SLTA PONOROGO PONOROGO Negeri -
48 SMA BAKTI Jln. BATORO KATONG Swasta 636
NO.24
49 SMA HUDAYA Jln. BHAYANGKARA Swasta 19
GG.11/19
50 SMA ISLAM TERPADU JL. PONOROGO-MADIUN Swasta 23
ALMAWADDAH KM 4,1
51 SMA MERDEKA Jln. PACAR NO. 30 Swasta 99
52 SMA MUHAMMADIYAH 1 Jln. BATORO KATONG Swasta 4
NO.6 B
53 SMA MUHAMMADIYAH 3 Jln. JEND. SUDIRMAN Swasta 205
PONOROGO NO. 72
54 SMA MUHAMMADIYAH 4 JL. PEMUDA NO. 11 Swasta -
BALONG
55 SMA PEMBERDAYAAN Ds. BAOSAN KIDUL Swasta 280
BANGSA
56 SMA PGRI 1 Jln. ASTROKORO NO.39 Swasta 197
57 SMAN 1 BABADAN Jln. PERIKANAN Negeri 341
58 SMAN 1 BADEGAN Jln. KI AGENG PUNUK Negeri 595
NO. 2
59 SMAN 1 BALONG Jln. KEMAJUAN NO. 8 Negeri 508
60 SMAN 1 BUNGKAL Jl. A. Yani No.21 Negeri 189
61 SMAN 1 JENANGAN Ds. SEMANDING Negeri 456
62 SMAN 1 JETIS Ds. JETIS Negeri 196
63 SMAN 1 KAUMAN CARAT Negeri 325
64 SMAN 1 MLARAK JL. RAYA MLARAK- Negeri 222
PULUNG MLARAK
PONOROGO 63472
65 SMAN 1 NGRAYUN Ds. SELUR Negeri 99
66 SMAN 1 PONOROGO Jln. BUDI UTOMO NO. 1 Negeri 602
67 SMAN 1 PULUNG Jln. JAYENGRONO NO. Negeri 438
36
68 SMAN 1 SAMBIT Jln. PONOROGO Negeri 571
TRENGGALEK
69 SMAN 1 SAMPUNG Ds. SAMPUNG Negeri 267
70 SMAN 1 SLAHUNG Jln. RAYA BUNGKAL Negeri 615
71 SMAN 1 SOOKO Ds. SOOKO Negeri 220
72 SMAN 2 PONOROGO Jln. PACAR NO. 24 Negeri 523
73 SMAN 3 PONOROGO Jln. LAKS YOS Negeri 902
SUDARSO III/1
TOTAL 13.517

Data SMK

Jumlah Siswa
No. Nama Alamat Status

1 SMK "KIMIA INDUSTRI" JL TANGGULANGIN 20 A Swasta -


FATHUL MUNA SAMBIT PONOROGO
2 SMK AL-ISLAM JL. MADURA Swasta 141
3 SMK AL-MAWADDAH JL. MANGGA COPER Swasta 10
JETIS
4 SMK BAKTI Jln. WONO PRINGGO Swasta 431
5 SMK BRAWIJAYA Jln. MENUR NO. 2 Swasta 81
6 SMK DARUL ISTIQOMAH JL. SERUT SEWU 02 Swasta 92

7 SMK JETIS 1 Ds. TURI Swasta 25


8 SMK KECIL DARUL FIKRI BRINGIN Swasta -
9 SMK KECIL HUDATUL JL YOS SUDARSO 2b Swasta -
MUNA 2
10 SMK KECIL PP AL-ISLAM DESA JORESAN Swasta -

11 SMK KI HAJAR JL. R.PATAH Swasta 109


DEWANTARA
12 SMK Kecil Al Iman Swasta 23
13 SMK Kecil PP Al Inabah Swasta -
14 SMK Kecil PP Al Swasta 51
Mawaddah
15 SMK MUHAMMADIYAH 1 Jln. KYAI KASAN BESARI Swasta 291
NO. 4
16 SMK MUHAMMADIYAH 1 Jln. RAYA JENANGAN NO. Swasta 13
68
17 SMK MUHAMMADIYAH 1 JL. DIPONEGORO 15 Swasta 145
SOMOROTO
18 SMK MUHAMMADIYAH 2 Jln. TAMRIN NO.5 Swasta 76

19 SMK NEGERI 2 JL.LAKS YOS SUDARSO Negeri 682


PONOROGO 21A
20 SMK PEMBANGUNAN 1 Jln. Hj. MASMANSUR Swasta 77
GG.IV NO. 12
21 SMK PEMKAB Jln. NIKEN GANDINI Swasta 469
22 SMK PGRI 1 Jln. IRAWAN NO. 13 Swasta 723
23 SMK PGRI 2 Jln. SOEKARNO HATTA Swasta 1.288
24 SMK SORE 1 Jln. MT HARYONO NO. Swasta 217
131
25 SMK WAKID HASYIM JLn. BHYANGKARA GG 2 Swasta 1
NO.19
26 SMKN 1 Badegan Negeri 753
27 SMKN 1 JENANGAN Jln.NIKEN GANDINI Negeri 1.209
NO.98
28 SMKN 1 PONOROGO Jln. JEND. SUDIRMAN Negeri 735
NO.10
29 SMKN 1 SAWOO Jln. JEND. SUDIRMAN Negeri 201
30 SMKN 1 SLAHUNG JL. MACAN TUTUL Negeri 335
TOTAL 8.178
Kabupaten Ponorogo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kabupaten Ponorogo

Kabupaten

(Dari atas, kiri ke kanan): Alun-alun, Pendopo, Graha Krida Praja, Gapura selamat datang, Patung singa, Masjid agung, Telaga Ngebel

Lambang

Julukan: Kota Reog

Semboyan: REOG (Resik Endah Omber Girang Gemirang)


Peta Kabupaten Ponorogo

Kabupaten Ponorogo

Letak Kabupaten Ponorogo di Pulau Jawa

Koordinat: 75210LU 1112746BT

Negara Indonesia

Provinsi Jawa Timur

Hari jadi 11 Agustus 1496

Pemerintahan

Bupati Drs. H. Ipong Muchlissoni

Wakil Drs. H. Soedjarno, M.M.


Bupati

Area

Total 1.371.78 km2 (529.65 sq mi)


Ketinggian 92 - 2,563 m (8,317 ft)

Populasi (2015[1])

Total 986,224

Kepadat 720/km2 (1,900/sq mi)


an

Demografi

Agama Islam (98,11%), Kristen (0,33%), Katolik (0,27%), Buddha (0,03%), Hindu (0,01%), Konghuc
u (0.002%)[2]

Bahasa Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia

Zona WIB (UTC+7)


waktu

Kode pos 63400

Kode (+62) 0352


wilayah

Plat AE (S,T,U,V,W)
kendaraan

Situs web ponorogo.go.id

Pertunjukan reog Ponorogo pada tahun 1920

Gedung pemerintah Kabupaten Ponorogo (Graha Krida Praja)

Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten
ini terletak di koordinat 111 17 - 111 52 BT dan 7 49 - 8 20 LS dengan ketinggian antara 92
sampai dengan 2.563 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km[3].
Kabupaten ini terletak di sebelah barat dari provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung
dengan provinsi Jawa Tengah atau lebih tepatnya 220 km arah barat daya dari ibu kota provinsi
Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2015 berdasarkan hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk
Kabupaten Ponorogo adalah 986.224 jiwa.[1]
Hari jadi Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal 11 Agustus, karena pada tanggal 11
Agustus 1496, Bathara Katong diwisuda/dinobatkan sebagai adipati pertama Kadipaten
Ponorogo. Pada tahun 1837, Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah
menjadi Kabupaten Ponorogo.[4][5] Semenjak tahun 1944 hingga sekarang Kabupaten Ponorogo
sudah berganti kepemimpinan sebanyak 16 kali.
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini
merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Ponorogo juga dikenal sebagai Kota Santri karena
memiliki banyak pondok pesantren, salah satu yang terkenal adalah Pondok Modern
Darussalam Gontor yang terletak di desa Gontor, kecamatan Mlarak.
Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian
acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam
seni dan tradisi, di antaranya Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka,
dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.[6]

Daftar isi
[sembunyikan]

1Etimologi
2Sejarah
3Pemerintahan
o 3.1Kepala Daerah
o 3.2Perwakilan
o 3.3Pembagian administratif
4Geografi
o 4.1Topografi
o 4.2Iklim
o 4.3Batas-batas administrasi
5Ekonomi
6Komoditas
7Demografi
o 7.1Penduduk
o 7.2Agama
o 7.3Bahasa
8Seni budaya
o 8.1Kesenian
o 8.2Budaya dan adat-istiadat
9Pariwisata
o 9.1Obyek wisata budaya
o 9.2Obyek wisata industri
o 9.3Obyek wisata alam
o 9.4Obyek wisata religius
10Pendidikan
o 10.1Pondok pesantren
o 10.2Perguruan tinggi
o 10.3Sekolah dasar dan menengah
11Transportasi
o 11.1Kendaraan tradisional
o 11.2Bus dalam kota
o 11.3Angkodes
o 11.4Bus antar kota
o 11.5Kereta api
12Makanan khas
13Referensi
14Pranala luar

Etimologi[sunting | sunting sumber]


Ponorogo berasal dari dua kata yaitu pramana dan raga. Pramana berarti daya kekuatan,
rahasia hidup, sedangkan raga berarti badan, jasmani. Kedua kata tersebut dapat ditafsirkan
bahwa di balik badan manusia tersimpan suatu rahasia hidup (wadi) berupa olah batin yang
mantap dan mapan berkaitan dengan pengendalian sifat-sifat amarah, aluwamah /
lawamah, shufiah dan muthmainah. Manusia yang memiliki kemampuan olah batin yang mantap
dan mapan akan menempatkan diri di manapun dan kapanpun berada.[5] Namun ada pula yang
menyebutkan bahwa pono berarti melihat dan rogo berarti badan, raga, atau diri. Sehingga arti
Ponorogo adalah "melihat diri sendiri" atau dalam kata lain disebut "mawas diri".[7]
Asal-usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dalam musyawarah bersama Raden
Bathoro Katong, Kyai Mirah, Selo Aji dan Joyodipo pada hari Jum'at saat bulan purnama,
bertempat di tanah lapang dekat sebuah gumuk (wilayah katongan sekarang). Dalam
musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakan Pramana
Raga yang akhirnya berubah menjadi Ponorogo.[5]

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Menurut Babad Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelah Raden Katong
sampai di wilayah Wengker. Pada saat itu Wengker dipimpin oleh Suryo Ngalam yang dikenal
sebagai Ki Ageng Kutu. Raden Katong lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk
pemukiman (yaitu di dusun Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang).
Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang silih berganti,
Raden Katong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan
pemukiman.
Tahun 1482 1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun
kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan
dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong
(Raden Katong) dapat mendirikan Kadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia
menjadi adipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496, tanggal inilah yang kemudian di
tetapkan sebagai hari jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam
atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala berupa sepasang batu gilang yang
terdapat di depan gapura kelima di kompleks makam Batara Katong dan juga mengacu pada
buku Hand book of Oriental History. Pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet
berupa gambar manusia yang bersemedi, pohon, burung garuda dan gajah. Candrasengkala
memet ini menunjukkan angka tahun 1418 Saka atau tahun 1496 M. Sehingga dapat ditemukan
hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo yaitu hari Minggu Pon, tanggal
1 Besar 1418 Saka bertepatan tanggal 11 Agustus 1496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya
melalui seminar Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang diselenggarakan pada tanggal 30
April 1996 maka penetapan tanggal 11 Agustus sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo telah
mendapat persetujuan DPRD Kabupaten Ponorogo.[4][5]
Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah pimpinan Raden Katong , tata pemerintahan
menjadi stabil dan pada tahun 1837Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah
menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.[5]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]


Kepala Daerah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Bupati Ponorogo
Berikut nama-nama bupati Ponorogo sejak 1837:

No. Foto Nama Dari Sampai Wakil Bupati Keterangan

R. Adipati
1. 1837 1854
Mertohadinegoro

2. R. Mas Sasrokusuma 1854 1856

R. Mas Tumenggung
3. 1856 1882
Cokronegoro I

4. R. Mas Cokronegoro II 1882 1914

R. Tumenggung menjabat 7
5. 1914 1914
Sasroprawiro Hari

R. Mas
6 1914 1916
Cokrohadinegoro

7. Pangeran Kusumo Yuda 1916 1926

8. R. Tumenggung Saim 1926 1934

9. R. Sutikno 1934 1944

10. R. Soesanto Tirtoprodjo 1944 1945

11. R. Tjokrodiprodjo 1945 1949


12. R. Prajitno 1949 1951

Mayjen TNI R.
13. Moehamad 1951 1955
Mangoendipradja

14. R. Mahmoed 1955 1958

15. R.M. Harjogi 1958 1960

R. Dasoeki
16. 1960 1967
Prawirowasito

17. R. Soejoso 1967 1968

18. R. Soedono Soekirdjo 1968 1974

19. H. Soemadi 1974 1984

Drs. Soebarkah Poetro


20. 1984 1989
Hadiwirjo

21. Drs. R. Gatot Soemani 1989 1994

DR. H.M. Markum H. Muryanto,


22. 1994 2004
Singodimedjo SH, MM

23. H. Muryanto, SH, MM 2004 2005


H. Muhadi Suyono, SH,
24. 2005 2010 H. Amin, SH
MSi

Yuni
25. 100px H. Amin, SH 2010 2015 Widyaningsih,
SH

Drs. H. Ipong Drs. H.


26. 2016 Petahana
Muchlissoni Soedjarno, MM.

Sumber:http://ponorogoinparadise.blogspot.co.id/2011/08/nama-nama-penjabat-bupati-ponorogo.html

Perwakilan[sunting | sunting sumber]


DPRD Kabupaten Ponorogo hasil Pemilu 2014 tersusun dari 10 partai politik, dengan perincian
sebagai berikut:

Partai Kursi

Partai Golkar 10

7
PKB

Partai Demokrat 6

6
Partai Gerindra

6
PAN
5
PDI-P

2
PKS

1
Partai NasDem

PPP 1

Partai Hanura 1

Total 45

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten
Ponorogo
Kabupaten Ponorogo, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat
pemerintahannya adalah Kecamatan Ponorogo. Kabupaten Ponorogo terdiri atas 21 kecamatan,
yang dibagi lagi atas 279 desa dan 26 kelurahan.

Kecamatan-kecamatan di Ponorogo
1. Kecamatan
Ponorogo
12. Kecamatan Pudak
2. Kecamatan Siman
13. Kecamatan Sooko
3. Kecamatan
Mlarak 14. Kecamatan Sawoo
15. Kecamatan
4. Kecamatan Jetis
Sambit
5. Kecamatan
16. Kecamatan
Balong
Bungkal
6. Kecamatan
17. Kecamatan
Kauman
Ngrayun
7. Kecamatan
18. Kecamatan
Sukorejo
Slahung
8. Kecamatan
Babadan 19. Kecamatan
Jambon
9. Kecamatan
Jenangan 20. Kecamatan
Badegan
10. Kecamatan
Ngebel 21. Kecamatan
Sampung
11. Kecamatan
Pulung

Geografi[sunting | sunting sumber]


Topografi[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Ponorogo mempunyai luas wilayah 1.371,78 km dengan ketinggian antara 92
sampai dengan 2.563 meter di atas permukaan laut yang dibagi menjadi 2 sub-area, yaitu area
dataran tinggi yang meliputi kecamatan Ngrayun, Sooko,Pulung, dan Ngebel sisanya merupakan
area dataran rendah. Sungai yang melewati ada 14 sungai dengan panjang antara 4 sampai
dengan 58 Km sebagai sumber irigasi bagi lahan pertanian dengan produksi padi maupun
hortikultura. Sebagian besar dari luas yang ada terdiri dari area kehutanan dan lahan sawah
sedang sisanya digunakan untuk tegal pekarangan Kabupaten Ponorogo mempunyai dua musim
yaitu penghujan dan kemarau.[3]
Iklim[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Ponorogo memiliki iklim tropis yang mengalami dua
musim, kemarau dan penghujan. Curah hujan paling tinggi terjadi pada
bulan Desember, Januari, dan Februari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli, Agustus,
dan September. Suhu di Kabupaten Ponorogo sepanjang tahun relatif sama dengan suhu rata-
rata tertinggi 32,2 C dan suhu rata-rata terendah 23,9 C

[sembunyikan]Data iklim Kabupaten Ponorogo


Tahu
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
n
Rekor 40 38 39 39 39 38 39 39
36 36 37 36 40
tertinggi C (104 (101 (102 (102 (102 (101 (102 (102
(96) (97) (98) (97) (104)
(F) ) ) ) ) ) ) ) )
Rata-rata
31 31 31 32 33 33 33 33 34 33 32 31 32.3
tertinggi C
(87) (87) (88) (90) (91) (91) (91) (92) (93) (92) (90) (88) (90)
(F)
Rata-rata
24 24 24 24 24 24 23 23 23 24 24 24 23.8
terendah C
(75) (75) (75) (76) (76) (75) (74) (74) (74) (75) (76) (75) (75)
(F)
Rekor
20 15 13 14 18 14 14 13 17 15 13 14 13
terendah C
(68) (59) (56) (58) (64) (58) (58) (55) (62) (59) (56) (58) (55)
(F)
240 202 103 86 52 58 25 22 26 100 138 197 1.249
Presipitasi m
(9.4 (7.9 (4.0 (3.3 (2.0 (2.28 (0.98 (0.87 (1.02 (3.94 (5.43 (7.76 (49,1
m (inci)
5) 5) 6) 9) 5) ) ) ) ) ) ) ) 8)

Rata-rata hari
19 16 14 11 6 6 3 3 3 9 12 16 118
hujan

% kelembap
83 83 81 78 74 72 69 66 67 71 77 81 75.2
an

Sumber: Weather2[8]

Batas-batas administrasi[sunting | sunting sumber]


Kabupaten Ponorogo terletak di antara 111 17 - 111 52 BT dan 7 49 - 8 20 LS dengan
batas wilayah sebagai berikut[9]:

Utara Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Nganjuk

Selatan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Trenggalek


Barat Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah)

Timur Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek

Jarak ibu kota Ponorogo dengan ibu kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya) kurang lebih 200 km
arah timur laut dan ke ibu kota negara (Jakarta) kurang lebih 800 km ke arah barat.[3]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]


Kabupaten Ponorogo memiliki fasilitas perdagangan yang cukup lengkap, fasilitas tersebut
berupa pasar dan pertokoan yang tersebar di seluruh wilayah. Pasar-pasar besar Kabupaten
Ponorogo antara lain Pasar Legi Songgolangit di Kecamatan Ponorogo, Pasar Wage
di Kecamatan Jetis, Pasar Pon di Kecamatan Jenangan dan pasar-pasar lain yang umumnya
buka menurut hari dalam penanggalan Jawa. Di kabupaten ini juga terdapat pasar hewan
terbesar di Karesidenan Madiun, yaitu Pasar Hewan Jetis yang buka setiap hari Pahing.
Selain menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, keberadaan pasar tersebut juga penting
dalam rangka menunjang kegiatan sistem koleksidistribusi terhadap barang-barang kebutuhan
penduduk dan beberapa komoditi pertanian yang dihasilkan oleh Kabupaten Ponorogo.
Sedangkan fasilitas perdagangan yang berupa pertokoan banyak berkembang di kabupaten ini
terutama toko-toko swalayan. DiPonorogo terdapat juga pusat perbelanjaan yaitu Ponorogo City
Center yang dilengkapi dengan tenant-tenant ternama seperti Hypermart,Lotus Department
Store,Electronic City,Bioskop Cinemax,DLL.
Produk domestik regional bruto (PDRB) tertinggi pada tahun 2007 adalah
sektor pertanian dengan 28,77% dan terendah adalah Listrik dan Air Bersih dengan
1,87%.[10] Upah minimum regional (UMR) pada tahun 2007 adalah Rp.450.000 dan untuk tahun
2008 adalah Rp.500.000.[11]

Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah (Harga Konstan)


Tahun
Sektor 2005 2006 2007
Rupiah (juta) % Rupiah (juta) % Rupiah (juta) %
an 743.932.390 28,97 778.037.750 28,87 813.940.710 28,
angan, Hotel, Restoran 635.545.770 24,75 661.149.600 24,54 687.798.330 24,
326.472.250 12,71 338.848.680 12,58 351.720.160 12,
i Pengolahan 230.874.120 8,99 249.565.780 9,26 269.910.660 9,5
nan 231.754.993 9,03 246.517.790 9,15 262.213.720 9,2
an/Komunikasi 141.520.890 5,51 149.766.260 5,56 158.528.380 5,6
Keu/Perum 142.842.530 5,56 148.219.790 5,50 153.871.710 5,4
bangan 76.814.400 2,99 77.528.770 2,88 78.277.460 2,7
dan Air bersih 38.152.080 1,49 44.886.280 1,67 52.828.250 1,8
Total 2.567.909.423 100 2.694.520.700 100 2.829.089.380 10
Sumber:BKPM[10]

Komoditas[sunting | sunting sumber]


Komoditas unggulan Kabupaten Ponorogo yaitu sektor perkebunan dan pertanian. Sektor
perkebunan komoditas unggulannya adalah kakao, tebu, kopi, kelapa, cengkeh, dan jambu
mete. Sektor Pertanian komoditas yang diunggulkan adalah tembakau.[12] Beberapa komoditas
pertanian dan perkebunan lainnya adalah padi, ubi kayu, jagung, kacang kedelai, dan kacang
tanah. Komoditas sektor perkebunan tahun 2009 menghasilkan tebu 12.985 ton, kelapa 3.915
ton, kopi 167 Ton.[13]
Ketersediaan lahan perkebunan pada tahun 2011 yang sudah digunakan untuk cengkeh seluas
2876 Ha, jambu Mete seluas 1340 Ha, kakao seluas 1723 Ha, kelapa seluas 6108
Ha, kopi seluas 580 Ha, dan tebu seluas 2466 Ha.[14]

Demografi[sunting | sunting sumber]


Penduduk[sunting | sunting sumber]
Sejarah kependudukan

Tahun Jumlah penduduk

1980 783.356

1990 837.055

2000 841.497

2007 852.534

2008 853.567

2009 854.505

2010 855.281
Sumber:
BPS Kabupaten Ponorogo[15] dan BPS Jawa Timur[16]

Menurut publikasi BPS jumlah penduduk di 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo pada Sensus
penduduk tahun 2010 adalah 855.281 yang terdiri atas 427,592 pria dan 427,689
wanita[1] dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 99,97 yang berarti jumlah penduduk laki-
laki hampir sama besarnya dengan jumlah penduduk perempuan. Rasio tertinggi terdapat
di Kecamatan Mlarak yaitu sebesar 128 (setiap 100 perempuan terdapat 128 laki-laki) dan rasio
terendah terdapat di Kecamatan Jetis yaitu sebesar 95 (setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-
laki). Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Ponorogo yaitu
sebanyak 3.333 jiwa/km2 dan yang palig rendah adalah Kecamatan Pudak yaitu sebanyak 182
jiwa/km2.[15]
Agama[sunting | sunting sumber]
Agama yang dianut oleh penduduk kabupaten Ponorogo beragam. Menurut data dari Badan
Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk tahun 2010, penganut Islam berjumlah 839.127 jiwa
(98,11%), Kristen berjumlah 2.864 jiwa (0,33%), Katolik berjumlah 2.268 jiwa
(0,27%), Buddha berjumlah 261 jiwa (0,03%), Hindu berjumlah 82 jiwa (0,01%), Kong Hu
Cu berjumlah 14 jiwa (0,002%), agama lainnya berjumlah 25 jiwa (0,003%), tidak terjawab dan
tidak ditanyakan berjumlah 10.640 jiwa (1,24%).[2]
Jumlah keseluruhan tempat peribadatan di Ponorogo pada tahun 2010 adalah sejumlah 4233
buah. Masjid berjumlah 1448 buah, Mushola berjumlah 2754 buah, Gereja Protestan berjumlah
21 buah, Gereja Katolik berjumlah 8 buah, dan Wihara berjumlah 2 buah.[17]
Bahasa[sunting | sunting sumber]
Bahasa yang digunakan di Kabupaten Ponorogo adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi, dan bahasa Jawa Madiun sebagai bahasa sehari-hari.
Seni budaya[sunting | sunting sumber]
Kesenian[sunting | sunting sumber]

Reog Ponorogo, salah satu kesenian di Ponorogo

Ponorogo memiliki banyak sekali kesenian daerah, salah satu yang terkenal adalah Reog. Seni
Reog merupakan rangkaian tarian yang terdiri dari tarian pembukaan dan tarian inti. Tarian
pembukaan biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam,
dengan muka dipoles warna merah. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis
yang menaiki kuda. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil
yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan. Setelah tarian
pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi di mana seni
reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan
percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir
adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota
yang terbuat dari bulu burung merak. Namun adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti
skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya
pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang
sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan.

Gajah-gajahan, salah satu kesenian di Ponorogo selain Reog

Selain Reog terdapat juga kesenian lain, yaitu Gajah-gajahan. Jenis kesenian ini mirip dengan
hadroh atau samproh klasik, terutama alat-alat musiknya. Perbedaannya adalah terdapatnya
sebuah patung gajah. Perbedaan lainnya adalah kesenian ini tidak memiliki pakem yang tetap
mulai alat-alat musik, gerak tari, lagu, dan bentuk musiknya berubah seiring perkembangan
zaman.
Budaya dan adat-istiadat[sunting | sunting sumber]
Kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Ponorogo dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat-
istiadat masyarakat Jawa Tengah. Beberapa budaya masyarakat Ponorogo adalah Larung
Risalah Do'a, Grebeg Suro, dan Kirab pusaka. Masyarakat Ponorogo memiliki adat-istiadat yang
sangat khas yaitu, becekan (suatu kegiatan dengan mendatangi dan memberikan bantuan
berupa bahan makanan; beras, gula, dan sejenisnya kepada keluarga, tetangga atau kenalan
yang memiliki hajat pernikahan atau khitanan) dan sejarah (silaturahim ke tetangga dan sanak
saudara pada saat hari raya Idul Fitri yang biasanya dilakukan dengan mendatangi rumah orang
yang berumur lebih tua).

Pariwisata[sunting | sunting sumber]


Terdapat beberapa objek wisata di Kabupaten Ponorogo, di antaranya objek wisata budaya,
objek wisata industri, objek wisata alam dan objek wisata religius.
Obyek wisata budaya[sunting | sunting sumber]

Larung Risalah Do'a

Setiap tanggal 1 Muharram (1 Suro), pemerintah Kabupaten Ponorogo


menyelenggarakan Grebeg Suro. Dalam rangkaian perayaan Grebeg Suro ini diadakan Kirab
Pusaka yang biasa diselenggarakan sehari sebelum tanggal 1 Muharram. Pusaka peninggalan
pemimpin Ponorogo zaman dahulu,saat masih dalam masa Kerajaan Wengker, diarak bersama
pawai pelajar dan pejabat pemerintahan di Kabupaten Ponorogo, dari makam Bathara Katong
(pendiri Ponorogo) di daerah Pasar Pon sebagai kota lama, ke Pendapa Kabupaten. Pada
malam harinya, di alun-alun kota, Festival Reog Nasional memasuki babak final. Esok paginya
ada acara Larung Risalah Do'a di Telaga Ngebel, di mana nasi tumpeng dan kepala kerbau
dilarung bersama do'a ke tengah-tengah telaga.[18]Perayaan Grebeg Suro ini menjadi salah satu
jadwal kalender wisata Jawa Timur. Obyek wisata budaya lainnya, yaitu Taman Rekreasi Singo
Pitu, Pentas Wayang Kulit dan Reog Bulan Purnama.[19]
Obyek wisata industri[sunting | sunting sumber]
Di Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa sentra industri, di antaranya sentra
industri seng di Desa Paju Kecamatan Ponorogo, sentra industri jenang di Desa
JosariKecamatan Jetis dan sentra industri kulit di Desa Nambangrejo Kecamatan Sukorejo.[19]
Obyek wisata alam[sunting | sunting sumber]
Beberapa objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Ponorogo yaitu,[19][20];
Telaga Ngebel

Telaga Ngebel
Telaga Ngebel adalah sebuah danau alami yang terletak di Kecamatan Ngebel,
Kabupaten Ponorogo. Kecamatan Ngebel terletak di lereng gunung Wilis. Telaga
Ngebel terletak sekitar 30 km dari pusat kota Ponorogo dengan ketinggian 734 meter di
atas permukaan laut. Keliling dari Telaga Ngebel sekitar 5 km dan suhu di telaga ini
berkisar antara 20 - 26 derajat celcius.

Taman Wisata Ngembag


Taman Wisata Ngembag adalah taman wisata yang terletak di
Kelurahan Ronowijayan Kecamatan Siman sekitar 3 km di sebelah timur dari pusat
kota Ponorogo. Taman ini terdiri dari sumber air yang dilengkapi dengan taman bermain
dan kolam renang anak. Sebelumnya Ngembag dikenal sebagai mata air yang tak
terawat. Kemudian oleh Pemkab Ponorogo diubah sebagai taman kota yang dilengkapi
dengan kolam renang anak dan juga beberapa permainan anak-anak.[21]

Air Terjun Pletuk


Air Terjun Pletuk atau juga dikenal dengan nama Coban Temu adalah air terjun yang
terletak di Dusun Kranggan, Desa Jurug, Kecamatan Sooko, sebelah tenggara dari pusat
kota Ponorogo atau lebih tepatnya sebelah selatan dari Kecamatan Pulung. Air terjun ini
memiliki ketinggian sekitar 30 m dan berada di atas ketinggian 450 meter di atas laut.
Kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan yang menjulang tinggi, dan ditumbuhi sejumlah
tanaman.[22]

Gunung Bayangkaki
Gunung Bayangkaki adalah gunung yang tak aktif yang terletak di Ponorogo Jawa Timur,
tepatnya di Desa Temon, Kecamatan Sawoo. Gunung Bayangkaki memiliki empat
puncak, yakni Puncak Ijo (Gunung Ijo), Puncak Tuo (Gunung Tuo), Puncak Tumpak
(Puncak Bayangkaki) dan Puncak Gentong (Gunung Gentong). Di balik indahnya alam
dan kokohnya batu-batu besar yang menjulang, Bayangkaki memiliki berbagai keunikan
dan masih diselimuti dengan mitos yang terus berkembang dalam masyarakat sampai
sekarang. Salah satu mitos yang berkembang dalam masyarakat adalah ketika Puncak
Gentong sudah terbakar tanpa sebab berarti musim penghujan akan segera tiba.[23]

Air Terjun Juruk Klenteng


Air terjun Juruk Klenteng atau air terjun Tumpuk adalah air terjun yang terletak di Desa
Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Air terjun ini berlokasi di
perbatasan Ponorogo dan Trenggalek. Dinamakan air terjun Juruk Klenteng karena
tempatnya yang menjuruk kedalam dihimpit dua tebing gunung bebatuan. Air terjun ini
memiliki ketinggian sekitar 45 meter ini. Pada ujung bawah air terjun terdapat sendang
yang airnya terlihat hijau yang disebut kedung. Menurut mitos, kedung atau lubuk
tersebut adalah tembusan ke laut selatan.[24]

Gua Lowo
Penggalian situs arkeologi di Gua Lowo, Sampung pada tahun 1929

Gua Lowo terletak di Kecamatan Sampung, sekitar 20 km dari pusat kota Ponorogo. Air
terjun ini dinamakan Gua Lowo karena dihuni oleh banyak kelelawar. Kelelawar yang
hidup di dalam gua ini bebas dan tidak mengganggu masyarakat setempat. Dalam gua
ini juga ditemukan situs arkeologi yang memiliki nilai arkeologis tinggi. Lingkungan
sekitar gua ini sangat alami dan dikelilingi oleh pepohonan dan batu-batuan.[25]

Hutan Wisata Kucur


Hutan wisata Kucur atau taman wisata Kucur adalah hutan wisata yang terletak
di Kecamatan Badegan, sekitar 20 km ke barat. Ada sumber air (kucur) di tengah hutan
jati yang juga berfungsi sebagai taman nasional dan tempat perkemahan. Selain itu,
karena lokasinya yang strategis, yang terletak di antara jalan Jawa Timur dan Jawa
Tengah, taman wisata Kucur sering menjadi tempat beristirahat oleh siapa saja yang
melakukan perjalanan.[26]

Air Terjun Toyomerto


Air terjun Toyomerto atau dikenal juga dengan sebutan air terjun Selorejo terletak di
Dusun Toyomerto, Desa Pupus, Kecamatan Ngebel, sekitar 35 km dari pusat kota.
Akses ke air terjun ini medannya cukup sulit, menanjak penuh kelok dengan kanan kiri
tebing curam dan membutuhkan kerja eksta untuk menuju ke sana. Namun hal itu dapat
membawa pengalaman yang berbeda bagi para petualang.[27] Air terjun ini terdiri dari 2
tingkat air dalam satu aliran yang jatuh dari tebing batu. Masing-masing tingkatan
memiliki ketinggian 25 hingga 30 meter. Untuk tingkat pertama dikenal dengan nama Air
Terjun Selorejo Atas dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat
kedua. Untuk tingkat kedua dikenal dengan nama Air Terjun Selorejo Bawah. Pada
Selorejo atas dindingnya dapat dipanjat.[28]
Air Terjun Setapak
air terjun setapak berada di desa banaran pulung ponorogo. akses ke air terjun setapak
ini cukup sulit karena melewati hutan hujan tropis yang sangat lebat. air terjun ini berada
disekitar pegunungan wilis selatan tepatnya di utara bukit wolan. air terjun ini memiliki
ketinggian 13 meter dengan air debet air yang cukup banyak dan dingin.
Obyek wisata religius[sunting | sunting
sumber]
Masjid Tegalsari

Di Kabupaten Ponorogo terdapat dua jenis objek wisata


religius, yaitu objek wisata ziarah dan objek
wisata agama. Obyek wisata ziarah di antaranya
adalah Makam Bathara Katong di desa Desa
Setono Kecamatan Jenangan dan Makam
Gondoloyo di desa Desa Tanjungsari Kecamatan
Jenangan. Dan objek wisata agama di antaranya
adalah Mata Air Sendang Waluyo Jati yang merupakan
tempat ibadah penganut Katolik, dengan
sebuah Patung Maria di Desa Klepu Kecamatan
Sooko dan Masjid Tegalsari yang dibangun abad XVII
oleh Kyai Ageng Hasan Besari, berarsitektur Jawa
dengan 36 tiang, serta kitab berusia 400 tahun yang
ditulis Ronggo Warsito di Desa Tegalsari Kecamatan
Jetis.[19]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]


Di Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa pondok
pesantren yang melahirkan tokoh-tokoh nasional, di
antaranya Nurcholis Madjid, Hasyim Muzadi, Din
Syamsuddin dan Hidayat Nurwahid. Pesantren yang
tercatat di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama untuk tahun 2008 berjumlah 58
pesantren.[29]
Selain pesantren, terdapat pula pendidikan formal
negeri maupun swasta. Berikut ini adalah data
pendidikan formal di kabupaten Ponorogo dari Data
Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas) untuk wilayah Kabupaten
Ponorogo tahun 2011/2012:

Perguruan
Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Lain-lain
tinggi

Negeri 13 625 63 20 7 0 1

Swasta 617 88 108 57 25 4 7


Total 630 713 171 77 32 4 8

Data pendidikan di kabupaten Ponorogo


Sumber:Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional[30]

Pondok pesantren[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar
pesantren di Kabupaten Ponorogo

1. Pondok Modern Darussalam Gontor


2. Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
3. Pondok Pesantren Al-Islam Joresan
4. Pondok Modern Arrisalah Slahung
5. Pondok Pesantren Darul Huda Mayak
6. Pondok Pesantren Al-Iman Sumoroto
7. Pondok Pesantren Darun Najah
8. Pondok Pesantren KH Syamsuddin
Durisawo, Nologaten
9. Pesantren Putri Al-Mawaddah Coper
10. Pondok Pesantren Hudatul Muna Jenes
11. Pondok Pesantren Putra Chasanul Hidayah
Bajang Balong Ponorogo
12. Pondok Pesantren Putri Darus Sa'adah Bajang
Balong Ponorogo
13. Pondok Pesantren Al-Amin Ronowijayan
Ponorogo
Perguruan tinggi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar
perguruan tinggi di Ponorogo

1. Akademi Komunitas Negeri Ponorogo


(AKNP)[31]
2. Universitas Muhammadiyah
Ponorogo (UNMUHPO)
3. Universitas Merdeka Ponorogo (UMP)
4. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Ponorogo
5. Institut Sunan Giri (INSURI)
6. Institut Studi Islam Darussalam (ISID)
7. Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin
(IAIRM)
8. Akademi Keperawatan (AKPER) Pemkab
Ponorogo
9. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Ponorogo
10. Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Busana
Husada Ponorogo
11. Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
Sekolah dasar dan
menengah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar
sekolah di Ponorogo

1. SMKN 1 Jenangan Ponorogo


2. SMK PGRI 2 Ponorogo
3. SDN Mangkujayan 1 Ponorogo
4. SDN Brotonegaran 1 Ponorogo
5. SD Muhammadiyah Ponorogo
6. SD Ma'arif Ponorogo
7. SDN Mangkujayan 1 Ponorogo
8. SDN Brotonegaran 1 Ponorogo
9. SDN Bangunsari III Ponorogo
10. SDIT Qurrota Ayun Ponorogo
11. SMPN 1 Ponorogo
12. SMPN 2 Ponorogo
13. SMPN 3 Ponorogo
14. SMPN 4 Ponorogo
15. SMPN 5 Ponorogo
16. SMPN 6 Ponorogo
17. SMPN 1 Siman
18. SMPN 1 Jetis Ponorogo
19. MTSN Ponorogo
20. SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo
21. SMA Bakti Ponorogo
22. SMAN 1 Ponorogo
23. SMAN 2 Ponorogo
24. SMAN 3 Ponorogo
25. MAN 2 Ponorogo
26. SMAN 1 Sooko Ponorogo
27. SMAN 1 Jenangan
28. SMK PGRI 1 Ponorogo
29. SMKN 1 Ponorogo
30. SMPN 1 Jenangan Ponorogo
31. MI Ma'arif Sabilul Muttaqin Nambak Bungkal
Ponorogo
32. SMKN 1 Badegan
33. SMA N 1 Badegan
34. SDN Sukosari 1 Ponorogo
35. SMA PGRI 1 Ponorogo

Anda mungkin juga menyukai